KELUARGA KUAT MELAHIRKAN PRIBADI KUAT BAB 4 | PAK DAN BUDI PEKERTI - KELAS 11

KELUARGA KUAT MELAHIRKAN PRIBADI KUAT 

Keluarga yang kuat adalah keluarga yang dibangun dan bertumpu seutuhnya diatas Kristus, sehingga setiap persoalan yang datang dapat diselesaikan seturut dengan kehendak Tuhan dan firmanNya. 

Keluarga yang kuat akan memberikan dampak positif bagi anak dalam proses pertumbuhannya, sehingga anak akan memiliki karakter yang kokoh berakar dalam Kristus.

Keluarga yang Kuat 

Di dalam Alkitab telah difirmankan apa landasan yang kuat di mana sebuah keluarga harus berdiri. Seperti perumpamaan Tuhan Yesus dalam Matius 7:24-27 tentang orang yang bijaksana dan orang yang bodoh. Membangun rumah diartikan sebagai membangun kehidupan, termasuk kehidupan keluarga. Setiap orang percaya yang mengalami lahir baru maka ia mulai membangun kehidupan yang baru. 

Supaya kehidupan ini kuat maka harus dibangun di atas dasar yang kokoh. Tuhan Yesus menyebut dasar ini adalah batu karang. Yang diwakili oleh batu karang adalah Kristus sendiri. Jika kehidupan keluarga dibangun di atas Kristus, maka keluarga akan memiliki kehidupan yang kokoh, dan akan aman serta selamat, meski harus mengalami berbagai tekanan sulit. 

Membangun di atas Kristus artinya, seluruh kehidupan keluarga bergantung sepenuhnya kepada Kristus. Seluruh bangunan kehidupan keluarga bertumpu sepenuhnya kepada Kristus sebagai landasan hidup keluarga. Kristus akan sepenuhnya menopang kehidupan keluarga Kristen dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan dan memampukan keluarga melewati ujian sehingga tetap kokoh dan kuat berdiri, serta memperoleh keselamatan kekal. 

Kehidupan keluarga setiap hari juga harus bergerak ke arah Kristus. Jika keluarga telah membangun hubungan yang kokoh dengan Tuhan, ‘rumah’ bukan sekedar berdiri di atas batu, tetapi tertanam di batu itu. Tuhan menginginkan keluarga memiliki hubungan yang kuat terikat dengan Kristus. Tuhan ingin keluarga bertambah teguh di dalam iman kepada Kristus dan hati berlimpah dengan ucapan syukur. 

Keluarga Kristen harus menjadi kelompok Kristen yang memandang jauh ke depan, bahwa hidup bukan hanya untuk sesaat di dunia ini  saja, tetapi sampai kepada kehidupan kekal. Menjadi orang Kristen tidak cukup hanya mendengarkan firman-Nya saja tetapi harus menjadikan firman itu hidup dalam diri dengan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Contohnya, di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu, keluarga Kristen perlu terus bertumbuh di dalam kejujuran, tidak korupsi, tidak mencuri, terus berpegang pada nilai kejujuran, hidup apa adanya sesuai ajaran Kristiani. Di tengah maraknya arus teknologi dan informasi, keluarga Kristen tetap berpegang pada ajaran Kristiani, tidak menggunakan media untuk menyampaikan informasi bohong, menipu, menjatuhkan orang lain. Kesemuanya mempunyai nilai kekekalan. 

Berbeda dengan orang yang bijaksana, orang yang bodoh mendirikan rumah di atas pasir melambangkan orang yang membangun kehidupannya dengan tujuan jangka pendek dan di atas ‘dunia’, misalnya harta, kekuasaan, dan kehormatan. Semua hal dunia ini sifatnya tidak tetap, seperti pasir, yang mudah bergeser. 

Jika persoalan datang, hasilnya adalah kehancuran. Jika keluarga mengandalkan ‘dunia’ ini sebagai landasan kehidupan, maka yang akan didapat adalah kehidupan yang lemah, mudah terseret arus yang jahat, dan pada akhirnya hidup menjadi hancur. Kehidupan keluarga yang hancur hanya akan mendatangan penyesalan. 

Perbedaan kedua rumah itu terletak pada dasarnya. Dilihat dari luar mungkin tampak sama baik dan indah namun berbeda dalam hal dasar, yakni kekuatan dan kualitasnya. Ini hanya bisa dilihat jika kita menyelidiki dengan membongkar lantainya, atau setelah rumah itu roboh. 

Keluarga Kristen sering menghadapi berbagai masalah yang berat, yang datang dari luar. Masalah keluarga, ekonomi, tekanan-tekanan dari masyarakat non Kristen, godaan iblis, dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan kehancuran. Masalah kadang-kadang datang secara tiba-tiba, bahkan di luar kemampuan. Keluarga Kristen harus selalu siap menghadapi berbagai masalah yang datang. 

Realita yang terjadi dalam kehidupan orang Kristen adalah sangat sulit untuk mempraktikkan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Namun jika keluarga Kristen benar-benar mengandalkan Kristus sebagai landasan hidup dan setiap hari mau berusaha keras membangun hubungan yang dalam dengan Kristus, serta menjadikan kasih sebagai pengikat, maka Kristus akan menolong umat-Nya untuk dapat melakukan kehendak-Nya. Niscaya keluarga Kristen akan mampu menahan badai kehidupan yang menerpa dan menerima upah yang indah karena berhasil melewati ujian. 

Kepribadian yang Kuat. 

Keluarga Kristen memiliki peluang yang besar untuk membangun karakter yang kuat dalam diri anak dalam keluarga. Tentunya dalam hal ini hanya keluarga yang harmonis, yang di dalamnya terdapat sejuta cinta, kasih sayang, serta integritaslah yang kemudian mampu membuat model pendidikan yang terbaik untuk anak. 

Maka dari itu, keluarga Kristen harus mampu menjadi model pendidikan terbaik bagi anak. Keluarga sebagai model pendidikan harus menjalin komunikasi yang lebih efektif dengan anggota keluarga. 

Komunikasi merupakan sarana pengungkapan dan penyampaian sesuatu dalam membangun relasi antara anggota keluarga. Komunikasi yang sehat sangat menentukan dalam mempengaruhi dan memberikan dukungan serta motivasi bagi anggota keluarga dalam perkembangan kehidupannya. 

Kemampuan mengomunikasikan ide dan perasaan berguna untuk memahami satu dengan yang lain secara tepat, sehingga orang lain dapat memperhatikan dan mengasihi, serta dapat belajar menyelesaikan masalah dan konflik sehingga dapat saling mendekatkan, mendorong pertumbuhan dan perkembangan hubungan antar anggota keluarga. 

Apabila keluarga memiliki fondasi yang kuat dan kokoh dalam kelangsungan hidupnya, maka hal tersebut juga akan memberikan dampak bagi anggota keluarganya, termasuk anak dan remaja. Anak dan remaja akan tumbuh dalam terang kasih dan firman Tuhan yang menuntunnya dalam mengarungi masa depan yang cerah dan sesuai dengan nilai-nilai kristiani. 

Untuk menjadi pribadi Kristen yang kuat, setiap anggota keluarga termasuk anak-anak perlu selalu membiasakan hidup dalam pola hidup kristiani setiap hari. Pembiasaan hidup adalah hal yang paling penting sekaligus merupakan suatu kebutuhan. 

Dalam hal ini kita perlu membiasakan berelasi secara sengaja dengan Tuhan sehingga pengembangan kehidupan dengan Tuhan menjadi suatu kebutuhan, sebagaimana setiap hari kita membutuhkan makan dan minum untuk kebutuhan jasmani. Kebutuhan rohani juga perlu dijadikan kebiasaan setiap hari. 

Karakter Bangsa yang Mendukung Karakter Kristen. 

Pribadi Kristen yang kuat harus juga harus mempunyai aspek-aspek karakter bangsa. Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan karakter bangsa adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada anak dan remaja yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang berakhlak mulia. 

Bagi orang Kristen, memiliki karakter bangsa memang sangat penting dan hal itu dapat mendukung karakter Kristen yang dibangun dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tuhan Yesus meringkaskan karakter Kristen itu adalah melakukan hukum kasih, yaitu mengasihi Tuhan Allah, mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri.

 

Pertanyaan: 

1. Jelaskan pengertian Pembangunan yang bijaksana menurut Matius 7:24-27! 

2. Jelaskan pengertian Pembangunan yang bodoh menurut Matius 7:24-27! 

3. Jelaskan sejauh mana kehidupan keluarga menjadikan Kristus sebagai dasar atau fondasi keluarga, serta sikap apa yang harus dilakukan untuk mendukung dan mendorong keluarganya agar tetap bertumpu kepada Kristus!

Komentar

  1. 1.Firman Tuhan ini membuka pikiran kita, bahwa yang disebut orang yang bijkasana adalah mereka yang membangun hidupnya dan setia serta terus-menerus melakukan firman Tuhan.
    2. Orang yang bijaksana mendengarkan dan melakukan Perkataan-Nya dengan diumpamakan bahwa ia mirip orang yang mendirikan di atas batu (batu sebagai pondasi). Sementara Orang bodoh mendirikan rumahnya di atas pasir (pasir sebagai pondasi), yang bilamana banjir, rumah tersebut hancur.
    3. - Membangun kepedulian
    -Membangun komunikasi yang baik
    - Belajar memanajemen emosi
    -Saling memahami
    -Empati dan toleransi
    -Menyayangi dan mencintai setiap anggota keluarga.

    BalasHapus
  2. 1. Pembangunan yang bijaksana adalah bangunan yang dibangun diatas batu . Ia kokoh, akan aman serta selamat, meski harus mengalami berbagai tekanan sulit.
    2. Pembangunan yang bodoh adalah bangunan yang dibangun diatas pasir , yang jika datang hujan, lalu banjir dan angin sehingga bangunan itu hancur.
    3. -membangun hubungan yang dalam dengan Kristus, serta menjadikan kasih sebagai pengikat.
    -menjalin komunikasi yang lebih efektif dengan anggota keluarga.

    BalasHapus
  3. 1. Pembangunan yang bijaksana adalah bangunan yang dibangun diatas batu . Ia kokoh, akan aman serta selamat, meski harus mengalami berbagai tekanan sulit.
    2. Pembangunan yang bodoh adalah bangunan yang dibangun diatas pasir , yang jika datang hujan, lalu banjir dan angin sehingga bangunan itu hancur.
    3. - Membangun kepedulian
    -Membangun komunikasi yang baik
    - Belajar memanajemen emosi
    -Saling memahami
    -Empati dan toleransi
    -Menyayangi dan mencintai setiap anggota keluarga.

    (Excelkudadiri)
    Kls: XI

    BalasHapus
  4. 1. Pembangunan yang bijaksana membangun hubungan yang kokoh dengan Tuhan, ‘rumah’ bukan sekedar berdiri di atas batu, tetapi tertanam di batu itu.
    2. Pembangunan yang bodoh mendirikan rumah di atas pasir melambangkan orang yang membangun kehidupannya dengan tujuan jangka pendek dan di atas ‘dunia’, misalnya harta, kekuasaan, dan kehormatan.
    3. - didalam suatu keluarga harus terdapat kasih yang begitu besar
    - harus menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga
    - Berelasi dengan Tuhan

    BalasHapus

Posting Komentar