Berkat adalah pemberian secara Cuma-Cuma (karunia) yang berasal dari Tuhan untuk membawa kebaikan dalam hidup manusia. Orang sering menterjemahkan berkat ini secara beragam, misalnya : keluarga, harta, jabatan, status sosial, dsb

Bilangan 6:24-26 TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

Firman Tuhan mengatakan bahwa kita adalah orang yang diberkati. Hidup dan bertingkahlakulah seperti orang yang diberkati.

Ucapan berkat pada ayat di atas memberi tahu bahwa Tuhan yang kita sembah itu hidup. Kita dapat membaca dari banyaknya kata kerja aktif yang dicatat dalam ayat itu: memberkati, melindungi, menyinari, memberi, dan menghadapkan wajah-Nya.

Kita tidak perlu mengguncang-guncang Sorga untuk membuat Dia bergerak. Dia bergerak karena kasih-Nya kepada kita, bukan hanya ketika kita meminta-Nya untuk bergerak.

Jika Tuhan hidup, apa yang perlu kita takutkan dan kuatirkan? Tentu saja tidak ada. Dia hidup, Dia mengasihi kita, dan Dia hanya merancangkan yang baik bagi kita. Sungguh sempurna!

Tuhan membela hidup kita. Dia memberikan segalanya agar kita bisa hidup terbebas dari dosa. Jangan sedih dan meratapi nasib kita di dunia ini, melainkan bersukacita dan hidup sesuai dengan rancangan Tuhan

Kita adalah orang yang diberkati. Itu adalah identitas kita sebagai orang percaya. Kondisi atau latar belakang kehidupan kita mungkin membuat kita berpikir bahwa kita bukan orang yang diberkati, tapi kebenaran Firman Tuhan mengatakan bahwa kita adalah orang yang diberkati.

Tuhan menyinari kita dengan wajah-Nya dan memberikan kita kasih karunia. Tidak peduli seberapa terpuruk kondisi kita hari ini, tetapi menurut Firman Tuhan, kita adalah orang yang berhasil di dalam Kristus.

Kata “berkat” diambil dari bahasa Yunani “eologeo”, yang artinya adalah kemurahan Tuhan atau bertingkah laku seperti orang yang diberkati. Sedangkan, dalam bahasa Ibraninya “barakh”, yang artinya kelimpahan dan sebuah “kutuk”.

“Selama kita menjadi Yesus yang nomor satu, kita tidak akan pernah dinomorduakan.” Selama kita mencari dahulu Kerajaan Sorga dan kebenarannya, segala sesuatu akan ditambahkan ke dalam hidup kita. Kita tidak perlu kuatir.

Saya ingin meneguhkan kita semua hari ini bahwa sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus, kita dilayakkan untuk menerima kebaikan dan kemurahan Tuhan. Kita dilayakkan untuk sembuh. Kita dilayakkan untuk diberkati. Kita dilayakkan untuk hidup dalam sukacita dan damai sejahtera. Kita dilayakkan untuk melayani Sang Raja. Kita dilayakkan untuk menjadi anak Sang Raja. Karena Sang Anak Domba Allah telah menebus setiap dosa dan pelanggaran kita sekali untuk selamanya.

Berkat ini terdiri dari tiga bagian dan tiap bagian terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan. Berkat yang pertama: “TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau”(24). Dalam berkat ini tergambar pemeliharaan Allah atas umat-Nya secara penuh. Umat dilindungi dari segala sesuatu yang jahat. Berkat Allah tercurah dalam tindakan yang menyatakan kebaikan-Nya. Berkat yang kedua: “TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia” (25). Ini merupakan tanda perkenan Allah atas diri seseorang. Dengannya orang boleh merasa yakin bahwa Allah akan mendengar doanya dan menyelamatkan dia dari musuh, penyakit, dan dosa. Berkat yang ketiga, “TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera”. Berkat ini menyatakan manifestasi kuasa yang memelihara manusia dan yang akan menghasilkan damai sejahtera. Ketika Allah memandang seseorang, itu berarti Ia berkenan atas orang itu dan akan menyelamatkan dia dari kesukaran

Banyak orang cenderung dekat dengan Allah karena mengharapkan berkat-Nya. Ini tidak sepenuhnya salah sebab Allah memang sumber berkat. Tetapi jangan hanya mengharapkan berkat lalu menomorduakan Sumber berkat. Kiranya kerinduan kita yang terutama adalah hidup dekat dengan Allah dan menikmati berkat yang lahir dari kedekatan itu. 

Materikah wujud berkat Allah?

Setiap Kristen rindu diberkati oleh Tuhan. Namun, banyak Kristen keliru memahami berkat Tuhan tersebut. Untuk menghindari pemahaman yang salah, apa yang dapat dipakai sebagai tolok ukur untuk mengetahui seseorang diberkati atau tidak diberkati oleh Tuhan? Seringkali yang dipakai sebagai tolok ukur berkat adalah kesehatan, kesuksesan, dan kekayaan. Namun, firman Tuhan justru tidak menyebutkan atau membenarkan salah satu dari ketiga hal tersebut. 

Berkat Tuhan adalah penyertaan dan perkenanan-Nya

Apakah artinya memiliki kesehatan prima, kesuksesan berbisnis dan kekayaan melimpah bila Tuhan tidak berada di pihak kita dan beserta dengan kita? Bagi Musa yang diberkati Tuhan, penyertaan dan perkenanan Tuhan atas dirinya ketika dia ditunjuk untuk memimpin bangsa Israel menuju ke tanah perjanjian sudah cukup baginya. Kehadiran Tuhan sebagai gembalanya selalu cukup bagi Daud, baik pada saat tenang maupun pada saat ia melewati lembah kekelaman. Bagi Paulus, sukacitanya tidak dibatasi oleh materi, tembok-tembok penjara, dan kesehatan. 

Berkat Tuhan dalam kehidupan Kristen masa kini

Pengalaman para tokoh Alkitab yang diberkati Tuhan secara luar biasa, tidak membuat mereka mengubah pemahaman tentang berkat Tuhan dalam hidup mereka. Akibatnya, dalam penyertaan Allah semua kebutuhan mereka terpenuhi: kesehatan, kesuksesan memimpin umat, dan kebutuhan ekonomi. Berbeda dengan keadaan banyak Kristen masa kini yang menganggap dan mengkotak-kotakkan berkat Tuhan sebatas pemenuhan kebutuhan “perut dan gengsi”. Pengaruh paham materialisme telah membungkam kepercayaan iman kita. Akibatnya kita dibelenggu oleh paham bahwa kita kini hidup di zaman yang serba bergantung pada materi. Tuhan hanya dianggap ada bila kebutuhan materi terpenuhi. Pernahkah kita bertanya: “mengapa hingga saat ini aku masih bernafas? Darimanakah nafas itu aku peroleh?”

 

Komentar