KASIH ADALAH INTI, BUKAN TAMBAHAN - NEHEMIA PASARIBU | RUMAH DOA KELUARGA - RDK

 KASIH ADALAH INTI, BUKAN TAMBAHAN


Shalom, apa kabar? disayang Tuhan, disayang Tuhan, disayang Tuhan

Bacaan Alkitab Tahun 2025: Mazmur 12-15

1 Korintus 13:1-3 “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.”

Kalimat "Kasih adalah inti, bukan tambahan" menekankan bahwa kasih adalah prinsip fundamental dalam hidup, bukan sekadar hal yang ditambahkan atau diabaikan. Kasih seharusnya menjadi dasar dari tindakan, pemikiran, dan seluruh eksistensi kita, bukan hanya sebagai tambahan atau pelengkap. 

Paulus tidak sedang menolak karunia-karunia rohani atau perbuatan baik, tetapi menekankan bahwa tanpa kasih, semua hal besar yang kita lakukan menjadi tidak berarti. Kasih bukanlah pelengkap dalam kehidupan rohani, tapi fondasi utama.

Tiga poin utama dari ayat Ini:

1. Tanpa Kasih, Perkataan Kita Hampa

Bisa berbicara dalam berbagai bahasa atau dengan kefasihan retorika bukan ukuran rohani jika tanpa kasih. Kata-kata indah tanpa kasih hanyalah bunyi kosong, seperti gong yang nyaring tapi tidak punya makna.

2. Tanpa Kasih, Pengetahuan dan Iman Tidak Berguna

Paulus menyebutkan karunia rohani dan pengetahuan yang luar biasa, bahkan iman yang sanggup memindahkan gunung, tetapi semua itu sia-sia tanpa kasih. Banyak tahu belum tentu menunjukkan kedewasaan rohani jika tidak diiringi hati yang penuh kasih.

3. Tanpa Kasih, Pengorbanan Diri Tidak Memberi Nilai Kekal

Bahkan tindakan ekstrem seperti memberikan harta atau menyerahkan diri dalam penderitaan tidak bernilai jika tidak didorong oleh kasih. Tuhan melihat motif hati, bukan sekadar tindakan luar. 

Hari ini kita renungkan: Apakah motivasi saya dalam melayani, memberi, atau bahkan beribadah sudah benar-benar dilandasi kasih kepada Tuhan dan sesama? Apakah saya lebih mengutamakan “tampil hebat” secara rohani daripada memiliki hati yang lembut dan penuh kasih?

Kasih bukan sekadar perasaan hangat terhadap sesama, kasih adalah esensi dari kehidupan yang bermakna. Tanpa kasih, semua pencapaian, pengetahuan, dan pelayanan kehilangan nilainya yang sejati. Bahkan hal-hal rohani seperti nubuat dan iman tidak berarti jika tidak disertai kasih.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering terjebak dalam aktivitas, pencapaian, atau bahkan pelayanan tanpa menyadari motivasi di baliknya. Paulus mengingatkan bahwa kasih adalah dasar dari segala sesuatu:

  • Kasih menggerakkan pelayanan kita, bukan ambisi pribadi.
  • Kasih mendasari hubungan kita, bukan kepentingan diri sendiri.
  • Kasih melandasi iman kita, bukan hanya sekadar kepercayaan buta.

Tuhan Yesus memberkati, diberkati, diberkati, diberkati Tuhan, salam dan doa kami #RumahDoaKeluarga

Bagi yang membutuhkan konseling/doa dapat menghubungi: Rumah Doa Keluarga (0852-5629-3956)

Komentar

  1. Bahkan tindakan ekstrem seperti memberikan harta atau menyerahkan diri dalam penderitaan tidak bernilai jika tidak didorong oleh kasih

    BalasHapus
  2. Kasih adalah inti, bukan tambahan" Happy Sunday🙏

    BalasHapus
  3. Bisa berbicara dalam berbagai bahasa atau dengan kefasihan retorika bukan ukuran rohani jika tanpa kasih. Kata-kata indah tanpa kasih hanyalah bunyi kosong, seperti gong yang nyaring tapi tidak punya makna.

    BalasHapus
  4. Amien, Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku

    BalasHapus
  5. Yohana Paulina SiahaanMinggu, Mei 25, 2025 3:22:00 PM

    Kasih yang sejati itu pasti selalu berbuah dan tidak berkurang ❤️

    BalasHapus
  6. Rofika imanuelyn hutagaol

    Kasih menggerakkan pelayanan kita, bukan ambisi pribadi.

    BalasHapus
  7. Segala yang saya lakukan dan kerjakan hendaknya didasari dengan kasih sehingga apa yang saya kerjakan dan lakukan dengan segenap hati karena hanya untuk Tuhan, saya mungkin bisa membohongi orang lain dengan perbuatan yang saya lakukan dengan motivasi tidak benar tapi Tuhan yang menguji hati dan batin saya.

    BalasHapus
  8. Kasih melandasi iman kita, bukan hanya sekadar kepercayaan buta.Amin

    BalasHapus
  9. Kasih mendasari hubungan kita, bukan kepentingan diri sendiri.

    BalasHapus
  10. Amen, Kasih melandasi iman kita, bukan hanya sekadar kepercayaan buta.

    BalasHapus
  11. Amin didalam segala pelayanan semoga kasih yang tulus dari hati nurani kita tanpa memandang atau memilih orang orang yang kita bisa kita lakukan

    BalasHapus
  12. Kasih bukanlah pelengkap dalam kehidupan rohani, tapi fondasi utama.

    BalasHapus
  13. Amin, Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna

    BalasHapus
  14. Tanpa Kasih, Perkataan Kita Hampa: Bisa berbicara dalam berbagai bahasa atau dengan kefasihan retorika bukan ukuran rohani jika tanpa kasih. Kata-kata indah tanpa kasih hanyalah bunyi kosong, seperti gong yang nyaring tapi tidak punya makna.

    BalasHapus
  15. Tanpa Kasih, Pengorbanan Diri Tidak Memberi Nilai Kekal: Bahkan tindakan ekstrem seperti memberikan harta atau menyerahkan diri dalam penderitaan tidak bernilai jika tidak didorong oleh kasih. Tuhan melihat motif hati, bukan sekadar tindakan luar.

    BalasHapus
  16. Tanpa Kasih, Pengorbanan Diri Tidak Memberi Nilai Kekal

    Bahkan tindakan ekstrem seperti memberikan harta atau menyerahkan diri dalam penderitaan tidak bernilai jika tidak didorong oleh kasih. Tuhan melihat motif hati, bukan sekadar tindakan luar.

    BalasHapus
  17. Hari ini kita renungkan: Apakah motivasi saya dalam melayani, memberi, atau bahkan beribadah sudah benar-benar dilandasi kasih kepada Tuhan dan sesama? Apakah saya lebih mengutamakan “tampil hebat” secara rohani daripada memiliki hati yang lembut dan penuh kasih?

    BalasHapus
  18. 1 Korintus 13:1-3 “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.”

    BalasHapus
  19. Amin, 1 Yohanes 4:19 "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."

    BalasHapus
  20. Renungkan: Apa yang bisa saya lakukan hari ini untuk mengingatkan diri saya akan kasih Allah yang terlebih dahulu mengasihi saya? Bagaimana saya dapat lebih menyadari kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari?...

    BalasHapus
  21. Hari ini mengingatkan kita bahwa kasih bukanlah sesuatu yang dimulai dari kita, tetapi dari Allah. ..

    BalasHapus
  22. Kasih Allah tidak tergantung pada apa yang kita lakukan, tetapi murni karena sifat-Nya yang penuh kasih!

    BalasHapus
  23. Kasih yang pertama ini adalah dasar dari segala kasih yang kita miliki.....

    BalasHapus
  24. Dia mengasihi kita terlebih dahulu, bahkan ketika kita belum layak untuk mengasihi-Nya.

    BalasHapus
  25. > Ketika kita mengalami kasih Allah, hati kita diubahkan, dan kita dimampukan untuk mengasihi sesama bahkan dalam situasi yang sulit.

    BalasHapus
  26. Dia mengasihi kita terlebih dahulu, bahkan ketika kita belum layak untuk mengasihi-Nya. Kasih Allah tidak tergantung pada apa yang kita lakukan, tetapi murni karena sifat-Nya yang penuh kasih. ..

    BalasHapus
  27. > Dari kasih itulah mengalir semua hal baik dalam hidup: pengampunan, pengharapan, pemulihan, damai sejahtera, dan sukacita

    BalasHapus
  28. Yesus telah memberi contoh terbesar tentang kasih dengan mengorbankan diri-Nya untuk kita...

    BalasHapus
  29. (: Kasih tidak mengenal batas. Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi bukan hanya orang yang mengasihi kita, tetapi juga musuh dan orang yang menyakiti kita.

    BalasHapus
  30. Aminn, Roma 5:8"Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."

    BalasHapus
  31. Kasih Allah tidak hanya mendorong kita untuk hidup benar, tetapi juga mengubah kita dari dalam.!

    BalasHapus
  32. Amien, Efesus 4:32"Sebaliknya, hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."

    BalasHapus
  33. aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku,

    BalasHapus
  34. Dalam kehidupan yang serba cepat, banyak orang merasa harus terus produktif agar dianggap berhasil. Kalender penuh, tubuh lelah, pikiran sibuk, tapi hati tetap kosong.....

    BalasHapus
  35. (: Kisah Marta dan Maria sangat relevan untuk kehidupan modern. Marta menyambut Yesus di rumahnya, tindakan yang baik dan tulus. Ia sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menjamu Sang Tamu agung. Tapi dalam kesibukannya itu, ia mulai gelisah dan marah karena merasa Maria tidak membantunya.

    BalasHapus
  36. “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu...” (Lukas 10:41-42a)

    BalasHapus
  37. Kesibukan seringkali dianggap sebagai tanda keberhasilan. Saat orang bertanya, “Apa kabar?” Jawaban yang paling umum adalah, “Sibuk.” Tapi sibuk bukan selalu berarti produktif. Bahkan, bisa jadi kesibukan membuat kita semakin jauh dari Tuhan tanpa kita sadari.....

    BalasHapus
  38. Dalam cerita Marta dan Maria, kita menemukan kontras antara dua respons terhadap kehadiran Yesus. Marta sibuk dengan hal-hal praktis, memasak, menyiapkan makanan, mengurus rumah. Maria memilih untuk duduk diam dan mendengarkan Yesus......

    BalasHapus
  39. Bukan karena pelayanan tidak penting, tetapi karena Marta sedang kehilangan fokus: ia melayani Tuhan, tapi hatinya jauh dari Tuhan. Ia hadir secara fisik, tetapi jiwanya tidak terhubung dengan Sang Juruselamat....

    BalasHapus
  40. Kesibukan sering menjadi pengganti keintiman. Kita terjebak dalam rutinitas: pergi ke gereja, rapat pelayanan, aktivitas rohani... tapi lupa duduk diam dan bersekutu dengan Tuhan. Pelayanan tanpa persekutuan bisa membuat hati kosong, bahkan penuh keluhan seperti Marta....

    BalasHapus
  41. Mari kita renungkan: Kapan terakhir kali saya duduk diam hanya untuk menikmati hadirat-Nya? Apakah saya melayani Tuhan karena kasih atau karena tuntutan rutinitas?....

    BalasHapus
  42. “Mengapa kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan hasil jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?” (Yesaya 55:2a)....

    BalasHapus
  43. Buah rohani bukan hasil usaha manusia semata, tapi hasil dari hubungan yang melekat dengan Kristus.

    BalasHapus
  44. Yesus memakai perumpamaan tentang pokok anggur dan ranting untuk menjelaskan hubungan antara diri-Nya dengan kita. Ia tidak berkata, “Barangsiapa bekerja keras untuk-Ku, ia akan berbuah banyak,” melainkan: “Barangsiapa tinggal di dalam Aku.”

    BalasHapus
  45. > Kisah Para Rasul 1:8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku...”

    BalasHapus
  46. Aminnn, Pentakosta adalah hari pencurahan Roh Kudus yang menandai kelahiran gereja dan awal pelayanan para rasul dengan kuasa surgawi. Sebelum peristiwa itu, para murid masih bingung, takut, dan belum tahu bagaimana harus menjalankan misi Yesus. Namun, janji Yesus jelas: “Kamu akan menerima kuasa...”

    BalasHapus
  47. >> Suara seperti tiupan angin keras, menandakan kehadiran Allah

    BalasHapus
  48. Roh Kudus adalah jawaban atas kelemahan manusia..

    BalasHapus
  49. > Pentakosta bukan hanya menciptakan pribadi-pribadi yang dipenuhi Roh Kudus, tetapi membentuk sebuah komunitas baru yang terbakar oleh kasih dan semangat hidup bersama dalam Tuhan.

    BalasHapus
  50. Gereja mula-mula menjadi teladan: hidup dalam pengajaran yang sehat, persekutuan yang erat, doa yang konsisten, dan kasih yang nyata...

    BalasHapus
  51. {: Api Roh Kudus bukan membuat mereka menjadi orang-orang super rohani yang hidup sendiri-sendiri, tapi membentuk sebuah keluarga rohani yang dinamis dan berdampak.

    BalasHapus
  52. Kobaran api dari Roh Kudus harus terus menjalar, dari hidup kita kepada keluarga, gereja, komunitas, bahkan bangsa. Kita bukan hanya penerima api, tapi pembawa dan penyebarnya.....

    BalasHapus
  53. Sukacita yang sejati berasal dari dekatnya saya dengan Tuhan.....

    BalasHapus
  54. Panjatkan Doa dan Penyerahan Diri

    Daud adalah teladan dalam menyerahkan segalanya kepada Tuhan—mengedepankan kerinduan akan hadirat-Nya sebagai pusat hidup, bukan sekadar ritual......

    BalasHapus
  55. Ketika kita benar-benar mendekat kepada-Nya, kita tidak hanya menemukan ketenangan, tapi juga perlindungan, kelegaan, dan pengharapan.

    BalasHapus
  56. Galatia 5:22-23 "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu."

    BalasHapus
  57. Kasih karunia Yesus, kasih Allah, dan persekutuan dengan Roh Kudus, ini adalah berkat sehari-hari kita. Kita dipanggil untuk hidup dalam hubungan yang intim dan manis dengan Roh Kudus setiap hari.

    BalasHapus
  58. ... Roh Kudus tidak datang untuk sebentar, lalu pergi. Ia datang untuk tinggal, menyertai, dan bersekutu dengan kita, hari demi hari, detik demi detik.

    BalasHapus

Posting Komentar