BUKAN SEKEDAR DARI KATA ORANG | RUMAH DOA KELUARGA - RDK

BUKAN SEKEDAR DARI KATA ORANG

Shalom, apa kabar? disayang Tuhan, disayang Tuhan, disayang Tuhan

Bacaan Alkitab Tahun 2024: Mazmur 141-143

Ayub 42:5-6 “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.”

Bagi saya, kisah Ayub menggambarkan keintiman seorang manusia dan Tuhan. Di mana di tengah tekanan yang besar, dengan terbukanya mengatakan apa saja kepada Tuhan seperti tanpa ada pembatas. Mulai dari mengeluh, mengasihi diri sendiri, berprasangka buruk, menuduh, sampai mengutuk Tuhan. Namun sisi lain, Tuhan setia ada di sana, tetap menyatakan kasih-Nya, dan sabar menantikannya percaya kepada-Nya.

Ayub membuka opininya tentang Tuhan di Ayub 1:21, “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” Lalu di tengah kesesakannya, Ayub mulai mengasihani diri (Ayub 7:19-21), “Bilakah Engkau mengalihkan pandangan-Mu dari padaku, dan membiarkan aku, sehingga aku sempat menelan ludahku? Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku? Dan mengapa Engkau tidak mengampuni pelanggaranku, dan tidak menghapuskan kesalahanku? Karena sekarang aku terbaring dalam debu, lalu Engkau akan mencari aku, tetapi aku tidak akan ada lagi.”

Apa alasan Ayub mengungkapkan semua keluh kesahnya? Dari mana Ayub memiliki opini seperti itu mengenai Tuhan? Ayub menjawabnya, “Dari kata orang …”

Sama seperti kita. Mungkin kita hanya mendengar tentang Tuhan dari apa kata orang lain, dari hamba Tuhan, dari radio, televisi, buku, atau lainnya. Tidak ada yang salah dengan hal itu, selama sesuai dengan yang tertulis di dalam firman Tuhan. Namun jangan berhenti di situ. Ayub pun tidak berhenti dari mendengar kata orang, dia melanjutkan, “tetapi sekarang mataku sendiri memandang engkau.”

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa Ayub membangun hubungan pribadinya dengan Tuhan dan dengan cara itu Ayub mendapatkan opini tentang Tuhan yang jauh lebih baik. Ayub menyadari bahwa Tuhan tidak seperti yang pernah dia dengar dari orang lain dan tidak seperti yang pernah dia ucapkan. Itu sebabnya di ayat 6 Ayub mengatakan, “Aku mencabut perkataanku dan menyesal …”

Mari kita belajar dari kisah Ayub di atas. Milikilah waktu pribadi bersama Tuhan, meluangkan waktu untuk merenungkan kebenaran-Nya, dan mendengar suara-Nya, agar kita mengenal-Nya secara pribadi, bukan sekadar dari kata orang.

Tuhan Yesus memberkati, diberkati, diberkati, diberkati Tuhan, salam dan doa kami #RumahDoaKeluarga

Bagi yang membutuhkan konseling/doa dapat menghubungi:

Rumah Doa Keluarga   (0852-5629-3956) 

Komentar

  1. Ayub 42:5-6 “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.”

    BalasHapus
  2. Tuhan setia ada di sana tetap menyatakan kasihnya, dan sabar menantikan ya percaya kepadanya

    Alexsa oktoviani najeges

    BalasHapus
  3. Ayub pun tidak berhenti dari mendengar kata orang, dia melanjutkan, “tetapi sekarang mataku sendiri memandang engkau.”

    BalasHapus
  4. Ayub 42:5-6 “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.”
    (sascya 12 mipa 1)

    BalasHapus
  5. Milikilah waktu pribadi bersama Tuhan,

    BalasHapus
  6. setialah kepada Tuhan dengan merenungkan firmannya setiap hari.

    BalasHapus
  7. Ayub 42:5-6 “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau

    Aditya 12 MIPA 5

    BalasHapus
  8. “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!”

    BalasHapus
  9. Ayub 42:5-6 “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.”
    (boy jones tamba XII IPS 2)

    BalasHapus
  10. Tuhan Mengasihi semua manusia, dan menyatakan diriNya bagi setiap orang yang mengasihiNya.
    Amin

    BalasHapus
  11. Sama seperti kita. Mungkin kita hanya mendengar tentang Tuhan dari apa kata orang lain, dari hamba Tuhan, dari radio, televisi, buku, atau lainnya. Tidak ada yang salah dengan hal itu, selama sesuai dengan yang tertulis di dalam firman Tuhan. Namun jangan berhenti di situ. Ayub pun tidak berhenti dari mendengar kata orang, dia melanjutkan, “tetapi sekarang mataku sendiri memandang engkau.”

    BalasHapus
  12. Johana Kysia XII MIPA 4Rabu, Juli 24, 2024 9:49:00 AM

    Milikilah waktu pribadi bersama Tuhan, untuk merenungkan kebenaran-Nya, dan mendengar suara-Nya, agar kita mengenal-Nya secara pribadi.

    BalasHapus
  13. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa Ayub membangun hubungan pribadinya dengan Tuhan dan dengan cara itu Ayub mendapatkan opini tentang Tuhan yang jauh lebih baik. Ayub menyadari bahwa Tuhan tidak seperti yang pernah dia dengar dari orang lain dan tidak seperti yang pernah dia ucapkan. Itu sebabnya di ayat 6 Ayub mengatakan, “Aku mencabut perkataanku dan menyesal …”

    BalasHapus
  14. Milikilah waktu pribadi bersama Tuhan, meluangkan waktu untuk merenungkan kebenaran-Nya, dan mendengar suara-Nya, agar kita mengenal-Nya secara pribadi, bukan sekadar dari kata orang.
    (Rofika Imanuelyn Hutagaol)

    BalasHapus
  15. Ayub memilih menyerahkan seluruh hidunya dari segala yang ada padanya dan berterima kasih kepada Tuhan.Terpujilah Bapa Sorgawi untuk selamanya sebab Dialah yang memberi dan Dialah yang mengambil Amen Haleluya.

    BalasHapus
  16. Tuhan Yesus baik dan selalu mengasihi ku

    BalasHapus
  17. di Ayub 1:21, “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” Lalu di tengah kesesakannya, Ayub mulai mengasihani diri (Ayub 7:19-21), “Bilakah Engkau mengalihkan pandangan-Mu dari padaku, dan membiarkan aku, sehingga aku sempat menelan ludahku? Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku? Dan mengapa Engkau tidak mengampuni pelanggaranku, dan tidak menghapuskan kesalahanku? Karena sekarang aku terbaring dalam debu, lalu Engkau akan mencari aku, tetapi aku tidak akan ada lagi.”

    BalasHapus
  18. Amen, mengenal secara pribadi kepada Tuhan Yesus

    BalasHapus
  19. Tuhan setia ada di sana, tetap menyatakan kasih-Nya, dan sabar menantikannya percaya kepada-Nya

    BalasHapus
  20. Ester Tobing
    Kls: 11
    Tuhan setia ada di sana, tetap menyatakan kasih-Nya, dan sabar menantikannya percaya kepada-Nya.

    BalasHapus
  21. Ayub menyadari bahwa Tuhan tidak seperti yang pernah dia dengar dari orang lain dan tidak seperti yang pernah dia ucapkan

    BalasHapus
  22. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar