ALLAH TETAP BEKERJA - BAB 12 | PAK KELAS 8 - 2023

 ALLAH TETAP BEKERJA

Roma 8: 26 – 39; 2 Korintus 11:23b-27 

Allah bekerja dalam segala sesuatu; suka maupun duka, untuk mendatangkan kebaikan, seperti dalam hidup Rasul Paulus. Akan tetapi, bukan berarti kita tidak usah berbuat apa-apa, hanya pasif dan pasrah. Kita harus aktif, yaitu dengan menunjukkan sikap mengasihi Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Mengasihi Tuhan berarti: (1) Kita akan selalu mengingat-Nya. (2) Kita akan selalu berusaha menyenangkan-Nya. (3) Kita akan selalu menghargai setiap pemberian-Nya. Tuhan tidak akan mengecewakan orang yang telah berusaha menunjukkan kasih kepada-Nya.

Allah Tiada Henti Bekerja

Paulus adalah seorang pekabar Injil yang sangat gigih. Untuk mengabarkan Injil, ia banyak sekali mengalami rintangan dan cobaan; baik dari dalam dirinya sendiri berupa penyakit yang dideritanya (bandingkan dengan 2 Korintus 12:7-10) maupun cobaan dan tantangan dari luar dirinya berupa berbagai kesulitan dan penganiayaan hebat yang harus ia alami.

Dalam surat yang ditulisnya kepada Jemaat di Korintus, ia menulis, “Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.

Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan  tanpa pakaian” (2 Korintus 11:23b-27)

Bisa dibayangkan betapa beratnya perjuangan pelayanan Paulus. Akan tetapi, ia tidak pernah putus asa ataupun kehilangan semangat. Paulus tetap tegar dan teguh dalam pelayannya. Apa yang membuatnya demikian? Tidak lain karena Paulus sangat merasakan bahwa Allah turut bekerja dalam segala kesusahan dan derita yang dihadapinya untuk mendatangkan kebaikan bukan hanya bagi dirinya, tetapi untuk banyak orang. Itulah sebabnya ia pun menulis, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28). 

Kalimat tersebut kalau ditulis oleh seseorang dalam keadaan senang dan berkelimpahan, mungkin akan terasa biasa saja. Akan tetapi, ini ditulis oleh Paulus yang tengah mengalami banyak sekali tantangan dan kesulitan karena pelayanannya. Sungguh luar biasa! Itu artinya Paulus tidak sekadar memberi nasihat, tetapi juga mengalaminya sendiri; bagaimana Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan.

“Dalam segala sesuatu” artinya, dalam segala keadaan; baik dalam keadaan suka, maupun duka; baik dalam sukses, maupun gagal. Tidak hanya ketika hidup kita senang dan berkelimpahan, tetapi juga ketika hidup kita menderita dengan rupa-rupa masalah dan cobaan. Allah bekerja dalam semua keadaan itu untuk mendatangkan kebaikan.

Apa respon kita, ketika tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, apakah kita bersikap pasif saja, tidak usah melakukan apa-apa? Tidak, sebab ayat itu tidak berhenti sampai di situ. Ada kelanjutannya, “Bagi orang yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Jadi, agar Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan kita juga harus aktif, tidak boleh hanya berpangku tangan, yaitu, dengan sungguh-sungguh mengasihi Allah dan menaati frmanNya.

Bagaimana bentuk nyata mengasihi Tuhan itu? Bagaimana kalau kita mengasihi seseorang. Apa yang kita lakukan? 

1. Kita tidak akan melupakan dia dalam aktivitas ataupun dalam keadaan yang tengah kita alami.

2. Kita akan selalu menghargai setiap pemberiannya. Sekecil apa pun pemberian dari dia, pasti akan terasa bernilai bagi kita. 

3. Kita akan selalu berusaha untuk selalu menyenangkan dia, baik dengan ucapan, maupun perbuatan kita. Atau dengan kata lain, pasti kita tidak ingin membuatnya bersedih.

Mengasihi Tuhan juga seperti itu. 

1. Kita akan sering-sering mengingat Dia; dalam keadaan apa pun, dan ketika sedang melakukan apa pun. Misalnya, ketika bangun tidur, kita ingat Tuhan dan bertelut berdoa. Saat hendak tidur, kita juga ingat Tuhan, lalu kita berdoa. Begitu juga di tengah aktivitas kita sehari-hari. Ingatan akan Tuhan, bukan hanya akan membuat relasi kita dengan Tuhan lebih dekat, tetapi juga akan menjaga kita dari segala perasaan dan perilaku buruk. Saat hidup kita tengah dilanda susah dan sedih, kita mengingat Tuhan sehingga akan terhibur dan dijaga dari keputusasaan. Mau mencontek atau melakukan tindakan tercela lainnya, ingat Tuhan, kita pun dicegah melakukan perbuatan tersebut. Dan banyak lagi contoh lainnya.

2. Mengasihi Tuhan juga berarti menghargai setiap pemberian-Nya. Ada banyak pemberian Tuhan dalam hidup kita: waktu, tubuh, kesehatan, keluarga, kesempatan bersekolah, teman, guru, talenta, dan sebagainya. Seberapa besar kasih kita kepada Tuhan, bisa diukur dengan seberapa jauh kita menghargai semua itu, merawat dengan sebaik-baiknya, dan memperlakukannya dengan sebenar-benarnya. Maka, salahlah kalau kita berkata, “Tuhan, aku mengasihi-Mu.” tetapi kita terus menyia-nyiakan waktu dan talenta kita, sembarangan dan tidak peduli dengan tubuh dan kesehatan kita, tidak menghargai keluarga dan orangorang lain di sekitar kita. Seberapa besar kita menghargai setiap pemberian Tuhan, sebegitu jugalah besarnya kasih kita kepada-Nya.

3. Mengasihi Tuhan berarti juga selalu berusaha untuk menyenangkanNya. Misalnya kita, Tuhan akan senang apabila kita menjadi pelajar yang rajin, guru yang bertanggung jawab, pekerja yang jujur, pemimpin yang bebas dari korupsi dan kolusi, anak yang berbakti kepada orang tua, teman yang ramah dan selalu bersedia membantu orang lain, sahabat yang bisa dipercaya, atau orang Kristen yang setia dan bertanggung jawab dalam pelayanan. Lakukanlah semua itu sebagai wujud kasih kita kepada Tuhan. Sebaliknya, kalau kita tahu bahwa perbuatan atau perkataan kita akan membuat Tuhan sedih, janganlah kita lakukan. Seberapa besar kemauan dan usaha kita untuk menyenangkan Tuhan, sebegitu jugalah besarnya kasih kita kepada Tuhan.

Begitulah sikap seseorang yang mengasihi Tuhan. Jadi, kalau kita sudah melakukan hal itu semua, maka sesuai janji Tuhan bahwa Dia akan bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Artinya, Tuhan tidak akan mengecewakan orang yang selalu berusaha menunjukkan kasih kepada-Nya, dalam ucapan maupun dalam tindakan sehari-hari. 

Pertanyaan:

1. Sebutkan apa saja tantangan dan cobaan yang dialami oleh Rasul Paulus dalam tugas pelayanannya seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 11: 23b-27!

2. Apa yang membuat Rasul Paulus tetap tegar dan teguh dalam tugas pelayanannya sebagai pemberita Injil?

3. Berikan contoh, apa yang tampaknya sebagai pengalaman buruk ternyata Tuhan pakai untuk mendatangkan kebaikan!

4. Apa artinya mengasihi Tuhan? Berikan beberapa contoh tindakan atau sikap yang menunjukkan kasih kepada Tuhan!

@KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2017, Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Komentar

  1. 1.“Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.
    2.Tidak lain karena Paulus sangat merasakan bahwa Allah turut bekerja dalam segala kesusahan dan derita yang dihadapinya untuk mendatangkan kebaikan bukan hanya bagi dirinya, tetapi untuk banyak orang. Itulah sebabnya ia pun menulis, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28). 3.baik dalam keadaan suka, maupun duka; baik dalam sukses, maupun gagal. Tidak hanya ketika hidup kita senang dan berkelimpahan, tetapi juga ketika hidup kita menderita dengan rupa-rupa masalah dan cobaan. Allah bekerja dalam semua keadaan itu untuk mendatangkan kebaikan.
    4.1) Kita akan selalu mengingat-Nya. (2) Kita akan selalu berusaha menyenangkan-Nya. (3) Kita akan selalu menghargai setiap pemberian-Nya. Tuhan tidak akan mengecewakan orang yang telah berusaha menunjukkan kasih kepada-Nya.

    BalasHapus
  2. 1. Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian
    2. karena Paulus sangat merasakan bahwa Allah turut bekerja dalam segala kesusahan dan derita yang dihadapinya untuk mendatangkan kebaikan bukan hanya bagi dirinya, tetapi untuk banyak orang.
    3. “Dalam segala sesuatu” artinya, dalam segala keadaan; baik dalam keadaan suka, maupun duka; baik dalam sukses, maupun gagal. Tidak hanya ketika hidup kita senang dan berkelimpahan, tetapi juga ketika hidup kita menderita dengan rupa-rupa masalah dan cobaan. Allah bekerja dalam semua keadaan itu untuk mendatangkan kebaikan.
    4. Arti mengasihi Tuhan :
    • Mengasihi Tuhan juga berarti menghargai setiap pemberian-Nya.
    • Mengasihi Tuhan berarti juga selalu berusaha untuk menyenangkanNya.
    • Sering mengingat Tuhan dalam keadaan apapun dan ketika sedang melakukan apapun.
    Contoh sikap mengasihi Tuhan :
    • Mengingat Tuhan setiap saat seperti : saat mau mencontek atau melakukan tindakan tercela lainnya, ingat Tuhan, kita pun dicegah melakukan perbuatan tersebut.
    • Menghargai pemberian Tuhan kepada kita seperti : talenta, waktu, kesehatan, keluarga, dll
    • Melakukan apa yang membuat Tuhan senang seperti : menjadi pelajar yang rajin, berbakti kepada orang tua, bertanggung jawab, jujur, dll

    BalasHapus

Posting Komentar