Baca dan Renungkan:
1. Lukas 15:7
Allah dan para malaikat di sorga memiliki kasih, belas kasihan, dan rasa sedih yang begitu besar terhadap mereka yang jatuh ke dalam dosa dan mati secara rohani, sehingga pada waktu seorang berdosa dan bertobat, maka mereka dengan terang-terangan bersukacita.
Dalam rangka sebuah perjalanan, Markus 10:1 mencatat, Yesus naik ke Yerusalem. Ucapan Yesus dalam bagian kitab ini mengandung sindiran terhadap kaum Farisi, yang menganggap dirinya suci dan benar. Maksudnya ialah menunjuk kesalahan sikap orang Farisi yang hanya menghina dan menghukum orang-orang yang dianggap berdosa. Akan tetapi yang terpenting: Yesus hendak mendorong orang berdosa untuk memiliki pengharapan pada Allah, supaya mereka bertobat.
2. Mazmur 51
Doa Memohon Belas Kasihan. Kasihanilah aku, ya Allah. Pemazmur tidak menyatakan dirinya tidak bersalah, dia juga tidak mengalihkan kesalahan kepada siapa pun. Oleh karena mengerti dirinya tidak pantas mendapat pengampunan, pertama dia memohon dikasihani berdasarkan kasih setia Allah. Sejalan dengan belas kasihan tersebut, dia meminta agar pelanggarannya dihapuskan dan kesalahannya dibersihkan.
Ada tujuh mazmur pengakuan dosa dalam Kitab Mazmur (Mazmur 6, 32, 38, 51, 102, 130, 143). Mazmur 51 ini merupakan mazmur pengakuan dosa yang paling indah. Ini adalah pengakuan dosa Daud setelah nabi Natan menegur dia karena perzinaannya dengan Batsyeba. Daud meminta belas kasihan Tuhan karena ia tahu bahwa ia telah berdosa. Ia sadar bahwa hanya Allah yang dapat menghapus dosanya. Ia tahu bahwa Allah yang dia sembah adalah Allah yang penuh rahmat (ayat 3). Walau Daud juga bersalah kepada Uria, suami Batsyeba, tetapi ia mengerti bahwa yang terutama adalah ia berdosa kepada Allah.
Keberdosaannya membuat ia sadar bahwa ia memang mempunyai natur yang berdosa (ayat 7). Sebab itu ia rela menerima hukuman dari Allah yang adalah adil. Daud kemudian memohon supaya Allah membasuh dia. Daud juga meminta supaya hatinya ditahirkan dan batinnya diperbarui. Ini sejalan dengan nubuat para nabi mengenai karya keselamatan yang akan Allah kerjakan. Perkataan Daud agar Allah tidak mengambil Roh-Nya yang kudus dari dirinya merupakan permohonan supaya Allah jangan menolak dia menjadi raja seperti yang telah Allah lakukan pada Saul. Untuk itu, Daud berjanji akan mengajarkan jalan Tuhan kepada orang-orang lain untuk membawa mereka ke dalam pertobatan setelah Allah memulihkannya. Ia kemudian memohon supaya Allah melepaskan dia dari hutang darah tersebut. Daud sadar bahwa bukan darah kambing dan domba yang menghapuskan dosanya, tetapi hanya Allah yang dapat menghapuskan dosa jika ia datang kepada Allah dengan hati yang hancur.
Pertobatan Daud dari dosa yang begitu mengerikan dan pengampunan Allah yang begitu ajaib menunjukkan bahwa tidak ada dosa apapun yang dapat memisahkan manusia dari kasih Allah jika ia sungguh-sungguh bertobat. Oleh karena itu, jangan ragu untuk meminta ampun kepada Tuhan atas semua dosa kita, bagaimanapun najisnya.
3. 1 Yohanes 1:9
Dunia dalam bagian Alkitab ini kadang-kadang berarti alam semesta atau seluruh bumi, tetapi umumnya manusia yang bercita-cita serba jasmani dan duniawi mengabaikan nilai-nilai abadi dan menolak Injil. Yesus Kristus adalah Terang yang sesungguhnya. Memang ada terang palsu, yang seolah-olah menerangi kita, tetapi akhirnya mengabaikan kita di dalam kegelapan. Sebenarnya nabi-nabi Israel menyebutkan Taurat Musa sebagai Terang Dunia, maka orang Yahudi yang membaca nas ini ditantang memilih, apakah Yesus atau Taurat Musa sebagai Terang Dunia. Yang lama dan yang baru, yaitu Taurat dan Tuhan Yesus, dikontraskan dalam ayat ini.
Dalam bagian ini, Yohanes membahas penjelmaan Tuhan Yesus dan juga Yohanes menguraikan hal menerangi setiap orang. Ada dua kemungkinan untuk tafsiran ungkapan menerangi setiap orang. Kalau ungkapan setiap orang diartikan secara harfiah, maka nas ini menunjuk pada apa yang diajarkan di dalam Mazmur 19:1-6 “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan.”
Kemungkinan yang kedua adalah bahwa Terang yang sesungguhnya, yaitu Yesus Kristus, sudah ada di bumi, dan manusia dibagi dua oleh karena Dia telah datang. Manusia terpaksa harus bersikap pro atau kontra. Dunia ini sudah didatangi oleh Terang, dan Terang itu menyatakan sikap hati setiap orang. Ada yang menerima Dia, dan ada yang menolak Dia. Ada yang datang kepada Terang itu, dan ada yang membenci Dia. Nampaknya tafsiran ini lebih sesuai dengan pola pikir yang ada dalam Injil Yohanes, misalnya dalam pasal 3:19-21; 7:12-13, 30-31, 42-44; dan 9:39-41.
Dosa adalah perbuatan manusia yang memberontak terhadap Allah. Akibat dari pemberontakan itu menyebabkan hubungan antara manusia dengan Allah menjadi rusak dan manusia mengalami kematian rohani. Untuk itu, manusia membutuhkan keselamatan dan pemulihan hubungan dengan Allah. Supaya diselamatkan, manusia perlu mengakui dosa-dosanya dan bertobat. Pertobatan yang sungguh-sungguh akan menghasilkan pengampunan, pemulihan, dan keselamatan.
Menurut Alkitab, “bertobat” berarti berbalik secara total dari perbuatan lama yang melawan kehendak Allah ke hidup baru, yaitu menurut kehendak Allah. Jadi, bertobat artinya mengubah sikap dan gaya hidup yang tadinya tidak hidup dalam iman kepada Yesus menjadi hidup dalam iman kepada Yesus. Hidup dalam iman artinya mewujudkan semua ajaran Yesus dalam perbuatan.
Manusia Berdosa
Perjanjian Baru memakai beberapa kata Yunani untuk melukiskan berbagai aspek dosa.
Beberapa di bawah ini adalah yang paling penting.
a) Hamartia berarti pelanggaran, perbuatan salah, atau berdosa kepada Allah (Yohanes 9:41).
b) Adikia artinya kejahatan, kelaliman atau ketidakadilan (Roma 1:18; 1Yohanes 5:17).
Kata ini dapat dilukiskan sebagai kekurangan kasih karena semua pelanggaran bersumber dari kegagalan untuk mengasihi (Matius 22:37-40; Lukas 10:27-37).
Adikia juga merupakan suatu kuasa pribadi yang dapat memperbudak dan menipu (Roma 5:12; Ibrani 3:13).
c) Anomia artinya kedurhakaan, pelanggaran hukum, dan menentang hukum Allah (Roma 6:19; 1Yohanes 3:4).
d) Apistia artinya "ketidakpercayaan” atau ketidaksetiaan (Roma 3:3; Ibrani 3:12).
Dari berbagai pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa dosa adalah pemberontakan manusia melawan kehendak Allah. Manusia ingin menjadi sama dengan Allah. Salah satu aspek yang menonjol dari dosa adalah sifat mementingkan diri sendiri. Ada beberapa hal yang mengikuti tindakan dosa seperti di bawah ini.
1. Dosa juga menyebabkan kerusakan moral di dalam manusia yang menentang semua kehendak baik manusia.
2. Dosa menyebabkan manusia menginginkan hal-hal dan kesenangan untuk diri sendiri tanpa menghiraukan kesejahteraan orang lain atau perintah Allah. Sikap ini mengakibatkan kekejaman kepada orang lain dan pemberontakan terhadap Allah dan hukum-Nya.
3. Dosa membuat manusia menolak untuk tunduk kepada Allah dan Firman-Nya (Roma 1:18-25 dan Roma 8:7). Dosa adalah perseteruan dengan Allah (Roma 5:10; 8:7; Kolose1:21) dan ketidaktaatan kepada-Nya (Roma 11:32; Efesus 2:2; 5:6).
4. Dosa menyebabkan kita senang melakukan ketidakadilan dan juga menyenangi tindakan jahat kepada orang lain (Roma 1:21-32; bd. Kejadian 6:5).
5. Dosa juga merupakan kuasa yang memperbudak dan merusak (Roma 3:9; 6:12 dst;
Roma 7:14; Galatia 3:22). Dosa berakar dalam keinginan manusia (Yakobus 1:14 dan Yakobus 4:1-2).
Dosa memasuki umat manusia melalui Adam (Roma 5:12), memengaruhi semua orang (Roma 5:12), mengakibatkan hukuman ilahi (Roma 1:18), mendatangkan kematian jasmaniah dan rohaniah (ayat Roma 6:23; Kejadian 2:17), dan hanya dapat dilenyapkan sebagai suatu kekuatan oleh iman kepada Kristus dan karya penebusan-Nya (Roma 5:8-11; Galatia 3:13; Efesus 4:20-24; 1Yohanes 1:9).
Akibat Dosa
Hubungan manusia dengan Allah yang pada mulanya baik menjadi terputus, manusia membutuhkan perantara untuk bertemu dengan Allah, hidup manusia menjadi tercemar.
Ada beberapa akibat dosa yang dapat dikemukakan di sini:
a. Dosa mengakibatkan pertentangan dengan Allah. Setelah Adam dan Hawa berdosa, mereka tidak dapat bertemu dengan Allah. Ketika mereka mendengar suara-Nya, mereka ketakutan dan bersembunyi.
b. Dosa mengakibatkan konflik dalam diri seseorang. Seperti racun yang mematikan, dosa meracuni seluruh sistem dalam tubuh kita. Hati kita menjadi ternoda oleh dosa, sifat alami menjadi rusak. Kita tidak dapat melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Kita terbebani dengan perasaan bersalah dan damai sejahtera hilang dari hidup manusia.
c. Dosa mengakibatkan konflik. Ketika dosa berkuasa dalam hidup kita, hubungan kita dengan sesama, dengan alam dan ciptaan lainnya menjadi rusak. Konflik terjadi di rumah tangga, masyarakat dan di antara bangsa-bangsa.
Akibat dari konflik ini dapat dilihat pada kebrutalan yang terjadi dalam sebuah negeri, yaitu protes dan perang. Konflik antara manusia dengan alam, yaitu manusia mengeksploitasi alam dan merusaknya.
Akibatnya, hidup manusia jadi terancam oleh alam yang telah rusak. Misalnya, penggundulan hutan sebagai humus penahan air hujan, akibatnya terjadi banjir yang merugikan manusia dan jika terjadi dalam skala besar, banjir dapat merenggut jiwa manusia.
d. Dosa menyebabkan manusia menghadapi kematian secara rohani. Banyak orang berpikir bahwa kematian merupakan akhir dari segalanya dan kesalahan yang dilakukan akan terlupakan. Namun faktanya tidaklah demikian, Firman Allah berkata, “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya sekali saja dan sesudah itu dihakimi” (Ibr.9:27).
Hari penghakiman akan datang. Jalan Keluarnya, hanya Allah yang dapat menolong manusia keluar dari dosanya. Oleh karena manusia memberontak melawan Allah, maka hanya Allahlah yang dapat memadamkan pemberontakan itu melalui pengampunan dan keselamatan dalam diri Yesus Kristus.
Tidak ada jalan lain selain Allah menolong orang yang jatuh dalam dosa. “Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan Allah. Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita; ketika kita masih berdosa” (Roma 5:6 dan 8). Inilah bentuk pertolongan yang ditawarkan Allah bagi manusia.
Pertobatan
Dalam Alkitab, kata “bertobat” berarti “berubah pikiran.” Alkitab juga memberi tahu kita bahwa pertobatan yang sejati akan menghasilkan perubahan tindakan (Lukas 3:8-14, Kisah Para Rasul 3:19). Kisah Para Rasul 26:20 menyatakan, “Tetapi mula-mula aku memberitakan bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.”
Definisi pertobatan yang sepenuhnya menurut Alkitab adalah perubahan pikiran yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Kalau demikian, apa hubungan antara pertobatan dan keselamatan?
Kitab Kisah Para Rasul nampaknya secara khusus memusatkan perhatian pada pertobatan dalam hubungannya dengan keselamatan (Kisah Para Rasul 2:38, 3:19; 11:18; 17:30; 20:21; 26:20).
Bertobat, dalam kaitannya dengan keselamatan, adalah mengubah pikiran Anda dalam hubungannya dengan Yesus Kristus. Dalam khotbah Petrus pada hari Pentakosta (Kis. 2) dia mengakhirinya dengan panggilan agar orang-orang bertobat (Kisah Para Rasul 2:38).
Bertobat dari apa? Petrus memanggil orang-orang yang menolak Yesus Kristus (Kisah Para Rasul 2:36) untuk mengubah pikiran mereka mengenai Dia, untuk mengakui bahwa Dia sungguh-sungguh adalah “Tuhan dan Kristus” (Kisah Para Rasul 2:36). Petrus memanggil orang-orang untuk mengubah pikiran mereka dari menolak Kristus sebagai Mesias menjadi beriman kepada-Nya sebagai Mesias dan Juruselamat.
Adalah penting untuk memahami bahwa pertobatan bukanlah hasil karya kita demi mendapatkan keselamatan. Tidak ada seorang pun dapat bertobat dan datang kepada Allah kecuali kalau Allah menarik orang tersebut kepada-Nya (Yohanes 6:44) Kisah Para Rasul 5:31 dan 11:18 mengindikasikan bahwa pertobatan adalah pemberian Allah yang dimungkinkan semata-mata karena anugerah-Nya.
Tidak ada seorang pun yang dapat bertobat kecuali kalau Allah menganugerahkan pertobatan. Segala yang bersangkutan dengan keselamatan, termasuk pertobatan dan iman adalah hasil dari Allah yang menarik kita, membuka mata kita, dan mengubah hati kita. Panjang sabar Allah menuntun kita kepada pertobatan (2 Petrus 3:9), demikian pula kebaikan-Nya (Roma 2:4).
Injil Matius memberitahukan kepada kita mengenai dua (2) orang yang menunjukkan penyesalan atas dosa-dosa yang mereka lakukan. Pertama adalah Petrus yang telah menyangkal Yesus. Alkitab pun mencatat, setelah melakukan hal tidak terpuji itu, “Ia pergi keluar dan menangis dengan sedihnya” (Matius 26:75). Beberapa hari kemudian Yesus memulihkan Petrus dalam posisinya sebagai murid, dan memerintahkan dia untuk menggembalakan domba-domba-Nya (Yohanes 21:15:17).
Orang kedua ialah Yudas yang mengkhianati Yesus hanya untuk memperoleh 30 keping uang perak. Ketika dia melihat gurunya dijatuhi hukuman, Yudas “mempertobatkan dirinya sendiri” dan berkata, “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah” (Matius 27:3). Perasaan berdosa ini ditindaklanjuti dengan melemparkan uang perak yang didapatkannya itu ke dalam Bait Suci lalu Yudas pergi menggantung dirinya.
Melihat rasa berdosa dan tindakan pertobatan kedua orang tersebut di atas, terdapat perbedaan yang sangat besar. Rasa berdosa Petrus membuat dia mengambil suatu tindakan pertobatan yang membawa kepada pengampunan dan pemulihan.
Akan tetapi tidaklah demikian dengan Yudas. Meskipun Yudas menyadari bahwa dia telah melakukan hal yang salah, tetapi tidak terdapat bukti bahwa dia mengakui dosa-dosanya kepada Tuhan Yesus dan memohon pengampunan kepada-Nya. Tindakan pertobatan Yudas tidaklah sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus. Yudas “dikuasai oleh penyesalan” yang sangat mendalam sehingga ia “mempertobatkan diri sendiri” dengan jalan bunuh diri.
Rasa bersalah ataupun berdosa belumlah cukup untuk menerima pengampunan tanpa disertai dengan tindakan pertobatan yang benar. Seruan untuk bertobat disampaikan bukan saja oleh Yohanes Pembaptis dan para rasul yang lainnya, tetapi juga oleh Tuhan Yesus sendiri. Pesan utama di dalam Khotbah di Bukit adalah bahwa untuk dapat memasuki Kerajaan Sorga, orang harus bertobat dari dosa mereka, mengubah cara berpikir mereka seutuhnya dan berupaya mengikuti perintah Yesus.
Pertanyaan:
1. Menurut kamu dosa adalah, berikan contohnya!
2. Menurut kamu bertobat adalah, berikan contohnya!
1. Pemberontakan manusia melawan kehendak Allah, yang membuat hubungan manusia dengan Allah menjadi rusak.
BalasHapuscontoh: mencuri uang yang bukan milik kita, melawan terhadap orang yang lebih tua, dll.
2. Merubah pola pikir kita menjadi yang lebih baik, dan mendekatkan diri kita terhadap Allah.
contoh: meninggalkan hidup yang lama menjadi yang baru, selalu beribadah, mengampuni orang yang bersalah.
Joice Anggun Letisya Sitorus
1. perbuatan manusia yang memberontak terhadap Allah.
BalasHapusContohnya mencuri,berkata bohong
2. menurut Alkitab adalah perubahan pikiran yang menghasilkan perubahan tingkah laku.
Contohnya apabila kita mencuri meminta permohonan maaf dan tobat ke pada Tuhan dan tidak diulaginya lagi
Edward samoel w
1.dosa adalah perbuatan manusia yang memberontak terhadap Allah
BalasHapuscontoh dosa:hanya memikirkan diri sendiri dan tidk peduli dengn orng lain,mencuri sesuatu yg bukan milik kita , berbohong kepada orangtua
2.bertobat adalah meninggalkan
cara hidup lama.(tingkah laku)
contoh bertobat; mengubah cara berpikir kita seutuhnya dan berupaya mengikuti perintah Yesus, mengakui dosa terhadap tuhan, meninggalkan cara hidup lama menjadi baru, menyadari /mengakui perbuatan dosa yg kita lakukan kepada Tuhan dan meminta pengampunan nya
1. Menurut kamu dosa adalah, berikan contohnya!
BalasHapusDosa adalah perseteruan dengan Allah dan ketidaktaatan kepada-Nya
Dosa merupakan kuasa yang memperbudak dan merusak
contoh:
- mengingkari janji
- mencuri
- membentak orang tua
2. Menurut kamu bertobat adalah, berikan contohnya!
Mengubah pikiran Anda dalam hubungannya dengan Yesus Kristus.
contoh:
- Menepati janji
- tidak akan mengulanginya lagi
- Menolong orang tua
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1.berdosa belumlah cukup untuk menerima pengampunan tanpa disertai dengan tindakan 2. Pesan utama di dalam Khotbah di Bukti adalah bahwa untuk dapat memasuki Kerajaan Sorga tobatan yang benar.
BalasHapus