Aku dan Sesamaku - Bab 7 | PAK Kelas 10 - 2025

 Aku dan Sesamaku

Baca dan Renungkan: Lukas 6:27-36, Lukas 18:15-17

Sesama adalah saudara dan saudari seasal (ciptaan Allah), setujuan dan semartabat/sekodrat. Dalam sesama aku melihat dan mengenal Sang Pemberi hidup, hadir memperhatikan, menyapa, menopang, menuntun dan melindungiku. Dalam persamaan aku dan sesamaku tetap berbeda. 

Namun perbedaan bukanlah permasalahan sebab perbedaan adalah kekayaan yang mengkokohkan unitas atau kebersamaan. Perbedaan adalah lahan ujian akan perhatian, cinta dan pemberian diriku kepada sesama. Kualitas kemanusiaan dan keilahianku sebagai makhluk rohani sungguh diuji. Selain itu, perbedaan menuntun aku pada suatu kesadaran akan keunggulan dan kekurangan-kekuranganku sebagai manusia yang bebas sekaligus terbatas. 

Kesadaran akan kekurangan dan keunggulan menggugah hatiku untuk selalu terbuka kepada kehadiran sesama sebab bersama mereka aku temukan kesempurnaanku.Dalam diri sesama aku temukan kehadiran-Mu yang menyapaku, menguatkan, membimbing serta melindungiku. 

Tanpa mereka aku bukanlah siapa-siapa dan bukanlah apa-apa, aku merana sendiri. Bersama mereka hidupku sungguh bermakna, bahagia dan indah. Sesamaku adalah suka cita hidupku dan kekayaan yang tiada taranya bagiku. Bersama mereka aku semakin menjadi manusia yang mampu merealisasikan keberadaanku sebagaimana maksud dan tujuan hidupku yang dikehendaki Penciptaku. 

Terima kasih bagi-Mu Allah langit dan bumi karena Engkau memberiku rahmat kehidupan, sesama, alam dan segala isinya yang bisa aku nikmati serta menjadikannya media komunikasi antar aku dan Engkau, wujud kasih sekaligus sarana pujian dan persembahan suciku bagi-Mu.

Manusia adalah mahluk sosial. Artinya, dalam kehidupannya, ia akan selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Dalam bab ini, kita akan membahas bagaimana remaja seusia kalian menjalin hubungan dengan sesama, yaitu orang yang lebih muda, sebaya, dan yang lebih tua. 

Pernahkah kalian berbeda pendapat dengan orang lain, mungkin dengan teman, atau bahkan dengan anggota keluarga lainnya? Tentu pernah, bukan? Apa yang biasanya kalian rasakan saat perbedaan itu terjadi? Ingin memenangkan perdebatan itu, ingin mengalah, atau ingin mencapai kesepakatan bersama? Ingin menang adalah hal yang lumrah karena tidak ada yang mau dikalahkan.

Ada lima tingkat yang bisa terjadi ketika kita menjalin hubungan dengan sesama. Mari kita kenali kekhususan masing-masing tingkat ini.

1. Orang asing atau yang tidak dikenal, orang yang mungkin hanya tahu nama atau bahwa sekolahnya sama dengan sekolah kita, tetapi tidak penah saling menyapa. Pada saat ini, kesan pertama memegang peranan penting. Bila kita terkesan pada orang itu dan muncul keinginan untuk mencari tahu lebih lanjut, terbuka kesempatan untuk maju ke langkah berikutnya.

2. Berkenalan terjadi karena ada kesempatan untuk saling menyapa. Akan tetapi, bila ternyata terjalin lebih banyak percakapan, bisa berlanjut ke tahap berikutnya.

3. Berteman karena ada rasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, mungkin dipicu oleh kesamaan minat dan kesamaan aktivitas yang ditekuni. Akan tetapi, bila tidak bertemu juga tidak ada rasa kehilangan, tidak saling mencari.

4. Berteman dekat karena sudah ada kebutuhan untuk saling memahami satu sama lain. Demikian pula, ada kesepakatan untuk saling terbuka menceritakan masalah yang sedang dihadapi.

5. Bersahabat sebagai tingkat pertemanan yang tertinggi. Masing-masing pihak sama-sama mengakui bahwa mereka adalah teman terbaik, di masa suka maupun duka, dan tidak perlu berpura-pura bila memang sedang menghadapi suatu masalah. Dengan sahabat, kita bersama-sama tertawa dan menangis dan kita rela membiarkan sahabat melihat sisi rapuh yang memang ada pada kita. Kebahagiaan sahabat adalah kebahagiaan kita, dan sebaliknya

Berteman memiliki beberapa manfaat, antara lain:

1. Menguatkan pengenalan diri karena memiliki kesempatan luas untuk membandingkan diri dengan remaja yang seusia.

2. Mendorong keberhasilan di bidang akademis dan melatih kepekaan emosional serta kemampuan bergaul. Mereka yang memiliki teman yang banyak adalah mereka yang dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik. Selain itu yang lebih penting, pertemanan juga mengantar remaja memasuki usia dewasa dengan lebih siap.

3. Perempuan lebih mencari kedekatan, dukungan emosional, dan empati dari teman dibandingkan dengan laki-laki.

4. Perempuan juga lebih mudah membuka diri, menyatakan keadaan dirinya dibandingkan dengan laki-laki.

5. Apabila seorang laki-laki diterima di lingkungan yang lebih banyak perempuan, laki-laki itu adalah seseorang yang senang kebersamaan.

6. Sebaliknya, seorang perempuan yang diterima di lingkungan yang lebih banyak prianya adalah seseorang yang lebih memperhatikan status, intelektualisme, pendidikan, dan daya tarik fisik.

7. Perempuan dan laki-laki sama-sama berharap ada solidaritas dalam pertemanan. Artinya, mereka berharap teman adalah orang yang dapat menghabiskan waktu bersama-sama, mengerjakan aktivitas yang sama, dan memiliki kesamaan-kesamaan lainnya.

Dasar Alkitab untuk Menjalin Interaksi dengan Sesama

Prinsip menjalin hubungan dengan sesama sebetulnya hanya satu, yaitu saling menghormati. Perintah Tuhan Yesus untuk ‘mengasihi musuh’ memang sulit untuk dipraktikkan, tetapi merupakan modal utama bila kita ingin menjadi kepanjangan tangan Tuhan dalam menghadirkan Kerajaan Surga di dunia ini (Lukas 6:27-36)

Kepada yang menjadi musuh kita, Yesus meminta kita untuk mengasihi mereka, berbuat baik, memintakan berkat, mendoakan, menyodorkan pipi yang satunya bila pipi kita ditampar, membiarkan ia mengambil milik kita, memberi kepada orang yang meminta kepada kita tanpa berharap dikembalikan.

Ada dua makna yang dapat kita pelajari di sini.

1. Mengasihi orang yang kita kasihi menjadi jauh lebih mudah. Akan tetapi, mengasihi musuh membutuhkan modal yang lebih banyak karena ini bukan kecenderungan yang umumya dimiliki manusia. Hanya anugerah Yesus yang memampukan kita untuk melakukan hal ini.

2. Sebagai pengikut Kristus kita juga diperintahkan untuk melakukannya dengan usaha ekstra, dan sungguh-sungguh. Bila kita menyatakan diri kita sudah berbuat baik, siapakah yang kita jadikan perbandingan? Orang lain? Bukan! Yesus mau agar kita melihat kepada Dirinya sebagai model yang memang berbuat baik tanpa batas.

Martin Luther King, Jr. berpidato tentang cara mengasihi musuh, yaitu sebagai berikut.

1. Lihat dulu pada diri sendiri. Ada banyak orang yang tidak menyukai kita, karena warna kulit, rambut, penampilan fisik, cara kita bicara, atau karena kita lebih pintar dari mereka. Hanya dengan melihat kita, dan belum memulai interaksi pun, mereka sudah tidak menyukai kita. Termasuk meneropong ke diri sendiri adalah dengan mengakui kelemahan dan kekurangan kita bahwa kita bukanlah manusia yang sempurna.

2. Melihat hal-hal baik yang ada pada musuh kita, artinya jangan hanya terpaku melihat kejelekan dan kejahatannya. Setiap manusia hidup dalam ketegangan antara keinginan melakukan yang baik dan melakukan apa yang diingini daging. Tepat seperti ungkapan Rasul Paulus, dalam Roma 7:18-23. Jadi, sebetulnya pada tiap orang ada keinginan untuk berbuat baik. Inilah yang seharusnya kita cari.

3. Bila ada kesempatan untuk mengalahkan musuh kita atau membalas dendam kepadanya, jangan mengambil kesempatan itu. Sebaliknya, kita manfaatkan kesempatan itu untuk merekomendasikan musuh kita mendapatkan suatu pekerjaan yang baik, atau menolongnya agar lebih maju. Ini menunjukkan bahwa kasih mengalahkan kebencian. Sesungguhya kita tidak membenci orang itu secara pribadi, tetapi yang kita benci adalah bahwa ada suatu sistem yang buruk yang membuat orang menjadi bermusuhan satu sama lain.

4. Perhatikan tiga kata yang dipakai untuk menggambarkan kasih dalam bahasa Yunani. Yang pertama adalah eros, artinya mengasihi karena ada unsur keindahan sehingga muncul keinginan untuk mendekatinya. Yang kedua adalah philia, selain ada unsur keindahan, ada ketertarikan pada kedua belah pihak. Kita menyukai seseorang karena orang itu juga menyukai kita. Kita senang bisa mengobrol berjam-jam dengan seseorang untuk suatu topik yang sama-sama kita sukai. Ketiga adalah agape yang mengandung unsur memahami, kreatif, menyelamatkan, dan menginginkan yang terbaik untuk semua orang. Kasih agape tidak mengharapkan balasan. Bila kita mengasihi seseorang dengan kasih agape, kita tidak melihat apakah orang itu menyenangkan atau tidak. Kita mengasihinya karena memang Tuhan mengasihi orang itu meskipun orang itu adalah orang terburuk di dunia.

Hanya dengan mengasihi dalam dimensi agape, kita bisa memutus mata rantai permusuhan yang membelenggu dunia. Apa yang disediakan dunia tidak cukup untuk menghapus kebencian dan kekejian. Akan tetapi, bila kita melihat bagaimana kasih Tuhan begitu besar, kita pun harusnya mau membagikan kasih itu sehingga setiap orang mendapatkan kesempatan untuk menjadi lebih baik

Pertanyaan:

1. Apakah sebagai pengikut Kristus kita dapat melakukan sesuatu untuk membuat kehidupan bermasyarakat menjadi lebih baik? Jelaskan!

2. Bagaimana menyampaikannya? ketika kalian bisa membagikan pesan Yesus untuk mengasihi musuh.

Komentar

  1. 1. bisa, kita menerapkan sikap toleransi kepada semua orang
    2. menyampaikan nya dengan bahasa yang sopan dan benar

    BalasHapus
  2. 1.Ya bisa,dengan kita saling mengasihi,berperilaku yg baik,tidak membeda bedakan,berusaha menjadi berkat buat sesama

    2.dengan mencontoh kan terlebih dahulu mengasihi musuh,agar orang orang dapat mengikuti

    BalasHapus
  3. 1.Ya, Membujuk orang yang berbuat jahat agar kembali ke jalan yang benar dan mengadakan acara gotong royong untuk membersihkan daerah di rumah yang kotor
    2.dengan tidak berkomunikasi tetapi bila harus berkomunikasi akan bersikap biasa saja dan akan mencoba menghilangkan rasa benci kepada musuh

    BalasHapus
  4. 1.ya,sebagai pengikut keristus kita boleh saling menghormati saling mengasihi agar kita di berkati
    2.kita mengalah dan memberikan nasehat

    BalasHapus
  5. 2.tidak membalas kejahatan denga n kejahatan tetapi membalas dengan kebaikan

    BalasHapus
  6. 1.Ya,sebagai pengikut Kristus kita dapat bertoleransi terhadap orang orang di lingkungan sekolah, rumah atau dimana pun,tidak ikut terjerumus kedalam hal hal yang buruk seperti yang saat ini terjadi,tetapi semakin dekat dengan tuhan.
    2.Dengan mengasihi nya seperti kita yang lebih dulu memaafkan mereka atau ikhlas walaupun nnt orng itu tidak lebih dulu meminta maaf

    BalasHapus
  7. 1.bisa,sebagai pengikut kristus kita dapat menjadi sosok yang baik dihadapan masyarakat seperti tidak berbuat atau melakukan hal negatif contohnya yaitu membuat keributan, tidak bertoleransi dan masih banyak lagi
    2.dengan tetap berbuat baik dan tidak membalasnya dengan kejahatan. Disaat musuh kita sedang butuh bantuan kita datang membantunya

    BalasHapus
  8. 1. iya, sebagai pengikut kristus kita bisa saling mengasihi
    2. menasehati

    BalasHapus
  9. 1. Iya bisa, Membangun sikap saling menghargai, saliang mengasihi, dan bertelorasi
    2.Menunjukan rasa hormat kepada musuh, mendoakan musuh

    BalasHapus

Posting Komentar