Nilai-nilai Kristiani
Baca Alkitab: Galatia 5:
22-23; 1 Samuel 16:6-7
Nilai adalah perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidak diinginkan yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang yang memiliki nilai itu.
Nilai menjadi pedoman
hidup hidup yang mempengaruhi perilaku seseorang serta penilaian nya terhadap
sesuatu .
Apakah kamu pernah bertemu
dengan seseorang yang saat melihat mukanya, atau mendengarkan suaranya, atau
melihat gerak-geriknya saja sudah membuat kalian menyukai orang itu? Inilah
yang disebut dengan kesan pertama.
Ketika kita bertemu dengan
seseorang pertama kali, pasti akan muncul kesan terhadap orang itu. Apakah
kesan itu positif atau malah negatif, kesan pertama ini akan bertahan lama
dalam ingatanmu dan menjadi dasar yang menentukan bagaimana seterusnya kita
akan berinteraksi dengan orang itu.
Bila kesan pertama positif, kita tentu menyambut gembira kesempatan untuk bertemu kembali dengan orang itu. Sebaliknya, bila kesan pertama negatif, kita cenderung menghindar atau malas bertemu lagi dengan orang itu
Sebagai pengikut Kristus, kita terpanggil untuk menghasilkan kesan pertama yang positif. Hal ini hanya mungkin terjadi bila hidup kita adalah hidup yang berada di dekat-Nya. Kualitas kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri yang kita perlihatkan dalam tingkah laku kita seharihari bukan lahir karena paksaan atau ikut-ikutan orang lain, melainkan karena terlebih dulu kita mengalami kasih Tuhan yang luar biasa, yang memampukan kita untuk mengasihi orang lain juga
Wujud buah Roh bukanlah sesuatu yang dilakukan dengan paksaan atau kepura-puraan, melainkan sebagai tingkah laku yang secara alamiah mengalir ketika kita dekat dengan Tuhan.
Dasar Alkitab
untuk Nilai Kristen
Jika setiap orang Kristen betul-betul mempraktikkan ajaran Yesus di mana pun, di kalangan mana pun, dengan siapa pun, kita dapat mengubah dunia ini menjadi dunia yang lebih damai. Kita tidak boleh lupa bahwa apapun yang kita lakukan, pemberitaan bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang penuhkasih dan anugerah hendaknya melandasi dan mewarnai apa pun tingkah laku kita.
Galatia 5:22-23 yang tertulis sebagai berikut, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” Perhatikan bahwa istilah yang dipakai oleh Rasul Paulus sebagai penulis kitab Galatia ini adalah buah Roh dan bukan buah-buah Roh. Sembilan hal ini adalah suatu kesatuan yang merupakan wujud dari tingkah laku dan karakter dari mereka yang hidup dalam Kristus, artinya hidup sesuai dengan apa yang Tuhan Yesus ajarkan.
1. Kasih
Kasih yang kita miliki adalah kasih yang sudah terlebih dulu dinyatakan oleh Tuhan kepada kita. Itu sebabnya, kasih kita harus mengikuti teladan yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus, yaitu kasih yang didasari oleh pengorbanan, dalam bahasa Yunaninya adalah agape
2. Sukacita
Sukacita bukanlah yang kita cari-cari, melainkan ada di diri dalam kita, sukacita karena merasakan kehadiran Tuhan.
3. Damai
Sejahtera
Damai sejahtera merujuk pada keadaan utuh karena ada pemulihan, harmoni dengan keadaan sekitar
4. Kesabaran
Kesabaran adalah keadaan ketika kita dapat menanggung hinaan, ejekan, bahkan tingkah laku merendahkan dan permusuhan dari orang lain
5. Kemurahan
Kemurahan adalah keadaan yang membuat kita rela berbagi dengan orang lain, menolong mereka yang butuh ditolong. Istilah lain yang dipakai untuk menyatakan kemurahan adalah kepedulian, ramah, dan tidak membalas kejahatan yang kita terima dengan kejahatan juga
6. Kebaikan
Kebaikan merujuk pada keadaan ketika kita ingin membuat orang lain juga merasakan keadaan yang baik. Kita mendapatkan kebaikan dari Tuhan dan ini mendorong kita untuk membagikannya kepada orang-orang lain, sehingga mereka dapat merasakan indahnya hidup dalam persekutuan dengan Tuhan.
7. Kesetiaan
Kesetiaan merujuk pada pengertian dapat dipercaya, dapat diandalkan, memiliki tekad untuk bertahan walaupun menghadapi kondisi yang sulit.
8.
Kelemahlembutan
Kita belajar banyak dari kelemahlembutan yang diperlihatkan oleh Tuhan Yesus. Di dalam kelemahlembutan ada unsur rendah hati, tidak menganggap diri sendiri penting, tetapi mendahulukan kepentingan orang lain
9. Penguasaan
Diri
Penguasaan diri merujuk pada kemampuan menahan diri dari emosi negatif dan dorongan untuk memuaskan diri.
Kasih,
Sukacita, dan Damai Sejahtera
Ketiga hal ini barulah muncul ketika kita memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan.
Kesabaran,
Kemurahan, Kebaikan
Bila ini kita lakukan, orang lain pun akan dapat merasakan buah dari Roh kita, diwujudkan dalam interaksi kita dengan sesama manusia
Kesetiaan, Kelemahlembutan, dan Penguasaan diri
Kita perlukan untuk
menghadapi kesulitan dan mengatasi kepentingan diri sendiri
Kondisi yang
Tepat untuk Menghasilkan Buah
Tuhan Yesus menyatakan, “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.” (Matius 7:17-8).
Jelaslah Yesus berpesan bahwa kita harus menjadi baik supaya dapat menghasilkan buah yang baik yang terlihat oleh orang-orang lain. Kecenderungan manusia untuk berbuat dosa harus diubah dengan cara menerima kuasa kebangkitan Kristus, sehingga kecenderungan itu diganti dengan kecenderungan melakukan yang baik. Jadi, perbuatan baik yang kita lakukan adalah buah Roh yang kita miliki karena kita mau tunduk pada perintah Tuhan Yesus.
Keluarga adalah tempat pertama untuk seorang anak hidup mengenal orang lain di luar dirinya. Bahkan, sering dikatakan bahwa orang tua adalah guru pertama yang dimiliki anak. Orang tualah yang mengajarkan anak bagaimana menyampaikan keinginan dengan cara yang baik. Orang tua juga mengajarkan bagaimana karakter yang seharusnya dimiliki anak. Dengan demikian, keluarga menjadi tempat yang cocok untuk menanamkan nilai-nilai Kristen.
Petunjuk
praktis tentang bagaimana menampilkan kesan yang
positif bagi
orang lain (Donachy, 2014).
1. Jadilah diri sendiri, jangan mencoba-coba meniru penampilan atau gaya bicara, gaya rambut, dan gaya-gaya lainnya dari orang lain. Orang-orang lain akan cepat menangkap bahwa ini suatu kepurapuraan.
2. Tampilkan senyuman. Tidak ada yang menolak untuk mendapatkan senyuman dari orang lain.
3. Ketika berbicara, tataplah mata lawan bicara kalian. Bukan dengan pandangan merendahkan atau ketakutan, tetapi dengan pandangan yang ramah.
4. Bila memang kalian akan bertemu seseorang pada waktu yang telah ditentukan, hadirlah beberapa menit sebelumnya. Artinya, kalian menghargai waktu yang dia siapkan untuk bertemu. Kelihatannya ini adalah hal yang sepele, tetapi bila kalian muncul terlambat, orang itu akan menangkap kesan bahwa kalian tidak cukup menghargai dirinya. Tentu kalian tidak ingin menimbulkan kesan negatif padanya, bukan?
5. Saat melakukan percakapan, jangan berfokus pada topik menceritakan diri sendiri, kecuali memang kalian berada dalam posisi yang ditanya atau yang diminta bercerita. Percakapan yang berpusat pada diri sendiri menunjukkan bahwa pembicaranya ingin menarik perhatian orang lain pada dirinya. Janganlah mempertahankan tingkah laku seperti ini.
Tugas hari ini
1. Dari sembilan wujud buah Roh, yang mana yang cukup mudah untuk dilakukan, dan mana yang ternyata cukup sulit untuk dilakukan?
2. Dari pengalaman selama ini, pernahkah kamu merasa gagal menampilkan kesan pertama yang positif di mata orang lain? Bila itu terjadi, kira-kira apa yang menjadi penyebabnya?
3. Hal-hal baru apa yang kamu temukan untuk pemahamanmu mengenai nilai-nilai Kristen dan buah Roh?
1. yang cukup mudah : kemurahan, yang sulit di lakukan : kelemahlembutan
BalasHapus2. pernah, kurangnya percaya diri
3. tentang suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kelemahlembutan,penguasaan diri
1. yang paling mudah : sukacita
BalasHapusyang paling susah: kesabaran
2. pernah, mungkin saya salah dalam memberi kesan yang benar
3. penguasaam diri, dan kesabaran
1. Menurut saya dari 9 wujud buah roh tersebut yang cukup mudah untuk dilakukan adalah sukacita, sedangkan wujud buah roh yang cukup sulit untuk dilakukan bagi saya adalah Penguasaan Diri.
BalasHapus2. Dari pengalaman saya selama ini, saya merasa tidak pernah gagal dalam menampilkan kesan pertama yang positif di mata orang lain. Karena setiap saya ingin bertemu dengan orang lain saya selalu berusaha untuk memberikan kesan pertama yang baik.
3. Penguasaan Diri, Kelemahlembutan, dan Kebaikan.
1.cukup mudah di lakukan:suka cita
BalasHapusYang sulit di lakukan: kesabaran
2.pernah, karena saya masih belum bisa menahan. emosi terhadap sesuatu
3.penguasaan diri,kesabaran,kebaikan,dan suka cita
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1. yang cukup mudah: kemurahan,
BalasHapusyang sulit di lakukan: kelemah lembutan
2. pernah, kurangnya percaya diri
3. tentang suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kelemah lembutan,penguasaan diri