MEMILIH UNTUK BERSYUKUR - BAB 12 | PAK KELAS 8 - 2023

 MEMILIH UNTUK BERSYUKUR

Ratapan 3:17-26; Habakuk 3:17-19; Efesus 5: 1 – 4 

Hidup bersyukur tidak tergantung pada situasi dan kondisi di luar diri kita. Dalam keadaan susah dan berat pun sebetulnya kita dapat memilih untuk bersyukur. Nabi Habakuk dan Nabi Yeremia adalah contoh orang yang dapat tetap bersyukur walaupun mereka tengah mengalami kesusahan; mereka tidak patah semangat dan mengeluh dalam penderitaannya. 

Empat hal yang dapat kita lakukan untuk belajar selalu bersyukur, bahkan dalam hidup yang berat sekalipun:

1. Fokuskan pikiran pada kasih dan karunia Tuhan; lihat sekeliling kita, selalu ada hal yang bisa kita syukuri. 

2. Jangan mengeluh; buanglah kata-kata negatif dari mulut mu, sebaliknya selalu ucapkan kata-kata yang positif dan membangun semangat. Katakata yang kita ucapkan besar sekali pengaruhnya kepada hati kita.

3. Lakukan hal-hal yang baik dan berguna bagi orang lain. Ketika masalah dan kesusahan datang, jangan pasif, jangan biarkan diri kita jatuh pada sikap mengasihani diri sendiri. Ketika kita berbuat kebaikan pada orang lain, kita bisa merasakan kegembiraan.

4. Buatlah catatan harian yang isinya adalah hal-hal yang kita syukuri setiap hari. Niscaya, kita akan semakin melihat betapa ajaibnya Tuhan kita, yang terus memberikan rahmat baru setiap pagi! 

Jangan Mengeluh

Apakah kamu pernah mengeluh? Tentang apa? Kepada siapa keluhanmu ditujukan dan disampaikan? Apa reaksi dari orang tersebut ketika mendengar keluhanmu? Kita diminta untuk memilih dalam kehidupan ini, memilih untuk berkeluh kesah atau bersyukur atas rahmat-Nya. Memilih artinya, ada sejumlah hal yang tersedia, dan kita mengambil hal yang sesuai dengan apa yang kita anggap terbaik, atau yang sesuai dengan selera kita

Hidup bersyukur itu pilihan, tidak tergantung pada situasi dan kondisi di luar diri kita. Dalam keadaan susah dan berat pun kita harus bersyukur. Dalam pelajaran kali ini, kita dapat melihat pada keteladanan dari Nabi Yeremia dan Nabi Habakuk, mereka berdua adalah contoh orang-orang yang dapat tetap bersyukur sekalipun tengah mengalami kesusahan.

Apa yang istimewa pada Nabi Yeremia? Yeremia lahir dan dibesarkan di sebuah desa yang bernama Anatot, terletak enam kilometer arah timur laut dari Yerusalem. Ia adalah putra seorang imam. Yeremia memberitakan frman Tuhan mulai dar zaman Raja Yosia dari kerajaan Yehuda, dilanjutkan dengan Raja Yoyakim dan Raja Zedekia (keduanya anak dari Raja Yosia), hingga kemudian bangsa Israel dan penduduk Yerusalem serta Yehuda mengalami pembuangan ke negeri Babel.

Seluruh seruan nabi Yeremia (bisa dibaca di Kitab Yeremia) menunjukkan kegigihan Yeremia dalam menghadapi bangsa Israel dan Yehuda yang keras kepala, tidak taat, dan terus menerus hidup menyimpang dari jalan Tuhan. Selama masa tugasnya,  Yeremia tidak jemu-jemu memperingatkan bangsanya agar bertobat dan meninggalkan dosa mereka sebab kalau tidak, hukuman Allah akan segera turun  atas mereka. 

Akan tetapi, tidak satu pun perkataan Yeremia yang didengarkan oleh mereka, bahkan, mereka justru berulang kali melakukan penghinaan terhadap Yeremia. Hal yang lebih menyakitkan hati adalah bahwa imam yang bekerja di rumah Tuhan justru menganiaya Yeremia karena perkataanya yang mengajak agar bangsa Yehuda bertobat (bisa dibaca di Yeremia 20).

Tidak ada yang lebih menyakitkan, selain ketika kebaikan tidak diterima dengan sukacita, tetapi justru dibalas dengan keburukan. Begitulah yang dialami oleh Yeremia dari bangsanya. Bahkan begitu beratnya penderitaan Yeremia, sampaisampai ia pun berkata demikian: “Sangkaku: hilang lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku kepada Tuhan” (Ratapan 3:18).

Akan tetapi, apakah kemudian Yeremia terus meratapi hidupnya dan menyesali dirinya? Tidak. Ia mengalihkan perhatiannya dari kesusahan dan derita yang dialaminya kepada kasih dan karunia Allah. Katanya, “Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Ratapan 3: 21-23). 

Karena itu, Yeremia pun tetap dapat bersyukur. Artinya, Yeremia tidak mau terpaku pada kemalangan dan kesulitan yang ia alami, melainkan tetap melihat kepada Tuhan dan kuasa-Nya yang memampukan Yeremia selaku nabi untuk tetap berkarya bagi-Nya.

Keteladanan yang sama bisa kita lihat dari Nabi Habakuk. Habakuk menjadi nabi pada zaman raja Yoyakim (608 SM - 597 SM). Raja Yoyakim adalah seorang raja yang jahat, karena itu Tuhan tidak berkenan kepadanya. Ia menjadi penyebab bangsanya terjerumus ke dalam jurang kehancuran (Lihat 2 Raja-raja 23:34-24:5, Yeremia 22:18).

Habakuk hidup dalam keprihatinan karena bangsanya (bangsa Yehuda) tidak hidup dalam kebenaran. Sebaliknya kelakuan mereka penuh dengan kejahatan, ketidakadilan, pemberontakan, dan berbagai pelanggaran hukum lainnya. Telah berulang kali mereka diminta untuk bertobat dan meninggalkan dosa-dosa mereka, tetapi mereka tidak menghiraukannya.

Akan tetapi, Habakuk tidak lantas menjadi putus asa atau kehilangan sukacita. Imannya kepada Tuhan tidak goyah, dan ia juga tetap bisa menyatakan rasa syukurnya. Katanya, “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.” (Habakuk 3:17-19). 

Bagaimana bisa bersorak-sorak bila kita hanya memikirkan begitu banyak kesulitan yang kita alami? Perhatikan bahwa yang dilakukan oleh Nabi Habakuk adalah bersorak-sorak di dalam Tuhan, karena Tuhan adalah sumber kekuatan Habakuk dan juga sumber kekuatan kita semua.

Pertanyaan:

1. Kita sudah membahas bagaimana pergumulan Nabi Habakuk dan Nabi Yeremia yang tetap bersyukur walaupun menghadapi tantangan, kekecewaan dan kesedihan dalam kehidupan mereka. Menurutmu, apa rahasia menyelesaikan pergumulan ini dengan baik? Tuliskanlah di bawah ini.

2. Bagaimana kamu dapat hidup bersyukur? Sebutkanlah hal-hal baik yang dialami dalam hidupmu, yang selama ini jarang sekali disadari sehingga jarang pula disyukuri. Misalnya, setiap hari tanpa bersusah payah, sudah tersedia makanan di meja makan.

3. Apakah betul kamu sudah mempraktikkan sikap bersyukur dalam hidupmu sehari-hari? Apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan bersyukur ini?

@KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2017, Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Komentar

  1. 1.-Yeremia :Bertekun dan pantang menyerah,tidak mengeluh.
    -Habakuk: mengandalkan tuhan dan berharap kepada tuhan,bertanggung jawab.
    2.kalau lapar tinggal beli makanan
    3.jangan mengeluh,jangan iri hati,dan jangan sombong



    BalasHapus
  2. 1. Nabi Yeremia:bertekun,pantang menyerah dan tetap mengucap syukur
    Nabi Habakuk:Mengandalkan Tuhan, berharap kepada Tuhan, Tidak mengeluh, melakukan Tugas dengan penuh tanggung jawab
    2.Setiap hari diberi Uang jajan tanpa kita perlu bersusah payah.
    3.Sudah, dengan cara memperhatikan hal hal kecil yang dapat kita syukuri dan selalu mengingat firman Tuhan

    BalasHapus
  3. 1. Yeremia:bertekun,pantang menyerah dan tetap berusaha
    habakuk:mengandalkan tuhan dan bersorak kepada tuhan
    2.-tetap bisa makan
    -sering diberi kesehatan
    -tetap bisa sekolah
    3.-jangan mengeluh
    -berdoa kepada tuhan
    -jangan iri

    BalasHapus
  4. 1.- Bertekun dan pantang menyerah dan tetap berusaha
    -karena Tuhan adalah sumber kekuatan habakuk dan sumber kekuatan kita juga dan terus berharap kepada Tuhan.
    2.jarang sakit, memakai pakaian yang masih layak, memakai kendaraan, teman² yang selalu mendukung dan baik.
    3. Bersabar
    Jangan iri hati
    Jangan tinggi hati
    Jangan menyombongkan diri
    Jangan angkuh

    BalasHapus
  5. 1. Yeremia : Bertekun dan tidak pantang menyerah
    Habakuk : selalu mengandalkan Tuhan dan berpengharapan kepadanya
    2. masi bisa berkumpul dengan keluarga
    3. sombong
    jangan iri dengki

    BalasHapus
  6. 1.- Bertekun dan pantang menyerah dan tetap berusaha
    -karena Tuhan adalah sumber kekuatan habakuk dan sumber kekuatan kita juga dan terus berharap kepada Tuhan.
    2.jarang sakit, memakai pakaian yang masih layak, memakai kendaraan, teman² yang selalu mendukung dan baik.
    3. Bersabar
    Jangan iri hati
    Jangan tinggi hati
    Jangan menyombongkan diri
    Jangan angkuh

    (Dea Anjelina P S)

    BalasHapus
  7. 1. -Yeremia:bertekun,pantang menyerah dan tetap mengucap syukur
    - Habakuk:Mengandalkan Tuhan, berharap kepada Tuhan, Tidak mengeluh, melakukan Tugas dengan penuh tanggung
    2. Saat kita haus kita bisa langsung minum atau membeli air
    3. Tidak mengeluh, tidak sombong

    BalasHapus

Posting Komentar