STAPIN 2025 - BAHASA INDONESIA

 BAHASA INDONSIA

Mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan, terutama dalam konteks penulisan ilmiah teologis, khotbah, makalah, dan karya akademik.

Mahasiswa akan dilatih memahami struktur bahasa, ejaan, paragraf, serta teknik menulis ilmiah dengan memperhatikan nilai-nilai teologis dan etika komunikasi Kristen.

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu:

1.    Menguasai kaidah bahasa Indonesia baku dan ejaan (EYD).

2.    Menulis karya ilmiah teologi yang sistematis dan sesuai kaidah akademik.

3.    Menyusun khotbah atau renungan dengan struktur bahasa yang efektif dan teologis.

4.    Berkomunikasi secara etis dan retoris sesuai prinsip Alkitab.

5.    Mengedit dan menyunting tulisan ilmiah dengan benar.


Fungsi Bahasa di Dunia Akademik Teologi

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu:

1.    Memahami hakikat dan fungsi bahasa Indonesia dalam konteks akademik.

2.    Menjelaskan peran bahasa sebagai sarana berpikir, berkomunikasi, dan berteologi.

3.    Mengidentifikasi ciri-ciri bahasa akademik yang efektif dan sesuai dengan etika teologi Kristen.

4.    Menggunakan bahasa Indonesia baku dalam menulis dan berbicara secara akademik.

Bahasa adalah anugerah Allah bagi manusia untuk berpikir, berkomunikasi, dan menyatakan kebenaran. Dalam konteks teologi, bahasa berfungsi bukan hanya sebagai alat komunikasi ilmiah, tetapi juga sebagai wadah pewahyuan dan penyampaian iman.

Sebagaimana tertulis:

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Yohanes 1:1).

Firman (Logos) adalah bentuk tertinggi dari bahasa — menunjukkan bahwa bahasa memiliki dimensi ilahi dan moral.

C. Fungsi Bahasa Indonesia dalam Dunia Akademik

Bahasa Indonesia memiliki fungsi yang sangat penting dalam dunia akademik, termasuk di lingkungan sekolah teologi:

1.    Sebagai Sarana Ilmiah
Bahasa menjadi alat untuk mengungkapkan gagasan ilmiah secara sistematis, logis, dan objektif. Dalam teologi, ini tampak pada penulisan makalah, skripsi, dan jurnal ilmiah.

2.    Sebagai Sarana Pembelajaran dan Pengajaran
Bahasa adalah medium utama dalam menyampaikan ilmu. Dosen menggunakan bahasa untuk menjelaskan konsep, sementara mahasiswa menggunakannya untuk menulis, bertanya, dan berdiskusi.

3.    Sebagai Sarana Pengembangan Iman dan Pemikiran Teologis
Bahasa akademik memungkinkan teolog menyusun argumentasi iman yang dapat diuji secara rasional dan bertanggung jawab secara ilmiah serta rohani.

4.    Sebagai Sarana Etika dan Kesaksian
Bahasa yang santun, jujur, dan membangun mencerminkan karakter Kristus. Komunikasi akademik teologis tidak hanya soal logika, tetapi juga integritas.

D. Bahasa Akademik vs. Bahasa Non-Akademik

Aspek

Bahasa Akademik

Bahasa Non-Akademik

Tujuan

Menyampaikan gagasan ilmiah

Menyampaikan pendapat umum / emosi

Ciri-ciri

Objektif, logis, baku, terstruktur

Subjektif, emosional, bebas

Contoh

“Yesus Kristus dipahami sebagai penggenapan hukum Taurat menurut konteks Injil Matius.”

“Saya rasa Yesus itu baik banget, jadi kita harus nurut.”

E. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Akademik

1.    Menggunakan kalimat efektif dan baku.

2.    Menghindari bahasa sehari-hari atau emosional.

3.    Memakai istilah teologis secara tepat.

4.    Menyusun paragraf dengan satu ide utama dan pengembangan logis.

5.    Menggunakan konjungsi ilmiah seperti oleh karena itu, dengan demikian, berdasarkan, selanjutnya.

 F. Diskusi Kelas

1.    Mengapa seorang teolog perlu menguasai bahasa akademik?

2.    Bagaimana hubungan antara bahasa dan iman dalam menulis teologi?

3.    Adakah contoh penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan etika Kristen dalam konteks akademik?


Ejaan dan Tata Bahasa

Tema: EYD, Tanda Baca, dan Kalimat Efektif dalam Penulisan Teologis

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu:

1.    Memahami aturan Ejaan Bahasa Indonesia (EYD / PUEBI) secara benar.

2.    Menggunakan tanda baca dengan tepat dalam kalimat ilmiah dan teologis.

3.    Menulis kalimat efektif yang jelas, logis, dan komunikatif.

4.    Menerapkan prinsip ejaan dan tata bahasa dalam penulisan akademik teologi.

B. Pendahuluan

Bahasa yang baik tidak hanya dilihat dari isi, tetapi juga dari bentuknya. Dalam dunia akademik teologi, ketepatan bahasa mencerminkan ketelitian berpikir dan integritas ilmiah.
Kesalahan kecil dalam ejaan atau tanda baca bisa mengubah makna teologis, seperti contoh berikut:

“Yesus berkata, jangan mencuri.”
“Yesus, berkata jangan mencuri.”

Kalimat pertama benar (Yesus yang berbicara).
Kalimat kedua salah karena tanda koma memisahkan subjek dari predikat.

C. Ejaan Bahasa Indonesia (EYD / PUEBI)

Beberapa poin penting dari EYD yang wajib dipahami mahasiswa teologi:

1. Penulisan Huruf Kapital

Gunakan huruf kapital untuk:

  • Awal kalimat.
  • Nama Tuhan, kitab suci, dan kata ganti untuk Tuhan.

Contoh: Allah, Yesus Kristus, Kitab Suci, Dia (untuk Tuhan).

  • Judul tulisan dan nama lembaga.

Contoh: Sekolah Tinggi Teologi STAPIN.

2. Penulisan Kata

  • Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

di rumah, ke gereja, dari sekolah.

  • Imbuhan di- (awalan kata kerja) ditulis serangkai.

diberikan, dipanggil, ditulis.

3. Penulisan Unsur Serapan

Gunakan bentuk yang disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

theology → teologi
mission → misi
prophet → nabi

 

D. Penggunaan Tanda Baca

Tanda baca berfungsi menegaskan makna dan struktur kalimat.

Tanda Baca

Fungsi

Contoh

(.) Titik

Mengakhiri kalimat pernyataan

Allah adalah kasih.

(,) Koma

Memisahkan unsur dalam kalimat

Yesus datang, mengajar, dan menyembuhkan.

(:) Titik dua

Menjelaskan atau memperkenalkan rincian

Paulus menulis tiga surat: Roma, Korintus, dan Galatia.

(“…”) Tanda petik

Mengutip perkataan langsung

Yesus berkata, “Kasihilah sesamamu manusia.”

(-) Tanda hubung

Menyambung suku kata atau kata ulang

tanggung jawab, anak-anak

(;) Titik koma

Memisahkan kalimat setara

Kita diselamatkan oleh iman; bukan oleh perbuatan.

 

E. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan gagasan dengan jelas, tepat, dan logis.
Ciri-cirinya:

1.    Kesatuan Gagasan — satu kalimat berisi satu pikiran pokok.

Salah: “Yesus mengajar dan murid-murid mendengarkan dengan baik mereka sangat kagum.”
Benar: “Yesus mengajar, dan murid-murid mendengarkan dengan penuh kekaguman.”

2.    Kesejajaran Bentuk

Salah: “Gereja harus melayani, berdoa, dan penginjilan.”
Benar: “Gereja harus melayani, berdoa, dan menginjil.”

3.    Kelogisan dan Ketepatan Makna

Salah: “Kita menyembah Tuhan dengan iman yang suci dan menyanyi.”
Benar: “Kita menyembah Tuhan dengan iman yang suci sambil bernyanyi.”

4.    Kehematan Kata

Salah: “Mahasiswa teologi harus belajar supaya menjadi teolog yang pandai.”
Benar: “Mahasiswa teologi harus belajar untuk menjadi teolog yang pandai.”

 

F. Latihan Penulisan

1.    Perbaikilah kalimat berikut agar menjadi kalimat efektif:
a. “Karena Tuhan baik maka oleh sebab itu kita harus bersyukur setiap hari.”
b. “Yesus datang ke dunia dengan tujuan untuk menyelamatkan umat manusia supaya mereka percaya.”
c. “Di gereja kami mengadakan ibadah setiap hari minggu pagi.”

2.    Buatlah paragraf pendek (5–6 kalimat) yang menjelaskan makna kasih Allah menggunakan bahasa akademik dan struktur kalimat efektif.

o    Hindari bahasa sehari-hari.

o    Gunakan tanda baca dengan benar.

o    Gunakan minimal satu kutipan ayat Alkitab.

 

Referensi Bacaan

  • Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2017.
  • Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia, 2010.
  • Pusat Bahasa. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Jakarta: Kemdikbud, 2021.
  • Schreiter, Robert J. Constructing Local Theologies. New York: Orbis Books, 2015.
  • Barclay, William. Communicating the Gospel. London: SCM Press, 2014.
  • Pusat Bahasa. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Jakarta: Kemdikbud, 2021.
  • Keraf, Gorys. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia, 2018.
  • Parera, J.D. Dasar-dasar Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga, 2019.
  • Haryono, A. Menulis Ilmiah dalam Bidang Teologi dan Pendidikan Agama Kristen. Yogyakarta: Andi, 2022.

 

 

 

Komentar

  1. - Apa yang saya banggakan?
    - sudah bisa dicontoh belum?
    - Apa yang dapat diharapkan dari saya?
    - Sudah bisa apa buat orang2?
    - Sudah bisa bicara depan banyak orang?

    BalasHapus
  2. 1.apa yang kau banggakan dari dirimu
    2. Apakah kau kayak menjadi contoh
    3. Apa yang di harapkan Tuhan dari dirimu
    4.sudah bisakah bicara di depan banyak orang?

    BalasHapus
  3. Mengenal diri:
    Saya sudah berusaha untuk menjadi teladan dalam setiap kehidupan saya, banyak yang masih kurang, sering lemah, tapi saya selalu berdoa sama Tuhan supaya hidup ini menjadi contoh dalam setiap langkah kehidupan

    BalasHapus
  4. Mengenal diri sendiri
    saya adalah orang yang berusaha untuk melakukan kebaikan bagi sesama ku dan menjadi contoh di tengah tengah mereka. Saya juga memiliki hati yang lemah lembut dan mengasihi. Saya juga memiliki pribadi yang tulus

    BalasHapus
  5. 1. Mengenal diri sendiri
    2. Apakah saya sudah bisa dicontoh?
    3. Apa yang harus dibanggakan?
    4. Apakah saya sudah ada perubahan?
    5. Sudah bisa bicara depan banyak orang?

    BalasHapus
  6. 1.Mengenal diri sendiri
    2.Menjadi orang yang Rendah hati
    3.Dapat di percaya dalam segala hal
    4.Memberikan dampak yang positif bagi sekitar
    5.Hidup untuk Melayani Tuhan

    BalasHapus
  7. 1.mau serupa dengan karakter kristus.
    2.Menjadi berkat bagi semua orang.
    3.tetap bertahan dalam panggilan.
    4.menjadi berkat bagi anak muda, lewat memberitakan Injil.
    5.mengenal lebih dalam firman Tuhan

    BalasHapus
  8. Mengenal diri sendiri :
    Saya sering merasa sombong saya terkadang masih mengikuti keinginan daging.

    BalasHapus
  9. Cara mengenal Diri sendiri
    1. Tanya dirimu sendiri
    2. Udah jadi contoh untuk orang lain ngk
    3.Apa yang harus di banggakan dari diriku sendiri
    4. Apakah aku bisa di ajak Ngobrol
    5.Apa se yang harus aku kerjakan kedepanNya
    6.Apakah aku bisa berdamai dengan diriku

    BalasHapus
  10. Biarlah kehendak Tuhan yang terjadi

    BalasHapus
  11. 1. Mengenal diri sendiri
    2.menjadi orang yang di percaya
    3. Menjadi orang yang rendah hati
    4.hidup untuk melayani
    5.berani bertindak dan bertanggungjawab

    BalasHapus
  12. cara mengenal diri sendirii
    1. apasih yang bisa diharapkan dalam diriku?
    2. pantaskah kamu menjadi panutan?
    3. sudahkah menjadi contoh untuk orang lain?
    4. apa yang harus aku banggakan?
    5. apakah aku bisa berdamai dengan diri sendiri?

    BalasHapus
  13. 1. mengenal diri sendiri
    2. menjadi berkat
    3. menjadi dampak positif bagi orang
    4.berinteraksi dengan kasih kristus
    5.setia melayani

    BalasHapus

Posting Komentar