SIBUK, TAPI KOSONG
Shalom,
apa kabar? disayang Tuhan, disayang Tuhan, disayang Tuhan
Bacaan
Alkitab Tahun 2025: Mazmur 44-47
“Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan
diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu...” (Lukas
10:41-42a)
Dalam
kehidupan yang serba cepat, banyak orang merasa harus terus produktif agar
dianggap berhasil. Kalender penuh, tubuh lelah, pikiran sibuk, tapi hati tetap
kosong. Di tengah hiruk-pikuk ini, kita seringkali lupa bertanya: Apakah
semua kesibukan ini benar-benar berarti?
Kisah
Marta dan Maria sangat relevan untuk kehidupan modern. Marta menyambut Yesus di
rumahnya, tindakan yang baik dan tulus. Ia sibuk mempersiapkan segala sesuatu
untuk menjamu Sang Tamu agung. Tapi dalam kesibukannya itu, ia mulai gelisah
dan marah karena merasa Maria tidak membantunya.
Marta
tidak salah karena sibuk. Yang menjadi persoalan adalah ketika kesibukan itu
membuatnya kehilangan damai, fokus, dan bahkan menyalahkan orang lain. Ia
begitu sibuk melayani Yesus sampai lupa untuk menikmati hadirat Yesus. Maria,
di sisi lain, memilih untuk duduk diam di kaki-Nya dan mendengarkan firman-Nya.
Yesus
tidak menegur Marta karena bekerja, tetapi karena hatinya penuh kekhawatiran
dan kegelisahan. Ia menunjukkan bahwa ada satu hal yang perlu dan tidak
akan diambil dari Maria: hubungan yang intim dengan Tuhan.
Kesibukan
tidak menjamin kepuasan batin. Bahkan aktivitas rohani sekalipun bisa menjadi
rutinitas kosong jika tidak dilandasi dengan kasih dan hubungan pribadi Deegan
Tuhan. Kita bisa rajin ke gereja, melayani, atau aktif di komunitas, tapi tetap
merasa hampa jika kehilangan “satu hal yang perlu.”
Mari
kita evaluasi: Apakah kita masih menyediakan waktu duduk di kaki Yesus setiap
hari? Ataukah kita terlalu sibuk dengan pelayanan, pekerjaan, dan kegiatan
hingga kehilangan arah?
Tuhan
Yesus memberkati, diberkati, diberkati, diberkati Tuhan, salam dan doa kami
#RumahDoaKeluarga
Bagi
yang membutuhkan konseling/doa dapat menghubungi: Rumah Doa
Keluarga (0852-5629-3956)
Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu...” (Lukas 10:41-42a)
BalasHapus“Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu...” (Lukas 10:41-42a)
BalasHapusHubungan yang intim dengan Tuhan itu yang Tuhan perlukan.
BalasHapus🙏🏻
BalasHapusAmin
BalasHapusSemoga kita tetap di jalan Tuhan semakin kita tau yang mana kita jalankan
BalasHapusThank you pak untuk renungannya, so blessed 💕
BalasHapusKesibukan tidak menjamin kepuasan batin. Bahkan aktivitas rohani sekalipun bisa menjadi rutinitas kosong jika tidak dilandasi dengan kasih dan hubungan pribadi Deegan Tuhan.
BalasHapusDalam kehidupan yang serba cepat, banyak orang merasa harus terus produktif agar dianggap berhasil. Kalender penuh, tubuh lelah, pikiran sibuk, tapi hati tetap kosong. Di tengah hiruk-pikuk ini, kita seringkali lupa bertanya: Apakah semua kesibukan ini benar-benar berarti?
BalasHapusDalam kehidupan yang serba cepat, banyak orang merasa harus terus produktif agar dianggap berhasil. Kalender penuh, tubuh lelah, pikiran sibuk, tapi hati tetap kosong..
BalasHapus:) Kisah Marta dan Maria sangat relevan untuk kehidupan modern. Marta menyambut Yesus di rumahnya, tindakan yang baik dan tulus. Ia sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menjamu Sang Tamu agung. Tapi dalam kesibukannya itu, ia mulai gelisah dan marah karena merasa Maria tidak membantunya.
BalasHapusHoras Amang Pandita
BalasHapusMari kita evaluasi: Apakah kita masih menyediakan waktu duduk di kaki Yesus setiap hari? Ataukah kita terlalu sibuk dengan pelayanan, pekerjaan, dan kegiatan hingga kehilangan arah?
BalasHapusRofika imanuelyn hutagaol
BalasHapus“Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu...” (Lukas 10:41-42a)
Yesus tidak menegur Marta karena bekerja, tetapi karena hatinya penuh kekhawatiran dan kegelisahan.
BalasHapusMarta tidak salah karena sibuk. Yang menjadi persoalan adalah ketika kesibukan itu membuatnya kehilangan damai, fokus, dan bahkan menyalahkan orang lain. Ia begitu sibuk melayani Yesus sampai lupa untuk menikmati hadirat Yesus. Maria, di sisi lain, memilih untuk duduk diam di kaki-Nya dan mendengarkan firman-Nya.
BalasHapusKita harus memilih untuk duduk diam di kaki-Nya dan mendengarkan firman-Nya.
BalasHapusAmen memiliki hubungan pribadi yang kuat dengan Tuhan
BalasHapusAktifitas rohani yang saya lakukan jangan sampai saya terjebak sebagai suatu rutinitas belaka, yang tidak membawa saya ke dalam hubungan yang intim dengan Tuhan dan tidak ada kerinduan di dalam hati saya untuk lebih mengenal Tuhan. Ketika saya ditegur Tuhan saat ini, maka saya meresponinya untuk kembali memperbaiki hubungan saya dengan Tuhan.
BalasHapus“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5)
BalasHapus