Wujudkan Kepedulian
Terhadap Lingkungan Hidup
Baca dan Renungkan: Kejadian
1:1-31; Kejadian 2:1-15
Manusia sebagai ciptaan Allah yang mulia, ditempatkan Allah ada di alam ini, untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya, manusia harus beradaptasi dengan alam sekitarnya, untuk itu manusia perlu memiliki pemahaman yang benar terhadap alam sekitarnya.
Hal
ini sangat penting dipahami oleh manusia bahwa kehadirannya adalah sebagai
pengusaha, pemelihara dan melestarikan alam dan lingkungan hidup demi
kelangsungan hidup ciptaan lainnya.
Lingkungan hidup yang semakin rusak dan memprihatinkan saat ini, membutuhkan kesadaran dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun gereja.
Masing-masing perlu menunjukkan peran dan tanggungjawabnya atas alam dan lingkungan hidup. Berbagai kasus alam dan lingkungan hidup yang terjadi sekarang ini,baik pada lingkungan global maupun lingkungan naional, sebagian besar bersumber dari perilaku manusia.
Kasus-kasus pencemaran dan kerusakan, seperti di laut, hutan,
atmosfir, air, tanah dan sebagainya, bersumber pada manusia yang tidak
bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan keuntungan diri sendiri.
Manusia diciptakan Allah untuk menjaga dan bukan merusak alam, itulah inti dari teologi penciptaan. Konsep ini penting untuk dimengerti sebagai mandat Ilahi. Karena itu manusia mempunyai tanggung jawab terhadap kelestarian alam. Manusia perlu menghargai dan merawat alam.
Penanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup dapat
dikelompokkan antara lain: tanggung jawab pribadi, tanggung jawab keluarga, dan
tanggung jawab gereja. Orang percaya dipanggil untuk berperan serta dalam
melestarikan alam dan lingkungan hidup
Pandangan Manusia
Terhadap Alam dan Lingkungan Hidup
Manusia sebagai ciptaan
Allah yang mulia, ditempatkan Allah ada di alam ini, untuk melanjutkan
kelangsungan hidupnya, manusia harus beradaptasi dengan alam sekitarnya, untuk
itu manusia perlu memiliki pemahaman yang benar terhadap alam sekitarnya.
Dalam etika lingkungan berkaitan dengan perilaku manusia terhadap alam, muncul beberapa teori. Sonny Keraf berpendapat ada lima teori, yaitu, antroposentri, biosentris, ekosentris, hak asasi alam dan ekofeminis.
Antroposentri memandang manusia sebagai pusat alam semesta, dan hanya manusialah yang mempunyai hak untuk memanfaatkan dan menggunakan alam demi kepentingan dan kebutuhan hidupnya. Dalam pemanfaatan alam ini manusia harus tetap memiliki kesadaran akan keberlangsungan hidup yang lainnya.
Biosentris adalah menganggap semua makhluk hidup bernilai pada dirinya sendiri sehingga pantas mendapat pertimbangan dan kepedulian moral.
Ekosentris,
teori ini memusatkan etika lingkungan pada seluruh komunitas ekologis,
merupakan kelanjutan teori biosentris. Hak asasi alam, menerima bahwa makhluk
hidup membutuhkan ekosistem atau habitat untuk hidup dan berkembang.
Ekofeminis, menawarkan telaah kritis atas sumber dari semua krisis lingkungan.
Antroposentrisme adalah Antroposentrisme adalah teori lingkungan hidup yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
Pandangan ini diikuti oleh pemikiran bahwa dunia diciptakan hanya untuk dan bagi kepentingan manusia. Hal inilah yang menyebabkan manusia menguras alam demi memenuhi kepentingan dan kehidupannya tanpa memberi perhatian kepada kelestarian alam.
Tuhan memberikan keahlian kepada manusia untuk mengelola alam ini demi pemenuhan hidupnya akan tetapi juga harus diimbangi dengan adanya tanggungjawab untuk memelihara dan melestarikannya demi kehidupan ciptaan lainnya. Keuntungan menjadi tujuan utama,
Berorientasi pada laba,yang terjadi hanyalah pengeksploitasian terhadap sumber kekayaan alam...., menggali dan membongkar, tanpa memikirkan akibat bagi alam, atau pun meminimalkan risiko pencemaran, sebab hal itu akan meningkatkan biaya produksi.
Jika proses produksi kapitalisme dibiarkan, jelas alam lingkungan hidup pasti akan semakin rusak. Karena itu, paradigma antroposentris dituduh sebagai penyebab utama kerusakan atau krisis lingkungan yang terjadi sekarang.
Pandangan ini
memberi masukan kepada kita bahwa manusia harus dapat menempatkan dirinya
sebagai ciptaan Tuhan yang memiliki tanggung jawab memelihara alam ini tidak
menjadi manusia yang egois hanya memikirkan apa yang menjadi kebutuhannya namun
tidak peduli akan kehidupan yang lainnya yang juga berada di alam ini termasuk
pada pemeliharaan alam semesta ini. Orang percaya harus memiliki kepedulian
terhadap pemeliharan alam hingga menjadi tempat yang nyaman.
Pandangan antroposentrisme ini sangat bertentangan dari tujan Allah menempatkan manusia di alam ini, sebab sejak semula Allah telah memberikan mandat kepada manusia, kitab Kejadian 2:15. ”TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”.
Hal ini menegaskan bahwa manusia tidak hanya mengambil hasil dari alam namun juga harus memeliharanya untuk kelangsungan hidup berikutnya. Mandat yang diberikan Allah harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab.
Orang percaya ditempatkan Allah ada di alam ini
juga harus mewujudkan kehendak Allah yaitu bahwa Allah Sang Pencipta telah
menyediakan kebutuhan manusia dengan ciptaan lainnya dan manusia diberi akal
sehat dan keahlian untuk mengelola namun juga untuk melestarikan dan memelihara
alam ini.
Bumi sebagai tempat tinggal seluruh makhluk menghadapi kerusakan semakin serius. Penyebab pokok dari krisis bumi/ lingkungan hidup ini adalah pola pendekatan manusia modern terhadap alam yang keliru.
Manusia kurang memperlakukan alam sebagai sahabat dan hanya melihat sebagai obyek semata-mata. Alam dipandang sebagai sarana, tambang kekayaan, sumber energi, sumber kekayaan yang memang harus dieksploitasi bagi kebutuhan manusia.
Inilah yang menyebabkan kerusakan lingkungan semakin parah. Manusia kurang sadar, dengan merusak alam ciptaan, manusia sebenarnya sedang menghancurkan peradaban dirinya sendiri.
Manusia yang
juga hidup di alam ini harus memiliki kesadaran yang tinggi bahwa alam
diciptakan untuk memenuhi kebutuhannya akan tetapi harus memperhitungkan dampak
dari akibat tindakan yang hanya mengambil hasil alam tanpa adanya kesadaran
untuk melestarikannya
Orang percaya agar menyadari keberadaannya di alam ini, bahwa tidak hanya sekedar mengambil hasil alam ini, akan tetapi juga harus memikirkan pemeliharannya dan kelestariannya serta keindahan alam ini, karena manusia ada bersama alam (disamping) ciptaan yang lain,di dalam solidaritas dengan ciptaan yang lain, meskipun tetap dalam perbedaan-perbedaan.
Manusia hidup bersama alam dan tidak memperlakukannya sesuka hati. Manusia harus menunjukkan tanggungjawabnya sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal sehat sehingga segala tindakan yang dilakukan harus penuh dengan pertimbangan.Atas dasar solidaritas,manusia memandang semua alam dan makluk lain secara integral.
Inilah dasar penatalayanan (stewardship)
manusia dalam alam semesta, sebagaimana diciptakan Allah sebagai baik itu
(Kejadian 1:10, 12). Semua makluk hidup berada dalam relasi saling bergantung
dan saling memerlukan. Tidak ada satu makluk dalam alam ini yang tidak saling
membutuhkan, semua saling keterkaitan satu dengan lainnya.
Bentuk – bentuk
Kerusakan Alam dan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup yang
semakin rusak dan memprihatinkan saat ini, membutuhkan kesadaran dari berbagai
pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun gereja. Masing-masing perlu
menunjukkan peran dan tanggungjawabnya atas alam dan lingkungan hidup.
Berbagai kasus alam dan lingkungan hidup yang terjadi sekarang ini, baik pada lingkungan global maupun lingkungan nasional, sebagian besar bersumber dari perilaku manusia. Kasus-kasus pencemaran dan kerusakan, seperti di laut, hutan, atmosfir, air, tanah dan sebagainya, bersumber pada manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan keuntungan diri sendiri.
Perilaku seperti
ini sangat tidak menunjukkan manusia yang bertanggung jawab dan hanya mengutamakan
kepentingan pribadi, hingga menjadi manusia yang egois.
Pemanasan global merupakan proses naiknya suhu rata-rata atmosfir, laut serta daratan bumi. Kenaikan suhu bumi ini diakibatkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca akibat dari ulah manusia sendiri.
Akibat pemanasan global banyak sekali kerusakan yang ditimbulkan bisa mencapai seluruh struktur yang berada di bumi ini. Kenaikan suhu secara global akan menimbulkan banyak perubahan seperti halnya menyebabkan cuaca ekstrem dan menaikkan tinggi permukaan air laut,punahnya berbagai macam hewan, berpengaruh terhadap hasil pertanian, hilangnya gletser dan mencairnya es di kutub utara dan selatan.
Manusia harus menyadari betapa besarnya kerugian
yang diakibatkan oleh sikap egoisme pribadi yang hanya memikirkan kepentingan
pribadi tanpa memikirkan orang lain dan alam sekitarnya.
Manusia adalah pengelola atas alam beserta isinya, yaitu untuk menjaga, melestarikan, mengusahakan, dan tidak hanya mengambil hasil bumi tanpa pemikiran untuk merawatnya demi kelangsungan hidup berikutnya.
Manusia bukan pemilik alam ini, melainkan diberi
kuasa untuk mengusahakan dan bertindak secara bertanggung jawab, artinya segala
yang dilakukannya terhadap alam dan lingkungan hidup harus penuh dengan
tanggung jawab.
Tanggungajawab Terhadap
Alam dan Lingkungan
Manusia diciptakan Allah untuk menjaga dan bukan merusak alam, itulah inti dari teologi penciptaan. Konsep ini penting untuk dimengerti sebagai mandat Ilahi. Karena itu manusia mempunyai tanggung jawab terhadap kelestarian alam.
Manusia perlu menghargai
dan merawat alam jika tidak, maka kerusakan alam akan semakin besar dan dampak
buruk dari kerusakan alam akan dirasakan juga oleh manusia itu sendiri,maka
perlu kesadaran yang tinggi untuk merubah perilaku menjadi manusia yang penuh
tanggungjawab dalam pemeliharaan alam ini.
Penanggung jawab terhadap
alam dan lingkungan hidup dapat dikelompokkan antara lain: tanggung jawab
pribadi, tanggung jawab keluarga, dan tanggung jawab gereja.
a. Tanggung jawab
pribadi.
Dengan merusak alam ciptaan, manusia sedang menghancurkan peradaban dirinya sendiri. Sebagai perseorangan terkadang merasa bahwa tindakan kita tidak akan membuat banyak perbedaan, tetapi pernahkah kita berpikir jika banyak orang yang melakukan seperti yang kita lakukan?
Masalah-masalah akan berubah ketika banyak orang
membuat keputusan yang sama tentang keselamatan dan keberadaan lingkungan. Hal
konkrit yang dapat dilakukan secara pribadi anatara lain:
1. Peduli terhadap
kebersihan, yang dimulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga.
2. Peduli terhadap
keindahan alam sekitar dengan melakukan penghijauan di lingkungan
masing-masing.
3. Meminimalkan penggunaan
energi yang berdampak pada pemanasan global.
4. Meminimalkan polusi
dengan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, dengan bersepeda atau berjalan
kaki jika jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya.
5. Membuang sampah pada
tempatnya merupakan pola hidup yang harus dibiasakan dalam keluarga.
6. Mengurangi penggunaan
plastik dengan menggantikan kantong atau tas yang ramah lingkungan.
7. Menanam pohon di lahan
kosong sekitar rumah sehingga menghasilkan udara yang segar dan sejuk.
Dengan demikian setiap
pribadi remaja Kristen harus menyadari bahwa menjaga, merawat, dan melestarikan
alam dan lingkungan hidup adalah merupakan tanggung jawabnya juga secara
pribadi atau individu dengan kesadaran ini, maka lingkungan sekitar kita akan terawat,
terpelihara dan indah serta nyaman untuk ditempati bersama.
b. Tanggung jawab
keluarga
Setiap anggota keluarga sangat berperan dalam menentukan gaya hidup keluarga sehari-hari. Selain peran ayah sebagai kepala rumah tangga ada peran penting dan sangat strategis yang diemban seorang ibu bersama ayah mendidik anak terkait kebiasaan ramah lingkungan dalam keluarga.
Kebiasaan untuk memelihara lingkungan yang bersih harus ditanamkan sejak anak masih kecil dan hal ini merupakan tugas yang harus dilakukan secara bersama oleh ibu dan ayah dalam keluarga sehingga ketika anak sudah besar kelak akan terbiasa dengan pola hidup yang telah ditanamkan sejak masih anak-anak.
Contohnya yaitu rumah berkelanjutan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah disediakan Tuhan bagi kita, khususnya bagi kita yang tinggal di daerah tropis. Rumah berkelanjutan menurut Michael Mobbs, mempunyai ciri tidak ada air hujan yang meninggalkan halaman rumah,artinya terdapat resapan air hujan yang baik di area rumah tersebut.
Tidak ada kotoran yang meninggalkan halaman rumah, artinya
kebersihan terjaga dengan baik. Sampah dikelola dengan baik. Bangunan termuat
dari material yang ramah lingkungan, dan sebagainya. Hal ini bisa terlaksana
dengan baik apabila semua anggota keluarga memiliki kepedulian dan memiliki
kesadaran untuk menciptakan rumah yang barsih dan bebas dari genangan air di
sekitar rumah tempat tinggal.
c. Tanggung jawab
gereja
Gereja dalam kedudukannya sebagai organisasi mempunyai peranan vital dalam usaha pelestarian lingkungan. Gereja diharapkan dapat memberikan perhatiannya secara serius mengusahakan dan mengupayakan pemulihan kerusakan lingkungan ataupun pemanfaatan lingkungan yang baik.
Dalam khobah yang disampaikan oleh hamba Tuhan perlu menghibau atau
memberikan pendidikan betapa pentingnya hidup sehat dengan dimulai dari rumah
masing-masing jemaat. Tidak cukup hanya berpakaian yang rapih dan bersih ketika
ibadah di gereja akan tetapi kebersihan dalam lingkungan keluarga pun sangat
penting untuk dibiasakan. Beberapa aksi praktis yang dapat dilakukan gereja
antara lain:
1. Mendukung program
pemerintah daerah dalam bidang lingkungan hidup, dengan mendorong jemaatnya
untuk program pemerintah tersebut.
Melibatkan jemaat agar ikut serta dalam usaha melestarikan alam yang dimulai di
lingkungan masing-masing.
2. Bekerjasama dengan
pemeluk agama lain dalam aktifitas penyelamatan lingkungan. Menunjukkan
tanggungjawabnya sebagai bagian dari masyarakat majemuk untuk ikut serta dalam
kegiatan yang dilakukan dengan sesama warga meskipun berbeda keyakinan.
3. Bekerjasama dalam hal
bagaimana untuk pengelolaan sampah. Dapat dilakukan dengan melakukan daur ulang
sampah atau dengan menjadikan sampah menjadi kompos yang dapat digunakan
sebagai pupuk pada tanaman warga sekitar.
4. Bekerjasama dalam hal
memerangi penebangan liar serta memiliki kesadaran betapa pentingnya
penghijauan dilakukan demi kesehatan setiap warga.
5. Eksploitasi sumber daya
alam secara berlebihan dan memberikan edukasi bahwa setiap tindakan yang
dilakukan membutuhkan perhitungan hingga terjadi keseimbangan antara
pengambilan sumber daya alam dengan pemeliharaan yang dilakukan.
6. Bekerjasama dengan LSM lingkungan dan
memberikan masukan demi penyelamatan lingkungan sekitar.
7. Merumuskan
pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan konteks masyarakat atau kearifan lokal
dan imflementasi dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan hidup dan sumber
alam.
8. Dalam kaitannya dengan
tugas mengajar umat, gereja dapat berperan dengan membuat kurikulum pengajaran
yang juga mengajarkan lingkungan. Dapat dilakukan dalam bentuk pengajaran atau
seminar tentang lingkungan hidup bagi remaja, pemuda maupun semua warga jemaat.
9. Gereja perlu mendidik
umat tentang ekatologi yang alkitabiah melalui khotbah-khotbahnya, sehingga
umat dapat menghidupi dengan benar dan nyata, serta mempraktikkannya secara
konsisten.
10. Gereja dapat membentuk
tim khusus yang memperhatikan lingkungan. Remaja dan pemuda merupakan modal
gereja dengan melibatkan mereka tentang kegiatan yang ber wawasan lingkungan
hidup.
Allah menempatkan kita di
dunia ini, tidak sekedar hidup untuk memenuhi bumi dan beranak cucu, namun ada
tugas dan tanggung jawab yang juga sangat penting untuk dilakukan gereja
sebagai umat Allah, memiliki tanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup.
Kekristenan perlu berpikir atau berteologi dengan menempatkan alam sebagai
bagian integral dari karya penciptaan Allah. Konsep keselamatan perlu dilihat
dari kacamata yang lain,yakni secara holistik. Tidak ada keselamatan yang
mengesampingkan kerusakan alam atau lingkungan hidup. Kekristenan juga perlu
mengajarkan perilaku konservasi atau pengelolaan alam yang baik. Gereja,
keluarga, dan setiap individu orang percaya mempunyai peran penting dalam
menjaga dan melestarikan lingkungan. Tidak cukup hanya dengan kesadaran,
melainkan perlu disertai dengan aksi atau tindakan nyata,baik dalam lingkungan
kecil maupun dalam skala besar. Tidak cukup hanya berupa himbauan, arahan, dan
perintah, namun yang sangat dibutuhkan adalah tindakan nyata dan pratik dalam
kehidupan sehari-hari. Mari semua lakukan apa yang dapat kalian lakukan, secara
pribadi di rumah, di sekolah, di gereja dan di masyarakat, demi terciptanya
lingkungan yang sehat, nyaman, asri dan kondusif.
Pertanyaan:
Bagaimana perilakumu
selama ini terhadap alam?
1. Apa yang sudah kalian
lakukan demi melestarikan alam sekitar kalian?
2. Apa yang harus kalian
lakukan sebagai wujud kepedulianmu terhadap alam disekitarmu?
1.sudah
BalasHapus2.-melakukan penghijauan di lingkungan
-Mengurangi penggunaan plastik
-Meminimalkan penggunaan energi yang berdampak pada pemanasan global.
1.sudah
BalasHapus2.-melakukan penghijauan di lingkungan
-Mengurangi penggunaan plastik
-Meminimalkan penggunaan energi yang berdampak pada pemanasan global
-menjaga lingkungan
1. sudah
BalasHapus2. -menanam tumbuhan
-tidak membuang sampah sembarangan
-tidak menggunakan bahan yg tidak ramah lingkungan