SIKAP MENGHARGAI ORANG LAIN - NEHEMIA PASARIBU | RUMAH DOA KELUARGA - RDK

SIKAP MENGHARGAI ORANG LAIN

 

Shalom, apa kabar? disayang Tuhan, disayang Tuhan, disayang Tuhan

Bacaan Alkitab Tahun 2025: Ayub 26-29

"Hendaklah kamu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu."
– Efesus 4:2

Menghargai orang lain adalah tindakan sederhana yang berdampak besar dalam membangun hubungan yang sehat, lingkungan yang harmonis, dan kehidupan sosial yang penuh kasih.

"Sama seperti kamu ingin dihargai, demikian pula orang lain mengharapkan hal yang sama darimu."

Sering kali kita terlalu sibuk dengan diri sendiri, sampai lupa bahwa di sekitar kita ada orang-orang yang juga sedang berjuang, merasa lelah, atau berusaha memberikan yang terbaik. Menghargai orang lain bukan hanya soal kata-kata sopan atau senyuman di wajah, tapi soal bagaimana kita memperlakukan mereka dengan penuh hormat, perhatian, dan kasih.

Menghargai orang lain berarti: Mendengarkan saat mereka berbicara, tanpa menghakimi, mengakui usaha dan kontribusi mereka, sekecil apa pun, tidak meremehkan latar belakang, pekerjaan, atau pandangan mereka, memberi ruang bagi perbedaan dan menghormati batas pribadi, menghormati perbedaan pendapat, mengakui usaha mereka, tidak merendahkan atau meremehkan, memperlakukan mereka dengan sopan, penuh kasih, dan empati.

Sering kali, hal kecil seperti mengucapkan "terima kasih", "maaf", atau "kamu penting" bisa menjadi kekuatan besar yang menguatkan hati seseorang. Di dunia yang penuh penilaian dan tekanan, menjadi pribadi yang menghargai orang lain adalah bentuk kasih dan kebaikan yang langka tapi sangat berarti.

Hari ini, mari kita renungkan: Sudahkah aku menghargai orang-orang di sekitarku? Apa yang bisa aku lakukan untuk menunjukkan penghargaan itu dengan lebih nyata?

Menghargai bukan soal siapa mereka, tapi soal siapa kita.
Sikap ini mencerminkan kedewasaan, kerendahan hati, dan kasih Tuhan yang bekerja dalam diri kita. Bayangkan jika setiap orang menghargai satu sama lain, tidak akan ada iri hati, permusuhan, atau kesombongan. Dunia akan menjadi tempat yang lebih damai dan saling menguatkan.

Tuhan Yesus memberkati, diberkati, diberkati, diberkati Tuhan, salam dan doa kami #RumahDoaKeluarga

Bagi yang membutuhkan konseling/doa dapat menghubungi: Rumah Doa Keluarga (0852-5629-3956)

Komentar

  1. Menghargai bukan soal siapa mereka, tapi soal siapa kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin didalam hidup ini kita harus bersyukur dan mari jugalah kita menghargai orang lain biar lah kita merendah di hadapan orang

      Hapus
  2. Sering kali kita terlalu sibuk dengan diri sendiri, sampai lupa bahwa di sekitar kita ada orang-orang yang juga sedang berjuang, merasa lelah, atau berusaha memberikan yang terbaik. Menghargai orang lain bukan hanya soal kata-kata sopan atau senyuman di wajah, tapi soal bagaimana kita memperlakukan mereka dengan penuh hormat, perhatian, dan kasih.

    BalasHapus
  3. Menghargai orang lain adalah tindakan sederhana yang berdampak besar dalam membangun hubungan yang sehat, lingkungan yang harmonis, dan kehidupan sosial yang penuh kasih.

    BalasHapus
  4. "Hendaklah kamu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu."

    BalasHapus
  5. "Hendaklah kamu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu."
    – Efesus 4:2

    BalasHapus
  6. Hendaklah kamu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu."
    – Efesus 4:2

    BalasHapus
  7. Menghargai orang lain adalah tindakan sederhana yang berdampak besar dalam membangun hubungan yang sehat

    BalasHapus
  8. Amien, Menghargai orang lain adalah tindakan sederhana yang berdampak besar dalam membangun hubungan yang sehat, lingkungan yang harmonis, dan kehidupan sosial yang penuh kasih

    BalasHapus
  9. Sama seperti kamu ingin dihargai, demikian pula orang lain mengharapkan hal yang sama darimu

    BalasHapus
  10. Terima kasih Rumah Doa Keluarga 🏡💐

    BalasHapus
  11. Selamat beribadah di hari yang penuh berkat ini

    BalasHapus
  12. Amen, Menghargai orang lain bukan hanya soal kata-kata sopan atau senyuman di wajah, tapi soal bagaimana kita memperlakukan mereka dengan penuh hormat, perhatian, dan kasih.

    BalasHapus
  13. Mendengarkan saat mereka berbicara, tanpa menghakimi, mengakui usaha dan kontribusi mereka, sekecil apa pun, tidak meremehkan latar belakang, pekerjaan, atau pandangan mereka, memberi ruang bagi perbedaan dan menghormati batas pribadi, menghormati perbedaan pendapat, mengakui usaha mereka, tidak merendahkan atau meremehkan, memperlakukan mereka dengan sopan, penuh kasih, dan empati..

    BalasHapus
  14. Sering kali kita terlalu sibuk dengan diri sendiri, sampai lupa bahwa di sekitar kita ada orang-orang yang juga sedang berjuang, merasa lelah, atau berusaha memberikan yang terbaik. Menghargai orang lain bukan hanya soal kata-kata sopan atau senyuman di wajah, tapi soal bagaimana kita memperlakukan mereka dengan penuh hormat, perhatian, dan kasih.
    Rachel Tiara Boru sijabat

    BalasHapus
  15. Yohana Paulina SiahaanMinggu, Mei 18, 2025 2:09:00 PM

    Amenn🔥🔥🔥

    BalasHapus
  16. Di dunia yang penuh penilaian dan tekanan, menjadi pribadi yang menghargai orang lain adalah bentuk kasih dan kebaikan yang langka tapi sangat berarti.

    BalasHapus
  17. Amin terpujilah Tuhan Yesus.

    BalasHapus
  18. Rofika imanuelyn hutagaol


    Di dunia yang penuh penilaian dan tekanan, menjadi pribadi yang menghargai orang lain adalah bentuk kasih dan kebaikan yang langka tapi sangat berarti.

    BalasHapus
  19. Tuhan Yesus memberkati, diberkati, diberkati, diberkati Tuhan, salam dan doa kami #RumahDoaKeluarga

    BalasHapus
  20. Menghargai orang lain adalah tindakan sederhana yang berdampak besar dalam membangun hubungan yang sehat, lingkungan yang harmonis, dan kehidupan sosial yang penuh kasih. Amen

    BalasHapus
  21. Menghargai orang lain berarti mengasihi diri kita sendiri

    BalasHapus
  22. Menghargai orang lain adalah tindakan sederhana yang berdampak besar dalam membangun hubungan yang sehat, lingkungan yang harmonis, dan kehidupan sosial yang penuh kasih. Katakan HAPPY.

    BalasHapus
  23. Shalom semuanya🙏
    Menghargai orang lain adalah tindakan sederhana yang berdampak besar dalam membangun hubungan yang sehat, lingkungan yang harmonis, dan kehidupan sosial yang penuh kasih. Katakan HAPPY😁🇮🇩👈.

    BalasHapus
  24. Mari kita renungkan: Sudahkah aku berusaha melihat kelebihan, bukan hanya kekurangan, dari orang di sekitarku? Siapa orang yang bisa aku perhatikan dan hargai hari ini sebagai ciptaan Allah?..

    BalasHapus
  25. Setiap orang adalah ciptaan Tuhan yang unik. Saat kita melihat orang lain, lihatlah mereka sebagaimana Tuhan melihat, berharga dan layak dihormati!

    BalasHapus
  26. Tuhan selalu ada dalam keluarga kami :-)

    BalasHapus
  27. "Sama seperti kamu ingin dihargai, demikian pula orang lain mengharapkan hal yang sama darimu."

    BalasHapus
  28. Mari kita renungkan: Apakah aku lebih sering ingin didengar daripada mendengar? Siapa yang hari ini perlu aku dengarkan dengan hati terbuka?

    BalasHapus
  29. "Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah." (Yakobus 1:19).

    BalasHapus
  30. Kemampuan untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh menjadi hal yang langka namun sangat berharga..

    BalasHapus
  31. Amin, "Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah."
    (Yakobus 1:19)

    BalasHapus
  32. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering tergoda untuk menilai seseorang berdasarkan penampilan, status sosial, pendidikan, atau kelemahan yang tampak. Namun Yesus mengingatkan kita untuk tidak menganggap rendah siapa pun!!

    BalasHapus
  33. Tuhan melihat nilai dan potensi dalam setiap pribadi, termasuk mereka yang dianggap kecil atau tidak penting oleh dunia. Bahkan orang yang paling sederhana pun dikasihi dan dijagai oleh Tuhan..

    BalasHapus
  34. Mari kita renungkan: Apakah aku pernah meremehkan seseorang karena latar belakang atau kelemahannya? Bagaimana aku bisa menunjukkan penghargaan kepada mereka yang sering diabaikan?...

    BalasHapus
  35. Shalom, apa kabar Pastor? disayang Tuhan, disayang Tuhan, disayang Tuhan

    BalasHapus
  36. Tuhan Yesus memberkati

    BalasHapus
  37. Amen, "Sebab tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota."
    (1 Korintus 12:14)

    BalasHapus
  38. Mari merenungkan: Apakah aku mudah merasa tidak nyaman dengan orang yang berbeda pendapat atau gaya hidupnya?

    BalasHapus
  39. Mantap, Perbedaan bukanlah ancaman, melainkan kekayaan dari Tuhan yang perlu dijaga dan dirayakan.

    BalasHapus
  40. > Mantap, Ketika kita belajar menerima dan menghormati perbedaan, kita sedang membangun tubuh Kristus yang utuh dan kuat.

    BalasHapus
  41. Ketika kita belajar menerima dan menghormati perbedaan, kita sedang membangun tubuh Kristus yang utuh dan kuat......

    BalasHapus
  42. Amien, "Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang." (Amsal 16:24)

    BalasHapus
  43. Kebaikan tidak selalu datang dalam bentuk besar atau megah. Terkadang, satu senyuman, sebuah pelukan, kata penyemangat, atau waktu yang diberikan untuk mendengarkan, bisa menjadi hal yang sangat berharga bagi seseorang yang sedang berjuang..

    BalasHapus
  44. Terkadang, hal kecil seperti senyuman, bantuan kecil, atau ucapan terima kasih bisa menyentuh hati seseorang. Jangan remehkan tindakan kecil, itu bisa sangat berarti bagi orang lain..

    BalasHapus
  45. Tanpa Kasih, Perkataan Kita Hampa: Bisa berbicara dalam berbagai bahasa atau dengan kefasihan retorika bukan ukuran rohani jika tanpa kasih. Kata-kata indah tanpa kasih hanyalah bunyi kosong, seperti gong yang nyaring tapi tidak punya makna..

    BalasHapus
  46. Tanpa Kasih, Pengorbanan Diri Tidak Memberi Nilai Kekal

    Bahkan tindakan ekstrem seperti memberikan harta atau menyerahkan diri dalam penderitaan tidak bernilai jika tidak didorong oleh kasih. Tuhan melihat motif hati, bukan sekadar tindakan luar.

    BalasHapus
  47. Hari ini kita renungkan: Apakah motivasi saya dalam melayani, memberi, atau bahkan beribadah sudah benar-benar dilandasi kasih kepada Tuhan dan sesama? Apakah saya lebih mengutamakan “tampil hebat” secara rohani daripada memiliki hati yang lembut dan penuh kasih?...

    BalasHapus
  48. Amien, 1 Yohanes 4:19 "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."

    BalasHapus
  49. Kasih yang pertama ini adalah dasar dari segala kasih yang kita miliki......

    BalasHapus
  50. Dia mengasihi kita terlebih dahulu, bahkan ketika kita belum layak untuk mengasihi-Nya!

    BalasHapus
  51. >> Ketika kita mengalami kasih Allah, hati kita diubahkan, dan kita dimampukan untuk mengasihi sesama bahkan dalam situasi yang sulit.

    BalasHapus
  52. Dia mengasihi kita terlebih dahulu, bahkan ketika kita belum layak untuk mengasihi-Nya. Kasih Allah tidak tergantung pada apa yang kita lakukan, tetapi murni karena sifat-Nya yang penuh kasih.....

    BalasHapus
  53. Dari kasih itulah mengalir semua hal baik dalam hidup: pengampunan, pengharapan, pemulihan, damai sejahtera, dan sukacita..

    BalasHapus
  54. Yesus telah memberi contoh terbesar tentang kasih dengan mengorbankan diri-Nya untuk kita.....

    BalasHapus
  55. ∆ Kasih tidak mengenal batas. Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi bukan hanya orang yang mengasihi kita, tetapi juga musuh dan orang yang menyakiti kita.

    BalasHapus
  56. Aminnn, Roma 5:8"Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."

    BalasHapus
  57. Kasih Allah tidak hanya mendorong kita untuk hidup benar, tetapi juga mengubah kita dari dalam.

    BalasHapus
  58. Aminnn, Efesus 4:32"Sebaliknya, hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."

    BalasHapus
  59. Dalam kehidupan yang serba cepat, banyak orang merasa harus terus produktif agar dianggap berhasil. Kalender penuh, tubuh lelah, pikiran sibuk, tapi hati tetap kosong!

    BalasHapus
  60. Kisah Marta dan Maria sangat relevan untuk kehidupan modern. Marta menyambut Yesus di rumahnya, tindakan yang baik dan tulus. Ia sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menjamu Sang Tamu agung. Tapi dalam kesibukannya itu, ia mulai gelisah dan marah karena merasa Maria tidak membantunya...

    BalasHapus
  61. Mari kita evaluasi: Apakah kita masih menyediakan waktu duduk di kaki Yesus setiap hari? Ataukah kita terlalu sibuk dengan pelayanan, pekerjaan, dan kegiatan hingga kehilangan arah?

    BalasHapus
  62. “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu...” (Lukas 10:41-42a)

    BalasHapus
  63. Kesibukan seringkali dianggap sebagai tanda keberhasilan. Saat orang bertanya, “Apa kabar?” Jawaban yang paling umum adalah, “Sibuk.” Tapi sibuk bukan selalu berarti produktif. Bahkan, bisa jadi kesibukan membuat kita semakin jauh dari Tuhan tanpa kita sadari!

    BalasHapus
  64. Dalam cerita Marta dan Maria, kita menemukan kontras antara dua respons terhadap kehadiran Yesus. Marta sibuk dengan hal-hal praktis, memasak, menyiapkan makanan, mengurus rumah. Maria memilih untuk duduk diam dan mendengarkan Yesus.......

    BalasHapus
  65. Bukan karena pelayanan tidak penting, tetapi karena Marta sedang kehilangan fokus: ia melayani Tuhan, tapi hatinya jauh dari Tuhan. Ia hadir secara fisik, tetapi jiwanya tidak terhubung dengan Sang Juruselamat.....

    BalasHapus
  66. Kesibukan sering menjadi pengganti keintiman. Kita terjebak dalam rutinitas: pergi ke gereja, rapat pelayanan, aktivitas rohani... tapi lupa duduk diam dan bersekutu dengan Tuhan. Pelayanan tanpa persekutuan bisa membuat hati kosong, bahkan penuh keluhan seperti Marta.....

    BalasHapus
  67. Mari kita renungkan: Kapan terakhir kali saya duduk diam hanya untuk menikmati hadirat-Nya? Apakah saya melayani Tuhan karena kasih atau karena tuntutan rutinitas?......

    BalasHapus
  68. “Mengapa kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan hasil jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?” (Yesaya 55:2a)

    BalasHapus
  69. Buah rohani bukan hasil usaha manusia semata, tapi hasil dari hubungan yang melekat dengan Kristus.

    BalasHapus
  70. Yesus memakai perumpamaan tentang pokok anggur dan ranting untuk menjelaskan hubungan antara diri-Nya dengan kita. Ia tidak berkata, “Barangsiapa bekerja keras untuk-Ku, ia akan berbuah banyak,” melainkan: “Barangsiapa tinggal di dalam Aku.”

    BalasHapus
  71. Kisah Para Rasul 1:8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku...”

    BalasHapus
  72. Aminnnnn, Pentakosta adalah hari pencurahan Roh Kudus yang menandai kelahiran gereja dan awal pelayanan para rasul dengan kuasa surgawi. Sebelum peristiwa itu, para murid masih bingung, takut, dan belum tahu bagaimana harus menjalankan misi Yesus. Namun, janji Yesus jelas: “Kamu akan menerima kuasa...”

    BalasHapus
  73. >>> Suara seperti tiupan angin keras, menandakan kehadiran Allah

    BalasHapus
  74. Roh Kudus adalah jawaban atas kelemahan manusia...

    BalasHapus
  75. Roh Kudus turun seperti lidah-lidah api dan mengubahkan murid-murid menjadi pemberita Injil yang berani. Roh Kudus bukan hanya memberi semangat, tapi juga kuasa untuk hidup baru dan melayani dengan berani.: (Aldi Panggabean)

    BalasHapus
  76. Pentakosta bukan hanya menciptakan pribadi-pribadi yang dipenuhi Roh Kudus, tetapi membentuk sebuah komunitas baru yang terbakar oleh kasih dan semangat hidup bersama dalam Tuhan.

    BalasHapus
  77. >> Gereja mula-mula menjadi teladan: hidup dalam pengajaran yang sehat, persekutuan yang erat, doa yang konsisten, dan kasih yang nyata.

    BalasHapus
  78. Api Roh Kudus bukan membuat mereka menjadi orang-orang super rohani yang hidup sendiri-sendiri, tapi membentuk sebuah keluarga rohani yang dinamis dan berdampak

    BalasHapus
  79. Kobaran api dari Roh Kudus harus terus menjalar, dari hidup kita kepada keluarga, gereja, komunitas, bahkan bangsa. Kita bukan hanya penerima api, tapi pembawa dan penyebarnya!

    BalasHapus
  80. Sukacita yang sejati berasal dari dekatnya saya dengan Tuhan.........

    BalasHapus
  81. Panjatkan Doa dan Penyerahan Diri
    Daud adalah teladan dalam menyerahkan segalanya kepada Tuhan—mengedepankan kerinduan akan hadirat-Nya sebagai pusat hidup, bukan sekadar ritual

    BalasHapus
  82. >> Kelemahlembutan: Kekuatan yang Terkendali. Dalam dunia yang keras dan penuh ego, kelemahlembutan sering dianggap lemah. Tapi dalam terang Kristus, kelemahlembutan adalah kekuatan yang tunduk kepada Roh.

    BalasHapus

Posting Komentar