SIBUK TAPI KERING ROHANI
Shalom,
apa kabar? disayang Tuhan, disayang Tuhan, disayang Tuhan
Bacaan
Alkitab Tahun 2025: Mazmur 60-63
“Mengapa
kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan hasil jerih payahmu
untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?” (Yesaya 55:2a)
Di
dunia yang haus pencapaian, kita cenderung terus bergerak, bekerja, dan berlari
mengejar banyak hal: target, keberhasilan, status sosial, dan kenyamanan hidup.
Tapi di tengah semua itu, banyak orang rohaninya justru kering. Hati terasa
kosong. Iman terasa hampa. Jiwa haus, tapi tidak tahu mengapa.
Nabi
Yesaya menegur umat yang begitu sibuk bekerja, mengorbankan waktu, tenaga, dan
uang, namun tidak untuk sesuatu yang benar-benar memberi kehidupan. Mereka
menghabiskan semua energi untuk hal-hal yang “tidak mengenyangkan.”
Inilah
gambaran yang sangat relevan dengan kehidupan saat ini. Kita bisa sangat sibuk,
melayani, berorganisasi, bekerja keras, bahkan aktif secara rohani, tapi tetap
kering secara batiniah. Mengapa? Karena yang kita kejar bukan Tuhan, melainkan
hal-hal lain yang hanya memberi kenyang sesaat, tapi bukan kehidupan sejati.
Tuhan
mengundang kita kembali kepada-Nya, Sang Sumber Air Hidup. Ia berkata, “Marilah
kepada-Ku... dengarkan Aku, maka kamu akan hidup” (Yes. 55:3). Yang kita
butuhkan bukan lebih banyak aktivitas, tapi lebih banyak keintiman dengan
Tuhan. Bukan sekadar pelayanan, tapi hubungan pribadi yang hidup dan dalam.
Kekeringan
rohani bukan berarti kita harus berhenti dari semua kesibukan. Tapi ini saatnya
mengevaluasi: apakah semua yang kita lakukan benar-benar berasal dari relasi
kita dengan Tuhan? Apakah kita memberi waktu untuk membaca firman, berdoa, dan
berdiam di hadapan-Nya?
Kesibukan
yang tidak lahir dari persekutuan akan menghasilkan kekosongan. Tapi keintiman
dengan Tuhan akan memberi kekuatan, bahkan di tengah kesibukan.
Hari
ini kita renungkan: Apakah saat ini saya merasa kering secara rohani? Apa yang
mungkin menjadi penyebabnya? Sudahkah saya “membelanjakan” waktuku untuk
hal-hal yang memberi kehidupan sejati? Apa langkah konkret yang bisa
saya ambil untuk kembali dekat dengan Tuhan?
Tuhan
Yesus memberkati, diberkati, diberkati, diberkati Tuhan, salam dan doa kami
#RumahDoaKeluarga
Bagi
yang membutuhkan konseling/doa dapat menghubungi: Rumah Doa
Keluarga (0852-5629-3956)
Shalom, apa kabar? disayang Tuhan, disayang Tuhan, disayang Tuhan
BalasHapus“Mengapa kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan hasil jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?” (Yesaya 55:2a)
BalasHapusIa berkata, “Marilah kepada-Ku... dengarkan Aku, maka kamu akan hidup” (Yes. 55:3).
BalasHapusKesibukan yang tidak lahir dari persekutuan akan menghasilkan kekosongan. Tapi keintiman dengan Tuhan akan memberi kekuatan, bahkan di tengah kesibukan.
BalasHapusMengapa kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan hasil jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?” (Yesaya 55:2a)
BalasHapusKesibukan yang tidak lahir dari persekutuan akan menghasilkan kekosongan. Tapi keintiman dengan Tuhan akan memberi kekuatan, bahkan di tengah kesibukan
BalasHapusYang kita butuhkan bukan lebih banyak aktivitas, tapi lebih banyak keintiman dengan Tuhan. Bukan sekadar pelayanan, tapi hubungan pribadi yang hidup dan dalam.
BalasHapusAmin....
BalasHapusJika segala sesuatu tidak membuat kita semakin dekat dengan Allah (jabatan, status, kekayaan,dsb), maka semua itu hanyalah kesia-siaan belaka.
“Mengapa kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan hasil jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?” (Yesaya 55:2a)..
BalasHapus🤍🤍🤍
BalasHapus🤍🤍🤍
BalasHapus