Relasi Manusia dengan Alam - Bab 11 | PAK Kelas 7 - 2024

 

Relasi Manusia dengan Alam

Baca dan Renungkan: Kejadian 1:26-28

Allah sebagai sang pencipta menempatkan manusia sebagai ciptaan-Nya yang hidup bersama makhluk ciptaannya yang lain. Manusia beriman harus mampu menyadari, mengontrol dan membatasi diri dalam tindakan menyangkut lingkungan hidup.

Tugas utama manusia adalah menjaga, melindungi, memelihara dan menyelamatkan alam semesta dan lingkungan hidup. Ini harus menjadi tindakan nyata manusia sebagai orang beriman.

Dapat dimulai dari hal-hal sederhana, misalnya tidak membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Alkitab memberikan penegasan bahwa manusia diberi mandat oleh Allah untuk menjaga, memelihara dan melestarikan alam, dan lingkungan hidup

Pada masyarakat tradisional, ada yang membagi hutan atas tiga bagian: 

1. Ada hutan yang boleh digarap,

2. Ada hutan yang boleh diambil hasilnya tapi harus disediakan pengganti, misalnya: menebang harus diikuti dengan menanam kembali.

3. Tetapi ada juga hutan larangan di mana manusia dilarang memasuki apalagi mengambil hasil hutan ataupun menggarapnya. Hutan itu dianggap suci, sehingga tidak boleh didatangi manusia.

Keseimbangan ekosistem dijaga dengan baik dalam tatanan masyarakat adat (masyarakat tradisional), hingga kini di berbagai daerah masih hidup sistem ini. 

Sayang sekali di masa kini kebutuhan manusia semakin besar seiring dengan pertambahan jumlah pertumbuhan penduduk, maka kebutuhan akan bahan pangan dan hasil produksi semakin besar. Dari mana hasil produksi diambil? Tentu saja dari hutan. 

Betapa pentingnya alam bagi manusia, hidup manusia bergantung pada alam, sebaliknya alampun bergantung pada manusia untuk menjaga dan memeliharanya.

Hubungan timbal balik antara manusia, alam, dan Tuhan, de Groot dan van den Born menentukan empat klasifikasi dasar untuk menggambarkan hubungan antara manusia dan alam:

a. Klasifikasi pertama yang mereka usulkan adalah gagasan tentang manusia sebagai penguasa atas ciptaan. Kitab Kejadian 1:26-28, di mana manusia diciptakan untuk “menguasai” ciptaan lainnya. Dengan demikian, manusia dapat melakukan berbagai tindakan terhadap alam karena ia berkuasa atas alam.

b. Klasifikasi kedua yang dikemukakan oleh de Groot dan van den Born menggambarkan gagasan tentang manusia sebagai Penatalayan atau yang mengatur alam. Ini menempatkan manusia di atas alam, meskipun dalam cara yang sedikit lebih baik. Gagasan tersebut agak dipengaruhi oleh pemahaman hierarkis bahwa, meskipun manusia berada di atas alam, Tuhan berada di atas manusia. Alam dipandang sebagai anugerah Allah bagi manusia, dan umat manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaganya dengan baik, baik untuk Tuhan maupun untuk generasi mendatang. Bumi dipercayakan kepada umat manusia bak taman yang dikelola tapi tidak dimiliki.

c. Dalam klasifikasi ketiga, hubungan kemitraan, manusia berdiri berdampingan dalam kemitraan dengan alam. Ini termasuk pergeseran penting dari metafora Penatalayan, karena di sini alam memiliki status dan nilai independennya sendiri. Manusia dan alam bekerja sama dalam proses interaksi dan perkembangan timbal balik yang dinamis, menunjukkan rasa kesetaraan atau keseimbangan kekuasaan di antara manusia dengan alam.

d. Manusia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari alam. Di sini pemisahan dari alam yang ditentukan oleh klasifikasi lain runtuh, karena sebagai Peserta, manusia adalah bagian integral dari alam, tidak hanya secara biologis tetapi juga secara spiritual, dan hubungan ini adalah aspek sentral dari identitas manusia.

Bertolak dari Kitab Kejadian 2:15 maka tugas utama manusia adalah melindungi dan menyelamatkan alam semesta dan lingkungan hidup. Paradigma ini bukan lagi rumusan-rumusan, norma-norma, atau teori- teori abstrak, melainkan harus menjadi tindakan nyata manusia sebagai orang beriman. Alkitab memberikan penegasan bahwa manusia diberi mandat oleh Allah untuk menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan hidup. Dalam kisah penciptaan, alam diciptakan sedemikian rupa sempurna dan ditata oleh Allah, tujuannya supaya manusia dapat hidup dengan sebaik-baiknya

Kitab Kejadian 1:26-28 menulis manusia sebagai gambar Allah diberi tugas mulia untuk yaitu menjaga, memelihara, serta melestarikan bumi, dan alam ciptaan Allah. Jadi, jika kita memahami bahagian Alkitab ini rangka power atau kekuasaan manusia semata-mata maka pemahaman tersebut harus direvisi, bahwa perintah tersebut merupakan amanat, tanggung jawab, sekaligus tantangan bagi manusia untuk membuktikan harkat dan martabatnya dengan menjaga apa yang telah Allah anugerahkan baginya. Bahwa keselamatan bumi dan seluruh ciptaan ada dalam tanggung jawab manusia sebagai makhluk yang berharkat. Karena sesungguhnya tanggung jawab itu hanya diberikan pada manusia. Diatas segalanya, Allah adalah penguasa atas seluruh ciptaan, termasuk manusia.

Pertanyaan:

1. Jelaskan bentuk-bentuk relasi antara manusia dengan alam!

2. Jabarkan relasi ideal antara manusia dan alam sesuai dengan pemahaman baru terhadap teks Alkitab Kejadian 1:26-28 dan Kejadian 2:15

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. 1.hubungan antara manusia dan alam sering kali dilihat sebagai sebuah tanggung jawab pemberian Tuhan kepada manusia untuk merawat dan menjaga ciptaan-Nya.
    2.Dalam Kejadian 1:26-28, manusia diberikan kuasa atas seluruh ciptaan Tuhan, untuk memerintah atasnya dan merawatnya. Sementara dalam Kejadian 2:15, manusia ditempatkan di Taman Eden untuk merawatnya dan menjaganya

    BalasHapus
  3. Alasan saya senang ke gereja:
    •dapat mendengarkan fireman Tuhan.
    •memuji nama Tuhan.
    •mendapatkan pengampunan dari Tuhan.
    •kewajiban kita sebagai orang Kristen.
    •memuliakan nama Tuhan.

    BalasHapus
  4. Alasan saya senang ke gereja:
    •dapat mendengarkan fireman Tuhan.
    •memuji nama Tuhan.
    •mendapatkan pengampunan dari Tuhan.
    •kewajiban kita sebagai orang Kristen.
    •memuliakan nama Tuhan.

    BalasHapus

Posting Komentar