Allah Menciptakan Alam dan
Keindahannya
Baca dan Renungkan: Kejadian
1:1-31; I Raja-raja 17-19, 21; II Raja-raja 1-2
Tuhan menciptakan alam
semesta dengan penuh keajaiban, keteraturan, dan hasilnya sungguh-sungguh
indah. Manusia diberi mandat oleh Allah untuk menjadi rekan kerja Allah dalam
merawat bumi dan alam sehingga memberikan hasil yang baik.
Sayangnya, tidak semua
menyadari bahwa sengaja ataupun tidak sengaja, tindakan mereka dalam mengolah
bumi dan alam ini justru merusak keindahan alam. Sebagai generasi muda, kalian
harusnya menjalankan mandat untuk merawat bumi dan alam semesta ini dengan baik
sehingga bumi tetap memberikan hasil yang menguntungkan manusia sampai akhir
zaman.
Keindahan Alam
Indonesia
Indonesia sungguh istimewa karena letak geografisnya membuat negara kita kaya dengan berbagai hal yang unik. Misalnya, tumbuh-tumbuhan yang khas untuk Indonesia dan binatang-binatang yang hanya dapat ditemukan di Indonesia. Belum terhitung kekayaan bumi dalam bentuk batu bara, minyak bumi, emas, perak, nikel, dan lain-lain.
Hutan dengan
hasil yang khas, dan hasil laut dengan aneka binatang laut yang dapat dimakan
untuk meningkatkan protein. Pernahkah kalian mensyukuri kekayaan alam yang
dimiliki oleh negara kita tercinta, Indonesia?
Dasar Teologis untuk
Keajaiban dan Keindahan Ciptaan Tuhan untuk Alam Semesta
Kitab Kejadian 1:1-31
tidak menjelaskan bagaimana dunia terjadi, seperti yang mungkin diduga sebagian
orang. Tidak! Ini bukanlah sebuah buku geologi. Kisah ini bertujuan untuk
menceritakan kepada kita Siapa yang ada di balik semua ciptaan itu.
Kitab ini ditulis dengan
maksud membantah pendapat sebagian masyarakat di masa itu bahwa matahari, bulan
dan bintang adalah dewa-dewa yang harus ditakuti. Dari Kejadian 1:1-31,
catatlah berapa kali muncul kata “baik” sebagai penjelasan terhadap hasil ciptaan
Tuhan.
Perhatikan juga bahwa
penilaian “baik” diberikan setiap kali Allah selesai menciptakan, secara
bertahap, hari demi hari. Sangatlah tepat bila kita sebut Tuhan sebagai Maha
Pencipta. Tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang dianggap sebagai kegagalan.
Selain itu, kisah Kejadian ini juga ingin menunjukkan bahwa Allah bekerja
secara teratur dan sistematis.
Jadi, kisah ini tidak
boleh dibaca dengan cara berpikir manusia masa kini yang memiliki pemahaman
yang sudah lebih maju. Itulah sebabnya, kalau kita perhatikan dengan cermat,
kisah Kejadian membuat urut-urutan ceritanya demikian
Hari pertama: Allah
menciptakan terang, lalu memisahkannya dari gelap. Itulah siang dan malam.
Hari kedua: Allah
menciptakan cakrawala untuk memisahkan air yang ada di bawahnya dengan yang di
atasnya.
Hari ketiga: Allah
menciptakan kumpulan air, yaitu laut dan daratan. Tunas-tunas muda dan semua
tumbuhan berbiji dan pohon yang berbiji tumbuh pada hari ini. Hari keempat:
Allah menciptakan benda-benda penerang: matahari bulan, dan bintang-bintang.
Matahari menguasai siang, bulan dan bintang-bintang di malam hari.
Hari kelima: Allah
menciptakan semua binatang laut yang besar, dan binatang air, burung-burung
yang beterbangan di udara. Juga binatang-binatang laut yang besar, binatang
yang berkeriapan di dalam air.
Hari keenam: Allah membuat
bumi mengeluarkan segala jenis makhluk hidup, ternak, binatang melata, dan
binatang liar. Lalu Allah menciptakan manusia.
Gambaran tentang
penciptaan ini tidak masuk akal untuk manusia modern.
Bagaimana mungkin terang
sudah ada, sementara matahari, bulan dan bintang baru diciptakan belakangan di
hari keempat? Padahal, bukankah matahari itu sumber terang? Bulan hanya ada
karena adanya matahari. Bulan hanyalah memantulkan sinar matahari.
Bagaimana dengan pohon dan tanaman yang tidak berbiji? Siapakah penciptanya? Jamur, pakis, paku ekor kuda, kantong semar, tebu, ketela pohon — semuanya tidak berbiji.
Bagaimana dengan manusia? Kita tahu ada manusia yang beraneka warna. Ada yang kulitnya hitam, cokelat, kuning, putih. Kita tahu bahwa mereka yang berkulit putih menurunkan anak-anak yang berkulit putih. Begitu pula dengan yang berkulit hitam. Lalu, apakah warna kulit Adam dan Hawa? Hitam atau putih? Jelas bahwa semua pertanyaan di atas tidak dapat kita temukan jawabannya di dalam Alkitab.
Mengapa demikian? Karena Alkitab tidak bertujuan untuk menjelaskan semua itu.
Akan tetapi, coba kita lihat dari urut-urutan penciptaan yang diterangkan di
dalam Kitab Kejadian.
Pada hari pertama hingga hari ketiga, Allah menciptakan TEMPAT untuk segala sesuatu yang akan diciptakan-Nya. Ada ruang untuk semuanya. Ada terang, ada langit, air, dan daratan.
Pada hari keempat hingga keenam, Allah menciptakan ISI dari semuanya
itu. Di hari keempat ada terang dan gelap, lalu matahari, bulan dan bintang. Di
hari kelima, Allah menciptakan segala binatang di udara dan di lautan dan di
dalam air tawar. Akhirnya, pada hari keenam, Allah menciptakan berbagai makhluk
hidup, binatang melata dan liar, lalu akhirnya manusia.
Nah, tampak betapa sistematisnya Allah bekerja seperti yang digambarkan oleh manusia kuno sekitar 2.500 tahun yang lalu. Inti ceritanya ingin menyampaikan Allah bekerja dengan keteraturan.
Ini berbeda dengan keadaan bumi yang masih kosong dan kacau-balau
seperti yang digambarkan pada Kejadian 1:2, “Bumi belum berbentuk dan kosong
gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air.” Gambaran “belum berbentuk dan kosong gelap gulita” itu
dilukiskan sebagai keadaan “tohu wa-bohu (תֹ והּ וָ בֹ והּ “( yang
diterjemahkan sebagai keadaan chaos, kacau-balau.
Perhatikan bahwa apa yang Allah ciptakan adalah baik adanya. Ilmu pengetahuan berhasil menemukan bukti bahwa proses terjadinya gurun pasir, gunung berapi, ngarai yang istimewa seperti Grand Canyon di Amerika Serikat, mencakup periode sebanyak jutaan, bahkan miliaran tahun.
Perhitungan tahun di sini adalah 365 atau 366 hari, dan satu hari terdiri atas 24 jam, satu jam terdiri atas 60 menit, dan satu menit terdiri atas 60 detik. Selain alam indah ciptaan Tuhan, minyak bumi dan berbagai mineral lainnya seperti emas dan perak juga mengalami proses pembentukan selama ratusan juta tahun sehingga kini menghasilkan benda yang dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.
Dari Perjanjian Lama, dapat kita baca
bahwa pembangunan Bait Allah di masa pemerintahan Raja Salomo ternyata banyak
menggunakan emas dan batu permata lainnya. Sedikitnya, ada 23 jenis batu
permata yang disebutkan di Alkitab, tetapi memang agak sulit menemukan jenis
permata dimaksud pada saat sekarang ini (alkitab.sabda.org, 2020).
Pada bagian pembukaan Kitab Kejadian ini juga kita menemukan penugasan yang diberikan Allah kepada manusia di bumi. Manusia diberikan tugas “penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Kejadian 1:28b).
Perintah ini seringkali
dipahami seolah-olah manusia boleh melakukan apa saja. Manusia diberikan kuasa
penuh untuk “menaklukkan bumi”. Akibatnya, banyak orang yang bertindak
sewenangwenang atas seluruh alam ini.
Penebangan hutan terjadi
di mana-mana sehingga terjadilah pemanasan bumi yang mengacaukan iklim dunia.
Tambang-tambang emas, perak, tembaga, batu bara, minyak bumi, gas, semuanya
dieksploitasi habis-habisan sehingga mungkin sekali dalam beberapa generasi
manusia di masa yang akan datang, semua sumber bumi itu sudah semakin menipis
dan bahkan musnah. Lalu, bagaimana kelanjutan hidup anak cucu kita nanti?
Mungkin hanya segelintir orang saja yang masih ingat kepada mereka. Terserah
mereka saja!
Makna “kuasailah dan taklukkanlah” tidaklah seperti yang sering ditafsirkan orang yang suka berbuat sewenang-wenang atas seluruh isi bumi ciptaan Allah. Tidak demikian! Penguasa yang baik tidak sekadar “menaklukkan”, melainkan memelihara apa yang telah dipercayakan kepadanya.
Dengan memberikan tugas dan kepercayaan ini kepada manusia, sesungguhnya Allah telah mengajak manusia untuk bekerja bersama-sama Dia untuk memelihara dan melindungi seluruh isi alam ini, sementara pada saat yang sama kita diberikan hak untuk menikmatinya secukupnya.
Kita juga dapat mengatakan
bahwa Kejadian 1:28 ini adalah mandat Allah kepada manusia, mandat yang harus
dipertanggungjawabkan dengan baik. Tugas pemeliharaan ini kelak akan
berkali-kali kita temukan di dalam perumpamaan-perumpamaan Yesus.
Misalnya, dalam
perumpamaan tentang talenta yang dititipkan seorang saudagar kepada
hamba-hambanya. Ada yang menerima 5 talenta, ada yang menerima 2, dan ada yang
1. Kepercayaan yang diberikan kepada para hamba itu tidak berarti talenta itu
bisa dipakai berfoya-foya, melainkan harus diusahakan supaya berkembang dan
menghasilkan lebih banyak.
Nah, bagaimana kita memahami perumpamaan dalam konteks hutan yang ditebangi dan diambil kayunya? Bukankah mestinya hutan itu dikembalikan, dipulihkan, dan ditanami kembali?
Dengan demikian, hutan yang kemudian dihasilkan menjadi lebih luas dan menghasilkan oksigen untuk berbagai jenis tanaman lainnya yang bermanfaat bagi manusia dan binatang hutan.
Bagaimana dengan minyak bumi dan berbagai mineral
lainnya? Bagaimana kita menggunakan semua itu dengan bertanggung jawab?
Bagaimana dengan kemungkinan untuk menggunakan sumber-sumber energi alternatif,
misalnya sinar matahari, angin, air, gelombang laut, dan lain-lain?
Pertanyaan:
1. Berikan pendapatmu
bagaimana tindakan manusia dalam tanggung jawabnya memelihara alam ciptaan
Allah?
2. Sebutkan dan jelaskan kisah
Kejadian yang menunjukkan bahwa Allah bekerja secara teratur dan sistematis!
1.•Manusia berkewajiban mengolah dan menjaga potensi alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
BalasHapus•Mengumpulkan kaleng, gelas, kantong plastik, atau barang-barang yang dapat didaur ulang lainnya untuk dibawa ke tempat daur ulang.
2.hari pertama:Kejadian 1:1-5 (TB) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
Hari kedua:Ke-2 (Kej 1:6-8)
Allah menciptakan cakrawala. Cakrawala menjadi pemisah antara air di permukaan bumi dan uap air di udara. Pada saat ini, bumi telah memiliki atmosfer. Pekerjaan penciptaan ini berlangsung dalam satu hari
Hari ketiga: Ke-3 (Kej 1:9-13)
Allah menciptakan tanah kering. Benua dan pulau-pulau berada di atas air. Kumpulan air yang besar dinamai "laut" dan tanah kering itu "darat." Allah menyatakan bahwa semuanya itu baik.
Hari keempat:Ke-4Kejadian 1:14 (TB) Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
Hari kelima:Ke-5Kejadian 1:20-21 (TB) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Hari keenam:Ke-6Kejadian 1:26-27 (TB) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Hari ketujuh:Ke-7Kejadian 2:1-3 (TB) Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Tuhan menciptakan alam semesta dengan penuh keajaiban, keteraturan, dan hasilnya sungguh-sungguh indah. Manusia diberi mandat oleh Allah untuk menjadi rekan kerja Allah dalam merawat bumi dan alam sehingga memberikan hasil yang baik.
BalasHapus1:Manusia berkewajiban mengolah dan menjaga potensi alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
BalasHapus•Mengumpulkan kaleng, gelas, kantong plastik, atau barang-barang yang dapat didaur ulang lainnya untuk dibawa ke tempat daur ulang.
2.hari pertama:Kejadian 1:1-5 (TB) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
Hari kedua:Ke-2 (Kej 1:6-8)
Allah menciptakan cakrawala. Cakrawala menjadi pemisah antara air di permukaan bumi dan uap air di udara. Pada saat ini, bumi telah memiliki atmosfer. Pekerjaan penciptaan ini berlangsung dalam satu hari
Hari ketiga: Ke-3 (Kej 1:9-13)
Allah menciptakan tanah kering. Benua dan pulau-pulau berada di atas air. Kumpulan air yang besar dinamai "laut" dan tanah kering itu "darat." Allah menyatakan bahwa semuanya itu baik.
Hari keempat:Ke-4Kejadian 1:14 (TB) Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
Hari kelima:Ke-5Kejadian 1:20-21 (TB) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Hari keenam:Ke-6Kejadian 1:26-27 (TB) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Hari ketujuh:Ke-7Kejadian 2:1-3 (TB) Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
1. menjaga alam dan lingkungan nya dengan cara tidak membuang samapah sembarangan dan tidak mencemari udara.
BalasHapus2. Allah bekerja secara sistematis dan teratur maksudnya Allah mengerjakan semuanya itu secara
baik dan tidak asal asalan dan disusun secara tepat dan sesuai dan Tuhan telah merencanakan dan merancang ini semua, dan semua yang di rancangkan NYA sangat baik.
1.Manusia berkewajiban mengolahensi alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengolah potensi alam yang diberikan Allah kepada manusia merupakan fardhu kifayah, karena tidak semua manusia mempunyai kemampuan untuk menggali potensi alam yang diberikan tersebut.
BalasHapus2.Kisah penciptaan dalam Kejadian 1 menunjukkan bahwa Allah bekerja secara teratur dan sistematis:
1. **Hari Pertama*: Allah menciptakan terang dan memisahkan terang dari gelap, menciptakan konsep siang dan malam.
2. **Hari Kedua**: Allah membentuk cakrawala untuk memisahkan air di atas dan di bawah, menciptakan langit.
3. **Hari Ketiga**: Allah mengumpulkan air sehingga daratan muncul dan menciptakan tumbuhan di darat.
4. **Hari Keempat**: Allah menciptakan matahari, bulan, dan bintang untuk mengatur waktu dan musim.
5. **Hari Kelima**: Allah menciptakan makhluk-makhluk hidup di air dan burung-burung di udara.
6. **Hari Keenam**: Allah menciptakan binatang darat dan manusia sebagai puncak ciptaan-Nya.
7. **Hari Ketujuh**: Allah beristirahat, memberkati, dan menguduskan hari ketujuh.
1. menjaga alam dan lingkungan nya dengan cara tidak membuang samapah sembarangan dan tidak mencemari udara.
BalasHapus2. Allah bekerja secara sistematis dan teratur maksudnya Allah mengerjakan semuanya itu secara
baik dan tidak asal asalan dan disusun secara tepat dan sesuai dan Tuhan telah merencanakan dan merancang ini semua, dan semua yang di rancangkan NYA sangat baik.
1. Manusia berkewajiban mengolah dan menjaga potensi alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengolah potensi alam yang diberikan Allah kepada manusia merupakan fardhu kifayah, karena tidak semua manusia mempunyai kemampuan untuk menggali potensi alam yang diberikan tersebut.
BalasHapus2. Allah bekerja secara sistematis dan teratur maksudnya Allah mengerjakan semuanya itu secara
baik dan tidak asal asalan dan disusun secara tepat dan sesuai dan Tuhan telah merencanakan dan merancang ini semua, dan semua yang di rancangkan NYA sangat baik.
1. menjaga alam dan lingkungan nya dengan cara tidak membuang samapah sembarangan dan tidak mencemari udara.
BalasHapus2. Allah bekerja secara sistematis dan teratur maksudnya Allah mengerjakan semuanya itu secara
baik dan tidak asal asalan dan disusun secara tepat dan sesuai dan Tuhan telah merencanakan dan merancang ini semua, dan semua yang di rancangkan NYA sangat baik