PAK Kelas 11 - 2024 | Kebudayaan dan Iptek sebagai Anugerah Allah - Bab 1

 Kebudayaan dan Iptek sebagai Anugerah Allah

Bacalah Alkitab sebelum belajar: 1 Korintus 9:19–23; Keluaran 35:30–35; Amsal 1:5

Kebudayaan dan teknologi merupakan anugerah Allah. Keduanya memberi dampak bagi perkembangan hidup manusia. Kebudayaan telah melahirkan nilai dan kultur kehidupan, sedangkan teknologi telah membawa manusia pada temuan-temuan yang patut disyukuri.

Dalam pergulatan iman kristiani, kebudayaan serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu yang harus disikapi dengan cermat.

Kebudayaan membawa manusia pada aktivitas kehidupan sehari-hari dengan nilai-nilai yang harus disikapi dengan baik. Salah menggunakan nilai budaya, salah pula nilai hidup manusia. Misalnya, orang Kanaan kuno berjumpa dan berkenalan dengan budaya mempersembahan anak kepada Molokh yakni menyerahkan anak untuk dikorbankan menjadi korban bakaran (lihat Imamat 18:21; 2 Raja-raja 23:10; dan Yeremia 32:35).

Budaya ini sangat tua, dan jika diteruskan maka menjadi kekejian bagi Tuhan.  Richard Niebuhr memberikan gambaran tentang Kristus dan Kebudayaan dalam paparannya ini untuk menegaskan bahwa budaya bisa didekati secara kristiani.

Niebuhr menggambarkan Kristus dan kebudayaan dalam 5 pandangan atau tipologi yakni:

1. Kristus lawan kebudayaan (Christ against culture). Dalam konteks ini semua kebudayaan dianggap bertentangan dengan Kristus.

2. Kristus dari kebudayaan (Christ of culture). Dalam gambaran ini Kristus pun hadir dalam perjalanan kebudayaan.

3. Kristus di atas kebudayaan (Christ above culture). Di sini Kristus tidak dipersepsikan dengan budaya, tidak juga melawan kebudayaan.

4. Kristus dan kebudayaan dalam paradoks (Christ and culture in paradox). Pergulatan iman dan kebudayaan terlihat dalam konteks ini yakni kebudayaan yang tidak sejalan dengan iman kristiani atau iman kristiani bertentangan dengan budaya sehingga harus disikapi dengan arif.

5. Kristus pengubah kebudayaan (Christ the transformer of culture). Di sini Kristus hadir untuk memberi arah dan membarui kebudayaan.

Dalam pemaparan Niebuhr di atas tampak bahwa iman kristiani harus berhadapan dengan budaya. Ada budaya-budaya yang memang harus dihindari, seperti banyak orang yang masih melakukan pemujaan terhadap benda-benda keramat, termasuk orang-orang yang masih melakukan penyembahan-penyembahan ke kuburan-kuburan khusus, seolah-olah benda dan tempat tersebut memiliki kekuatan.

Untuk menyikapi hal tersebut, Paulus menegaskan agar hidup umat Allah dilandaskan pada Kristus. Paulus menegaskan hal ini dalam realitas yang dihadapinya. Ia berjumpa dengan pola hidup masyarakat yang menjalankan kebudayaan, baik orang-orang Yahudi, maupun orang-orang lainnya yang juga hidup dalam nilai-nilai budaya yang bertentangan dengan iman Kristen.

Sungguh indah karena perjalanan hidup Paulus selalu berhadapan dengan aneka ragam kebudayaan, dan Paulus menegaskan agar manusia yang beriman kepada Allah tidak terseret di dalamnya. Kebudayaan justru harus mengantar manusia untuk datang kepada Allah, membuat iman semakin kuat, dan bukan sebaliknya, kebudayaan justru menjerumuskan.

Selain kebudayaan, sisi lain yang harus diperhatikan adalah perkembangan iptek. Kebudayaan mengatur pola hidup manusia, sedangkan teknologi mengantar manusia pada perkembangan jaman yang harus juga disikapi secara kristiani. Misalnya, setiap uji coba teknologi harus dilakukan untuk kesejahteraan manusia, dan bukan untuk menghancurkannya. Untuk ini kitab Amsal 1:5 menunjukkan sikapnya. Penting untuk dipahami bahwa menambah ilmu merupakan sebuah langkah yang perlu dilakukan.

Namun kitab Amsal mengingatkan juga bahwa pemahaman tentang perkembangan ilmu pengetahuan itu pun harus disertai dengan pertimbangan. Ini penting bagi setiap orang sehingga perjalanan hidupnya benar-benar mengarahpada kualitas yang dapat diandalkan. Iptek membawa seeorang pada keandalan hidup, sekaligus berhati-hati pada penyimpangan yang potensial terjadi atasnya.

Pola dan cara dalam perkembangan iptek tampaknya pernah berkembang jauh sebelumnya. Pada masa Perjanjian Lama, Musa pernah melakukan karya dengan teknologi tinggi. Bersama orang-orang di sekelilingnya Musa melakukan proses pembangunan secara luar biasa. Landasannya bukan sekadar pada pembangunan itu sendiri melainkan pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Kitab Keluaran 35:30–35 melukiskan tentang langkah dan perkembangan teknologi secara luar biasa. Ada langkahlangkah yang disiapkan, ada proses pengembangan yang dilakukan, bukan hanya pada skill atau kemampuan para pekerjanya, melainkan juga pada kualitas karya yang dihasilkannya, termasuk nilai seni yang ada di dalamnya yang dituangkan dalam warna-warni tenunan mereka.

Dalam konteks Musa dapat kalian saksikan bahwa perjalanan teknologi justru disikapi dengan nilai awal yang penting yakni “Tuhan menanam dalam hati Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan kepandaian untuk mengajar” (Keluaran 35:34). Penting bagi kalian untuk memahami bahwa apa pun perkembangan iptek dan kebudayaan tanamkanlah hikmat Allah sehingga perkembangan iptek dan kebudayaan tidak membawa kalian kepada hal-hal yang jauh dari Tuhan

Tugas hari ini:

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus menjadi sarana kemuliaan bagi Allah, dan jangan sampai justru menjadi ajang kehancuran.

2. Apa pendapat kamu belajar dari 1 Korintus 9:19–23, Keluaran 35:30–35, dan Amsal 1:5. Aku terpanggil untuk makin berhikmat menyikapi perkembangan kebudayaan dan teknologi. Melalui kebudayaan, aku menjadi makin arif menyikapi hidup. Melalui teknologi aku juga makin arif untuk menggunakannya sehingga semua berguna bagi kemuliaan Allah.

Komentar

  1. 1.Kebudayaan dan teknologi merupakan anugerah Allah. Keduanya memberi dampak bagi perkembangan hidup manusia. Kebudayaan telah melahirkan nilai dan kultur kehidupan, sedangkan teknologi telah membawa manusia pada temuan-temuan yang patut disyukuri.
    2.Dalam konteks Musa dapat kalian saksikan bahwa perjalanan teknologi justru disikapi dengan nilai awal yang penting yakni “Tuhan menanam dalam hati Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan kepandaian untuk mengajar”

    BalasHapus

Posting Komentar