HIDUP DALAM KESETIAAN - BAB 5 | PAK DAN BUDI PEKERTI - KELAS 10


Baca dan Renungkan: Kejadian 29:13-28; Mazmur 85:8-14; Matius 28:18-20; Yohanes 3:16 

“Kesetiaan” adalah sebuah konsep yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kesetiaan ditemukan dalam hubungan antara seseorang dengan orang lain, dengan keluarga, orangtua, dengan komunitas atau kelompok yang lain, dengan negara, dan juga dengan Tuhan. 

Kesetiaan dapat kita lihat dalam kesediaan seseorang membela atau menolong orang lain, mengasihinya dan kesediaannya untuk tidak meninggalkan pihak yang lain. 

Pemahaman teologis utama yang mendasari bagian ini adalah pengertian tentang “kasih” dalam bahasa Ibrani, yaitu khesed. Kata khesed tidak hanya mengandung arti “cinta” atau “kasih”, melainkan lebih dalam lagi, yaitu kesetiaan. 

Kasih tanpa kesetiaan bukanlah kasih yang sebenarnya. Mengasihi berarti setia mendampingi dalam keadaan yang paling berat sekalipun.

Contoh-contoh Kesetiaan

Ada tiga contoh yang diangkat untuk menggambarkan karakter kesetiaan ini, yaitu kisah Hachiko, yang mungkin merupakan anjing paling terkenal di dunia, dan kisah Yakub dan Rahel dari Alkitab. Ketiga contoh adalah kesaksian yang diberikan oleh Horatio G. Spafford yang mengarang lagu “Nyamanlah Jiwaku” setelah bisnisnya di kota Chicago hancur dimakan api, dan empat anak perempuannya tewas dalam kecelakaan kapal laut di Samudera Atlantik.

Hanchiko adalah seekor anjing kepunyaan Prof. Ueno. Setiap pagi Hachiko mengantarkan Prof. Ueno pergi ke perguruan tempat ia mengajar. Hachiko pergi hingga ke stasiun kereta api. Pada sore hari, Hachiko akan menantikan Prof. Ueno di tempat ia mengantarkannya. 

Pada suatu hari Prof. Ueno mendapat serangan jantung dan meninggal dunia. Ia langsung dibawa ke rumah sakit dan dari sana tidak pernah kembali lagi. Hachiko tidak mengetahuinya, sehingga ia tetap menunggu kepulangan majikannya. Kisah Hachiko ini menarik perhatian banyak orang, sehingga kemudian dibangun sebuah patung perunggu untuk menghormati kesetiaannya.

Contoh yang kedua diambil dari Alkitab yaitu kisah Yakub dan Rahel. Yakub yang melarikan diri karena ancaman Esau, berjumpa dengan Laban, pamannya, di Haran. Di sana Yakub tinggal dan bekerja. Sebagai upahnya, ia meminta agar Laban mengizinkan Rahel menikah dengannya. 

Laban setuju dan Yakub pun bekerja 7 tahun lamanya untuk Laban. Setelah itu, Laban memberikan anaknya untuk dinikahi Yakub. Namun pada malam pengantinnya, Yakub menemukan bahwa perempuan yang diperistrinya ternyata adalah Lea, kakak Rahel. Yakub marah dan kecewa. Namun Laban berjanji bahwa ia boleh menikah dengan Rahel, asalkan ia mau bekerja untuk Laban 7 tahun lagi. Yakub memenuhi persyaratan itu, sehingga akhirnya ia berhasil menikah dengan Rahel. 

Contoh yang ketiga adalah kisah tentang Horatio G. Spafford, seorang pengusaha Amerika Serikat yang tinggal di Chicago dan kehilangan sebagian besar bisnisnya karena kebakaran besar yang melanda kota Chicago pada 1871. 

Dua tahun kemudian, Spafford ingin memberikan liburan kepada keluarganya istri dan keempat anak perempuannya dengan pergi ke Eropa. Spafford ternyata tidak bisa berangkat bersama-sama keluarganya karena ia harus kembali ke Chicago sebab pemerintah kota ingin mengadakan pembagian wilayah yang baru setelah kebakaran itu. Istri dan keempat anaknya berangkat lebih dahulu dengan kapal Ville du Havre. 

Beberapa hari kemudian Spafford menerima telegram singkat yang kini menjadi sangat terkenal dari istrinya “Saved alone” (“Satu-satunya yang selamat”). Kapal yang ditumpangi istri dan keempat anaknya mengalami kecelakaan, tabrakan dengan sebuah kapal lain. Kapal itu tenggelam dan keempat anak perempuan Spafford tewas bersama banyak penumpang lainnya. Istrinya adalah satu-satunya yang selamat.

Sementara dalam perjalanan untuk menyusul istrinya, Spafford mendapatkan ilham untuk mengungkapkan perasaannya ketika kapalnya melalui tempat yang tidak jauh dari lokasi kecelakaan yang menewaskan anak-anaknya. 

Pengalaman Spafford menggambarkan bagaimana orang Kristen menghadapi penderitaannya dengan mengandalkan kasih Tuhan. Spafford memiliki kekuatan yang luar biasa ketika bisnisnya hancur dimakan api yang melanda sebagian besar kota Chicago, dan kemudian keempat anaknya mati tenggelam dalam kecelakaan kapal laut. Ia menghadapi semuanya dengan tabah, karena ia tahu bahwa Allah itu setia. 

Pengetahuan seperti yang dimiliki oleh Spafford ini membuat kita seharusnya hidup dalam kesetiaan kepada Tuhan. Tuhan Allah itu setia dan kasih-Nya sempurna bagi kita. Hal itu dinyatakan dalam Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal"

Kesetian yang salah

Kesetiaan tidak selamanya baik atau indah. Ada kalanya kesetiaan bisa menjadi sesuatu yang buruk dan negatif, khususnya bila kita disuruh setia sebagai tanda solidaritas kita kepada teman, meskipun kita tahu bahwa teman itu salah.

Berbagai kasus di kalangan remaja dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan adanya pemahaman tentang kesetiaan yang keliru ini. Tawuran dianggap sebagai bentuk kesetiaan. Perkelahian dengan mengeroyok, dianggap sebagai bukti kesetiaan. Kemauan untuk mengikuti ajakan teman untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang negatif  sudah tentu bukanlah bentuk kesetiaan yang dituntut Allah dari kita. Dengan kata lain, peserta didik harus belajar mengamati dengan cermat, apa arti kesetiaan yang sebenarnya.

Pertanyaan:

1. Menurut kamu, apakah makna “kesetiaan” itu?

2. Tuliskan contoh-contoh perbuatan setia dalam kehidupan sehari-hari!

3. Jabarkan contoh-contoh tentang kesetiaan yang keliru dalam kehidupan sehari-hari!

Komentar

  1. 1. Kesetian adalah perilaku dimana seseorang akan memegang pendirian, melakukan atau taat menjalankan perintah, mau percaya, tidak berkhianat, terbuka dan jujur, berpegang teguh pada janji. Kesetiaan tidak hanya antara hewan dan tuannya saja tetapi setia juga merupakan perilaku seseorang terhadap sesama. Kesetiaan dapat dianggap suatu perilaku untuk menjalin atau mempererat suatu hubungan. Maka jadilah pribadi yang setia dengan melakukan perilaku yang positif.

    2. Setia pada teman contohnya, mau menugggu teman saat pulang sekolah, bersikap atau berbicara jujur pada teman, mau memaafkan teman, tidak menghina teman, mempercayai segala perkataan teman, membantu teman dalam situasi apapun, bersama dengan teman walaupun sedang masa sulit.
    Setia pada tuhan contohnya, beribadah setiap minggu, tidak melupakan tuhan, tulus pada tuhan dengan berdoa, mau lebih mengenal tuhan, memuji nama tuhan, tidak merendahkan tuhan. Kita perlu setia pada Allah karena Allah akan tetap bersama dengan kita dan kasih Allah tetap selamanya, tidak berubah, dan kasih setia-Nya tetap selama-lamanya.

    3. Berbuat suatu yang berdampak negatif bagi sekitar. Misalnya mau mengikuti ajakan teman untuk tawuran padahal kita sendiri tau bahwa tawuran itu hal yang negatif tetapi dilakukan demi memperlihatkan kesetiaannya. Maka jauhilah kesetian yang salah dan setialah dengan berprilaku positif.

    BalasHapus
  2. 1. “Kesetiaan” adalah sebuah pendirian seseorang yang memegang teguh pendirian dalam dirinya sendiri.
    2. saling menunggu temannya disaat ingin pulang sekolah.
    3.Kemauan untuk mengikuti ajakan teman untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang negatif sudah tentu bukanlah bentuk kesetiaan yang dituntut Allah dari kita.

    BalasHapus

Posting Komentar