PAK Kelas 10 - 2024 | Makna Hidup Baru - Bab 6

Makna Hidup Baru

Bacalah Alkitab di awal pembelajaran: Yohanes 3:3-6 2 Korintus 5:17

Makna hidup baru dalam konteks teologi Kristen adalah kehidupan yang dibaharui oleh Roh, berasal dari Roh, dan memiliki pikiran yang rohani. Hidup baru juga berarti hubungan atau relasi dengan Tuhan yang didasarkan pada janji firman Tuhan. 

Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan makna hidup baru: 

  • Hidup baru mengandung janji, berkat, harapan, dan jaminan hidup kekal. 
  • Hidup baru berarti kehidupan di dalam Kristus, di mana orang yang sebelumnya hidup dalam dosa telah berbalik kepada Tuhan. 
  • Hidup baru berarti manusia yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan. 
  • Hidup baru berarti meninggalkan kehidupan yang lama dan mengenakan manusia baru. 

Makna hidup secara umum adalah motivasi, tujuan, dan harapan yang ada pada kehidupan setiap orang. Makna hidup bersifat personal dan dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami seseorang.  

Sebagai orang Kristen kita akan mengalami hidup baru. Bagaimana hidup baru itu terjadi? Hal itu perlu dikembalikan ke pemahaman yang kalian miliki sesuai dengan ajaran gereja masing-masing karena ada sejumlah pendapat yang berbeda-beda. Namun, itu semua tidak perlu membuat kita menganggap pemahaman gereja kita yang paling benar.

Yang penting kita catat di sini ialah bahwa Hidup Baru itu membuat orang Kristen menjalani hidup yang berubah total. Ia tidak lagi dikuasai oleh kemauannya sendiri, tetapi oleh Roh Kudus. Itu sebabnya, seharusnya terjadi perubahan dalam hidupnya, seperti yang digambarkan oleh buah-buah Roh yang diuraikan oleh Paulus dalam Galatia 5:22-23. Mari tunjukkan hidup kita yang baru di dalam Roh Kudus itu melalui perubahan hidup kita sehingga kita tidak lagi hidup seperti orang lain yang menjalani nilai-nilai dunia seperti yang sudah kita bahas di atas.

Ajaran Yesus yang paling jelas tentang kelahiran baru dapat kita temukan dalam penegasan dan penjelasan-Nya di dalam percakapan Yesus dengan Nikodemus (Yohanes 3), yang sangat terkenal. Perhatikan penjelasan Yesus pada ayaat 5, “… Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Melalui ayat ini kita bisa menyimpulkan dua alasan:

1. Manusia, termasuk mereka yang paling cermat menjalankan Taurat, sudah mati, sehingga tidak lagi mampu mengikuti semua tuntutan Allah. Hanya Allah Sang Pemberi Hidup yang dapat mengaruniakan kehidupan rohani yang dibutuhkan umat manusia untuk menjalankan kehendak Allah.

2. Manusia sudah jatuh karena dosa, sehingga tidak terhitung lagi sebagai bagian dari Kerajaan Allah, malah kini ia hidup dalam kebinasaan dunia. Hanya dengan sifat rohani yang diberikan padanya melalui “lahir baru”, ia dapat memperoleh hidup rohani yang Allah tuntut dari manusia. sep ini kita temukan dalam penglihatan Yehezkiel tentang tulang-tulang yang mati (Yehezkiel 37:1-10). Hanya “napas Tuhan” saja yang dapat memulihkan kehidupan mereka yang telah mati secara rohani. 

Hidup baru mengandung makna kekudusan. Karena Allah itu kudus dan tidak berdosa, maka hanya mereka yang suci hatinya yang dapat melihat Allah (Matius 5:8). Jelas hal ini bukanlah karya manusia, melainkan karya Allah sendiri. Untuk memulihkan kondisi manusia yang sudah rusak itulah Yesus telah datang. Kata Yesus, “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19:10). Ini tampak dalam perumpamaan tentang Anak yang Hilang yang mengatakan, “Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali…” (Lukas 15: 24).

Hidup Baru di dalam Kristus

Mari kita belajar dari pelayanan Paulus. Ia berkunjung ke berbagai kota yang ada di Palestina dan kemudian di Asia Kecil, yang kini dikenal sebagai wilayah Turki. Ada tiga perjalanan misi yang dilakukan Paulus pada masa itu. Saat itu, perjalanan laut tidaklah mudah.

Paulus harus menempuh bahaya dan hidupnya terancam. Paulus pernah terdampar di Malta karena kapalnya karam. Ia kedinginan karena badai yang menerpa kapalnya, sementara pakaiannya tidak memadai untuk menghadapi udara yang dingin.

Paulus menggambarkan pengalaman penderitaannya seperti ini, “… lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.

Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orangorang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.

Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, ...” (2 Korintus 11: 23-28). Apa yang dapat kita simpulkan dari gambaran Paulus di atas? Ternyata hidupnya penuh dengan penderitaan.

Meskipun demikian, Paulus menunjukkan bahwa ia tahan uji. Berkali-kali ia bangkit kembali dari penderitaannya dan itu semua membuatnya membuktikan tekadnya sebagai pelayan Kristus yang tangguh. Inilah sebuah contoh tentang hidup yang baru di dalam Kristus. Paulus bukanlah satu-satunya contoh tentang “manusia baru” sebagaimana gambaran dalam bacaan kita hari ini.

Kehidupan murid-murid yang lain pun dapat dicatat sebagai manusia-manusia baru. Menurut tradisi, Petrus, seperti juga halnya Paulus, meninggal sebagai seorang martir (syuhada). Andreas memberitakan Injil hingga ke Yunani dan Rusia. Gereja Ortodoks Rumania percaya bahwa Andreas juga memberitakan Injil di daerah Dobruya.

Sementara itu, di Ukraina, Andreas diyakini sebagai pemberita Injil di sana. Tomas dipercaya sebagai pemberita Injil di India. Namun dicatat bahwa semua ini adalah tradisi. Tentang kejadian sesungguhnya, kita tidak mengetahuinya.

Demikianlah, kita menyaksikan perubahan hidup yang luar biasa dari murid-murid Yesus yang umumnya hanyalah nelayan-nelayan sederhana. Peristiwa Pentakosta yang menurunkan karunia Allah berupa Roh Kudus atas diri para murid telah menjadikan mereka pelayan-pelayan Kristus yang luar biasa berani. Mereka tidak lagi hidup untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk orang lain yang mereka layani.

Hidup Baru di Dalam Kristus di Masa Kini

Perhatikan suasana di sekitar kita! Mungkin kalian pernah melihat hal-hal ini terjadi. Seseorang yang terburu-buru masuk ke dalam kereta, sementara penumpang belum semuanya turun. (Untuk kalian yang tidak memiliki fasilitas kereta api di wilayah tempat tinggal kalian, bayangkanlah situasi dimana banyak orang berebut ingin naik ke kendaraan umum). Di pintu kereta, saat lonceng berbunyi tanda kereta akan segera lewat, selalu ada mobil, motor, bajaj, dan lain-lain yang masih mencoba menerobos sehingga sesekali terjadi tabrakan dengan kereta api. Di sebuah toko swalayan, sejumlah orang berdiri antre menunggu giliran untuk membayar.

Tiba-tiba seseorang menerobos dengan mengatakan, “Maaf ya, saya cuma beli satu barang ini saja kok.” Kemudian, di jalan raya, sekelompok orang dari satu kompleks terlibat tawuran dengan sebuah kelompok dari kompleks yang lain. Sebuah motor yang diparkir dan si pemilik lupa mencabut kuncinya, tiba-tiba hilang dicuri orang. Saat menonton televisi, tiba-tiba ada “breaking news” tentang seorang pejabat yang tertangkap tangan karena melakukan korupsi jutaan dolar.

Melihat situasi di atas, kesimpulan apa yang bisa kita tarik? Apa penyebab semua itu? Ya, semuanya disebabkan oleh kurangnya disiplin di kalangan masyarakat kita. Apakah disiplin itu? Disiplin tidak lain daripada penguasaan diri, seperti yang disebutkan oleh Paulus dalam kumpulan buah Roh yang diuraikannya dalam Galatia 5: 22-23. 

Mengapa kita harus buru-buru masuk ke kereta walaupun penumpang lain belum turun? Takut tidak mendapatkan tempat duduk? Mengapa kita harus menerobos pintu kereta? Apakah keterlambatan 10 menit karena kereta yang lewat membuat kita gagal masuk sekolah pada jamnya? Mungkin kita harus bangun lebih awal. Mengapa orang menerobos antrean di sebuah toko swalayan hanya karena ia cuma membeli sebuah barang? 

Mengapa orang harus tawuran di jalanan? Merasa tersinggung? Kalau ya, apakah itu tidak bisa diselesaikan dengan baik-baik, tanpa harus mengancam rasa aman dan nyaman orang lain? Mengapa harus mencuri motor yang kuncinya secara tidak disengaja tertinggal oleh pemiliknya? Tidak punya uang? Bekerjalah lebih keras dan cari kesempatan kerja lain yang bisa menambah penghasilan. 

Mengapa pejabat harus korupsi? Apakah gajinya terlalu kecil? Untuk semua pertanyaan di atas, ada satu jawaban yang tepat, yaitu kurang disiplin! Di banyak negara lain, disiplin adalah pelajaran pertama yang harus ditempuh oleh seorang anak sejak di Taman Kanak-kanak bahkan sampai kelas III atau IV SD. Disiplin adalah bagian dari pembentukan watak suatu bangsa. Tanpa disiplin, kita akan selamanya menemukan kasuskasus di atas dan masih banyak lagi yang lainnya. Bangsa kita akan terusmenerus hidup di dalam kekacauan. Paulus berbicara tentang sembilan buah Roh.

Semua itu dapat kita temukan pada pribadi-pribadi yang matang. Kematangan seseorang akan menolongnya untuk menjadi orang yang penuh dengan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. 

Penguasaan diri tidak bisa dilepaskan dari penyerahan diri yang penuh kepada Allah, seperti yang diteladankan oleh Yesus sendiri di dalam kehidupan dan mati-Nya (Filipi 2:5-11). Namun juga perlu dicatat bahwa, meskipun masih muda, kalian juga bisa memperlihatkan semua buah Roh ini dalam kehidupan kalian. Kuncinya adalah penguasaan diri seperti yang telah dijelaskan di atas. 

Dengan menguasai diri sendiri, kalian akan terhindar dari banyak masalah lainnya yang dapat muncul ketika kita berhadapan dengan orang lain. Coba perhatikan diri kalian! Apakah kalian orang yang cepat marah? Apakah kalian mudah diajak atau ditantang berkelahi oleh teman-temanmu? Jika jawaban kalian ya, itu salah satu bukti bahwa kalian belum memiliki penguasaan diri. Tanpa penguasaan diri, kita tidak mempunyai kasih. 

Hidup kita akan gelisah karena kita menyimpan kemarahan yang berkobar-kobar di dalam hati. Tidak ada kesabaran dan kemurahan. Apakah ada kesetiaan di hati? Tidak! Kemungkinan kita akan mengajak teman-teman kita untuk ikut membela saat kita berkelahi dengan alasan, “Kalian harus solider, dong! Kalian harus setia kepada saya!” Akan tetapi, apakah demikian cara hidup yang diharapkan Yesus terhadap kita? Saat Yesus mati, Ia ditinggalkan sendirian di kayu salib. Semua murid-Nya lari ketakutan meninggalkan-Nya. Hanya ada beberapa orang perempuan yang menunggui-Nya, sampai Ia menghembuskan napas-Nya yang terakhir. Nah, sekarang kalian tentunya sudah melihat betapa pentingnya masalah penguasaan diri itu bagi keseluruhan hidupnya. 

Orang yang mampu menguasai dirinya tidak akan merasa takut kalau ia harus menghadapi konsekuensi dari keputusannya. Maka jelas sekarang apa artinya memiliki hidup yang baru. Hidup yang baru hanya bisa terjadi apabila kita membiarkan diri kita dikuasai oleh Roh Tuhan, bukan oleh diri kita sendiri. 

Roh Tuhan yang memimpin hidup kita untuk tidak menjadi egois, suka meledak-ledak, mudah emosional, tidak peduli dengan orang lain, dan sebagainya. Roh Tuhan akan memberikan kepada kita rasa damai, sukacita dan keinginan untuk mengasihi sesama, bermurah hati, berbicara dengan lemah lembut dan sopan.

Ada pesan menarik tentang bagaimana kita dapat terus bertumbuh dalam pengenalan akan Yesus Kristus. Ini dilakukan melalui empat hal sebagai berikut.

1. Memelihara hubungan pribadi dengan Yesus Kristus melalui pembacaan Alkitab secara teratur. Baca dengan sungguh-sungguh, catat apa kesan, pesan dan janji yang kalian peroleh dari ayat-ayat yang dibaca. Bisa juga dilakukan dengan menggunakan pedoman renungan harian.

2. Menaikkan pujian dan doa untuk menyampaikan rasa syukur, permohonan untuk apa yang kalian butuhkan, dan kerinduan untuk menjadi anak-Nya yang setia.

3. Memelihara persekutuan dengan sesama orang percaya lainnya. Dengan demikian, kalian dapat saling berbagi dan saling menguatkan.

 4. Menjadi saksi-Nya, sehingga orang lain yang melihat kehadiran Kristus melalui apa yang kalian katakan dan lakukan.

 

Tugas hari ini: 

1. Apakah kalian yakin bahwa dosa-dosa kalian sudah diampuni oleh Kristus? Bacalah Kolose 1:13-14, 2:13.

2. Apakah kalian yakin bahwa kalian adalah anak Tuhan. Bacalah Yohanes 1:12, Roma 8:15, dan I Yohanes 3:1.

3. Apakah kalian yakin bahwa Kristus hidup di dalam kalian? Bacalah Galatia 2:20 dan Wahyu 3:20.

4. Apakah kalian sudah memiliki hidup baru? Bacalah 2 Korintus 5:17 dan Efesus 2:4-5.

5. Apakah kalian yakin akan kehidupan kekal yang kita miliki saat menerima Kristus sebagai Juru Selamat? Bacalah Yohanes 5:24, 10:27-29, 1 Yohanes 5:11-13.

Komentar

  1. 1.Ya saya yakin karna dalam Kolose 1:13-14 (TB) Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih;
    di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.

    2.Ya saya yakin sebab semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
    3.Ya,karna dalam Galatia 2:20 (TB) namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
    4.Yakin, Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang
    5. Ya kekal, karna Yesus selalu ada didalam saya sebagai juru selamat saya.

    BalasHapus
  2. 1.yakin
    2.yakin
    3.yakin
    4.sudah
    5yakin
    (Dimitrio)

    BalasHapus
  3. 1. yakin
    2. yakin
    3. yakin
    4. sudah
    5. yakin

    BalasHapus

  4. 1. Ya,saya yakin karena dalam Kolose 1:13 mengakatan "Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih
    2.Ya,saya yakin karena saya sudah menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
    3.Ya,saya yakin karena Galatia hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
    4.sudah
    5.Ya,saya yakin

    BalasHapus
  5. 1.yakin
    2.yakin
    3.yakin
    4.sudah
    5.yakin

    BalasHapus

Posting Komentar