SIBUK MENCARI PENGAKUAN | RUMAH DOA KELUARGA - RDK

 SIBUK MENCARI PENGAKUAN

Shalom, apa kabar? disayang Tuhan, disayang Tuhan, disayang Tuhan

Bacaan Alkitab Tahun 2025: Mazmur 52-55

 “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.” (Kolose 3:23–24a)

Manusia diciptakan dengan kebutuhan untuk dihargai dan diakui. Tapi ketika kebutuhan itu menjadi pusat hidup, kita bisa terjebak dalam kesibukan yang salah arah. Kita menjadi sibuk bukan karena kasih, tapi karena ingin terlihat. Kita melayani, bekerja, dan berbuat baik, bukan untuk Tuhan, tetapi demi pengakuan manusia.

Ayat ini ditulis oleh Paulus kepada jemaat Kolose, termasuk hamba-hamba yang bekerja di bawah otoritas tuannya. Paulus menekankan satu hal penting: apapun yang dilakukan, lakukanlah untuk Tuhan, bukan untuk manusia. Dengan kata lain, motivasi kita menentukan nilai rohani dari pekerjaan kita.

Dalam kehidupan modern, sangat mudah terjebak dalam keinginan untuk “dipandang”. Kita ingin pelayanan kita dilihat, usaha kita dihargai, dan keberhasilan kita diakui. Kita merasa kecewa jika tidak dipuji atau bahkan jika nama kita tidak disebut. Tanpa disadari, kita sibuk mencari pengakuan dari manusia, bukan dari Tuhan.Padahal,

 Tuhan melihat hati. Ia tidak hanya menilai apa yang kita lakukan, tetapi mengapa kita melakukannya. Tuhan tidak menuntut kesempurnaan, tapi ketulusan. Dia adalah satu-satunya yang bisa memberi upah sejati, yang tidak dapat diberikan oleh pujian manusia mana pun.

Jika kita ingin hidup berkenan kepada Tuhan, kita harus memeriksa ulang motivasi kita. Apakah saya bekerja, melayani, dan berkarya untuk kemuliaan Tuhan, ataukah hanya agar orang lain mengagumi saya? Kita dipanggil bukan untuk populer, tetapi untuk setia.

Hidup ini bukan panggung untuk pamer diri, tapi kesempatan untuk memuliakan Kristus.

Renungkan: Apakah motivasi dari kesibukan saya selama ini: untuk Tuhan atau untuk pengakuan manusia? Bagaimana saya bisa belajar bekerja dan melayani dengan hati yang murni? Apakah saya rela tidak dilihat manusia, asalkan Tuhan berkenan?

Tuhan Yesus memberkati, diberkati, diberkati, diberkati Tuhan, salam dan doa kami #RumahDoaKeluarga

Bagi yang membutuhkan konseling/doa dapat menghubungi: Rumah Doa Keluarga (0852-5629-3956)

Komentar

  1. Tuhan melihat hati. Ia tidak hanya menilai apa yang kita lakukan, tetapi mengapa kita melakukannya.

    BalasHapus
  2. “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.” (Kolose 3:23–24a)

    BalasHapus
  3. Hidup ini bukan panggung untuk pamer diri, tapi kesempatan untuk memuliakan Kristus.

    BalasHapus
  4. Manusia diciptakan dengan kebutuhan untuk dihargai dan diakui. Tapi ketika kebutuhan itu menjadi pusat hidup, kita bisa terjebak dalam kesibukan yang salah arah. Kita menjadi sibuk bukan karena kasih, tapi karena ingin terlihat. Kita melayani, bekerja, dan berbuat baik, bukan untuk Tuhan, tetapi demi pengakuan manusia.

    BalasHapus
  5. Tuhan tidak menuntut kesempurnaan, tapi ketulusan. Dia adalah satu-satunya yang bisa memberi upah sejati, yang tidak dapat diberikan oleh pujian manusia mana pun.

    BalasHapus
  6. Manusia diciptakan dengan kebutuhan untuk dihargai dan diakui. Tapi ketika kebutuhan itu menjadi pusat hidup, kita bisa terjebak dalam kesibukan yang salah arah. Kita menjadi sibuk bukan karena kasih, tapi karena ingin terlihat. Kita melayani, bekerja, dan berbuat baik, bukan untuk Tuhan, tetapi demi pengakuan manusia

    BalasHapus
  7. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.” (Kolose 3:23–24a)

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Hanya Yesus yg bisa memberi upah sejati. Amin 🙏

    BalasHapus
  10. Tuhan melihat hati. Ia tidak hanya menilai apa yang kita lakukan, tetapi mengapa kita melakukannya. Tuhan tidak menuntut kesempurnaan, tapi ketulusan. Dia adalah satu-satunya yang bisa memberi upah sejati, yang tidak dapat diberikan oleh pujian manusia mana pun.( Grace kls.7a)

    BalasHapus
  11. “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.”

    BalasHapus
  12. Jika kita ingin hidup berkenan kepada Tuhan, kita harus memeriksa ulang motivasi kita. Apakah saya bekerja, melayani, dan berkarya untuk kemuliaan Tuhan, ataukah hanya agar orang lain mengagumi saya? Kita dipanggil bukan untuk populer, tetapi untuk setia.

    BalasHapus
  13. Dalam kehidupan modern, sangat mudah terjebak dalam keinginan untuk “dipandang”

    BalasHapus
  14. Rofika imanuelyn hutagaol

     “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.” (Kolose 3:23–24a)

    BalasHapus
  15. Tuhan tidak menuntut kesempurnaan, tapi ketulusan.

    BalasHapus
  16. Perbuatlah segalanya tanpa memandang apapun seperti kita lakukan untuk Tuhan

    BalasHapus
  17. Saya mau merubah kompas kehidupan saya ke arah Tuhan, sehingga apa yang saya kerjakan dan saya lakukan semua hanya karena untuk Tuhan dan karena saya mengasihi Tuhan, bukan untuk mendapat pengakuan dan penilaian dari manusia.

    BalasHapus
  18. “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5)

    BalasHapus
  19. Ayat ini ditulis oleh Paulus kepada jemaat Kolose, termasuk hamba-hamba yang bekerja di bawah otoritas tuannya. Paulus menekankan satu hal penting: apapun yang dilakukan, lakukanlah untuk Tuhan, bukan untuk manusia. Dengan kata lain, motivasi kita menentukan nilai rohani dari pekerjaan kita.

    BalasHapus

Posting Komentar