1. Kejadian 2:15
Allah adalah pencipta segala sesuatu. Sejak awal Kitab
Kejadian, fokus dari sorotan pernyataan terarah kepada yang Mahakuasa. Dia
adalah yang Awal, Sang Penyebab, dan Sumber dari segala yang ada. Dia
menjadikan segala sesuatu untuk memenuhi rencanaNya bagi segala zaman. Semua
yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana ini diciptakan oleh-Nya dengan ajaib.
2. Mazmur 104:24-30
Kapan pun kita memandangi lautan, kita terpesona akan
keluasan, keindahan, serta kekuatan yang terkandung di dalamnya. Kapal-kapal
besar bermuatan minyak, makanan, atau barang-barang dagangan berlayar melintasi
permukaannya yang begitu luas. Kapal ikan yang berlayar di dekat pantai atau
ratusan kilometer di tengah laut memanen hasil laut yang kaya: udang dan
kepiting, ikan tuna, dan lain sebagainya. Di bawah riak permukaan lautan itu
terkandung berbagai jenis kekayaan alam yang tak ternilai, yang beberapa di
antaranya masih belum dapat ditemukan.
Penulis Mazmur 104 yang menghitung kembali pekerjaan
Allah dalam suatu kidung pujian, menggunakan istilah “laut yang besar dan luas”
sebagai gambaran akan kekuasaan dan kebijaksanaan Allah yang penuh dengan daya
cipta (ayat 24,25). Tuhan memerintah segala sesuatu yang “tak terbilang
banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar” yang menghuni lautan (ayat
25). Pemazmur mengibaratkan lautan sebagai tempat bermain Lewiatan, suatu
makhluk laut raksasa yang diciptakan Allah untuk bermain di sana (ayat 26).
Lautan yang bergelombang, baik yang menopang hidup
maupun yang membahayakan kehidupan, sama-sama menunjukkan keagungan Allah.
Pekerjaan-Nya begitu mengagumkan, kekayaan-Nya tak ada habis-habisnya, dan
anugerah-Nya senantiasa melimpah bagi segala jenis makhluk hidup.
3. Ayub 38:1-41
Bagian Alkitab ini melukiskan rahasia dan kerumitan
semesta alam sambil menyatakan bahwa cara Allah mengatur dunia jauh melampaui
jangkauan pemahaman kita. Kitab Ayub menyatakan bahwa apabila semua kebenaran
telah diketahui, cara-cara dan tindakantindakan Allah akan tampak sebagai adil
dan benar. Manusia perlu membuka mata dan hatinya untuk dapat memahami tindakan
Allah di alam semesta ini bahkan dalam seluruh hidupnya.
Sejarah manusia dan alam tidak terlepas dari campur
tangan Allah. Ia menciptakan dan Ia memelihara, bahkan juga menyelamatkan.
Setelah Tuhan Allah menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1), Ia tidak
meninggalkan dunia berjalan sendiri. Sebaliknya, Ia terus terlibat di dalam
kehidupan umat-Nya dan tetap memelihara ciptaan-Nya. Allah bukanlah seperti
seorang ahli pembuat jam yang membuat bumi, menjalankannya, dan kini
membiarkannya berjalan sendiri. Ia adalah Bapa penuh kasih yang senantiasa
memelihara apa yang telah diciptakan-Nya. Perhatian Allah yang terus-menerus
atas ciptaan dan umatNya merupakan tindakan pemeliharaan Allah yang berlangsung
sepanjang masa.
Beberapa
bukti pemeliharaan Allah terhadap seluruh ciptaan adalah sebagai berikut:
1. Allah menempatkan manusia di Taman Eden dan
menyediakan segala sesuatu bagi mereka supaya mereka dapat mengembangkan
kehidupannya. Untuk menjamin keberlangsungan hidup manusia, Ia menugaskan
manusia untuk merawat, menjaga serta memelihara alam. Namun, manusia memberontak
dan melawan Allah.
2. Setelah
peristiwa air bah, Allah tidak hanya menyelamatkan Nuh dan keluarganya, tapi Ia
juga menyelamatkan hewan dan tumbuhan yang ikut dibawa Nuh dalam bahtera
(kapal). Ia minta Nuh membawa hewan berpasangan supaya hewan-hewan itu tidak
punah.
3. Sampai masa kini, kita dapat saksikan, meskipun ada
bencana di berbagai tempat, namun kehidupan alam semesta dan manusia terus
berlanjut. Namun kenyataan ini bukanlah alasan bagi manusia untuk terus merusak
kehidupan sesama manusia dan alam lingkungan hidup. Justru kenyataan ini
mendorong manusia untuk lebih menunjukkan tanggung jawabnya untuk menjaga
kehidupan, baik alam maupun manusia itu sendiri.
Aspek-aspek
Pemeliharaan Allah:
1. Pelestarian.
Dengan kuasa-Nya, Allah melestarikan dunia yang
diciptakan-Nya. Pengakuan Daud itu jelas, “Keadilan-Mu adalah seperti
gunung-gunung Allah, hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat. Manusia dan
hewan Kau selamatkan. (Alkitab versi Inggris NIV -- peliharakan), ya Tuhan”
(Mazmur 36:7). Kuasa Allah yang melestarikan terlaksana melalui Putra-Nya Yesus
Kristus, sebagaimana ditegaskan oleh Rasul Paulus dalam Kolose 1:17, “Ia ada
terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.”
2. Penyediaan.
Allah bukan saja melestarikan bumi yang
diciptakan-Nya, tetapi Ia juga menyediakan apa yang diperlukan oleh ciptaan-Nya
itu. Ketika Allah menciptakan bumi, Ia menciptakan musim (Kejadian 1:14) dan
memberi makan manusia dan hewan (Kejadian 1:29-30). Setelah air bah
menghancurkan bumi, Allah memperbarui janjiNya. “Selama bumi masih ada, takkan
berhenti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang
dan malam” (Kejadian 8:22). Beberapa
Mazmur menegaskan kebaikan Allah dalam menyediakan kebutuhan bagi
makhlukmakhluk ciptaan-Nya (Mazmur 104:1-35; 145:1-21).
3. Pemerintahan.
Di samping pelestarian dan penyediaan kebutuhan
ciptaan-Nya, Ia juga memerintah dunia ini. Karena Allah berdaulat,
peristiwa-peristiwa dalam sejarah terjadi menurut kehendak-Nya.
Allah selalu “ada dan berbuat” dalam segala hal. Tidak
pernah Allah tidak ada. Hal itu juga ditegaskan oleh Musa: “Tuhan, Engkaulah
tempat perteduhan kami turun-temurun.
Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Allah yang terlebih dulu berinisiatif untuk menyelamatkan manusia. Ia tidak membiarkan manusia begitu saja, Allah mencari dan menyelamatkan manusia. Ia menciptakan manusia, memelihara serta menyelamatkannya. Alkitab memberi kesaksian bahwa Allah tetap memelihara makhluk ciptaan-Nya. Hal itu memperoleh penegasan dalam Kitab Nabi Yesaya 26:12, “Ya Tuhan, … sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami.”
Pertanyaan:
1. Sebutkan beberapa bukti pemeliharaan Allah terhadap
seluruh ciptaan!
2. Sebutkan aspek-aspek pemeliharaan Allah!
Aspek² pemeliharaan Allah :
BalasHapus1.Pelestarian
2.Penyediaan
3.Pemerintahan
1. 1. Allah menempatkan manusia di Taman Eden dan menyediakan segala sesuatu bagi mereka supaya mereka dapat mengembangkan kehidupannya.
BalasHapus2. Setelah peristiwa air bah, Allah tidak hanya menyelamatkan Nuh dan keluarganya, tapi Ia juga menyelamatkan hewan dan tumbuhan yang ikut dibawa Nuh dalam bahtera (kapal).
3. Sampai masa kini, kita dapat saksikan, meskipun ada bencana di berbagai tempat, namun kehidupan alam semesta dan manusia terus berlanjut.
2.1. Pelestarian.
2. Penyediaan.
3. Pemerintahan.
-Lavina Pryanka Lubis
1.1Allah menempatkan manusia di Taman Eden dan menyediakan segala sesuatu bagi mereka supaya mereka dapat mengembangkan kehidupannya. untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia Allah menugaskan kepada manusia itu untuk merawat alam namun manusia itu malah memberontak
BalasHapus2. dalam peristiwa air bah Allah tidak hanya menyelamatkan Nuh dan keluarganya, tapi Allah juga menyelamatkan hewan dan tumbuhan yg ikut dibawa Nuh kedalam bahtera atau kapal
3.Sampai masa kini, kita dapat saksikan, meskipun ada bencana di berbagai tempat, namun kehidupan alam semesta dan manusia terus berlanjut. Namun kenyataan ini bukanlah alasan bagi manusia untuk terus merusak kehidupan sesama manusia dan alam lingkungan hidup. Justru kenyataan ini mendorong manusia untuk lebih menunjukkan tanggung jawabnya untuk menjaga kehidupan, baik alam maupun manusia itu sendiri.
2.Pelestarian
Penyediaan
Pemerintahan
1. 1. Allah menempatkan manusia di Taman Eden dan menyediakan segala sesuatu bagi mereka supaya mereka dapat mengembangkan kehidupannya.
BalasHapus2. Setelah peristiwa air bah, Allah tidak hanya menyelamatkan Nuh dan keluarganya, tapi Ia juga menyelamatkan hewan dan tumbuhan yang ikut dibawa Nuh dalam bahtera (kapal).
3. Sampai masa kini, kita dapat saksikan, meskipun ada bencana di berbagai tempat, namun kehidupan alam semesta dan manusia terus berlanjut.
2.1. Pelestarian.
2. Penyediaan.
3. Pemerintahan.
Edward
BalasHapusRizky
BalasHapus1. Alkitab memberi kesaksian bahwa Allah tetap memelihara makhluk ciptaan-Nya 2. Aspek² pemeliharaan Allah :
1.Pelestarian
2.Penyediaan
3.Pemerintahan.