KISAH SI BUNGSU
Shalom,
Lukas 15:12-13 Kata yang
bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang
menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara
mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu
pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan
hidup berfoya-foya.
Hanya di dalam rumah sang
ayah, segala sesuatunya tersedia. Ada perlindungan, makanan, pemeliharaan,
ketenangan, damai, sukacita, berkat, kesehatan, kelimpahan, dan segala sesuatu
yang kita butuhkan. Namun, entah apa alasannya, si bungsu memutuskan mengambil
jatah warisannya dan pergi dari rumah sang ayah. Mungkin si bungsu berpikir ada
yang jauh lebih baik di luar sana.
Si bungsu pergi
meninggalkan ayahnya tidak dalam keadaan susah atau terpuruk, melainkan dalam
keadaan sehat dan kaya raya.
Seringkali, ketika
memiliki banyak harta atau pegangan, kita merasa bisa hidup tanpa Tuhan. Kita
berpikir tidak masalah kita “pergi” atau “libur” sementara dari Tuhan. Si
bungsu telah membuktikannya. Hanya sebentar saja dia dalam kondisi aman tanpa
Tuhan, karena tidak lama kemudian, ketika bencana kelaparan melanda, si bungsu
bangkrut dan melarat. Jika sebelumnya dia makan layak bangsawan, kini dia hanya
bisa berharap babi yang dia jaga tidak menghabiskan makanannya. Jika sebelumnya
dia hidup bagai pangeran, kini dia harus bekerja banting tulang demi ampas
babi.
Inilah kisah kehidupan kita di luar Tuhan. Cerita awalnya mungkin terlihat
menyenangkan, tetapi cerita akhirnya pasti menyedihkan. Kondisi si bungsu baru
dipulihkan ketika dia kembali ke rumah sang ayah. Ya, di rumah sang ayah tidak
ada bencana kelaparan ataupun kemiskinan
Terima kasih, sudah mengunjungi: berkattuhannehemia.blogspot.com (ketik di google). Share bagi keluarga dan sahabat yang kita kasihi. Tuhan Yesus memberkati kita semua, salam dan doa kami
Lagu Rohani: Aku disayang Tuhan
Sungguh kasih seorang bapa yang menyentuh
BalasHapusDisayang Tuhan
HapusAmen Haleliya hanya bersama Tuhan kita dapat hidup aman tidak perlu kwatir sebab Dia yang memelihara kita.
BalasHapusDiberkati Tuhan
HapusHaleluya, Tuhan Yesus dasyat😇😇
BalasHapusGod love u
HapusHidup lah di dalam rencana Allah.
BalasHapusGod blessed
HapusAmin 🙏 Haleluya Puji Tuhan
BalasHapusGod bless you
HapusLukas 15:12-13 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
BalasHapusTuhan Yesus memberkati kita semua, salam dan doa kami
BalasHapusGod bless u
BalasHapusAmin
BalasHapusAmin, Tuhan Yesus memberkati 🙏
BalasHapusAmin...terima kasih untuk renungannya Pak
BalasHapusKita adl ranting dan Tuhan Yesus adl batang pokoknya, jika ranting tdk melekat pada batang pokoknya maka ia akan kering dan mati demikianlah jika kita berada diluar Tuhan (tdk melekat/tidak bersekutu dg Tuhan) maka kita akan binasa
BalasHapusSi bungsu pergi meninggalkan ayahnya tidak dalam keadaan susah atau terpuruk, melainkan dalam keadaan sehat dan kaya raya.
BalasHapusSeringkali, ketika memiliki banyak harta atau pegangan, kita merasa bisa hidup tanpa Tuhan. Kita berpikir tidak masalah kita “pergi” atau “libur” sementara dari Tuhan
BalasHapusInilah kisah kehidupan kita di luar Tuhan. Cerita awalnya mungkin terlihat menyenangkan, tetapi cerita akhirnya pasti menyedihkan. Kondisi si bungsu baru dipulihkan ketika dia kembali ke rumah sang ayah. Ya, di rumah sang ayah tidak ada bencana kelaparan ataupun kemiskinan
BalasHapusHanya di dalam rumah sang ayah, segala sesuatunya tersedia. Ada perlindungan, makanan, pemeliharaan, ketenangan, damai, sukacita, berkat, kesehatan, kelimpahan, dan segala sesuatu yang kita butuhkan. Namun, entah apa alasannya, si bungsu memutuskan mengambil jatah warisannya dan pergi dari rumah sang ayah. Mungkin si bungsu berpikir ada yang jauh lebih baik di luar sana.
BalasHapusSeringkali, ketika memiliki banyak harta atau pegangan, kita merasa bisa hidup tanpa Tuhan. Kita berpikir tidak masalah kita “pergi” atau “libur” sementara dari Tuhan. Si bungsu telah membuktikannya. Hanya sebentar saja dia dalam kondisi aman tanpa Tuhan, karena tidak lama kemudian, ketika bencana kelaparan melanda, si bungsu bangkrut dan melarat. Jika sebelumnya dia makan layak bangsawan, kini dia hanya bisa berharap babi yang dia jaga tidak menghabiskan makanannya. Jika sebelumnya dia hidup bagai pangeran, kini dia harus bekerja banting tulang demi ampas babi.
BalasHapusKondisi si bungsu baru dipulihkan ketika dia kembali ke rumah sang ayah. Ya, di rumah sang ayah tidak ada bencana kelaparan ataupun kemiskinan
BalasHapusDia adalah Bapa yang mengasihi ku..
BalasHapusBapa yang mengasihi tanpa syarat
BalasHapusPerlu dicatat bahwa sang ayah tidak berlari mendekati si bungsu karena marah, melainkan karena belas kasihan.
BalasHapusCerita awalnya mungkin terlihat menyenangkan, tetapi cerita akhirnya pasti menyedihkan. Kondisi si bungsu baru dipulihkan ketika dia kembali ke rumah sang ayah. Ya, di rumah sang ayah tidak ada bencana kelaparan ataupun kemiskinan
BalasHapusKondisi si bungsu baru dipulihkan ketika dia kembali ke rumah sang ayah
BalasHapusAmen
BalasHapusHanya dekat kepada Allah saja hatiku tenang dan aman
BalasHapusAmin
BalasHapusKondisi si bungsu baru dipulihkan ketika dia kembali ke rumah sang ayah.
BalasHapusKata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku.
BalasHapusHanya di dalam rumah sang ayah, segala sesuatunya tersedia. Ada perlindungan, makanan, pemeliharaan, ketenangan, damai, sukacita, berkat, kesehatan, kelimpahan, dan segala sesuatu yang kita butuhkan.
BalasHapusKISAH SI BUNGSU
BalasHapusKata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
BalasHapusNamun, entah apa alasannya, si bungsu memutuskan mengambil jatah warisannya dan pergi dari rumah sang ayah.
BalasHapus