Wujudkan Kepedulian Terhadap Lingkungan Hidup - Bab 12 | PAK Kelas 9 - 2024

 

Wujudkan Kepedulian Terhadap Lingkungan Hidup

Baca dan Renungkan: Kejadian 1:1-31; Kejadian 2:1-15

Manusia sebagai ciptaan Allah yang mulia, ditempatkan Allah ada di alam ini, untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya, manusia harus beradaptasi dengan alam sekitarnya, untuk itu manusia perlu memiliki pemahaman yang benar terhadap alam sekitarnya. 

Hal ini sangat penting dipahami oleh manusia bahwa kehadirannya adalah sebagai pengusaha, pemelihara dan melestarikan alam dan lingkungan hidup demi kelangsungan hidup ciptaan lainnya.

Lingkungan hidup yang semakin rusak dan memprihatinkan saat ini, membutuhkan kesadaran dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun gereja. 

Masing-masing perlu menunjukkan peran dan tanggungjawabnya atas alam dan lingkungan hidup. Berbagai kasus alam dan lingkungan hidup yang terjadi sekarang ini,baik pada lingkungan global maupun lingkungan naional, sebagian besar bersumber dari perilaku manusia. 

Kasus-kasus pencemaran dan kerusakan, seperti di laut, hutan, atmosfir, air, tanah dan sebagainya, bersumber pada manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan keuntungan diri sendiri.

Manusia diciptakan Allah untuk menjaga dan bukan merusak alam, itulah inti dari teologi penciptaan. Konsep ini penting untuk dimengerti sebagai mandat Ilahi. Karena itu manusia mempunyai tanggung jawab terhadap kelestarian alam. Manusia perlu menghargai dan merawat alam. 

Penanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup dapat dikelompokkan antara lain: tanggung jawab pribadi, tanggung jawab keluarga, dan tanggung jawab gereja. Orang percaya dipanggil untuk berperan serta dalam melestarikan alam dan lingkungan hidup

Pandangan Manusia Terhadap Alam dan Lingkungan Hidup

Manusia sebagai ciptaan Allah yang mulia, ditempatkan Allah ada di alam ini, untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya, manusia harus beradaptasi dengan alam sekitarnya, untuk itu manusia perlu memiliki pemahaman yang benar terhadap alam sekitarnya.

Dalam etika lingkungan berkaitan dengan perilaku manusia terhadap alam, muncul beberapa teori. Sonny Keraf berpendapat ada lima teori, yaitu, antroposentri, biosentris, ekosentris, hak asasi alam dan ekofeminis. 

Antroposentri memandang manusia sebagai pusat alam semesta, dan hanya manusialah yang mempunyai hak untuk memanfaatkan dan menggunakan alam demi kepentingan dan kebutuhan hidupnya. Dalam pemanfaatan alam ini manusia harus tetap memiliki kesadaran akan keberlangsungan hidup yang lainnya. 

Biosentris adalah menganggap semua makhluk hidup bernilai pada dirinya sendiri sehingga pantas mendapat pertimbangan dan kepedulian moral.

 Ekosentris, teori ini memusatkan etika lingkungan pada seluruh komunitas ekologis, merupakan kelanjutan teori biosentris. Hak asasi alam, menerima bahwa makhluk hidup membutuhkan ekosistem atau habitat untuk hidup dan berkembang. Ekofeminis, menawarkan telaah kritis atas sumber dari semua krisis lingkungan.

Antroposentrisme adalah Antroposentrisme adalah teori lingkungan hidup yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. 

Pandangan ini diikuti oleh pemikiran bahwa dunia diciptakan hanya untuk dan bagi kepentingan manusia. Hal inilah yang menyebabkan manusia menguras alam demi memenuhi kepentingan dan kehidupannya tanpa memberi perhatian kepada kelestarian alam. 

Tuhan memberikan keahlian kepada manusia untuk mengelola alam ini demi pemenuhan hidupnya akan tetapi juga harus diimbangi dengan adanya tanggungjawab untuk memelihara dan melestarikannya demi kehidupan ciptaan lainnya. Keuntungan menjadi tujuan utama, 

Berorientasi pada laba,yang terjadi hanyalah pengeksploitasian terhadap sumber kekayaan alam...., menggali dan membongkar, tanpa memikirkan akibat bagi alam, atau pun meminimalkan risiko pencemaran, sebab hal itu akan meningkatkan biaya produksi.

 Jika proses produksi kapitalisme dibiarkan, jelas alam lingkungan hidup pasti akan semakin rusak. Karena itu, paradigma antroposentris dituduh sebagai penyebab utama kerusakan atau krisis lingkungan yang terjadi sekarang. 

Pandangan ini memberi masukan kepada kita bahwa manusia harus dapat menempatkan dirinya sebagai ciptaan Tuhan yang memiliki tanggung jawab memelihara alam ini tidak menjadi manusia yang egois hanya memikirkan apa yang menjadi kebutuhannya namun tidak peduli akan kehidupan yang lainnya yang juga berada di alam ini termasuk pada pemeliharaan alam semesta ini. Orang percaya harus memiliki kepedulian terhadap pemeliharan alam hingga menjadi tempat yang nyaman.

Pandangan antroposentrisme ini sangat bertentangan dari tujan Allah menempatkan manusia di alam ini, sebab sejak semula Allah telah memberikan mandat kepada manusia, kitab Kejadian 2:15. ”TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”. 

Hal ini menegaskan bahwa manusia tidak hanya mengambil hasil dari alam namun juga harus memeliharanya untuk kelangsungan hidup berikutnya. Mandat yang diberikan Allah harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab. 

Orang percaya ditempatkan Allah ada di alam ini juga harus mewujudkan kehendak Allah yaitu bahwa Allah Sang Pencipta telah menyediakan kebutuhan manusia dengan ciptaan lainnya dan manusia diberi akal sehat dan keahlian untuk mengelola namun juga untuk melestarikan dan memelihara alam ini.

Bumi sebagai tempat tinggal seluruh makhluk menghadapi kerusakan semakin serius. Penyebab pokok dari krisis bumi/ lingkungan hidup ini adalah pola pendekatan manusia modern terhadap alam yang keliru. 

Manusia kurang memperlakukan alam sebagai sahabat dan hanya melihat sebagai obyek semata-mata. Alam dipandang sebagai sarana, tambang kekayaan, sumber energi, sumber kekayaan yang memang harus dieksploitasi bagi kebutuhan manusia.

Inilah yang menyebabkan kerusakan lingkungan semakin parah. Manusia kurang sadar, dengan merusak alam ciptaan, manusia sebenarnya sedang menghancurkan peradaban dirinya sendiri. 

Manusia yang juga hidup di alam ini harus memiliki kesadaran yang tinggi bahwa alam diciptakan untuk memenuhi kebutuhannya akan tetapi harus memperhitungkan dampak dari akibat tindakan yang hanya mengambil hasil alam tanpa adanya kesadaran untuk melestarikannya

Orang percaya agar menyadari keberadaannya di alam ini, bahwa tidak hanya sekedar mengambil hasil alam ini, akan tetapi juga harus memikirkan pemeliharannya dan kelestariannya serta keindahan alam ini, karena manusia ada bersama alam (disamping) ciptaan yang lain,di dalam solidaritas dengan ciptaan yang lain, meskipun tetap dalam perbedaan-perbedaan. 

Manusia hidup bersama alam dan tidak memperlakukannya sesuka hati. Manusia harus menunjukkan tanggungjawabnya sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal sehat sehingga segala tindakan yang dilakukan harus penuh dengan pertimbangan.Atas dasar solidaritas,manusia memandang semua alam dan makluk lain secara integral.

 Inilah dasar penatalayanan (stewardship) manusia dalam alam semesta, sebagaimana diciptakan Allah sebagai baik itu (Kejadian 1:10, 12). Semua makluk hidup berada dalam relasi saling bergantung dan saling memerlukan. Tidak ada satu makluk dalam alam ini yang tidak saling membutuhkan, semua saling keterkaitan satu dengan lainnya.

Bentuk – bentuk Kerusakan Alam dan Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup yang semakin rusak dan memprihatinkan saat ini, membutuhkan kesadaran dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun gereja. Masing-masing perlu menunjukkan peran dan tanggungjawabnya atas alam dan lingkungan hidup.

Berbagai kasus alam dan lingkungan hidup yang terjadi sekarang ini, baik pada lingkungan global maupun lingkungan nasional, sebagian besar bersumber dari perilaku manusia. Kasus-kasus pencemaran dan kerusakan, seperti di laut, hutan, atmosfir, air, tanah dan sebagainya, bersumber pada manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan keuntungan diri sendiri. 

Perilaku seperti ini sangat tidak menunjukkan manusia yang bertanggung jawab dan hanya mengutamakan kepentingan pribadi, hingga menjadi manusia yang egois.

Pemanasan global merupakan proses naiknya suhu rata-rata atmosfir, laut serta daratan bumi. Kenaikan suhu bumi ini diakibatkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca akibat dari ulah manusia sendiri. 

Akibat pemanasan global banyak sekali kerusakan yang ditimbulkan bisa mencapai seluruh struktur yang berada di bumi ini. Kenaikan suhu secara global akan menimbulkan banyak perubahan seperti halnya menyebabkan cuaca ekstrem dan menaikkan tinggi permukaan air laut,punahnya berbagai macam hewan, berpengaruh terhadap hasil pertanian, hilangnya gletser dan mencairnya es di kutub utara dan selatan. 

Manusia harus menyadari betapa besarnya kerugian yang diakibatkan oleh sikap egoisme pribadi yang hanya memikirkan kepentingan pribadi tanpa memikirkan orang lain dan alam sekitarnya.

Manusia adalah pengelola atas alam beserta isinya, yaitu untuk menjaga, melestarikan, mengusahakan, dan tidak hanya mengambil hasil bumi tanpa pemikiran untuk merawatnya demi kelangsungan hidup berikutnya. 

Manusia bukan pemilik alam ini, melainkan diberi kuasa untuk mengusahakan dan bertindak secara bertanggung jawab, artinya segala yang dilakukannya terhadap alam dan lingkungan hidup harus penuh dengan tanggung jawab.

Tanggungajawab Terhadap Alam dan Lingkungan

Manusia diciptakan Allah untuk menjaga dan bukan merusak alam, itulah inti dari teologi penciptaan. Konsep ini penting untuk dimengerti sebagai mandat Ilahi. Karena itu manusia mempunyai tanggung jawab terhadap kelestarian alam. 

Manusia perlu menghargai dan merawat alam jika tidak, maka kerusakan alam akan semakin besar dan dampak buruk dari kerusakan alam akan dirasakan juga oleh manusia itu sendiri,maka perlu kesadaran yang tinggi untuk merubah perilaku menjadi manusia yang penuh tanggungjawab dalam pemeliharaan alam ini.

Penanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup dapat dikelompokkan antara lain: tanggung jawab pribadi, tanggung jawab keluarga, dan tanggung jawab gereja.

a. Tanggung jawab pribadi.

Dengan merusak alam ciptaan, manusia sedang menghancurkan peradaban dirinya sendiri. Sebagai perseorangan terkadang merasa bahwa tindakan kita tidak akan membuat banyak perbedaan, tetapi pernahkah kita berpikir jika banyak orang yang melakukan seperti yang kita lakukan? 

Masalah-masalah akan berubah ketika banyak orang membuat keputusan yang sama tentang keselamatan dan keberadaan lingkungan. Hal konkrit yang dapat dilakukan secara pribadi anatara lain:

1. Peduli terhadap kebersihan, yang dimulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga.

2. Peduli terhadap keindahan alam sekitar dengan melakukan penghijauan di lingkungan masing-masing.

3. Meminimalkan penggunaan energi yang berdampak pada pemanasan global.

4. Meminimalkan polusi dengan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, dengan bersepeda atau berjalan kaki jika jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya.

5. Membuang sampah pada tempatnya merupakan pola hidup yang harus dibiasakan dalam keluarga.

6. Mengurangi penggunaan plastik dengan menggantikan kantong atau tas yang ramah lingkungan.

7. Menanam pohon di lahan kosong sekitar rumah sehingga menghasilkan udara yang segar dan sejuk.

Dengan demikian setiap pribadi remaja Kristen harus menyadari bahwa menjaga, merawat, dan melestarikan alam dan lingkungan hidup adalah merupakan tanggung jawabnya juga secara pribadi atau individu dengan kesadaran ini, maka lingkungan sekitar kita akan terawat, terpelihara dan indah serta nyaman untuk ditempati bersama.

b. Tanggung jawab keluarga

Setiap anggota keluarga sangat berperan dalam menentukan gaya hidup keluarga sehari-hari. Selain peran ayah sebagai kepala rumah tangga ada peran penting dan sangat strategis yang diemban seorang ibu bersama ayah mendidik anak terkait kebiasaan ramah lingkungan dalam keluarga. 

Kebiasaan untuk memelihara lingkungan yang bersih harus ditanamkan sejak anak masih kecil dan hal ini merupakan tugas yang harus dilakukan secara bersama oleh ibu dan ayah dalam keluarga sehingga ketika anak sudah besar kelak akan terbiasa dengan pola hidup yang telah ditanamkan sejak masih anak-anak. 

Contohnya yaitu rumah berkelanjutan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah disediakan Tuhan bagi kita, khususnya bagi kita yang tinggal di daerah tropis. Rumah berkelanjutan menurut Michael Mobbs, mempunyai ciri tidak ada air hujan yang meninggalkan halaman rumah,artinya terdapat resapan air hujan yang baik di area rumah tersebut. 

Tidak ada kotoran yang meninggalkan halaman rumah, artinya kebersihan terjaga dengan baik. Sampah dikelola dengan baik. Bangunan termuat dari material yang ramah lingkungan, dan sebagainya. Hal ini bisa terlaksana dengan baik apabila semua anggota keluarga memiliki kepedulian dan memiliki kesadaran untuk menciptakan rumah yang barsih dan bebas dari genangan air di sekitar rumah tempat tinggal.

c. Tanggung jawab gereja

Gereja dalam kedudukannya sebagai organisasi mempunyai peranan vital dalam usaha pelestarian lingkungan. Gereja diharapkan dapat memberikan perhatiannya secara serius mengusahakan dan mengupayakan pemulihan kerusakan lingkungan ataupun pemanfaatan lingkungan yang baik. 

Dalam khobah yang disampaikan oleh hamba Tuhan perlu menghibau atau memberikan pendidikan betapa pentingnya hidup sehat dengan dimulai dari rumah masing-masing jemaat. Tidak cukup hanya berpakaian yang rapih dan bersih ketika ibadah di gereja akan tetapi kebersihan dalam lingkungan keluarga pun sangat penting untuk dibiasakan. Beberapa aksi praktis yang dapat dilakukan gereja antara lain:

1. Mendukung program pemerintah daerah dalam bidang lingkungan hidup, dengan mendorong jemaatnya untuk program pemerintah tersebut. Melibatkan jemaat agar ikut serta dalam usaha melestarikan alam yang dimulai di lingkungan masing-masing.

2. Bekerjasama dengan pemeluk agama lain dalam aktifitas penyelamatan lingkungan. Menunjukkan tanggungjawabnya sebagai bagian dari masyarakat majemuk untuk ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan dengan sesama warga meskipun berbeda keyakinan.

3. Bekerjasama dalam hal bagaimana untuk pengelolaan sampah. Dapat dilakukan dengan melakukan daur ulang sampah atau dengan menjadikan sampah menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk pada tanaman warga sekitar.

4. Bekerjasama dalam hal memerangi penebangan liar serta memiliki kesadaran betapa pentingnya penghijauan dilakukan demi kesehatan setiap warga.

5. Eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan dan memberikan edukasi bahwa setiap tindakan yang dilakukan membutuhkan perhitungan hingga terjadi keseimbangan antara pengambilan sumber daya alam dengan pemeliharaan yang dilakukan.

 6. Bekerjasama dengan LSM lingkungan dan memberikan masukan demi penyelamatan lingkungan sekitar.

7. Merumuskan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan konteks masyarakat atau kearifan lokal dan imflementasi dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan hidup dan sumber alam.

8. Dalam kaitannya dengan tugas mengajar umat, gereja dapat berperan dengan membuat kurikulum pengajaran yang juga mengajarkan lingkungan. Dapat dilakukan dalam bentuk pengajaran atau seminar tentang lingkungan hidup bagi remaja, pemuda maupun semua warga jemaat.

9. Gereja perlu mendidik umat tentang ekatologi yang alkitabiah melalui khotbah-khotbahnya, sehingga umat dapat menghidupi dengan benar dan nyata, serta mempraktikkannya secara konsisten.

10. Gereja dapat membentuk tim khusus yang memperhatikan lingkungan. Remaja dan pemuda merupakan modal gereja dengan melibatkan mereka tentang kegiatan yang ber wawasan lingkungan hidup.

Allah menempatkan kita di dunia ini, tidak sekedar hidup untuk memenuhi bumi dan beranak cucu, namun ada tugas dan tanggung jawab yang juga sangat penting untuk dilakukan gereja sebagai umat Allah, memiliki tanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup. Kekristenan perlu berpikir atau berteologi dengan menempatkan alam sebagai bagian integral dari karya penciptaan Allah. Konsep keselamatan perlu dilihat dari kacamata yang lain,yakni secara holistik. Tidak ada keselamatan yang mengesampingkan kerusakan alam atau lingkungan hidup. Kekristenan juga perlu mengajarkan perilaku konservasi atau pengelolaan alam yang baik. Gereja, keluarga, dan setiap individu orang percaya mempunyai peran penting dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Tidak cukup hanya dengan kesadaran, melainkan perlu disertai dengan aksi atau tindakan nyata,baik dalam lingkungan kecil maupun dalam skala besar. Tidak cukup hanya berupa himbauan, arahan, dan perintah, namun yang sangat dibutuhkan adalah tindakan nyata dan pratik dalam kehidupan sehari-hari. Mari semua lakukan apa yang dapat kalian lakukan, secara pribadi di rumah, di sekolah, di gereja dan di masyarakat, demi terciptanya lingkungan yang sehat, nyaman, asri dan kondusif.

Pertanyaan:

Bagaimana perilakumu selama ini terhadap alam?

1. Apa yang sudah kalian lakukan demi melestarikan alam sekitar kalian?

2. Apa yang harus kalian lakukan sebagai wujud kepedulianmu terhadap alam disekitarmu?

Komentar

  1. 1.sudah
    2.-melakukan penghijauan di lingkungan
    -Mengurangi penggunaan plastik
    -Meminimalkan penggunaan energi yang berdampak pada pemanasan global.

    BalasHapus
  2. 1.sudah
    2.-melakukan penghijauan di lingkungan
    -Mengurangi penggunaan plastik
    -Meminimalkan penggunaan energi yang berdampak pada pemanasan global
    -menjaga lingkungan

    BalasHapus
  3. 1. sudah
    2. -menanam tumbuhan
    -tidak membuang sampah sembarangan
    -tidak menggunakan bahan yg tidak ramah lingkungan

    BalasHapus

Posting Komentar