STAPIN 2025 - TEOLOGI PASTORAL

 TEOLOGI PASTORAL

 

📖 Pengantar Teologi Pastoral

1. Pengertian Teologi Pastoral

Teologi Pastoral adalah cabang teologi praktis yang mempelajari bagaimana prinsip-prinsip teologi diterapkan dalam pelayanan nyata kepada jemaat dan masyarakat.

• Fokus: menjembatani antara doktrin dan praktik pelayanan.
• Bertujuan membentuk pelayan Tuhan yang berintegritas, berbelas kasih, dan relevan dengan konteks zaman.

 

2. Sejarah Perkembangan Teologi Pastoral

• Awalnya difokuskan pada tugas konseling, sakramen, dan homiletika.
• Dalam era modern, berkembang mencakup isu-isu seperti trauma, kesehatan mental, pelayanan digital, dan pelayanan lintas budaya.
• Dipengaruhi oleh pemikiran psikologi, sosiologi, dan hermeneutika kontekstual.

 

3. Ruang Lingkup Teologi Pastoral

Area	Penjelasan
Konseling Pastoral	Pendampingan pribadi yang berdasarkan iman Kristen.
Liturgi dan Ibadah	Pengarahan dan penyusunan ibadah yang bermakna.
Kepemimpinan Gerejawi	Pemimpin yang melayani, bukan memerintah.
Etika dan Spiritualitas	Hidup yang mencerminkan kasih Kristus.
Pelayanan Kontekstual	Misi dalam dunia modern, digital, dan plural.

 

4. Tujuan Teologi Pastoral

• Membentuk pelayan yang reflektif dan responsif.
• Menolong gereja menghadapi realitas hidup manusia secara teologis.
• Mengintegrasikan teori dan praktik dalam panggilan pastoral.

 

5. Hubungan Teologi Pastoral dengan Cabang Teologi Lain

• Dengan Teologi Sistematika: menjabarkan doktrin dalam tindakan.
• Dengan Etika Kristen: menekankan tindakan yang benar dan penuh kasih.
• Dengan Homiletika: mewujudkan pelayanan Firman yang relevan.
• Dengan Misiologi: merespons konteks sosial dan budaya dalam pelayanan.

 

6. Karakter Seorang Pelayan Pastoral

• Beriman dan rendah hati.
• Peduli terhadap penderitaan manusia.
• Mampu mendengar dan membimbing.
• Terbuka pada perubahan dan pembaruan.

🕰️ Sejarah dan Perkembangan Teologi Pastoral

1. Awal Mula: Era Gereja Perdana

• Teologi pastoral dimulai dari pelayanan para rasul dan gembala jemaat yang pertama (lih. 1 Petrus 5:2).
• Paulus sebagai contoh pelayan pastoral: menasihati, menegur, dan membangun jemaat (misalnya dalam Surat-surat Pastoral: 1–2 Timotius, Titus).
• Fokus awal: pembinaan rohani, pengajaran sehat, dan pemeliharaan jemaat.

 

2. Abad Pertengahan

• Teologi pastoral menjadi bagian dari formasi imam di Gereja Katolik.
• Tokoh penting: Gregorius Agung (590–604 M) menulis Regula Pastoralis (Aturan Gembala) yang menjadi panduan utama bagi para pemimpin gereja.
• Menekankan tanggung jawab moral dan rohani seorang gembala.
• Fokus: etika, disiplin, dan pengakuan dosa.
• Pelayanan pastoral sangat kental dengan sakramen dan liturgi.

 

3. Era Reformasi (Abad ke-16)

• Reformator seperti Martin Luther dan John Calvin menekankan pentingnya pelayanan Firman dan pastoral di tengah jemaat.
• Luther menegaskan bahwa setiap orang percaya adalah “imam”, tapi pemimpin gereja tetap bertanggung jawab atas pengajaran dan penggembalaan.
• Penekanan pada: pengajaran Alkitab, konseling rohani, dan tanggung jawab sosial.

 

4. Abad Modern Awal (18–19 M)

• Muncul pengaruh psikologi dan ilmu sosial terhadap pelayanan pastoral.
• Pelayanan pastoral mulai mencakup:
• Konseling individual,
• Pendampingan krisis,
• Pendekatan ilmiah terhadap jiwa dan trauma.
• Tokoh: Anton Boisen dan Richard Cabot memperkenalkan Clinical Pastoral Education (CPE) di Amerika Serikat.

 

5. Abad ke-20 – Kini

• Teologi pastoral semakin kontekstual dan interdisipliner.
• Fokus pada pengalaman manusia, pendampingan trauma, isu keadilan sosial, dan pelayanan lintas budaya.
• Diperluas ke bidang:
• Pelayanan digital dan media,
• Pastoral terhadap kelompok marginal (LGBTQ+, korban kekerasan, penyintas bencana),
• Kesehatan mental dalam pelayanan.

 

6. Konteks Indonesia

• Di Indonesia, teologi pastoral berkembang seiring dengan pertumbuhan gereja lokal dan sekolah teologi.
• Diperkuat dengan konteks multikultural, pluralisme agama, dan masalah sosial kemasyarakatan.
• Tantangan: pelayanan di tengah kemiskinan, radikalisme, dan urbanisasi.

 

Kesimpulan:

Teologi pastoral telah berkembang dari pemeliharaan rohani tradisional menjadi suatu disiplin yang dinamis, kontekstual, dan multidisipliner, tetap berakar pada kasih Kristus dan penggembalaan yang sejati.

 🐑 Peran dan Fungsi Gembala/Pelayan

1. Pengertian Gembala/Pelayan

Gembala (pastor) adalah seorang pemimpin rohani yang diutus untuk menggembalakan, memelihara, dan membimbing umat Tuhan dengan kasih Kristus.

• Kata "gembala" berasal dari metafora Alkitabiah yang menggambarkan hubungan pemimpin dengan umat, seperti Yesus Sang Gembala Agung (Yohanes 10:11).
• Pelayan adalah orang yang melayani, bukan menguasai (Markus 10:45).

 

2. Peran Utama Seorang Gembala/Pelayan

Peran	Penjelasan
Pengajar	Menyampaikan Firman Tuhan secara benar, setia, dan relevan.
Penggembala	Memelihara kehidupan rohani jemaat, menguatkan yang lemah, menuntun yang tersesat.
Pemimpin Rohani	Memberi arah dan visi rohani dalam komunitas jemaat.
Pendoa dan Penengah	Mendoakan umat dan berdiri sebagai pengantara dalam pergumulan jemaat.
Pelayan Sakramen	Melayani baptisan dan perjamuan kudus dengan kesucian dan tanggung jawab.
Konselor	Memberikan bimbingan dan penghiburan dalam situasi sulit.

 

3. Fungsi Gembala dalam Kehidupan Jemaat

a. Fungsi Pengajaran

• Memberikan pemahaman Alkitab yang sehat.
• Membentuk karakter dan kedewasaan rohani jemaat.

b. Fungsi Pemeliharaan

• Melayani mereka yang sakit, berduka, atau jatuh dalam dosa.
• Hadir dalam kehidupan jemaat, bukan hanya di mimbar.

c. Fungsi Pembinaan

• Melatih pemimpin baru (regenerasi).
• Mendorong partisipasi aktif jemaat dalam pelayanan.

d. Fungsi Etika dan Keteladanan

• Menjadi teladan dalam integritas, kerendahan hati, dan kesalehan hidup.

 

4. Tantangan dalam Peran Gembala

• Kelelahan rohani (burnout).
• Konflik internal dalam jemaat.
• Godaan kuasa dan popularitas.
• Tuntutan pelayanan yang tinggi tanpa dukungan emosional/spiritual.

 

5. Kualitas Seorang Gembala yang Efektif

• Berakar dalam Firman Tuhan.
• Mau mendengar dan rendah hati.
• Setia dalam doa dan penggembalaan.
• Konsisten dalam kesaksian hidup.

 

🙏 Kepemimpinan Rohani dan Pelayanan Sakramental

 

🧭 1. Pengertian Kepemimpinan Rohani

Kepemimpinan rohani adalah kemampuan untuk memimpin umat Allah dengan arah yang berdasarkan Firman Tuhan dan tuntunan Roh Kudus, bukan kekuatan manusia semata.

• Fokus pada teladan Kristus sebagai Gembala yang baik (Yohanes 10:11).
• Gaya kepemimpinan: pelayanan, kesetiaan, dan integritas.
• Bukan hanya mengatur, tetapi menggembalakan dan membangun.

 

🛠️ 2. Fungsi dan Tanggung Jawab Pemimpin Rohani

Fungsi	Penjelasan
Pengajar Firman	Menyampaikan kebenaran dengan hikmat dan kasih.
Pembimbing Rohani	Mendorong pertumbuhan iman jemaat secara pribadi dan kolektif.
Penolong dan Konselor	Menjadi pendamping dalam pergumulan hidup jemaat.
Pemimpin Sakramen	Melayani baptisan dan perjamuan kudus dengan kesadaran rohani.

 

⚠️ 3. Tantangan dalam Kepemimpinan Rohani

• Penyalahgunaan kuasa dan otoritas.
• Godaan popularitas dan materi.
• Tekanan emosional dan spiritual.
• Kurangnya pembinaan dan regenerasi.

 

✝️ 4. Pengertian Sakramen

Sakramen adalah tanda lahiriah dari kasih karunia Allah yang tidak kelihatan, yang diberikan oleh Kristus untuk menguatkan iman.

• Dalam tradisi Protestan: dua sakramen utama – Baptisan dan Perjamuan Kudus.
• Sakramen bukan sekadar ritual, tetapi perjumpaan dengan anugerah Allah.

 

💧 5. Sakramen Baptisan

• Melambangkan kelahiran baru, penyucian dari dosa, dan masuk ke dalam tubuh Kristus.
• Diperlukan pengajaran dan pertobatan sebelum dilayani.
• Diberikan sekali seumur hidup.

 

🍞 6. Sakramen Perjamuan Kudus

• Merupakan peringatan akan pengorbanan Kristus dan persekutuan dengan-Nya.
• Dilaksanakan secara berkala sebagai penguatan iman dan kesatuan tubuh Kristus.
• Mengandung unsur refleksi, pengakuan dosa, dan syukur.

 

📜 7. Etika dalam Pelayanan Sakramen

• Sakramen harus dilayani dengan penghormatan, kesucian, dan tanggung jawab.
• Hanya mereka yang berotoritas secara gerejawi dan teologis yang boleh melayani.
• Jemaat harus dipersiapkan secara rohani, bukan hanya secara formal.

 

🤝 8. Kepemimpinan & Sakramen: Saling Menguatkan

• Seorang pemimpin rohani harus mengintegrasikan ajaran dan sakramen dalam pelayanannya.
• Sakramen bukanlah ritual kosong, melainkan alat pembentukan spiritual.
• Pemimpin yang setia melayani sakramen menunjukkan kasih, kerendahan hati, dan keteladanan Kristus.

 

Etika dalam Pelayanan Pastoral

1. Pengertian Etika Pastoral

• Etika pastoral adalah standar moral dan prinsip-prinsip perilaku yang membimbing seorang pelayan (pendeta, konselor, gembala) dalam hubungan dengan jemaat dan masyarakat.
• Tujuannya: menciptakan pelayanan yang berintegritas, bertanggung jawab, dan aman secara spiritual maupun emosional.

 

2. Nilai-Nilai Dasar Etika Pastoral

Nilai	Penjelasan
Integritas	Konsistensi antara ucapan, tindakan, dan nilai-nilai Injil.
Kerendahan hati	Mengutamakan pelayanan, bukan kepentingan pribadi.
Kerahasiaan	Menjaga informasi pribadi jemaat dengan serius (terutama dalam konseling).
Empati	Kepekaan terhadap kebutuhan dan pergumulan jemaat.
Tanggung jawab	Bertindak sesuai mandat pelayanan dan akuntabel.

 

3. Praktik Etika dalam Berbagai Aspek

a. Konseling Pastoral

• Tidak menyalahgunakan kepercayaan jemaat.
• Menjaga batasan profesional dan emosional.
• Tidak terlibat relasi romantis dengan konseli.

b. Pelayanan Umum

• Tidak menggunakan mimbar untuk menyindir personal.
• Jujur dalam mengelola persembahan dan keuangan gereja.
• Menghindari konflik kepentingan.

c. Kepemimpinan

• Transparansi dalam pengambilan keputusan.
• Bersikap adil dalam membimbing dan menegur.

 

4. Tantangan Etika Zaman Sekarang

• Media sosial: batas antara publik dan pribadi semakin kabur.
• Isu kekuasaan: pelayan bisa menyalahgunakan otoritas rohani.
• Kasus pelecehan atau manipulasi rohani harus ditangani secara serius.

 

5. Membangun Budaya Etis di Gereja

• Pelatihan etika untuk semua pelayan gereja.
• Membentuk tim akuntabilitas dan pengawasan.
• Menumbuhkan budaya terbuka, jujur, dan peduli.

 

Gereja dan Pelayanan di Era Digital

1. Pengantar

Teknologi digital telah mengubah cara manusia berkomunikasi, berinteraksi, dan mengakses informasi — termasuk dalam kehidupan bergereja. Gereja dituntut untuk beradaptasi agar tetap relevan dan efektif dalam melayani jemaat serta menjangkau masyarakat luas.

 

2. Aspek Pelayanan yang Terpengaruh

a. Ibadah dan Liturgi

• Live streaming ibadah di YouTube, Facebook, Instagram.
• Ibadah online via Zoom/Google Meet.
• Tantangan: kehadiran virtual vs. kehadiran fisik, kekhusyukan ibadah.

b. Pelayanan Pastoral

• Konseling online (via chat, video call).
• Kunjungan virtual untuk jemaat yang sakit atau lanjut usia.
• Grup doa atau PA (pendalaman Alkitab) melalui platform digital.

c. Penginjilan dan Misi

• Konten rohani di media sosial (renungan, video khotbah, podcast).
• Evangelisasi melalui TikTok, Instagram Reels, dan platform kreatif lainnya.
• Tantangan: superficiality (kedangkalan) pesan; algoritma media sosial.

d. Discipleship dan Pembinaan

• Kelas online untuk pembinaan rohani, Katekisasi, dll.
• Aplikasi Alkitab interaktif dan pembelajaran teologi daring.

 

3. Peluang Pelayanan Digital

• Aksesibilitas: menjangkau orang-orang yang tidak hadir secara fisik.
• Fleksibilitas waktu: konten bisa diakses kapan saja.
• Kreativitas pelayanan: visual, audio, storytelling rohani.

 

4. Tantangan Etis dan Teologis

• Anonimitas dan kurangnya kedalaman relasi.
• Komersialisasi pelayanan: menjadikan pelayanan sebagai konten viral.
• Distraksi digital: kehilangan makna kekhusyukan rohani.

 

5. Prinsip-prinsip Pastoral dalam Era Digital

• Menggunakan teknologi sebagai alat, bukan tujuan.
• Menekankan komunitas, bukan hanya koneksi.
• Mengedepankan keaslian pelayanan, bukan sekadar performa.
• Melatih jemaat untuk menjadi pengguna digital yang bijak dan rohani. 

Contoh Praktik Gereja Digital

• Gereja membuat aplikasi mobile dengan fitur ibadah, PA, persembahan.
• Chatbot pastoral untuk bimbingan dasar rohani.
• Gereja digital sepenuhnya (misalnya Life.Church, Gereja Online Indonesia). 

Etika dalam Pelayanan Pastoral

1. Pengertian Etika Pastoral

• Etika pastoral adalah standar moral dan prinsip-prinsip perilaku yang membimbing seorang pelayan (pendeta, konselor, gembala) dalam hubungan dengan jemaat dan masyarakat.
• Tujuannya: menciptakan pelayanan yang berintegritas, bertanggung jawab, dan aman secara spiritual maupun emosional.

 

2. Nilai-Nilai Dasar Etika Pastoral

Nilai	Penjelasan
Integritas	Konsistensi antara ucapan, tindakan, dan nilai-nilai Injil.
Kerendahan hati	Mengutamakan pelayanan, bukan kepentingan pribadi.
Kerahasiaan	Menjaga informasi pribadi jemaat dengan serius (terutama dalam konseling).
Empati	Kepekaan terhadap kebutuhan dan pergumulan jemaat.
Tanggung jawab	Bertindak sesuai mandat pelayanan dan akuntabel.

 

3. Praktik Etika dalam Berbagai Aspek

a. Konseling Pastoral

• Tidak menyalahgunakan kepercayaan jemaat.
• Menjaga batasan profesional dan emosional.
• Tidak terlibat relasi romantis dengan konseli.

b. Pelayanan Umum

• Tidak menggunakan mimbar untuk menyindir personal.
• Jujur dalam mengelola persembahan dan keuangan gereja.
• Menghindari konflik kepentingan.

c. Kepemimpinan

• Transparansi dalam pengambilan keputusan.
• Bersikap adil dalam membimbing dan menegur.

 

4. Tantangan Etika Zaman Sekarang

• Media sosial: batas antara publik dan pribadi semakin kabur.
• Isu kekuasaan: pelayan bisa menyalahgunakan otoritas rohani.
• Kasus pelecehan atau manipulasi rohani harus ditangani secara serius.

 

5. Membangun Budaya Etis di Gereja

• Pelatihan etika untuk semua pelayan gereja.
• Membentuk tim akuntabilitas dan pengawasan.
• Menumbuhkan budaya terbuka, jujur, dan peduli.

  

Kepemimpinan Rohani dan Pelayanan Sakramental

1. 🕊️ Kepemimpinan Rohani

Kepemimpinan rohani adalah bentuk kepemimpinan yang dipandu oleh nilai-nilai Injil dan dikuasai oleh Roh Kudus untuk menuntun umat kepada kehendak Allah.

Ciri-ciri Kepemimpinan Rohani:

• Berpusat pada Kristus, bukan pada ego pribadi.
• Melayani, bukan dilayani (Markus 10:45).
• Visioner dan gembala, bukan sekadar manajer.
• Penuh kasih, bijak, dan integritas tinggi.

 

2. Tugas dan Fungsi Pemimpin Rohani

Fungsi	Penjelasan
Pengajar	Memberitakan dan mengajarkan Firman Tuhan.
Gembala	Menuntun, menghibur, dan membimbing umat.
Pembina	Membangun karakter dan kehidupan rohani jemaat.
Pemimpin Sakramen	Melayani baptisan dan perjamuan kudus secara kudus dan benar.

 

3. Tantangan dalam Kepemimpinan Gerejawi

• Penyelewengan otoritas rohani.
• Gaya kepemimpinan otoriter atau manipulatif.
• Tekanan dari jemaat dan dunia luar (politik, sosial, finansial).

 

✝️ Pelayanan Sakramental

1. Pengertian Sakramen

Sakramen adalah tanda lahiriah yang kelihatan dari kasih karunia Allah yang tidak kelihatan — sebuah tindakan kudus yang diperintahkan oleh Kristus.

Dalam banyak gereja Protestan:
Dua Sakramen utama:

1.    Baptisan

2.    Perjamuan Kudus (Ekaristi)

 

2. Sakramen Baptisan

• Simbol kelahiran baru dan masuk ke dalam tubuh Kristus.
• Dilakukan sekali, dengan air sebagai lambang pemurnian.
• Pemimpin rohani bertanggung jawab menyiapkan peserta secara rohani dan teologis.

3. Sakramen Perjamuan Kudus

• Mengingat pengorbanan Kristus.
• Menyatakan persekutuan umat percaya dengan Kristus dan satu sama lain.
• Harus dilayani dengan penuh hormat dan kesadaran akan kekudusan.

 

4. Etika Pelayanan Sakramental

• Tidak dilakukan sembarangan atau hanya formalitas.
• Dilayani oleh mereka yang berwenang secara gerejawi.
• Jemaat dibimbing agar memahami makna rohaninya, bukan hanya ritual.

 

5. Integrasi Kepemimpinan dan Sakramen

Pemimpin rohani tidak hanya bertugas memimpin upacara, tapi juga mendampingi jemaat menghayati makna sakramen sebagai bagian dari pertumbuhan iman.

 

Teologi Pastoral adalah bagian dari studi teologi yang berfokus pada penerapan prinsip-prinsip teologis dalam konteks pelayanan praktis, khususnya dalam kehidupan jemaat atau masyarakat. Fokus utama adalah pada konseling pastoral, pelayanan krisis, kepemimpinan rohani, dan etika pelayanan.

TEOLOGI PASTORAL merupakan salah satu disiplin teologi yang secara prinsip memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang “pastoral.” Yang dimaksud dengan hal-hal yang “pastoral,” menurut Hommes, mengacu pada dua hal, yaitu praksis pelayanan Kristen dan dirinya sendiri atau teologi pastoral itu sendiri. Teologi Pastoral muncul pada abad ke-18, di Jerman (1830) oleh Klaus Harms, Amerika (1847)

TEOLOGI PASTORAL adalah cabang ilmu teologi yang mempelajari penerapan ajaran agama dalam pelayanan gereja. Teologi pastoral juga dapat diartikan sebagai ilmu praktis yang berfokus pada penggembalaan umat. Teologi pastoral berfokus pada perspektif penggembalaan dalam kegiatan dan fungsi gereja dan pendeta. 

JADI PASTORAL berarti segala usaha untuk membantu hidup iman bersama, sehingga Sang Gembala Ilahi terasa tampil, hadir, menemani dan berkarya bagi semua manusia. Dengan kata lain pastoral adalah segala usaha dari seluruh umat untuk membangun Gereja.

TEOLOGI PRAKTIS adalah disiplin akademis yang mengkaji dan merefleksikan praktik keagamaan untuk memahami teologi yang dipraktikkan dalam praktik tersebut dan untuk mempertimbangkan bagaimana teori teologi dan praktik teologi dapat lebih selaras, diubah, atau ditingkatkan.

TUJUAN TEOLOGI PASTORAL 

• Membangun kehidupan umat secara menyeluruh
• Mempelajari tindakan, metode, dan struktur pelayanan pembangunan umat Allah
• Mendengarkan suara dari komunitas umat beriman
• Menganalisis iman umat supaya dapat memahami konteksnya

TOPIK-TOPIK YANG DIBAHAS 

• Homiletika
• Pelayanan pastoral
• Teologi sakramental
• Etika
• Model konseling
• Model panggilan menjadi pelayan Tuhan
• Model peacemaking
• Model blessed to be blessing
• Model penderitaan untuk Called to be blessing
• Model kemurahan Allah untuk Called to be a Blessing

DASAR TEOLOGI PASTORAL

• Teologi pastoral mengandaikan berbagai cabang teologi lainnya 
• Teologi pastoral menerima kesimpulan-kesimpulan apologetik, dogmatis, eksegetis, moral, yuridis, asketik, dan liturgis 
• Teologi pastoral menerapkan kesimpulan-kesimpulan tersebut secara ilmiah pada pelayanan imamat 

PRINSIP-PRINSIP TEOLOGI PASTORAL 

• Berusaha memberikan ekspresi praktis pada teologi
• Menarik kesimpulan teologis dari pengamatan yang dilakukan
• Menerima kesimpulan apologetik, dogmatis, eksegetis, moral, yuridis, asketik, liturgis, dan kesimpulan lain yang dicapai oleh mahasiswa gerejawi
• Secara ilmiah menerapkan berbagai kesimpulan ini pada pelayanan imamat

TUGAS PASTORAL

Pelayanan pastoral mempunyai fungsi menyembuhkan, menopang, membimbing, memperbaiki hubungan, dan mengasuh/memelihara. Pelayanan yang dilakukan oleh setiap orang terhadap orang lain tentu saja dilandasi oleh sebuah motivasi.

CONTOH PELAYANAN PASTORAL 

• Kunjungan pastoral untuk memberikan bimbingan, menyembuhkan, dan mempertahankan orang sakit
• Konseling pastoral untuk membantu orang yang mengalami trauma, penganiayaan, atau sakit penyakit

TANTANGAN TEOLOGI PASTORAL 

• Teologi pastoral dipertanyakan relevansinya untuk menjawab permasalahan-permasalahan penggembalaan masa kini
• Teologi pastoral terus digugat dan digantikan oleh disiplin ilmu yang lain

SUMBER-SUMBER. 

Tradisi dan Kitab Suci , sejauh keduanya menggambarkan Imam, Guru, dan Gembala yang ideal, dan mewariskan kepada kita gagasan-gagasan-Nya untuk pemeliharaan jiwa-jiwa, adalah sumber-sumber pertama teologi pastoral. Sebagai bukti Tradisi, ketetapan-ketetapan konsili-konsili umum merupakan hal yang sangat penting.

PASTORAL 

• Pastoral adalah segala hal, sikap, kata, tindakan yang berkaitan dengan kegembalaan Tuhan
• Kegembalaan Tuhan itu tampak dan perlu ditampakkan dalam kehidupan bersama maupun kehidupan menggereja

ISTILAH PASTORAL berasal dari kata pastor dalam bahasa Latin atau dalam Bahasa Yunani disebut poimen yang artinya gembala, seorang yang mempunyai sifat gembala, yang bersedia memberi perhatian, peduli, merawat, memelihara, melindungi dan menolong orang lain khususnya anggota jemaatnya.

PASTORAL dalam arti khusus bahwa salah satu dari tri tugas Gereja adalah:memimpin/mengatur/menata dan membimbing sebagaimana dilakukan Kristus sebagai raja. Itulah yang secara khusus disebut pastoral atau penggembalaan.

Apa artinya menjadi pastoral

Kata sifat pastoral (PEDULI) digunakan untuk merujuk pada bagian pekerjaan guru dan pendeta yang melibatkan pemberian bantuan dan nasihat tentang masalah pribadi : Tugas pastoral seorang pendeta termasuk membantu orang miskin dan sakit.

KEPEMIMPINAN PASTORAL adalah kepemimpinan dari seorang gembala yang di pilih untuk membimbing menggerakkan orang sesuai dengan rancangan dan tujuan Allah yakni menjadi berkat bagi dunia dan lingkungan. Kepemimpinan yang melakukan pelayanan yang berorientasi pada karunia kerohanian.

KEHIDUPAN GEMBALA memberitahu apa yang orang lain tidak tahu, dan menjelaskan apa yang orang lain tidak jelas untuk melayani dan mau berkorban artinya pastoral dibutuhkan semua orang

PRIBADI GEMBALA hendaknya memiliki motivasi, watak dan kerelaan yang kuat sehingga seluruh tindakan yang diperbuatnya tidak terlepas dari sikap penuh perhatian dan kasih sayang kepada seseorang atau sekelompok orang yang dihadapinya.

KEKUATAN GEMBALA: LEMAH LEMBUT DAN RENDAH HATI, pembelajaran setiap hari bukan sesekali.

PROBLEMATIKA PASTORAL

Problematika pastoral adalah masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan pastoral, seperti masalah dalam keluarga gembala, beban kerja pendeta, dan lain-lain. 

Masalah dalam keluarga gembala 

• Dilematika pelayanan pastoral antara Kristus, keluarga, dan jemaat
• Perlu adanya prioritas dalam pelayanan pastoral, yaitu membangun keintiman dengan Tuhan dan mengurus keluarga

Beban kerja pendeta 

• Mempersiapkan khotbah dan memimpin ibadah
• Konseling dan mengawasi program gereja
• Tekanan untuk siap sedia dalam keadaan darurat atau memenuhi kebutuhan jemaat

Jurnal Masalah Pastoral 

• Jurnal Masalah Pastoral (JUMPA) adalah jurnal yang membahas persoalan pastoral Gereja
• Jurnal ini diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Katolik Santo Yakobus Merauke secara berkala pada bulan April dan Oktober setiap tahunnya

Tujuan pastoral 

• Membantu agar setiap orang mengalami hidup berkelimpahan (hidup dan berkembang sebagai manusia seutuhnya)
• Menolong konseli menemukan dan mengatasi masalahnya
• Menolong konseli untuk bertumbuh dan berbuah
• Membuat konseli tersebut sampai pada tahap ia dapat melayani orang yang mengalami masalah

PELAYANAN PASTORAL adalah pelayanan yang tidak saja memperhatikan relasi antara sesama manusia tetapi juga relasi manusia dengan Allah, serta menempatkan Allah dalam relasi manusia dengan sesamanya. Mempunyai fungsi menyembuhkan, menopang, membimbing, memperbaiki hubungan, dan mengasuh/memelihara. Pelayanan yang dilakukan oleh setiap orang terhadap orang lain tentu saja dilandasi oleh sebuah motivasi

PEMDAMPINGAN PASTORAL (CARE) adalah proses perjumpaan timbal balik antara kedua belah pihak, pendamping dan yang didampingi yaitui sebuah pelayanan paripurna, yang artinya bukan saja pelayanan dalam hal kerohanian tetapi juga pelayanan beberapa aspek dalam kehidupan yakni masalah kerohanian, ekonomi, kesehatan fisik dan psikis dan sosial yang dihadapi.

PERAWATAN PASTORAL merupakan misi bagi seluruh jemaat dan oleh karena itu juga bagi individu, artinya semua harus ada untuk satu dan bukan satu untuk semua. Ini juga berarti pertolongan praktis dalam kehidupan, yang merupakan tawaran sidang jemaat yang penting: “… Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku,” demikian Tuhan berfirman menurut Matius 25:35–36.

PERAWATAN PASTORAL bekerja dalam dua cara: di satu sisi, itu adalah tuntunan rohani dalam perjalanan kita kepada Allah, di sisi lain, itu adalah dukungan dan bimbingan dalam situasi-situasi kehidupan sehari-hari 

PASTORAL KONSELING, adalah: (1) mengubah suatu sikap atau tingkah laku yang merugikan dan menolong sesama untuk mengentri nilai-nilai kehidupan yang ada. (2) meningkatkan kualitas kehidupan seseorang. (3) mendampingi, membimbing, dan menemukan solusi. (4) membantu seseorang untuk mengekspresikan perasaan.

DOA adalah alat pelayanan pastoral, sebagaimana yang sudah dijelaskan, Doa juga dapat diajarkan sebagai keterampilan yang perlu dimiliki dan dipraktikan oleh orang-orang yang dilayani secara pastoral.

GEMBALA YANG BAIK adalah konsisten baiknya dalam keadaan tidak ada bahaya maupun dalam keadaan berbahaya. Dalam keadaan buruk/berbahaya, Gembala yang baik tidak meninggalkan domba-domba-Nya, berjuang membela mereka, dan bahkan bila perlu Ia rela mati demi untuk domba-dombanya.

YESUS memberikan teladan bagaimana menjadi seorang gembala yang baik di mana gembala yang baik adalah gembala yang merawat atau memelihara kawanan domba dengan sepenuh hati bahkan rela mengorbankan nyawanya demi domba-dombanya (Yohanes 10:11). 

GEMBALA bertanggung jawab untuk mengajar (dodaskalous), menuntun (piomenas) dan memimpin (episkopos). Sedangkan 5 tugas Gereja dalam pastoral adalah pewartaan (Kerygma), kesaksian hidup (Martyria) persekutuan (Koinonia), pengudusan (Liturgia), dan pelayanan (Diakonia).

PENGGEMBALAAN adalah mencari dan mengunjungi jemaat satu persatu, supaya mereka dibimbing menjadi pengikut Kristus, mengabarkan kabar baik yaitu firman Tuhan, menjaga, memelihara dan membangun seluruh anggota jemaat dalam iman dan kelakuan yang benar sesuai dengan firman Tuhan.

SURAT-SURAT PASTORAL, surat-surat ini ditujukan kepada Timotius dan titus (1 dan 2 Timotius, Titus) dituliskan sebagai petunjuk mengenai bagaimana jemaat digembalakan dan untuk menjalankan tugas sebagai seorang gembala. Secara garis besar surat ini berisi petunjuk-petunjuk untuk menjalani hidup sekaligus untuk menanggulangi ajaran sesat. Surat-surat ini disajikan sebagai surat-surat dari Rasul Paulus kepada Timotius dan Titus.

PENDETA merupakan jabatan gerejawi, yang diberikan gereja dalam bentuk pengutusan kepada seseorang yang menerima panggilan Tuhan dan diteguhkan melalui petahbisan oleh Sinode.

JAM KERJA PENDETA, bekerja 7 hari dalam seminggu, 24 jam dalam sehari secara prinsipil dijalani dengan penuh kesungguhan

KARAKTERISTISK PEMIMPIN sebagai gembala ialah kepedulian, keberanian dan tuntutan. Bagi pemimpin-gembala perhatian dan produk bukan pada hasil dan keuntungan melainkan para pengikut/anggota

AYAT ALKITAB PENGGEMBALAAN: 1 Petrus 5:4, Mazmur 23:1-3, Mazmur 80:1, Kidung Agung 1:7-8, Yesaya 40:11, Yehezkiel 34:11-16, Yehezkiel 34:23-24, Zakharia 13:7, Yohanes 10:11-16, Ibrani 13:20

RENUNGAN:

TUGAS SEORANG GEMBALA

Yohanes 10:9-10 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

KARAKTER GEMBALA

Yohanes 10:1-2 “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.”

SUARA GEMBALA 

Yohanes 10:14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku

KARAKTER DOMBA

Yohanes 10:3-4 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.