BAHASA INDONSIA

Mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan, terutama dalam konteks penulisan ilmiah teologis, khotbah, makalah, dan karya akademik.
Mahasiswa akan dilatih memahami struktur bahasa, ejaan, paragraf, serta
teknik menulis ilmiah dengan memperhatikan nilai-nilai teologis dan etika
komunikasi Kristen.
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menguasai
kaidah bahasa Indonesia baku dan ejaan (EYD).
2. Menulis karya
ilmiah teologi yang sistematis dan sesuai kaidah akademik.
3. Menyusun
khotbah atau renungan dengan struktur bahasa yang efektif dan teologis.
4. Berkomunikasi
secara etis dan retoris sesuai prinsip Alkitab.
5. Mengedit dan
menyunting tulisan ilmiah dengan benar.
Fungsi Bahasa di Dunia Akademik Teologi
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami
hakikat dan fungsi bahasa Indonesia dalam konteks akademik.
2. Menjelaskan
peran bahasa sebagai sarana berpikir, berkomunikasi, dan berteologi.
3. Mengidentifikasi
ciri-ciri bahasa akademik yang efektif dan sesuai dengan etika teologi Kristen.
4. Menggunakan
bahasa Indonesia baku dalam menulis dan berbicara secara akademik.
Bahasa adalah anugerah Allah bagi manusia untuk berpikir, berkomunikasi,
dan menyatakan kebenaran. Dalam konteks teologi, bahasa berfungsi bukan hanya
sebagai alat komunikasi ilmiah, tetapi juga sebagai wadah pewahyuan dan
penyampaian iman.
Sebagaimana tertulis:
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah” (Yohanes 1:1).
Firman (Logos) adalah bentuk tertinggi dari bahasa — menunjukkan bahwa
bahasa memiliki dimensi ilahi dan moral.
C. Fungsi Bahasa Indonesia dalam Dunia Akademik
Bahasa Indonesia memiliki fungsi yang sangat penting dalam dunia
akademik, termasuk di lingkungan sekolah teologi:
1. Sebagai
Sarana Ilmiah
Bahasa menjadi alat untuk mengungkapkan gagasan ilmiah secara sistematis,
logis, dan objektif. Dalam teologi, ini tampak pada penulisan makalah, skripsi,
dan jurnal ilmiah.
2. Sebagai
Sarana Pembelajaran dan Pengajaran
Bahasa adalah medium utama dalam menyampaikan ilmu. Dosen menggunakan bahasa
untuk menjelaskan konsep, sementara mahasiswa menggunakannya untuk menulis,
bertanya, dan berdiskusi.
3. Sebagai
Sarana Pengembangan Iman dan Pemikiran Teologis
Bahasa akademik memungkinkan teolog menyusun argumentasi iman yang dapat diuji
secara rasional dan bertanggung jawab secara ilmiah serta rohani.
4. Sebagai
Sarana Etika dan Kesaksian
Bahasa yang santun, jujur, dan membangun mencerminkan karakter Kristus.
Komunikasi akademik teologis tidak hanya soal logika, tetapi juga integritas.
D. Bahasa Akademik vs. Bahasa Non-Akademik
|
Aspek |
Bahasa Akademik |
Bahasa Non-Akademik |
|
Tujuan |
Menyampaikan gagasan ilmiah |
Menyampaikan pendapat umum / emosi |
|
Ciri-ciri |
Objektif, logis, baku, terstruktur |
Subjektif, emosional, bebas |
|
Contoh |
“Yesus Kristus dipahami sebagai penggenapan hukum Taurat menurut
konteks Injil Matius.” |
“Saya rasa Yesus itu baik banget, jadi kita harus nurut.” |
E. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Akademik
1. Menggunakan kalimat
efektif dan baku.
2. Menghindari bahasa
sehari-hari atau emosional.
3. Memakai istilah
teologis secara tepat.
4. Menyusun
paragraf dengan satu ide utama dan pengembangan logis.
5. Menggunakan konjungsi
ilmiah seperti oleh karena itu, dengan demikian, berdasarkan,
selanjutnya.
1. Mengapa
seorang teolog perlu menguasai bahasa akademik?
2. Bagaimana
hubungan antara bahasa dan iman dalam menulis teologi?
3. Adakah contoh
penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan etika Kristen dalam konteks
akademik?
Ejaan dan Tata Bahasa
Tema: EYD, Tanda Baca, dan Kalimat Efektif dalam
Penulisan Teologis
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami
aturan Ejaan Bahasa Indonesia (EYD / PUEBI) secara benar.
2. Menggunakan tanda
baca dengan tepat dalam kalimat ilmiah dan teologis.
3. Menulis kalimat
efektif yang jelas, logis, dan komunikatif.
4. Menerapkan
prinsip ejaan dan tata bahasa dalam penulisan akademik teologi.
B. Pendahuluan
Bahasa yang baik tidak hanya dilihat dari isi, tetapi juga dari
bentuknya. Dalam dunia akademik teologi, ketepatan bahasa mencerminkan ketelitian
berpikir dan integritas ilmiah.
Kesalahan kecil dalam ejaan atau tanda baca bisa mengubah makna teologis,
seperti contoh berikut:
“Yesus berkata, jangan mencuri.”
“Yesus, berkata jangan mencuri.”
Kalimat pertama benar (Yesus yang berbicara).
Kalimat kedua salah karena tanda koma memisahkan subjek dari predikat.
C. Ejaan Bahasa Indonesia (EYD / PUEBI)
Beberapa poin penting dari EYD yang wajib dipahami mahasiswa teologi:
1. Penulisan Huruf Kapital
Gunakan huruf kapital untuk:
- Awal
kalimat.
- Nama
Tuhan, kitab suci, dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh: Allah, Yesus Kristus, Kitab Suci, Dia
(untuk Tuhan).
- Judul
tulisan dan nama lembaga.
Contoh: Sekolah Tinggi Teologi STAPIN.
2. Penulisan Kata
- Kata
depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
di rumah, ke gereja, dari sekolah.
- Imbuhan di-
(awalan kata kerja) ditulis serangkai.
diberikan, dipanggil, ditulis.
3. Penulisan Unsur Serapan
Gunakan bentuk yang disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
theology → teologi
mission → misi
prophet → nabi
D. Penggunaan Tanda Baca
Tanda baca berfungsi menegaskan makna dan struktur kalimat.
|
Tanda Baca |
Fungsi |
Contoh |
|
(.) Titik |
Mengakhiri kalimat pernyataan |
Allah adalah kasih. |
|
(,) Koma |
Memisahkan unsur dalam kalimat |
Yesus datang, mengajar, dan menyembuhkan. |
|
(:) Titik dua |
Menjelaskan atau memperkenalkan rincian |
Paulus menulis tiga surat: Roma, Korintus, dan
Galatia. |
|
(“…”) Tanda petik |
Mengutip perkataan langsung |
Yesus berkata, “Kasihilah sesamamu manusia.” |
|
(-) Tanda hubung |
Menyambung suku kata atau kata ulang |
tanggung jawab, anak-anak |
|
(;) Titik koma |
Memisahkan kalimat setara |
Kita diselamatkan oleh iman; bukan oleh perbuatan. |
E. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan gagasan dengan
jelas, tepat, dan logis.
Ciri-cirinya:
1. Kesatuan
Gagasan — satu kalimat berisi satu pikiran pokok.
Salah: “Yesus mengajar dan murid-murid mendengarkan dengan baik mereka
sangat kagum.”
Benar: “Yesus mengajar, dan murid-murid mendengarkan dengan penuh kekaguman.”
2. Kesejajaran
Bentuk
Salah: “Gereja harus melayani, berdoa, dan penginjilan.”
Benar: “Gereja harus melayani, berdoa, dan menginjil.”
3. Kelogisan dan
Ketepatan Makna
Salah: “Kita menyembah Tuhan dengan iman yang suci dan menyanyi.”
Benar: “Kita menyembah Tuhan dengan iman yang suci sambil bernyanyi.”
4. Kehematan
Kata
Salah: “Mahasiswa teologi harus belajar supaya menjadi teolog yang
pandai.”
Benar: “Mahasiswa teologi harus belajar untuk menjadi teolog yang pandai.”
F. Latihan Penulisan
1. Perbaikilah
kalimat berikut agar menjadi kalimat efektif:
a. “Karena Tuhan baik maka oleh sebab itu kita harus bersyukur setiap hari.”
b. “Yesus datang ke dunia dengan tujuan untuk menyelamatkan umat manusia supaya
mereka percaya.”
c. “Di gereja kami mengadakan ibadah setiap hari minggu pagi.”
2. Buatlah paragraf
pendek (5–6 kalimat) yang menjelaskan makna kasih Allah menggunakan
bahasa akademik dan struktur kalimat efektif.
o
Hindari bahasa sehari-hari.
o
Gunakan tanda baca dengan benar.
o
Gunakan minimal satu kutipan ayat Alkitab.
Referensi Bacaan
- Alwi,
Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2017.
- Keraf,
Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia, 2010.
- Pusat
Bahasa. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Jakarta:
Kemdikbud, 2021.
- Schreiter,
Robert J. Constructing Local Theologies. New York: Orbis Books,
2015.
- Barclay,
William. Communicating the Gospel. London: SCM Press, 2014.
- Pusat
Bahasa. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Jakarta:
Kemdikbud, 2021.
- Keraf,
Gorys. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia,
2018.
- Parera,
J.D. Dasar-dasar Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga, 2019.
- Haryono,
A. Menulis Ilmiah dalam Bidang Teologi dan Pendidikan Agama Kristen.
Yogyakarta: Andi, 2022.
- Apa yang saya banggakan?
BalasHapus- sudah bisa dicontoh belum?
- Apa yang dapat diharapkan dari saya?
- Sudah bisa apa buat orang2?
- Sudah bisa bicara depan banyak orang?
1.apa yang kau banggakan dari dirimu
BalasHapus2. Apakah kau kayak menjadi contoh
3. Apa yang di harapkan Tuhan dari dirimu
4.sudah bisakah bicara di depan banyak orang?
Mengenal diri:
BalasHapusSaya sudah berusaha untuk menjadi teladan dalam setiap kehidupan saya, banyak yang masih kurang, sering lemah, tapi saya selalu berdoa sama Tuhan supaya hidup ini menjadi contoh dalam setiap langkah kehidupan
Mengenal diri sendiri
BalasHapussaya adalah orang yang berusaha untuk melakukan kebaikan bagi sesama ku dan menjadi contoh di tengah tengah mereka. Saya juga memiliki hati yang lemah lembut dan mengasihi. Saya juga memiliki pribadi yang tulus
1. Mengenal diri sendiri
BalasHapus2. Apakah saya sudah bisa dicontoh?
3. Apa yang harus dibanggakan?
4. Apakah saya sudah ada perubahan?
5. Sudah bisa bicara depan banyak orang?
1.Mengenal diri sendiri
BalasHapus2.Menjadi orang yang Rendah hati
3.Dapat di percaya dalam segala hal
4.Memberikan dampak yang positif bagi sekitar
5.Hidup untuk Melayani Tuhan
1.mau serupa dengan karakter kristus.
BalasHapus2.Menjadi berkat bagi semua orang.
3.tetap bertahan dalam panggilan.
4.menjadi berkat bagi anak muda, lewat memberitakan Injil.
5.mengenal lebih dalam firman Tuhan
Mengenal diri sendiri :
BalasHapusSaya sering merasa sombong saya terkadang masih mengikuti keinginan daging.
Cara mengenal Diri sendiri
BalasHapus1. Tanya dirimu sendiri
2. Udah jadi contoh untuk orang lain ngk
3.Apa yang harus di banggakan dari diriku sendiri
4. Apakah aku bisa di ajak Ngobrol
5.Apa se yang harus aku kerjakan kedepanNya
6.Apakah aku bisa berdamai dengan diriku
Biarlah kehendak Tuhan yang terjadi
BalasHapus1. Mengenal diri sendiri
BalasHapus2.menjadi orang yang di percaya
3. Menjadi orang yang rendah hati
4.hidup untuk melayani
5.berani bertindak dan bertanggungjawab
cara mengenal diri sendirii
BalasHapus1. apasih yang bisa diharapkan dalam diriku?
2. pantaskah kamu menjadi panutan?
3. sudahkah menjadi contoh untuk orang lain?
4. apa yang harus aku banggakan?
5. apakah aku bisa berdamai dengan diri sendiri?
1. mengenal diri sendiri
BalasHapus2. menjadi berkat
3. menjadi dampak positif bagi orang
4.berinteraksi dengan kasih kristus
5.setia melayani