Makna Hidup Baru
Baca
Alkitab: Yohanes 3:3-6 2 Korintus 5:17
Sebagai
orang Kristen kita akan mengalami hidup baru. Bagaimana hidup baru itu terjadi?
Hal itu perlu dikembalikan ke pemahaman yang kalian miliki sesuai dengan ajaran
gereja masing-masing karena ada sejumlah pendapat yang berbeda-beda. Namun, itu
semua tidak perlu membuat kita menganggap pemahaman gereja kita yang paling
benar.
Yang penting
kita catat di sini ialah bahwa Hidup Baru itu membuat orang Kristen menjalani
hidup yang berubah total. Ia tidak lagi dikuasai oleh kemauannya sendiri,
tetapi oleh Roh Kudus. Itu sebabnya, seharusnya terjadi perubahan dalam
hidupnya, seperti yang digambarkan oleh buah-buah Roh yang diuraikan oleh
Paulus dalam Galatia 5:22-23. Mari tunjukkan hidup kita yang baru di dalam Roh
Kudus itu melalui perubahan hidup kita sehingga kita tidak lagi hidup seperti
orang lain yang menjalani nilai-nilai dunia seperti yang sudah kita bahas di
atas.
Ajaran Yesus
yang paling jelas tentang kelahiran baru dapat kita temukan dalam penegasan dan
penjelasan-Nya di dalam percakapan Yesus dengan Nikodemus (Yohanes 3), yang
sangat terkenal. Perhatikan penjelasan Yesus pada ayaat 5, “… Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat
melihat Kerajaan Allah.” Melalui ayat ini kita bisa menyimpulkan dua alasan:
1. Manusia,
termasuk mereka yang paling cermat menjalankan Taurat, sudah mati, sehingga
tidak lagi mampu mengikuti semua tuntutan Allah. Hanya Allah Sang Pemberi Hidup
yang dapat mengaruniakan kehidupan rohani yang dibutuhkan umat manusia untuk
menjalankan kehendak Allah.
2. Manusia sudah jatuh karena dosa, sehingga tidak terhitung lagi sebagai bagian dari Kerajaan Allah, malah kini ia hidup dalam kebinasaan dunia. Hanya dengan sifat rohani yang diberikan padanya melalui “lahir baru”, ia dapat memperoleh hidup rohani yang Allah tuntut dari manusia. sep ini kita temukan dalam penglihatan Yehezkiel tentang tulang-tulang yang mati (Yehezkiel 37:1-10). Hanya “napas Tuhan” saja yang dapat memulihkan kehidupan mereka yang telah mati secara rohani.
Hidup baru mengandung makna kekudusan. Karena Allah itu kudus dan tidak
berdosa, maka hanya mereka yang suci hatinya yang dapat melihat Allah (Matius
5:8). Jelas hal ini bukanlah karya manusia, melainkan karya Allah sendiri.
Untuk memulihkan kondisi manusia yang sudah rusak itulah Yesus telah datang.
Kata Yesus, “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang
hilang” (Lukas 19:10). Ini tampak dalam perumpamaan tentang Anak yang Hilang
yang mengatakan, “Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali…”
(Lukas 15: 24).
Hidup Baru di dalam
Kristus
Mari kita
belajar dari pelayanan Paulus. Ia berkunjung ke berbagai kota yang ada di
Palestina dan kemudian di Asia Kecil, yang kini dikenal sebagai wilayah Turki.
Ada tiga perjalanan misi yang dilakukan Paulus pada masa itu. Saat itu,
perjalanan laut tidaklah mudah.
Paulus harus
menempuh bahaya dan hidupnya terancam. Paulus pernah terdampar di Malta karena
kapalnya karam. Ia kedinginan karena badai yang menerpa kapalnya, sementara
pakaiannya tidak memadai untuk menghadapi udara yang dingin.
Paulus
menggambarkan pengalaman penderitaannya seperti ini, “… lebih sering di dalam
penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah
orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku
didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal,
sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.
Dalam
perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari
pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orangorang bukan Yahudi; bahaya di
kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak
saudara-saudara palsu.
Aku banyak
berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan
dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, ...” (2 Korintus
11: 23-28). Apa yang dapat kita simpulkan dari gambaran Paulus di atas?
Ternyata hidupnya penuh dengan penderitaan.
Meskipun
demikian, Paulus menunjukkan bahwa ia tahan uji. Berkali-kali ia bangkit
kembali dari penderitaannya dan itu semua membuatnya membuktikan tekadnya
sebagai pelayan Kristus yang tangguh. Inilah sebuah contoh tentang hidup yang
baru di dalam Kristus. Paulus bukanlah satu-satunya contoh tentang “manusia
baru” sebagaimana gambaran dalam bacaan kita hari ini.
Kehidupan
murid-murid yang lain pun dapat dicatat sebagai manusia-manusia baru. Menurut
tradisi, Petrus, seperti juga halnya Paulus, meninggal sebagai seorang martir (syuhada).
Andreas memberitakan Injil hingga ke Yunani dan Rusia. Gereja Ortodoks Rumania
percaya bahwa Andreas juga memberitakan Injil di daerah Dobruya.
Sementara
itu, di Ukraina, Andreas diyakini sebagai pemberita Injil di sana. Tomas
dipercaya sebagai pemberita Injil di India. Namun dicatat bahwa semua ini
adalah tradisi. Tentang kejadian sesungguhnya, kita tidak mengetahuinya.
Demikianlah,
kita menyaksikan perubahan hidup yang luar biasa dari murid-murid Yesus yang
umumnya hanyalah nelayan-nelayan sederhana. Peristiwa Pentakosta yang
menurunkan karunia Allah berupa Roh Kudus atas diri para murid telah menjadikan
mereka pelayan-pelayan Kristus yang luar biasa berani. Mereka tidak lagi hidup
untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk orang lain yang mereka layani.
Hidup Baru di Dalam
Kristus di Masa Kini
Perhatikan
suasana di sekitar kita! Mungkin kalian pernah melihat hal-hal ini terjadi.
Seseorang yang terburu-buru masuk ke dalam kereta, sementara penumpang belum
semuanya turun. (Untuk kalian yang tidak memiliki fasilitas kereta api di
wilayah tempat tinggal kalian, bayangkanlah situasi dimana banyak orang berebut
ingin naik ke kendaraan umum). Di pintu kereta, saat lonceng berbunyi tanda
kereta akan segera lewat, selalu ada mobil, motor, bajaj, dan lain-lain yang
masih mencoba menerobos sehingga sesekali terjadi tabrakan dengan kereta api.
Di sebuah toko swalayan, sejumlah orang berdiri antre menunggu giliran untuk
membayar.
Tiba-tiba
seseorang menerobos dengan mengatakan, “Maaf ya, saya cuma beli satu barang ini
saja kok.” Kemudian, di jalan raya, sekelompok orang dari satu kompleks
terlibat tawuran dengan sebuah kelompok dari kompleks yang lain. Sebuah motor
yang diparkir dan si pemilik lupa mencabut kuncinya, tiba-tiba hilang dicuri
orang. Saat menonton televisi, tiba-tiba ada “breaking news” tentang seorang
pejabat yang tertangkap tangan karena melakukan korupsi jutaan dolar.
Melihat situasi di atas, kesimpulan apa yang bisa kita tarik? Apa penyebab semua itu? Ya, semuanya disebabkan oleh kurangnya disiplin di kalangan masyarakat kita. Apakah disiplin itu? Disiplin tidak lain daripada penguasaan diri, seperti yang disebutkan oleh Paulus dalam kumpulan buah Roh yang diuraikannya dalam Galatia 5: 22-23.
Mengapa kita harus buru-buru masuk ke kereta walaupun penumpang lain belum turun? Takut tidak mendapatkan tempat duduk? Mengapa kita harus menerobos pintu kereta? Apakah keterlambatan 10 menit karena kereta yang lewat membuat kita gagal masuk sekolah pada jamnya? Mungkin kita harus bangun lebih awal. Mengapa orang menerobos antrean di sebuah toko swalayan hanya karena ia cuma membeli sebuah barang?
Mengapa orang harus tawuran di jalanan? Merasa tersinggung? Kalau ya, apakah itu tidak bisa diselesaikan dengan baik-baik, tanpa harus mengancam rasa aman dan nyaman orang lain? Mengapa harus mencuri motor yang kuncinya secara tidak disengaja tertinggal oleh pemiliknya? Tidak punya uang? Bekerjalah lebih keras dan cari kesempatan kerja lain yang bisa menambah penghasilan.
Mengapa pejabat harus korupsi? Apakah gajinya terlalu kecil? Untuk semua pertanyaan di atas, ada satu jawaban yang tepat, yaitu kurang disiplin! Di banyak negara lain, disiplin adalah pelajaran pertama yang harus ditempuh oleh seorang anak sejak di Taman Kanak-kanak bahkan sampai kelas III atau IV SD. Disiplin adalah bagian dari pembentukan watak suatu bangsa. Tanpa disiplin, kita akan selamanya menemukan kasuskasus di atas dan masih banyak lagi yang lainnya. Bangsa kita akan terusmenerus hidup di dalam kekacauan. Paulus berbicara tentang sembilan buah Roh.
Semua itu dapat kita temukan pada pribadi-pribadi yang matang. Kematangan seseorang akan menolongnya untuk menjadi orang yang penuh dengan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
Penguasaan diri tidak bisa dilepaskan dari penyerahan diri yang penuh kepada Allah, seperti yang diteladankan oleh Yesus sendiri di dalam kehidupan dan mati-Nya (Filipi 2:5-11). Namun juga perlu dicatat bahwa, meskipun masih muda, kalian juga bisa memperlihatkan semua buah Roh ini dalam kehidupan kalian. Kuncinya adalah penguasaan diri seperti yang telah dijelaskan di atas.
Dengan menguasai diri sendiri, kalian akan terhindar dari banyak masalah lainnya yang dapat muncul ketika kita berhadapan dengan orang lain. Coba perhatikan diri kalian! Apakah kalian orang yang cepat marah? Apakah kalian mudah diajak atau ditantang berkelahi oleh teman-temanmu? Jika jawaban kalian ya, itu salah satu bukti bahwa kalian belum memiliki penguasaan diri. Tanpa penguasaan diri, kita tidak mempunyai kasih.
Hidup kita akan gelisah karena kita menyimpan kemarahan yang berkobar-kobar di dalam hati. Tidak ada kesabaran dan kemurahan. Apakah ada kesetiaan di hati? Tidak! Kemungkinan kita akan mengajak teman-teman kita untuk ikut membela saat kita berkelahi dengan alasan, “Kalian harus solider, dong! Kalian harus setia kepada saya!” Akan tetapi, apakah demikian cara hidup yang diharapkan Yesus terhadap kita? Saat Yesus mati, Ia ditinggalkan sendirian di kayu salib. Semua murid-Nya lari ketakutan meninggalkan-Nya. Hanya ada beberapa orang perempuan yang menunggui-Nya, sampai Ia menghembuskan napas-Nya yang terakhir. Nah, sekarang kalian tentunya sudah melihat betapa pentingnya masalah penguasaan diri itu bagi keseluruhan hidupnya.
Orang yang mampu menguasai dirinya tidak akan merasa takut kalau ia harus menghadapi konsekuensi dari keputusannya. Maka jelas sekarang apa artinya memiliki hidup yang baru. Hidup yang baru hanya bisa terjadi apabila kita membiarkan diri kita dikuasai oleh Roh Tuhan, bukan oleh diri kita sendiri.
Roh Tuhan yang memimpin hidup kita
untuk tidak menjadi egois, suka meledak-ledak, mudah emosional, tidak peduli
dengan orang lain, dan sebagainya. Roh Tuhan akan memberikan kepada kita rasa
damai, sukacita dan keinginan untuk mengasihi sesama, bermurah hati, berbicara
dengan lemah lembut dan sopan.
Ada pesan
menarik tentang bagaimana kita dapat terus bertumbuh dalam pengenalan akan
Yesus Kristus. Ini dilakukan melalui empat hal sebagai berikut.
1.
Memelihara hubungan pribadi dengan Yesus Kristus melalui pembacaan Alkitab
secara teratur. Baca dengan sungguh-sungguh, catat apa kesan, pesan dan janji
yang kalian peroleh dari ayat-ayat yang dibaca. Bisa juga dilakukan dengan
menggunakan pedoman renungan harian.
2. Menaikkan
pujian dan doa untuk menyampaikan rasa syukur, permohonan untuk apa yang kalian
butuhkan, dan kerinduan untuk menjadi anak-Nya yang setia.
3.
Memelihara persekutuan dengan sesama orang percaya lainnya. Dengan demikian,
kalian dapat saling berbagi dan saling menguatkan.
4. Menjadi saksi-Nya, sehingga orang lain yang
melihat kehadiran Kristus melalui apa yang kalian katakan dan lakukan.
Tugas hari ini:
1. Apakah kalian yakin bahwa dosa-dosa kalian sudah diampuni oleh Kristus? Bacalah Kolose 1:13-14, 2:13.
2. Apakah
kalian yakin bahwa kalian adalah anak Tuhan. Bacalah Yohanes 1:12, Roma 8:15,
dan I Yohanes 3:1.
3. Apakah kalian yakin bahwa Kristus hidup di dalam kalian? Bacalah Galatia 2:20 dan Wahyu 3:20.
4. Apakah kalian sudah memiliki hidup baru? Bacalah 2 Korintus 5:17 dan Efesus 2:4-5.
5. Apakah kalian yakin akan kehidupan kekal yang kita miliki saat menerima Kristus sebagai Juru Selamat? Bacalah Yohanes 5:24, 10:27-29, 1 Yohanes 5:11-13.
1. Ya
BalasHapus2. Iyah karena dalam menjalani hidup kita ada sukacita
3. Iya sebab hidup di penuhi oleh iman dalam anak Allah yg telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
4oyan sebab hidup saya jauh lebih baik dan ada sukacita yg mengalir di diri saya
5 karena pada kitab Yohanes 5:24 (TB) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
1. Ya
BalasHapus2. Yakin
3.Iya sebab hidup di penuhi oleh iman dalam anak Allah yg telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
4.sudah,hidup saya jauh lebih baik dan ada sukacita yg mengalir ke diri saya sendrii
5.pada kitab Yohanes 5:24 (TB) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
1. Ya
BalasHapus2. Iyah karena dalam menjalani hidup kita ada sukacita
3. Iya sebab hidup di penuhi oleh iman dalam anak Allah yg telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
4oyan sebab hidup saya jauh lebih baik dan ada sukacita yg mengalir di diri saya
5 karena pada kitab Yohanes 5:24 (TB) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Terimakasih ervan, gbu
1. Ya
BalasHapus2. Iyah karena dalam menjalani hidup kita ada sukacita
3. Iya sebab hidup di penuhi oleh iman dalam anak Allah yg telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
4oyan sebab hidup saya jauh lebih baik dan ada sukacita yg mengalir di diri saya
5 karena pada kitab Yohanes 5:24 (TB) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Terimakasih ervan, gbu1. Ya
2. Iyah karena dalam menjalani hidup kita ada sukacita
3. Iya sebab hidup di penuhi oleh iman dalam anak Allah yg telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
4oyan sebab hidup saya jauh lebih baik dan ada sukacita yg mengalir di diri saya
5 karena pada kitab Yohanes 5:24 (TB) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Terimakasih ervan, gbu
1. Ya
BalasHapus2. Iyah karena dalam menjalani hidup kita ada sukacita
3. Iya sebab hidup di penuhi oleh iman dalam anak Allah yg telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
4oyan sebab hidup saya jauh lebih baik dan ada sukacita yg mengalir di diri saya
5 karena pada kitab Yohanes 5:24 (TB) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup
. Ya
BalasHapus2. Yakin
3.Iya sebab hidup di penuhi oleh iman dalam anak Allah yg telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
4.sudah,hidup saya jauh lebih baik dan ada sukacita yg mengalir ke diri saya sendrii
5.pada kitab Yohanes 5:24 (TB) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
1.Ya
BalasHapus2. Yakin
3.Iya sebab hidup di penuhi oleh iman dalam anak Allah yg telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
4.sudah,hidup saya jauh lebih baik dan ada sukacita yg mengalir ke diri saya sendrii
5.pada kitab Yohanes 5:24 (TB) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
1. Ya, saya yakin.
BalasHapusDengan pengorbanan Yesus mati di kayu salib sebagai bukti Yesus telah menebus Dosa Manusia.
2. Ya, saya yakin.
Seperti yang tertulis pada Kitab
1 Yohanes 3:1
"Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia."
3. Ya, saya yakin .
4. Ya sudah.
5. Ya, saya yakin. Seperti tertulis pada kitab Yohanes 10:27-29
"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.