Allah Menciptakan Alam dan Keindahannya - Bab 11 | PAK Kelas 10 - 2024

 

Allah Menciptakan Alam dan Keindahannya

Baca dan Renungkan: Kejadian 1:1-31; I Raja-raja 17-19, 21; II Raja-raja 1-2

Tuhan menciptakan alam semesta dengan penuh keajaiban, keteraturan, dan hasilnya sungguh-sungguh indah. Manusia diberi mandat oleh Allah untuk menjadi rekan kerja Allah dalam merawat bumi dan alam sehingga memberikan hasil yang baik.

Sayangnya, tidak semua menyadari bahwa sengaja ataupun tidak sengaja, tindakan mereka dalam mengolah bumi dan alam ini justru merusak keindahan alam. Sebagai generasi muda, kalian harusnya menjalankan mandat untuk merawat bumi dan alam semesta ini dengan baik sehingga bumi tetap memberikan hasil yang menguntungkan manusia sampai akhir zaman.

Keindahan Alam Indonesia

Indonesia sungguh istimewa karena letak geografisnya membuat negara kita kaya dengan berbagai hal yang unik. Misalnya, tumbuh-tumbuhan yang khas untuk Indonesia dan binatang-binatang yang hanya dapat ditemukan di Indonesia. Belum terhitung kekayaan bumi dalam bentuk batu bara, minyak bumi, emas, perak, nikel, dan lain-lain. 

Hutan dengan hasil yang khas, dan hasil laut dengan aneka binatang laut yang dapat dimakan untuk meningkatkan protein. Pernahkah kalian mensyukuri kekayaan alam yang dimiliki oleh negara kita tercinta, Indonesia?

Dasar Teologis untuk Keajaiban dan Keindahan Ciptaan Tuhan untuk Alam Semesta

Kitab Kejadian 1:1-31 tidak menjelaskan bagaimana dunia terjadi, seperti yang mungkin diduga sebagian orang. Tidak! Ini bukanlah sebuah buku geologi. Kisah ini bertujuan untuk menceritakan kepada kita Siapa yang ada di balik semua ciptaan itu.

Kitab ini ditulis dengan maksud membantah pendapat sebagian masyarakat di masa itu bahwa matahari, bulan dan bintang adalah dewa-dewa yang harus ditakuti. Dari Kejadian 1:1-31, catatlah berapa kali muncul kata “baik” sebagai penjelasan terhadap hasil ciptaan Tuhan.

Perhatikan juga bahwa penilaian “baik” diberikan setiap kali Allah selesai menciptakan, secara bertahap, hari demi hari. Sangatlah tepat bila kita sebut Tuhan sebagai Maha Pencipta. Tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang dianggap sebagai kegagalan. Selain itu, kisah Kejadian ini juga ingin menunjukkan bahwa Allah bekerja secara teratur dan sistematis.

Jadi, kisah ini tidak boleh dibaca dengan cara berpikir manusia masa kini yang memiliki pemahaman yang sudah lebih maju. Itulah sebabnya, kalau kita perhatikan dengan cermat, kisah Kejadian membuat urut-urutan ceritanya demikian

Hari pertama: Allah menciptakan terang, lalu memisahkannya dari gelap. Itulah siang dan malam.

Hari kedua: Allah menciptakan cakrawala untuk memisahkan air yang ada di bawahnya dengan yang di atasnya.

Hari ketiga: Allah menciptakan kumpulan air, yaitu laut dan daratan. Tunas-tunas muda dan semua tumbuhan berbiji dan pohon yang berbiji tumbuh pada hari ini. Hari keempat: Allah menciptakan benda-benda penerang: matahari bulan, dan bintang-bintang. Matahari menguasai siang, bulan dan bintang-bintang di malam hari.

Hari kelima: Allah menciptakan semua binatang laut yang besar, dan binatang air, burung-burung yang beterbangan di udara. Juga binatang-binatang laut yang besar, binatang yang berkeriapan di dalam air.

Hari keenam: Allah membuat bumi mengeluarkan segala jenis makhluk hidup, ternak, binatang melata, dan binatang liar. Lalu Allah menciptakan manusia.

Gambaran tentang penciptaan ini tidak masuk akal untuk manusia modern.

Bagaimana mungkin terang sudah ada, sementara matahari, bulan dan bintang baru diciptakan belakangan di hari keempat? Padahal, bukankah matahari itu sumber terang? Bulan hanya ada karena adanya matahari. Bulan hanyalah memantulkan sinar matahari.

Bagaimana dengan pohon dan tanaman yang tidak berbiji? Siapakah penciptanya? Jamur, pakis, paku ekor kuda, kantong semar, tebu, ketela pohon — semuanya tidak berbiji. 

Bagaimana dengan manusia? Kita tahu ada manusia yang beraneka warna. Ada yang kulitnya hitam, cokelat, kuning, putih. Kita tahu bahwa mereka yang berkulit putih menurunkan anak-anak yang berkulit putih. Begitu pula dengan yang berkulit hitam. Lalu, apakah warna kulit Adam dan Hawa? Hitam atau putih? Jelas bahwa semua pertanyaan di atas tidak dapat kita temukan jawabannya di dalam Alkitab. 

Mengapa demikian? Karena Alkitab tidak bertujuan untuk menjelaskan semua itu. Akan tetapi, coba kita lihat dari urut-urutan penciptaan yang diterangkan di dalam Kitab Kejadian.

Pada hari pertama hingga hari ketiga, Allah menciptakan TEMPAT untuk segala sesuatu yang akan diciptakan-Nya. Ada ruang untuk semuanya. Ada terang, ada langit, air, dan daratan. 

Pada hari keempat hingga keenam, Allah menciptakan ISI dari semuanya itu. Di hari keempat ada terang dan gelap, lalu matahari, bulan dan bintang. Di hari kelima, Allah menciptakan segala binatang di udara dan di lautan dan di dalam air tawar. Akhirnya, pada hari keenam, Allah menciptakan berbagai makhluk hidup, binatang melata dan liar, lalu akhirnya manusia.

Nah, tampak betapa sistematisnya Allah bekerja seperti yang digambarkan oleh manusia kuno sekitar 2.500 tahun yang lalu. Inti ceritanya ingin menyampaikan Allah bekerja dengan keteraturan. 

Ini berbeda dengan keadaan bumi yang masih kosong dan kacau-balau seperti yang digambarkan pada Kejadian 1:2, “Bumi belum berbentuk dan kosong gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Gambaran “belum berbentuk dan kosong gelap gulita” itu dilukiskan sebagai keadaan “tohu wa-bohu (תֹ והּ וָ בֹ והּ “( yang diterjemahkan sebagai keadaan chaos, kacau-balau.

Perhatikan bahwa apa yang Allah ciptakan adalah baik adanya. Ilmu pengetahuan berhasil menemukan bukti bahwa proses terjadinya gurun pasir, gunung berapi, ngarai yang istimewa seperti Grand Canyon di Amerika Serikat, mencakup periode sebanyak jutaan, bahkan miliaran tahun. 

Perhitungan tahun di sini adalah 365 atau 366 hari, dan satu hari terdiri atas 24 jam, satu jam terdiri atas 60 menit, dan satu menit terdiri atas 60 detik. Selain alam indah ciptaan Tuhan, minyak bumi dan berbagai mineral lainnya seperti emas dan perak juga mengalami proses pembentukan selama ratusan juta tahun sehingga kini menghasilkan benda yang dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. 

Dari Perjanjian Lama, dapat kita baca bahwa pembangunan Bait Allah di masa pemerintahan Raja Salomo ternyata banyak menggunakan emas dan batu permata lainnya. Sedikitnya, ada 23 jenis batu permata yang disebutkan di Alkitab, tetapi memang agak sulit menemukan jenis permata dimaksud pada saat sekarang ini (alkitab.sabda.org, 2020).

Pada bagian pembukaan Kitab Kejadian ini juga kita menemukan penugasan yang diberikan Allah kepada manusia di bumi. Manusia diberikan tugas “penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Kejadian 1:28b). 

Perintah ini seringkali dipahami seolah-olah manusia boleh melakukan apa saja. Manusia diberikan kuasa penuh untuk “menaklukkan bumi”. Akibatnya, banyak orang yang bertindak sewenangwenang atas seluruh alam ini.

Penebangan hutan terjadi di mana-mana sehingga terjadilah pemanasan bumi yang mengacaukan iklim dunia. Tambang-tambang emas, perak, tembaga, batu bara, minyak bumi, gas, semuanya dieksploitasi habis-habisan sehingga mungkin sekali dalam beberapa generasi manusia di masa yang akan datang, semua sumber bumi itu sudah semakin menipis dan bahkan musnah. Lalu, bagaimana kelanjutan hidup anak cucu kita nanti? Mungkin hanya segelintir orang saja yang masih ingat kepada mereka. Terserah mereka saja!

Makna “kuasailah dan taklukkanlah” tidaklah seperti yang sering ditafsirkan orang yang suka berbuat sewenang-wenang atas seluruh isi bumi ciptaan Allah. Tidak demikian! Penguasa yang baik tidak sekadar “menaklukkan”, melainkan memelihara apa yang telah dipercayakan kepadanya. 

Dengan memberikan tugas dan kepercayaan ini kepada manusia, sesungguhnya Allah telah mengajak manusia untuk bekerja bersama-sama Dia untuk memelihara dan melindungi seluruh isi alam ini, sementara pada saat yang sama kita diberikan hak untuk menikmatinya secukupnya. 

Kita juga dapat mengatakan bahwa Kejadian 1:28 ini adalah mandat Allah kepada manusia, mandat yang harus dipertanggungjawabkan dengan baik. Tugas pemeliharaan ini kelak akan berkali-kali kita temukan di dalam perumpamaan-perumpamaan Yesus.

Misalnya, dalam perumpamaan tentang talenta yang dititipkan seorang saudagar kepada hamba-hambanya. Ada yang menerima 5 talenta, ada yang menerima 2, dan ada yang 1. Kepercayaan yang diberikan kepada para hamba itu tidak berarti talenta itu bisa dipakai berfoya-foya, melainkan harus diusahakan supaya berkembang dan menghasilkan lebih banyak.

Nah, bagaimana kita memahami perumpamaan dalam konteks hutan yang ditebangi dan diambil kayunya? Bukankah mestinya hutan itu dikembalikan, dipulihkan, dan ditanami kembali?

Dengan demikian, hutan yang kemudian dihasilkan menjadi lebih luas dan menghasilkan oksigen untuk berbagai jenis tanaman lainnya yang bermanfaat bagi manusia dan binatang hutan. 

Bagaimana dengan minyak bumi dan berbagai mineral lainnya? Bagaimana kita menggunakan semua itu dengan bertanggung jawab? Bagaimana dengan kemungkinan untuk menggunakan sumber-sumber energi alternatif, misalnya sinar matahari, angin, air, gelombang laut, dan lain-lain?

Pertanyaan:

1. Berikan pendapatmu bagaimana tindakan manusia dalam tanggung jawabnya memelihara alam ciptaan Allah?

2. Sebutkan dan jelaskan kisah Kejadian yang menunjukkan bahwa Allah bekerja secara teratur dan sistematis!

 

Komentar

  1. 1.•Manusia berkewajiban mengolah dan menjaga potensi alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
    •Mengumpulkan kaleng, gelas, kantong plastik, atau barang-barang yang dapat didaur ulang lainnya untuk dibawa ke tempat daur ulang.

    2.hari pertama:Kejadian 1:1-5 (TB) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
    Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
    Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
    Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
    Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

    Hari kedua:Ke-2 (Kej 1:6-8)
    Allah menciptakan cakrawala. Cakrawala menjadi pemisah antara air di permukaan bumi dan uap air di udara. Pada saat ini, bumi telah memiliki atmosfer. Pekerjaan penciptaan ini berlangsung dalam satu hari

    Hari ketiga: Ke-3 (Kej 1:9-13)
    Allah menciptakan tanah kering. Benua dan pulau-pulau berada di atas air. Kumpulan air yang besar dinamai "laut" dan tanah kering itu "darat." Allah menyatakan bahwa semuanya itu baik.

    Hari keempat:Ke-4Kejadian 1:14 (TB) Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,

    Hari kelima:Ke-5Kejadian 1:20-21 (TB) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
    Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

    Hari keenam:Ke-6Kejadian 1:26-27 (TB) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
    Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

    Hari ketujuh:Ke-7Kejadian 2:1-3 (TB) Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
    Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
    Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.

    BalasHapus
  2. Tuhan menciptakan alam semesta dengan penuh keajaiban, keteraturan, dan hasilnya sungguh-sungguh indah. Manusia diberi mandat oleh Allah untuk menjadi rekan kerja Allah dalam merawat bumi dan alam sehingga memberikan hasil yang baik.

    BalasHapus
  3. 1:Manusia berkewajiban mengolah dan menjaga potensi alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
    •Mengumpulkan kaleng, gelas, kantong plastik, atau barang-barang yang dapat didaur ulang lainnya untuk dibawa ke tempat daur ulang.

    2.hari pertama:Kejadian 1:1-5 (TB) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
    Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
    Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
    Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
    Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

    Hari kedua:Ke-2 (Kej 1:6-8)
    Allah menciptakan cakrawala. Cakrawala menjadi pemisah antara air di permukaan bumi dan uap air di udara. Pada saat ini, bumi telah memiliki atmosfer. Pekerjaan penciptaan ini berlangsung dalam satu hari

    Hari ketiga: Ke-3 (Kej 1:9-13)
    Allah menciptakan tanah kering. Benua dan pulau-pulau berada di atas air. Kumpulan air yang besar dinamai "laut" dan tanah kering itu "darat." Allah menyatakan bahwa semuanya itu baik.

    Hari keempat:Ke-4Kejadian 1:14 (TB) Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,

    Hari kelima:Ke-5Kejadian 1:20-21 (TB) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
    Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

    Hari keenam:Ke-6Kejadian 1:26-27 (TB) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
    Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

    Hari ketujuh:Ke-7Kejadian 2:1-3 (TB) Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
    Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
    Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.

    BalasHapus
  4. 1. menjaga alam dan lingkungan nya dengan cara tidak membuang samapah sembarangan dan tidak mencemari udara.
    2. Allah bekerja secara sistematis dan teratur maksudnya Allah mengerjakan semuanya itu secara
    baik dan tidak asal asalan dan disusun secara tepat dan sesuai dan Tuhan telah merencanakan dan merancang ini semua, dan semua yang di rancangkan NYA sangat baik.

    BalasHapus
  5. 1.Manusia berkewajiban mengolahensi alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengolah potensi alam yang diberikan Allah kepada manusia merupakan fardhu kifayah, karena tidak semua manusia mempunyai kemampuan untuk menggali potensi alam yang diberikan tersebut.

    2.Kisah penciptaan dalam Kejadian 1 menunjukkan bahwa Allah bekerja secara teratur dan sistematis:

    1. **Hari Pertama*: Allah menciptakan terang dan memisahkan terang dari gelap, menciptakan konsep siang dan malam.
    2. **Hari Kedua**: Allah membentuk cakrawala untuk memisahkan air di atas dan di bawah, menciptakan langit.
    3. **Hari Ketiga**: Allah mengumpulkan air sehingga daratan muncul dan menciptakan tumbuhan di darat.
    4. **Hari Keempat**: Allah menciptakan matahari, bulan, dan bintang untuk mengatur waktu dan musim.
    5. **Hari Kelima**: Allah menciptakan makhluk-makhluk hidup di air dan burung-burung di udara.
    6. **Hari Keenam**: Allah menciptakan binatang darat dan manusia sebagai puncak ciptaan-Nya.
    7. **Hari Ketujuh**: Allah beristirahat, memberkati, dan menguduskan hari ketujuh.

    BalasHapus
  6. 1. menjaga alam dan lingkungan nya dengan cara tidak membuang samapah sembarangan dan tidak mencemari udara.
    2. Allah bekerja secara sistematis dan teratur maksudnya Allah mengerjakan semuanya itu secara
    baik dan tidak asal asalan dan disusun secara tepat dan sesuai dan Tuhan telah merencanakan dan merancang ini semua, dan semua yang di rancangkan NYA sangat baik.

    BalasHapus
  7. 1. Manusia berkewajiban mengolah dan menjaga potensi alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengolah potensi alam yang diberikan Allah kepada manusia merupakan fardhu kifayah, karena tidak semua manusia mempunyai kemampuan untuk menggali potensi alam yang diberikan tersebut.
    2. Allah bekerja secara sistematis dan teratur maksudnya Allah mengerjakan semuanya itu secara
    baik dan tidak asal asalan dan disusun secara tepat dan sesuai dan Tuhan telah merencanakan dan merancang ini semua, dan semua yang di rancangkan NYA sangat baik.

    BalasHapus
  8. 1. menjaga alam dan lingkungan nya dengan cara tidak membuang samapah sembarangan dan tidak mencemari udara.
    2. Allah bekerja secara sistematis dan teratur maksudnya Allah mengerjakan semuanya itu secara
    baik dan tidak asal asalan dan disusun secara tepat dan sesuai dan Tuhan telah merencanakan dan merancang ini semua, dan semua yang di rancangkan NYA sangat baik

    BalasHapus

Posting Komentar