KABAR
BAIK DI TENGAH KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGARA
Mazmur
137; Nehemia 2: 1-20
Sebagai umat Kristen di Indonesia, kita semua terpanggil untuk menghadirkan damai sejahtera Allah. Damai sejahtera tidak bisa dihadirkan hanya dengan berdoa saja, melainkan melalui tindakantindakan konkret. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan memberdayakan anggota kelompoknya dan masyarakat luas. Selain itu, kita juga harus membangun kerja sama dengan umat agama lain dengan komitmen membangun sebuah komunitas yang terbuka untuk semua orang. Orang muda Kristen perlu mengembangkan kepempimpinan Kristen yang sedia berkorban demi orang lain, sesuai dengan teladan Kristus
Pengalaman Bangsa Israel Ketika Dibuang ke Babel
Karena ketidaktaatan para pemimpin dan bangsa Israel, Allah menghukum mereka dengan berbagai cara antara lain penyakit dan ditawan musuh. Pada tahun 597 SM, Nebukadnezar, raja Babel, menyerang Yehuda, dan mengalahkannya.
Pada tahun 589 SM, Nebukadnezar kembali ke Yehuda dan mengepung Yerusalem selama 18 bulan. Banyak orang Yehuda yang lari ke daerah-daerah sekitar, seperti Moab, Amon, Edom dan negara-negara lain untuk menyelamatkan diri ( Yeremia 40:11-12). Yerusalem kembali jatuh, dan Nebukadnezar sekali lagi menjarah kota dan Bait Suci, lalu menghancurkan keduanya pada tahun 587 SM.
Pembuangan ke Babel adalah sebuah peristiwa traumatis dalam sejarah bangsa Yahudi. Kerajaan mereka hancur. Demikian pula Bait Suci di Yerusalem. Tanpa Bait Suci, mereka merasa tidak dapat lagi beribadah kepada Tuhan, Allah mereka. Mereka bersedih hati karena tidak memiliki tanah air. Mereka merasa terhina karena diserahkan ke tangan bangsa kafi r, bukannya malah melayani Allah di Bait Allah yang kudus. Mereka menderita terutama karena mereka sadar bahwa keberadaan mereka di negeri asing itu terutama sekali disebabkan oleh dosa-dosa mereka. Musuh-musuh mereka mengejek dan mencemooh. Orang Yehuda disuruh menyanyi. “Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!” begitu kata mereka. Nyanyian yang diminta tentunya adalah nyanyian pujian, madah penghormatan dan pengagungan Allah yang perkasa, pelindung Israel. Tetapi justru inilah ironisnya. Allah seolah-olah sudah memalingkan wajah-Nya dan tidak peduli lagi kepada Israel, umat-Nya. “Bagaimana mungkin kami menyanyikan pujian bagi Tuhan,” pemazmur bertanya, “ketika kami menyadari bahwa kami terpuruk dalam keberdosaan kami? Bagaimana mungkin kami menyanyikan nyanyian dari Sion, sementara kami terbuang di negeri asing?” (Mazmur 137: 4).
Berita Suka Cita
Umat Israel tidak selamanya menderita di Babel. Setelah berakhir masa penghukuman mereka, TUHAN Allah mengirimkan utusan-Nya untuk memberitakan kabar suka cita. Mereka telah ditebus Allah. Mereka akan diperbolehkan kembali ke Sion, kota Allah. Dengan demikian maka mereka akan dapat memproklamasikan, “Allahmu itu Raja!” (Yesaya 52:7). Apakah artinya ini? Ini berarti suka cita umat Allah hanya dapat terjadi apabila mereka mengakui bahwa Allah itulah Raja. Kehendak Allah haruslah dinyatakan di dalam kehidupan umat.
Pembangunan kembali Yerusalem terjadi setelah bangsa Yahudi diizinkan kembali oleh Koresh, raja Persia pada tahun 538 SM. Pada tahun 464 SM Artahsasta naik takhta sebagai raja di Persia. Ia mempunyai seorang juru minuman yang berdarah Yahudi yang bernama Nehemia. Nehemia mendengar berita dari Saudaranya, Hanani, tentang kehancuran kota Yerusalem dan Bait Suci Allah (Nehemia 1:2; 2:3). Mendengar kabar buruk itu, Nehemia merasa sangat sedih.
Berhari-hari ia berpuasa dan berdoa meratapi negeri nenek moyangnya. Ketika raja melihat kesedihan Nehemia, baginda menanyakan apa yang membuatnya sedih. Nehemia menceritakan semua yang didengarnya tentang negeri leluhurnya. Kemudian ia meminta izin kepada raja agar diizinkan kembali ke Yerusalem, dan memimpin pembangunan kembali kota itu. Raja mengizinkan Nehemia dan malah mengangkatnya menjadi bupati di Yehuda (Nehemia 5:14). Apa arti tindakan Nehemia ini? Keputusannya untuk kembali ke Yehuda dan membangun kembali negeri leluhurnya tentu membutuhkan pengorbanan besar pada pihak Nehemia. Ia harus meninggalkan sebuah jabatan yang sangat baik di istana raja. Kedudukannya tinggi dan ia merupakan orang kepercayaan raja, namun semuanya itu dilepaskannya. Nehemia bersedia berkorban untuk meninggalkan kenikmatan tinggal di sekitar istana. Nahemia kembali ke Yehuda dan kemungkinan sekali selama berbulan-bulan ia harus tinggal di kemah dengan fasilitas yang serba minim. Makanan dan minumannya pastilah tidak selezat seperti yang dapat ia nikmati selama tinggal mengabdikan diri kepada raja. Namun, upaya Nehemia tidak sia-sia. Yerusalem dibangun kembali. Bangsa Yahudi kembali ke tanah air mereka dan memulai hidup yang baru. Akan tetapi, semuanya itu hanya bisa terjadi lewat kerja keras dan pengorbanan bukan dengan berpangku tangan.
Sebuah bangsa acapkali mengalami krisis kehidupan karena tidak memberlakukan kehendak Allah. Apakah kehendak Allah tersebut? Kehendak Allah itu adalah hidup berkeadilan, kesediaan setiap anggota masyarakat untuk berkorban. Para pemimpin haruslah melakukan tugasnya sebagai pemimpin, mendidik generasi muda untuk menggantikannya, dan memberikan teladan yang baik. Bila ini yang terjadi, maka bangsa pun akan mengalami damai sejahtera.
Penerapan Damai Sejahtera di Indonesia
Pada pelajaran yang lalu, kita sudah membahas sedikit tentang sulitnya hidup masyarakat miskin di Indonesia. Banyak dari mereka yang menderita sehingga akhirnya bunuh diri karena tidak tahan lagi menanggung penderitaan dan kemiskinan mereka.
Mari kita pelajari keprihatinan dari Sri Edi Swasono (edukasi.kompasiana, 2012), mantan anggota MPR dari Fraksi Utusan Golongan, dan guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, penulis buku “Indonesia dan Doktrin Kesejahteraan Sosial”. Ide-ide penting yang terus menerus dipertanyakannya adalah antara lain:
1)Mengapa pembangunan yang terjadi di Indonesia ini menggusur orang miskin dan bukan menggusur kemiskinan? Dalam hal ini pembangunan malah menghasilkan dehumanisasi, di mana orang miskin semakin menjadi miskin dengan mengalami kehilangan tanah dan kesempatan mendapatkan pendidikan serta pekerjaan yang layak. 2) Mengapa yang terjadi sekedar pembangunan di Indonesia dan bukan pembangunan Indonesia ? Orang-orang asing membangun Indonesia dan menjadi pemegang izin bagi usaha-usaha ekonomi strategis, sedangkan orang Indonesia hanya menjadi penonton atau menjadi pelayan globalisasi. Seharusnya, kita orang Indonesia menjadi Tuan di Negeri sendiri, menjadi “The Master in our own Homeland, not just to become the Host”, yang hanya melayani kepentingan globalisasi dan manca negara. Betapa banyaknya sumber daya alam Indonesia yang pengelolaannya dikerjakan perusahaan asing.
Kesejahteraan rakyat tidak kunjung tercapai, sedangkan kesenjangan antara kaya dan miskin makin meningkat. Untuk mengubah nasib orang miskin seharusnya yang dilakukan pemerintah adalah memperbaiki sekolah dan mutu pendidikan di Indonesia; membuka lapangan-lapangan kerja; memperbaiki kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia, namun yang lebih sering terjadi adalah, orang miskin digusur ke tempat-tempat lain, ke pinggiran kota, bahkan ke pulau lain melalui program transmigrasi.
Sri Edi Swasono menambahkan bahwa kita perlu banyak belajar dari pengalaman di negara-negara lain. Misalnya Amerika Serikat pada awal tahun 2010 berhasil memperjuangkan rancangan undang-undang di bidang kesehatan. Mengapa kita tidak bisa melakukan hal yang sama? Yang terjadi sekarang adalah berbagai biaya pelayanan sosial menjadi semakin mahal, seperti biaya pendidikan dan biaya perawatan kesehatan. Dalam hal inilah, mestinya pemerintah lebih berperan dan bekerja keras dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan adil, sehingga orang miskin dapat terangkat dari kemiskinannya dan mereka yang tidak punya pun dapat menikmati pelayanan kesehatan yang baik.
Kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang mampu memahami kebutuhan masyarakat, dan bukan pemimpin yang hanya mementingkan diri sendiri atau golongannya saja. Apalagi karena biaya pencalonan mereka untuk menjadi pemimpin juga biasanya mahal sekali. Pemimpin yang kita perlukan adalah pemimpin yang memiliki orientasi untuk rakyat. Pemimpin yang kita butuhkan bukanlah pemimpin yang dapat dengan mudah memberikan izin kepada investor asing untuk mendirikan mal, supermarket, hotel mewah, dan pemukiman super mewah dengan menggusur tanah-tanah rakyat dan memberi ganti rugi yang tidak layak. Ekonomi rakyat adalah wujud dari ekonomi yang berbasis rakyat (people-based economy) dan ekonomi terpusat pada kepentingan rakyat (people-centered economy). Ekonomi yang berbasis rakyat ini merupakan inti dari Pasal 33 UUD tahun 1945, terutama ayat (1) dan ayat (2).
Kabar baik datang pada awal tahun 2014, ketika Pemerintah Indonesia mengeluarkan Kartu Jaminan Kesehatan Nasional. Kartu ini merupakan kartu yang dapat digunakan di Puskesmas dan rumah sakit agar biaya pemeriksaan dokter, pembelian obat, dan fasilitas medis lainnya serta perawatan inap tidak lagi mahal karena biayanya dibantu oleh pemerintah Republik Indonesia
Pertanyaan:
Bacalah
dan deskripsikan:
1.
Mazmur 137
2. Nehemia 2: 1-20
Sherly yonita XII
BalasHapus1. Isinya adalah keluhan penulis mazmur kepada Allah atas kejahatan tertentu. Intinya, meminta Allah membalaskan kejahatan yang menimpa mereka.
2. Setiap orang ingin meraih keberhasilan. Bukan kegagalan. Keberhasilan dapat meningkatkan rasa percaya diri. Selain itu, keberhasilan yang satu akan memacu seseorang untuk meraih keberhasilan yang lain. Keberhasilan tidak selalu berkaitan dengan materi, tetapi bisa juga berkaitan dengan cita-cita, panggilan pelayanan, dan sebagainya. Setiap keberhasilan membutuhkan strategi tertentu, begitu juga dengan yang dilakukan oleh Nehemia
1. Dalam Mazmur 137 dapat di deskripsikan bahwa didalam bacaan ini penulis mencurahkan isi hatinya kepada ALLAH tentang suatu pergumulan atau masalah
BalasHapus2. Dalam kitab nehemia pasal 2 ini juga dapat dideskripsikan bahwa ketika nehemia tau dan mendengar tentang keadaan tembok yerusalem yang runtuh, tetapi didalam kesedihannya ia tidak pernah lupa untuk selalu mengandalkan Tuhan, didalam setiap langkah yang diambil pun dia tetap dan selalu mengandalkan Tuhan.
1. Dalam Mazmur 137 dapat di deskripsikan bahwa didalam bacaan ini penulis mencurahkan isi hatinya kepada ALLAH tentang suatu pergumulan atau masalah
BalasHapus2.Keberhasilan tidak selalu berkaitan dengan materi, tetapi bisa juga berkaitan dengan cita-cita, panggilan pelayanan, dan sebagainya. Setiap keberhasilan membutuhkan strategi tertentu, begitu juga dengan yang dilakukan oleh Nehemia
1. Dalam Mazmur 137 dapat di deskripsikan bahwa didalam bacaan ini penulis mencurahkan isi hatinya kepada ALLAH tentang suatu pergumulan atau masalah
BalasHapus2.Keberhasilan tidak selalu berkaitan dengan materi, tetapi bisa juga berkaitan dengan cita-cita, panggilan pelayanan, dan sebagainya. Setiap keberhasilan membutuhkan strategi tertentu, begitu juga dengan yang dilakukan oleh Nehemia
(Kristian jhondaniel Sihombing)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama :sary jaya
BalasHapusKelas :12 IPS 1
1. yang berisi keluhan penulis mazmur kepada Allah atas kejahatan tertentu. Intinya, meminta Allah membalaskan kejahatan yang menimpa mereka.
2.Setiap keberhasilan membutuhkan strategi tertentu, begitu juga dengan yang dilakukan oleh Nehemia