KELUARGA KRISTEN MENJADI BERKAT BAGI LINGKUNGAN - BAB 11 | PAK KELAS 11 - 2023

 

KELUARGA KRISTEN MENJADI BERKAT BAGI LINGKUNGAN

Efesus 5:21-6:9; Kolose 3:18-22; 1 Timotius 2:8-11; Titus 2:1-10; Amsal 31:10-31

Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak-anak. Mereka disebut keluarga inti atau dikenal dengan istilah keluarga batih.

Keluarga-keluarga yang digambarkan dalam Perjanjian Lama adalah rumah tangga yang terdiri atas semua orang, baik ayah, ibu, anak-anak, kerabat lain, pelayan-pelayan, dan orang lain yang tinggal di rumah. Demikian pula dalam Perjanjian Baru, keluarga tersusun seperti rumah tangga dalam Perjanjian Lama.

Keluarga Kristen adalah suami-istri yang kedua-duanya telah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Ini juga berarti bahwa keduanya menaati Dia, mereka hidup dengan kuasa Tuhan Yesus dalam kehidupannya.

Sebagai keluarga Kristen kita diberi mandat oleh Tuhan agar menjadi berkat di tengah masyarakat. Menjadi berkat dimulai dari masing-masing anggota keluarga, kemudian menjadi berkat bagi jemaat di gereja, serta menjadi berkat di lingkungan RT, RW, dan masyarakat luas.

Perjanjian Lama

Tidak ada kata untuk “keluarga” dalam Perjanjian Lama (Bahasa Ibrani) yang dapat disamakan secara tepat dengan kata modern, “keluarga inti”. Beberapa kelompok sosial digambarkan sebagai “suku”, dan menggambarkan asal etnik. Kata umumnya (beth ab = rumah ayah) dapat berarti keluarga inti yang tinggal di rumah yang sama (Kej. 50:7-8); kelompok sanak yang lebih besar atau luas termasuk dua atau lebih generasi (Kej. 7:1; 14:14); dan juga sanak dengan berarti lebih luas (Kej. 24:38). Kata lain menunjuk ke kelompok sanak yang besar dan kadang-kadang diterjemahkan sebagai “kaum” (Bil. 27:8-11).

Pada kenyataannya, keluarga-keluarga yang digambarkan dalam Perjanjian Lama adalah rumah tangga yang terdiri atas semua orang, baik ayah, ibu, anakanak, kerabat lain, pelayan-pelayan, dan orang lain yang tinggal di rumah (band. Kel. 20:10; Ul. 5:14). Sebelum masa Daud, hidup keluarga difokuskan pada keperluan umum yaitu pekerjaan, makanan, dan perlindungan. Rumah tangga adalah tempat dimana pendidikan, sosialisasi, dan pendidikan agama terjadi.

Perjanjian Baru

Keluarga di Perjanjian Baru tersusun seperti rumah tangga dalam Perjanjian Lama. Ada tekanan pada asal etnik dan jabatan atau peran orang tua. Keluarga Greco-Roman juga rumah tangga besar, yaitu rumah tangga termasuk semua orang yang tinggal di rumah. Tidak ada kata di bahasa Yunani yang dapat disamakan secara tepat dengan ide modern, “keluarga inti”. Rumah tangga besar ini adalah satuan dasar masyarakat. Kata umum adalah “rumah” (oikos), atau frasa “kepunyaan sendiri”.

Dalam Perjanjian Baru ada beberapa yang dinamakan “pedoman-pedoman kehidupan keluarga” (Kol. 3:18 – 4:1; Ef. 5:21 – 6:9; 1 Ptr. 2:18 – 3:7; 1 Tim. 2:8-15; 6:1-2; Tit. 2:1-10). Pedoman ini mungkin dimaksudkan untuk membantu anggota rumah tangga Kristen agar hidup sesuai dengan kebudayaannya. 

Di pihak lain kenyataan bahwa pedoman itu tertuju kepada para suami, istri, orang tua, anak, dan pelayan, menunjukkan bahwa ajaran Kristen khusus diterapkan ke kehidupan rumah tangga. Kita seharusnya memperhatikan bahwa bagian-bagian ini tidak menunjukkan keluarga sebagai satuan, tetapi menunjukkan hubungan-hubungan yang beragam di dalam keluarga itu sendiri yang bertujuan untuk kebahagiaan bersama.

Peran Anak yang Menjadi Berkat

Sebagaimana kamu ketahui bahwa keluarga tidak hanya terdiri dari ayah dan ibu, tetapi juga termasuk di dalamnya anak-anak baik anak laki-laki maupun perempuan. Hal itu bukan hanya berkaitan dengan status melainkan lebih kepada peran mereka masing-masing guna menjadi keluarga Kristen yang menjadi berkat bagi lingkungan.

Dalam keluarga khususnya keluarga Kristen, orang tua wajib mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tunduk dan taat pada orang tua. Jika anak-anak tunduk dan taat kepada orang tua, Alkitab menegaskan bahwa ada janji umur panjang dan berkat-berkat lain bagi mereka: “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. “Hormatilah ayahmu dan ibumu” - (ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini), selanjutnya diungkapkan “supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi”. (Ef. 6:1-3).

Melalui penjelasan di atas kita diajarkan bahwa sebagai bagian dari anggota keluarga Kristen tanggung jawab sebagai anak juga memainkan peran yang penting demi terciptanya keluarga Kristen yang menjadi berkat bagi lingkungan.

Dengan demikian, jika keluarga Kristen tetap menjaga keharmonisan dalam rumah tangga sesuai ajaran-ajaran frman Tuhan, maka keluarga Kristen akan menjadi berkat bagi semua orang yang menyaksikannya.

Keluarga Kristen yang Menjadi Berkat

Menurut Alkitab, keluarga adalah tempat anak-anak diajarkan takut kepada Tuhan dan belajar tentang karya-karya Tuhan (Ul. 6:4-10).

Keluarga Kristen adalah suami-istri yang kedua-duanya telah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Ini juga berarti bahwa keduanya menaati Dia, mereka hidup dengan kuasa Tuhan Yesus dalam kehidupannya.

Sebagai seorang Kristen, gaya hidupnya harus menjadi mengikuti teladan Kristus. Sebagian orang berpandangan bahwa jika seorang laki-laki dan seorang perempuan menikah di dalam gereja, maka pernikahan mereka adalah pernikahan Kristen. 

Bagi mereka, menikah di dalam gereja adalah suatu jaminan bahwa mereka sedang membangun keluarga Kristen. Cara berpikir demikian tidak dapat dibenarkan. Keluarga dapat disebut keluarga Kristen apabila suami-istri percaya kepada Kristus dan menampilkan gaya hidup seperti Kristus. 

Jadi yang dimaksud keluarga Kristen adalah keluarga yang dibentuk oleh Allah dan dalam hidupnya selalu bersandar pada Kristus, serta hidup menurut kehendak-Nya.

Hakikat Keluarga Kristen:

a. Persekutuan hidup antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam perjanjian, kasih setia membentuk suatu keluarga yang diberkati dan dikuduskan Allah, serta sebuah persekutuan yang menjadi lambang persekutuan hidup antara Allah dengan umat-Nya. Orang yang hidup dalam pernikahan dipanggil untuk memelihara kekudusan hidup pernikahan yang dikaruniakan Allah kepadanya (1 Tes. 4:3-8; Ibr. 13:4).

b. Persekutuan hidup yang bersifat eksklusif, artinya hanya terdiri dari dua orang saja, yaitu seorang laki-laki tertentu dengan seorang perempuan tertentu. Dengan demikian pernikahan dalam keluarga Kristen berpola monogami (Kej. 2:22, 24-25; 1 Kor. 7:2; 1 Tim. 3:2, 12). Oleh karena itu menolak praktek poligami maupun poliandri.

c. Persekutuan hidup yang bersifat total, artinya menyangkut seluruh segi kehidupan suami-istri baik yang jasmani maupun yang rohani, ”…keduanya menjadi satu daging” (Kej. 2:24). Kesatuan ini adalah suatu proses yang berlangsung seumur hidup. Aspek inilah yang membedakan secara hakiki hubungan antara suami-istri dengan orang lain.

Keluarga Kristen mempunyai peran yang sangat penting, karena hubungan di rumah tangga juga menggambarkan hubungan dalam keluarga jemaat. Dalam rumah tangga itulah beberapa segi dari kehidupan Allah harus diperlihatkan.

Membesarkan anak-anak adalah tugas bagi rumah tangga. Mengajarkan anakanak akan iman Kristen adalah tugas orang tua sebelum anak-anak mendapatkan pengajaran dari gereja.

Kita hidup di tengah masyarakat. Sebagai keluarga Kristen kita diberi mandat oleh Tuhan agar menjadi berkat di tengah masyarakat. Menjadi berkat dimulai dari masing-masing anggota keluarga, kemudian menjadi berkat bagi jemaat di gereja, serta menjadi berkat di lingkungan RT, RW, dan masyarakat luas.

Contoh sederhana yang bisa dilakukan oleh keluarga Kristen dalam rangka menjadi berkat seperti ikut gotong royong dalam membersihkan lingkungan tempat tinggal, dan aktif dalam kegiatan masyarakat lainnya. 

Berikut beberapa hal yang diajarkan Firman Tuhan.

a. Hidup dengan Penuh Hikmat

Agar menjadi berkat di tengah masyarakat, maka orang Kristen harus hidup dengan bijaksana. Dalam Titus 2:1-6 ada keterangan tentang bagaimana hidup orang Kristen yang berhikmat atau bijaksana di tengah masyarakat. 

Kaum laki-laki dianjurkan untuk hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, kasih, dan ketekunan. Kaum perempuan dianjurkan untuk hidup sebagai orang-orang beribadah, tidak memftnah, tidak menjadi hamba anggur, cakap mengajarkan hal-hal yang baik, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, serta baik hati. 

Sedangkan kaum muda dianjurkan untuk menguasai diri dalam segala hal. Laki-laki dan perempuan dalam keluarga mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat.

b. Pergunakan Waktu yang Ada

Apa arti pergunakan waktu yang ada? Kata “waktu” dalam bahasa aslinya (Yunani) adalah kairos. Dalam bahasa Inggris berarti “make the most of every opportunity” (pergunakan sebaik-baiknya setiap kesempatan). 

Setiap kesempatan datang hanya satu kali dalam hidup kita dan tidak akan datang untuk kedua kalinya. Oleh karena itu, kesempatan yang datang dalam hidup kita (baik berkaitan dengan belajar, bergaul, bermain, pekerjaan maupun pelayanan) harus kita pakai dengan sebaik-baiknya. Sehingga setiap orang dapat melihat bahwa kita adalah orang-orang Kristen yang selalu menghargai waktu yang Tuhan berikan.

c. Mengucapkan Kata-Kata yang Membangun

Dalam Efesus 4:29 dikatakan: Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. 

Kata-kata kita mempunyai kekuatan yang luar biasa, yang bisa mempunyai efek besar dalam hidup orang lain, baik bersifat negatif maupun positif. 

Dengan kata-kata kita, kita bisa membangun, menguatkan dan memberi semangat kepada orang lain. Sebaliknya dengan kata-kata pula, kita bisa menimbulkan kepahitan, kepedihan dan meruntuhkan semangat hidup orang lain. Karena itu pakailah kata-kata kita untuk memberkati orang lain.

Sebagai pengikut Kristus, sudah seharusnya kita memberkati kehidupan orang lain. Lewat perkataan dan perbuatan yang sederhana, kita dapat menyentuh hati dan membawa mereka mengenal Tuhan. Lewat perkataan, kita dapat membuat kehidupan satu hari seseorang menjadi tidak baik, namun lewat perkataan juga kita dapat membuat kehidupan satu hari seseorang menjadi indah.

Marilah kita hidup dengan bijaksana, mempergunakan setiap kesempatan dengan baik, dan mengucapkan kata-kata yang membangun dan menebarkan berkat kepada orang-orang di sekitar kita.

Pertanyaan:

Bacalah Amsal 31:10-31

1. Deskripsikan secara singkat isi Amsal tersebut?

2. Bagaimana pendapat kamu terhadap remaja kristen yang tidak menghargai bapaya?

3. Bagaimana pendapat kamu terhadap remaja kristen yang tidak menghargai ibunya?


@KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2017, Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Komentar

  1. 1.Seorang pasangan yang baik dapat memahami keadaan hidup pasangan ya dan mampu melengkapi kekurangan pribadi yg d kasihi dari kelebihan yang dia punya..
    Dan pasang yg baik adalah pasangan yang takut akan Tuhan
    2. Menurut saya anak yang tidak menghargai ibunya dia adalah anak durhaka yang tidak tau sopan santun dia tidak memikirkan perasaan ibunya ketika seorang anak yang di kandungnya dengan penuh perjuangan dan berharap memiliki anak yang baik ,pasti seorang ibu akan kecewa dan menangis jika kita tidak menghargai ibu kita, bagi kita remaja Kristen mau seburuk apapun sikap mamah atau papah kita ,kita tetap harus nurut dan menghargai mereka karena mereka yang telah merawat kitaa dan mereka ada orang tua kitaaa kan tertulis juga di hukum taurat hormatilah ayah dan ibu mu jika kita tidak menghormati mereka artinya kita telah melanggar hukum taurat
    3. Menurut saya anak yang tidak menghargai ibunya dia adalah anak durhaka yang tidak tau sopan santun dia tidak memikirkan perasaan ibunya ketika seorang anak yang di kandungnya dengan penuh perjuangan dan berharap memiliki anak yang baik ,pasti seorang ibu akan kecewa dan menangis jika kita tidak menghargai ibu kita, bagi kita remaja Kristen mau seburuk apapun sikap mamah atau papah kita ,kita tetap harus nurut dan menghargai mereka karena mereka yang telah merawat kitaa dan mereka ada orang tua kitaaa kan tertulis juga di hukum taurat hormatilah ayah dan ibu mu jika kita tidak menghormati mereka artinya kita telah melanggar hukum taurat

    BalasHapus
  2. 1.Dalam ayat ini dijelaskan tindakan cakap seorang istri, bagaimana dia bertindak di dalam rumah dan membawa keuntungan bagi suami dan keluarganya.
    2.menurut saya anak yang tidak menghargai ibunya adalah anak yang tidak mempunyai etika karna bila tidak ada seorang ibu dia tidak akan lahir didunia ini dan anak tersebut akan mendapatkan hidup yang tidak layak di dunia maupun d neraka.bagi kita remaja Kristen mau seburuk apapun sikap mamah atau papah kita ,kita tetap harus nurut dan menghargai mereka karena mereka yang telah merawat kitaa dan mereka ada orang tua kitaaa kan tertulis juga di hukum taurat hormatilah ayah dan ibu mu jika kita tidak menghormati mereka artinya kita telah melanggar hukum taurat.
    (cintaheza)

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Slona Ester Angelina ManikRabu, Maret 08, 2023 2:18:00 PM

    1. istri yang takut akan Tuhan dan berbuat baik kepada suaminya dan suami yang pekerja keras dan bertanggung jawab serta takut akan Tuhan
    2. Menurut saya, anak yang tidak menghargai ibunya sama saja anak yang tidak menghargai Tuhan, mengapa? Karena masih banyak anak yang ingin mempunyai sosok seorang ibu untuk diberi kasih sayang dan cinta sedang kan mereka yang punya ibu tidak menghargai nya sama sekali

    BalasHapus
  5. 1. Seorang istri yang takut akan Tuhan dan selalu berbuat baik pada Suaminya, selalu ada untuk keluarga nya sehingga ia dipuji-puji dan membawa keuntungan bagi suaminya
    2.Menurut saya anak remaja yang tidak menghargai ibunya adalah seorang yang tidak bersyukur akan berkat yang telah diberikan Tuhan. Ibu yang telah berjuang untuk anaknya dari mulai didalam kandungan sampai lahir ke dunia dan jika tidak dihargai orang tersebut berarti tidak tahu terimakasih

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. 1.seorang istri takut kepada suami nya dan harus turut akan perintah suaminya
    2.menurut saya orang yg tidak menghargai seorang bapak itu durhaka karena seorang bapak yg mencari nafkah kita dari kecil sampai besar
    3.menurut saya orang yg tidak menghargai ibunya durhaka karena ibu yg melahir kita yg mendidik kita dari kecil sama besar
    (Marcel marito lubis)

    BalasHapus
  8. 1. Ayat-ayat ini melukiskan istri dan ibu yang ideal. Seluruh hidupnya berkisar pada ketakutan yang menghormat kepada Allah (ayat Ams 31:30), belas kasihan bagi mereka yang mengalami kekurangan (ayat Ams 31:19-20), serta kesetiaan dan kasih kepada keluarga mereka (ayat Ams 31:27).
    2. Apabila ia tidak mengahargai bapanya, ia adalah anak yang durhaka karena ada tertulis di Alkitab “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. “Hormatilah ayahmu dan ibumu” - (ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini), selanjutnya diungkapkan “supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi”. (Ef. 6:1-3).
    3. Apabila ia tidak menghargai ibunya, ia adalah anak yang durhaka karena ada tertulis dalam Alkitab “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. “Hormatilah ayahmu dan ibumu” - (ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini), selanjutnya diungkapkan “supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi”. (Ef. 6:1-3).

    BalasHapus
  9. 1.seorang istri yang takut akan Tuhan, dan pujian yang ideal di mata Tuhan
    2/3. Dia Melanggar perintah Allah yang ke-5.
    Ibu yang telah berjuang untuk anaknya dari mulai didalam kandungan sampai lahir ke dunia, dan bapa nya yg sudah berjuang untuk membesarkan anak nya dari kecil jika tidak dihargai orang tersebut berarti tidak tahu terimakasih

    BalasHapus
  10. Keluarga Kristen adalah suami-istri yang kedua-duanya telah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Ini juga berarti bahwa keduanya menaati Dia, mereka hidup dengan kuasa Tuhan Yesus dalam kehidupannya.

    BalasHapus
  11. 1.Seorang pasangan yang baik dapat memahami keadaan hidup pasangan ya dan mampu melengkapi kekurangan pribadi yg d kasihi dari kelebihan yang dia punya..
    Dan pasang yg baik adalah pasangan yang takut akan Tuhan
    2. Menurut saya anak yang tidak menghargai ibunya dia adalah anak durhaka yang tidak tau sopan santun dia tidak memikirkan perasaan ibunya ketika seorang anak yang di kandungnya dengan penuh perjuangan dan berharap memiliki anak yang baik ,pasti seorang ibu akan kecewa dan menangis jika kita tidak menghargai ibu kita, bagi kita remaja Kristen mau seburuk apapun sikap mamah atau papah kita ,kita tetap harus nurut dan menghargai mereka karena mereka yang telah merawat kitaa dan mereka ada orang tua kitaaa kan tertulis juga di hukum taurat hormatilah ayah dan ibu mu jika kita tidak menghormati mereka artinya kita telah melanggar hukum taurat
    3. Menurut saya anak yang tidak menghargai ibunya dia adalah anak durhaka yang tidak tau sopan santun dia tidak memikirkan perasaan ibunya ketika seorang anak yang di kandungnya dengan penuh perjuangan dan berharap memiliki anak yang baik ,pasti seorang ibu akan kecewa dan menangis jika kita tidak menghargai ibu kita, bagi kita remaja Kristen mau seburuk apapun sikap mamah atau papah kita ,kita tetap harus nurut dan menghargai mereka karena mereka yang telah merawat kitaa dan mereka ada orang tua kitaaa kan tertulis juga di hukum taurat hormatilah ayah dan ibu mu jika kita tidak menghormati mereka artinya kita telah melanggar hukum taurat.

    BalasHapus
  12. 1. Seorang istri yang takut akan Tuhan dan selalu berbuat baik pada Suaminya, selalu ada untuk keluarga nya sehingga ia dipuji-puji dan membawa keuntungan bagi suaminya
    2. Menurut saya orang yang tidak menghargai ibunya adalah orang yang benar-benar jauh dari Tuhan

    BalasHapus

Posting Komentar