SAYA PUNYA IMAN
Lukas 18:8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”
Firman Tuhan dalam Ibrani 11:1: "Iman (pi'stis) adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."
Tuhan tidak pernah meminta kita melakukan sesuatu yang mustahil. Bahkan faktanya, Dia selalu meminta kita melakukan sesuatu yang mudah. Hanya saja, yang mudah itu terkadang tidak masuk akal kita, dan menuntut iman kita sepenuhnya.
Saat Musa dan dua juta Bangsa Israel keluar dari Mesir, di depan mereka terbentang Laut Merah dan di belakang mereka ada para tentara Mesir. Secara logika, Musa hanya memiliki dua pilihan: berenang bersama-sama dua juta orang Israel menantang keganasan Laut Merah atau adu jotos dengan para tentara Mesir tanpa menggunakan senjata. Dua-duanya masuk akal, tetapi sulit untuk dilakukan, karena nyawa taruhannya.
Namun, di tengah situasi tersebut, Tuhan menawarkan pilihan ketiga, yaitu agar Musa mengangkat tongkat dan mengulurkan tangannya ke atas laut. Pilihan ketiga ini mudah untuk dilakukan, tetapi tidak masuk akal.
Terkadang saya bertanya-tanya, mengapa Tuhan senang memerintahkan sesuatu yang mudah, tetapi tidak masuk akal? Untuk berkelimpahan, Dia memerintahkan untuk menabur (2 Korintus 9:6). Untuk hidup berlimpah kasih karunia dan damai sejahtera, Dia memerintahkan untuk mengenal Dia (2 Petrus 1:2). Untuk masuk Sorga, Dia memerintahkan untuk mengaku dengan mulut dan percaya dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan (Roma 10:9-10). Untuk menyembuhkan orang sakit, Dia memerintahkan untuk meletakkan tangan kita atas orang sakit tersebut (Markus 16:17-18).
Yesus, dalam Lukas 18:8, menjawabnya, “Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” Ternyata, yang Tuhan inginkan adalah iman kita terhadap ucapan dan janji-Nya, bukan kerja keras atau perbuatan kita.
Terkadang, kita berpikir lebih mudah melakukan yang masuk akal bagi kita. Sementara faktanya, yang masuk akal menurut kita, jauh lebih sulit dilakukan daripada melakukan yang Tuhan perintahkan
Yakobus 2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Banyak orang tidak menyadari bahwa tindakan dan ucapan mereka adalah bentuk dari pernyataan iman. Ayat di atas mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. Dengan kata lain, jika kita ingin melihat iman seseorang, kita dapat melihat dari perbuatan-perbuatan orang tersebut, salah satunya melalui tindakan dan ucapan mereka.
Jika kita berbicara mengenai iman, tentu saja hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari tindakan. Yakobus 2:26 sudah menuliskannya untuk kita, bahwa iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Beberapa kali Yesus memuji iman orang-orang yang ditemui-Nya. Contohnya kisah pada Lukas 7:50. Setelah wanita berdosa itu meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi, Yesus kemudian mengucapkan, “Imanmu telah menyelamatkan engkau …” Penting bagi kita untuk mengerti bahwa iman seseorang dapat terlihat dari tindakan orang tersebut.
Perlu kita garis bawahi bahwa yang Yesus puji bukanlah PERBUATAN wanita itu, melainkan IMANnya.
Banyak orang, saat dalam masalah, bertanya, “Apa yang harus saya lakukan?” Pertanyaan itu menyiratkan sebuah fakta bahwa mereka mengira perbuatan merekalah yang terpenting, yang dapat mengubahkan situasi. Tidak demikian. Beberapa orang lain juga mengira jika mereka berbuat sesuatu yang rohani, seperti banyak berdoa, berbuat baik, memberi persembahan, dan lain sebagainya, barulah Tuhan akan mengabulkan doa dan permohonan mereka. Sungguh keliru!
Tentu saja tidak ada yang salah dengan berdoa, berbuat baik, atau memberi persembahan. Namun, bukan perbuatan-perbuatan itu yang menyelamatkan kita, melainkan apa yang mendorong kita melakukan perbuatan-perbuatan itu yang menyelamatkan kita.
Galatia 3:11 jelas mengatakan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena MELAKUKAN hukum Taurat, karena: “Orang yang benar akan HIDUP OLEH IMAN.” Perhatikan, Firman Tuhan katakan bukan karena perbuatan, melainkan oleh iman.
Mari kita gali lebih dalam supaya kita benar-benar mengerti.
Saya ambil contoh persepuluhan. Anggaplah ada dua orang Kristen yang beribadah di dua gereja berbeda.
Orang pertama mendengar hamba Tuhan berkhotbah di gerejanya, “Kalau kamu tidak memberi persepuluhan, kamu mencuri uang Tuhan, kamu menipu Tuhan. Akibatnya, Tuhan akan mengirimkan binatang pelahap untuk menggerogoti berkat di dalam hidup kamu.” Setelah mendengar khotbah di atas, karena merasa takut mencuri uang Tuhan, orang pertama kemudian memutuskan untuk memberi persepuluhan.
Orang kedua mendengar khotbah mengenai persepuluhan di gerejanya, “Tuhan sudah sediakan kelimpahan bagi setiap orang percaya. Ketika kita menabur, Tuhan berjanji melipatgandakan setiap benih kita menjadi 30, 60, dan 100 kali lipat. Jika kita percaya kepada janji-Nya mengenai kelimpahan, mulailah menabur.” Setelah mendengar khotbah itu, karena percaya kepada janji Tuhan, orang kedua kemudian memutuskan untuk memberi persepuluhan.
Sekarang perhatikan. Kedua orang di atas melakukan perbuatan yang persis sama, yaitu memberi persepuluhan. Pertanyaan saya, orang mana yang sedang melakukan tindakan iman? Jelas orang yang kedua. Sementara, orang pertama memberi persepuluhan berdasarkan ketakutan. Itu bukan iman.
Kita lihat, bukan “Apa yang harus kita lakukan?” yang terpenting, melainkan “Apa yang harus kita percayai?” yang jauh lebih penting.
Kita tidak perlu repot memikirkan yang harus dilakukan, karena pada dasarnya kita semua sudah tahu harus melakukan apa. Yang jadi masalah adalah apa yang mendorong kita melakukan hal tersebut. Pastikan perbuatan kita yang lakukan timbul karena kita percaya kepada janji Tuhan. Kalau hal tersebut didorong oleh iman, Yesus katakan, “Imanmu telah menyelamatkan engkau …” Di lain cerita, Yesus berkata, “Jadilah seperti yang engkau percaya.”
Supaya mudah mengenalinya, sebuah tindakan iman selalu diiringi oleh perkataan iman, sedangkan tindakan ketakutan selalu diiringi oleh perkataan penuh kekuatiran dan ketakutan.
Suatu hari ada seseorang perwira yang meminta kesembuhan kepada Yesus untuk hambanya yang sedang terbaring sakit (baca: Matius 8:5-13). Yesus menawarkan diri datang kepada hamba tersebut, tetapi sang perwira mengatakan, ” … katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”
Hal yang sama juga terjadi pada wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun (baca: Markus 5:25-34). Bersamaan dengan tindakannya mendekati dan menjamah jubah Yesus, wanita ini berkata dalam hatinya, ““Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”
Mari perhatikan bahwa, perkataan dan tindakan iman selalu berjalan bergandengan.
Jadi, apa itu tindakan iman? Tindakan yang kita lakukan karena kita percaya kepada janji Tuhan. Kita bisa mengecek hidup Kita dengan mudah. Apakah tindakan, perbuatan, atau keputusan yang kita lakukan didasarkan karena kita memegang janji Tuhan, atau karena ketakutan dan kekuatiran? Dengan kata lain, saya ingin menegaskan, untuk melakukan sebuah tindakan iman,
Kita perlu tahu kebenaran firman Tuhan, Kita perlu tahu janji Tuhan. Tindakan iman bukanlah tindakan yang dilakukan karena nekat, sok berani, atau tanpa pertimbangan, melainkan sebuah tindakan yang lahir akibat kita membaca, merenungkan firman Tuhan, lalu memutuskan untuk percaya kepada Yesus dan janji-Nya (baca: Roma 10:17 & Yosua 1:8).
“Jika kita dalam ketakutan, apakah yang harus kita lakukan?”
Kita tidak menemukan cara lain untuk mengobati penyakit bernama “takut” dan “kuatir” selain dengan percaya kepada janji Tuhan. Kita perlu membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari. Jika kitaa sering “menyiksa” pikiran kita dengan hal-hal negatif, seperti membaca berita negatif, menonton film dan membaca buku yang memperlihatkan nilai-nilai yang negatif, bergaul dengan orang yang negatif, tidak heran hati dan pikiran kita penuh dengan hal-hal negatif. Kita perlu segera mengganti “asupan makanan” ke hati dan pikiran Kita dengan kebenaran Firman Tuhan yang memerdekakan.
Kita dapat menggunakan banyak instrumen seperti membaca BERKAT TUHAN setiap hari, mendengar rekaman khotbah, menonton video khotbah, datang ke Ibadah, membaca Alkitab, atau minta dibimbing oleh para pemimpin di gereja, untuk membantu kita memahami kebenaran. Juga, tinggalkan pergaulan kita yang buruk yang tidak mendukung pertumbuhan iman kita. Jika kita masih tidak mengerti, jangan berhenti, bertanyalah, cari jawabannya, sampai kita benar-benar memahami dan hati kita mempercayainya. Jangan kasih ruang kepada iblis untuk menipu hidup kita.
Kesimpulannya adalah: Tindakan kita adalah bukti kita menyetujui sesuatu dan bukti dari sesuatu yang kita percayai. Seperti contoh di atas mengenai persembahan. Jika tindakan kita adalah takut memberi karena takut kekurangan, berarti kita sedang mempercayai situasi dan kondisi lebih dari janji Tuhan. Atau dengan kata lain, kita setuju bahwa situasi dan kondisi tersebut adalah bagian kita. Sebaliknya, ketika kita memberi, itu adalah bentuk kita lebih mempercayai janji Tuhan dibandingkan situasi dan kondisi yang kita alami. Itulah tindakan iman. Tindakan iman membuat kita melihat jauh ke depan kepada janji Tuhan, kepada apa yang kita harapkan, melampaui situasi dan kondisi yang sedang kita alami.
Selamat Hari Minggu, salam dan doa kami, Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Untuk berkelimpahan, Dia memerintahkan untuk menabur (2 Korintus 9:6)
BalasHapusSelamat Hari Minggu
HapusUntuk hidup berlimpah kasih karunia dan damai sejahtera, Dia memerintahkan untuk mengenal Dia (2 Petrus 1:2).
BalasHapusTuhan Yesus memberkati
HapusUntuk masuk Sorga, Dia memerintahkan untuk mengaku dengan mulut dan percaya dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan (Roma 10:9-10)
BalasHapusSalam dan doa kami
HapusUntuk menyembuhkan orang sakit, Dia memerintahkan untuk meletakkan tangan kita atas orang sakit tersebut (Markus 16:17-18)
BalasHapusHappy Sunday
HapusTuhan inginkan adalah iman kita terhadap ucapan dan janji-Nya, bukan kerja keras atau perbuatan kita.
BalasHapusSelamat Hari Minggu
HapusHappy Sunday
BalasHapusAmin
BalasHapusSaya Punya IMAN
Lukas 18:8, menjawabnya, “Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka.
BalasHapusGbu Hizkia
Hapusyang Tuhan inginkan adalah iman kita terhadap ucapan dan janji-Nya, bukan kerja keras atau perbuatan kita.
BalasHapusGbu always Dea
HapusLukas 18:8, menjawabnya, “Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka
BalasHapusGod bless Ervan
HapusTuhan tidak pernah meminta kita melakukan sesuatu yang mustahil
BalasHapusTYM Miracle
HapusPuji Tuhan, biarlah selalu Tuhan yg kuatkan iman kita🙏🙏
BalasHapusAmen...Terimakasih Pak untuk Renungannya sangat memberkati
BalasHapusAmin
BalasHapusJangan kasih ruang kepada iblis untuk menipu hidup kita.
BalasHapusCalysta di sayang Tuhan
HapusJika tindakan kita adalah takut memberi karena takut kekurangan, berarti kita sedang mempercayai situasi dan kondisi lebih dari janji Tuhan
BalasHapusKeysha di berkati Tuhan
HapusKita perlu tahu kebenaran firman Tuhan, Kita perlu tahu janji Tuhan.
BalasHapusGbu Ganesha
HapusTerkadang, kita berpikir lebih mudah melakukan yang masuk akal bagi kita. Sementara faktanya, yang masuk akal menurut kita, jauh lebih sulit dilakukan daripada melakukan yang Tuhan perintahkan
BalasHapusGbu iren
HapusAmin🙏
BalasHapusTuhan menginginkan yang adalah iman kita terhadap ucapan dan janji-Nya. Salah satunya melalui tindakan dan ucapan, bukan kerja keras atau perbuatan kita.
BalasHapusYakobus 2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
BalasHapusSaat Musa dan dua juta Bangsa Israel keluar dari Mesir, di depan mereka terbentang Laut Merah dan di belakang mereka ada para tentara Mesir.
BalasHapusAmen, lakukan lah segala sesuatu dengan iman
BalasHapusAmin...
BalasHapusAmin...Happy Sunday🙏
BalasHapusAmen ,selamat hari Minggu biarlah bulan September ini bulan berkat untuk kita semua .
BalasHapusBanyak orang tidak menyadari bahwa tindakan dan ucapan mereka adalah bentuk dari pernyataan iman
BalasHapusSelamat Hari Minggu
BalasHapusPerlu kita garis bawahi bahwa yang Yesus puji bukanlah PERBUATAN wanita itu, melainkan IMANnya.
BalasHapusGbu 🙏
HapusAmen, menggunakan Iman kita untuk kemuliaan nama Tuhan
BalasHapusGood Job Abang Salem
HapusJika tindakan kita adalah takut memberi karena takut kekurangan, berarti kita sedang mempercayai situasi dan kondisi lebih dari janji Tuhan.
BalasHapusGbu Juan
Hapusiman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
BalasHapusTindakan iman membuat kita melihat jauh ke depan kepada janji Tuhan, kepada apa yang kita harapkan, melampaui situasi dan kondisi yang sedang kita alami.
BalasHapusLukas 18:8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”
BalasHapusdemikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
BalasHapusYakobus 2:26 sudah menuliskannya untuk kita, bahwa iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
BalasHapusIbrani 11:1: "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."
BalasHapusGbu Anta
HapusSekarang perhatikan. Kedua orang di atas melakukan perbuatan yang persis sama, yaitu memberi persepuluhan. Pertanyaan saya, orang mana yang sedang melakukan tindakan iman? Jelas orang yang kedua. Sementara, orang pertama memberi persepuluhan berdasarkan ketakutan. Itu bukan iman.
BalasHapusTerima kasih, Tuhan Yesus memberkati kita semua
BalasHapusGood Job Haleluya
BalasHapusAmien
BalasHapus