DI DALAM TUHAN KETERBATASAN MENJADI TANPA BATAS
Shalom,
Keluaran 4:1-2 Lalu sahut Musa: “Bagaimana jika mereka
tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata:
TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?” TUHAN berfirman kepadanya: “Apakah yang
di tanganmu itu?” Jawab Musa: “Tongkat.”
Musa tumbuh sebagai Pangeran, calon pewaris kerajaan
Mesir. Ketika Tuhan memanggil Musa, dia mencoba membebaskan Bangsa Israel
dengan caranya sendiri. Musa gagal, dan dia melarikan diri ke padang gurun selama
40 tahun.
Musa kehilangan segalanya, tetapi kegagalan Musa tidak
membuat rencana Tuhan gagal dalam hidup Musa. Tuhan adalah Tuhan yang setia
terhadap janji-Nya. Dia kembali memanggil Musa untuk membebaskan Bangsa Israel
dari perbudakan. Kali ini pola pikir Musa sudah berbeda. Musa sudah siap. Musa
tidak lagi mengandalkan dirinya, melainkan Tuhan. Terbukti dari betapa patuhnya
Musa ketika Tuhan memerintahkan Musa untuk menangkap ekor ular (ayat 4).
Tuhan memulai rencana-Nya yang besar dengan sebuah pertanyaan untuk Musa, “Apakah yang di tanganmu itu?” Musa menjawab: “tongkat”. Ya, hanya tongkat saja yang tersisa setelah Musa turun takhta sebagai Pangeran Mesir. Namun, hal itu sudah cukup bagi Tuhan. Ketika Musa menyerahkan tongkatnya kepada Tuhan, tongkat yang biasanya dipakai menggembalakan kawanan domba berubah tongkat yang membebaskan dua juta Bangsa Israel dan membelah lautan.
Hal yang sama ketika hidup kita dipimpin Tuhan. Ketika
kita hanya memiliki sedikit, berikanlah kepada Tuhan, Dia akan menjadikan
besar, bahkan sangat besar. Hidup kita terbatas, tetapi ketika kita memberikan
kepada Tuhan, kita dapat melakukan hal-hal yang gagah perkasa
Keluaran 4:2-4 TUHAN berfirman kepadanya: “Apakah yang
di tanganmu itu?” Jawab Musa: “Tongkat.” Firman TUHAN: “Lemparkanlah itu ke
tanah.” Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular,
sehingga Musa lari meninggalkannya. Tetapi firman TUHAN kepada Musa:
“Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya” –Musa mengulurkan tangannya,
ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya.
Sebelum Musa menjadi seorang pahlawan yang membebaskan
dua juta orang Israel dari Mesir, Tuhan menemui Musa di semak belukar dan
menantangnya untuk mengandalkan-Nya sepenuhnya, bukan logika atau
pengalamannya.
Tuhan menantang Musa untuk menangkap ular dengan cara
memegang ekornya. Musa bukanlah orang bodoh yang tidak tahu cara menangkap
ular. Tinggal di padang gurun selama 40 tahun membuat Musa tahu cara menangkap
ular yang baik dan benar, tetapi Tuhan memintanya untuk menangkap ular tersebut
dengan cara memegang ekornya.
Umumnya, cara menangkap ular adalah dengan memegang
bagian kepalanya, bukan ekornya. Memegang ekor ular sama dengan memberi ijin
kepada ular untuk menggigit.
Namun, hari itu, Musa menanggalkan segala logika dan pengalamannya,
dan memilih untuk percaya kepada Tuhan. Jika Musa tidak percaya kepada Tuhan
untuk urusan memegang ekor ular, Musa tidak akan percaya ketika Tuhan
menyuruhnya membelah lautan.
Terkadang, kita ingin melihat Laut Merah terbelah,
tetapi tidak mau percaya ketika Tuhan memerintahkan untuk menangkap ekor ular. Terkadang kita ingin melihat hal-hal supranatural
terjadi, tetapi kita menjalani hidup dengan mengandalkan logika dan
pengalamannya. Jika kita ingin melihat hal-hal yang ajaib, percayalah kepada
Sang Sumber Keajaiban, hiduplah di dalam cara-Nya yang ajaib.
Apakah kita pernah ragu terhadap diri sendiri? Ragu
karena merasa tidak mampu, tidak bisa, atau tidak layak. Jika saat ini kita
sedang dalam kondisi demikian, kita tidak sendirian. Musa, salah satu pahlawan
iman yang sangat luar biasa, pernah mengalami hal yang sama. Saya berharap
jawaban Tuhan terhadap keraguan Musa dapat menjawab keraguan kita terhadap diri
kita sendiri.
Lima keraguan Musa terhadap dirinya
sendiri.
1. Siapakah aku? (Keluaran 3:11-12)
Musa meragukan jati dirinya karena kegagalan besar
yang dia lakukan di masa lalu, “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap
Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” Tuhan menjawab, “Bukankah
Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau:
apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan
beribadah kepada Allah di gunung ini.”
Tuhan tidak menjawab langsung pertanyaan Musa. Tuhan
hanya menjawab bahwa Dia menyertai Musa. Dengan kata lain Tuhan ingin
mengatakan, tidak penting apa yang pernah Musa lakukan di masa lalu, tidak
penting apa kekurangan, kelemahan, dan keburukan Musa, selama Musa berjalan
bersama Tuhan, Musa akan menjadi bagian dari rencana Tuhan yang luar biasa.
Dengan tidak menjawab pertanyaan Musa secara langsung,
Tuhan ingin Musa tidak fokus kepada keterbatasan dirinya, melainkan kepada
kebesaran Tuhan.
2. Siapakah Engkau? (Keluaran 3:13-14)
Musa tahu Tuhan, tetapi Musa tidak mengenal Pribadi
Tuhan, itu sebabnya dia bertanya, “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel
dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu,
dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? — apakah yang harus
kujawab kepada mereka?” Tuhan menjawab, “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya:
“Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku
kepadamu.”
Untuk pertama kalinya Tuhan memperkenalkan nama-Nya
kepada manusia. Sebuah nama yang sangat ajaib, yang memberikan pengharapan,
kekuatan, dan kelegaan, yang kemudian kita kenal dengan nama Yesus di dalam
Perjanjian Baru.
Satu hal penting mengapa kita perlu mengenal Tuhan.
Saat kita semakin mengenal Pribadi Tuhan, apa yang Dia telah lakukan bagi kita
di kayu salib, apa yang Dia ucapkan, dan apa yang Dia janjikan, kita akan
menemukan identitas diri kita. Salah satu alasan mengapa kita ragu terhadap
diri kita, karena kita ragu terhadap siapa yang memegang kehidupan kita. Atau dengan
kata lain, jika kita ragu terhadap Tuhan, kita akan ragu terhadap diri kita
3. Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku?
(Keluaran 4:1-3)
Kebiasaan menggunakan mata jasmani dan kekuatan
sendiri membuat Musa lupa bahwa Tuhan yang menyertainya adalah Tuhan yang
supranatural, “Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak
mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: Tuhan tidak menampakkan diri
kepadamu?” Tuhan menjawab, “Tuhan berfirman kepadanya: “Apakah yang di tanganmu
itu?” Jawab Musa: “Tongkat.” Firman Tuhan: “Lemparkanlah itu ke tanah.” Dan
ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa
lari meninggalkannya.”
Seringkali kita menaruh percaya kepada hal-hal yang
jasmani lebih daripada kepada Tuhan. Kita lebih percaya kepada sesuatu yang
dapat kita lihat, sentuh, hitung, dan perkirakan. Kita lupa bahwa kita memiliki
Tuhan yang besar, yang tidak terikat kepada hal-hal yang natural. Dia sanggup
berjalan di atas air, mengubah air menjadi anggur, dan memberi makan 5000 orang
dengan lima roti dan dua ikan. Dia Tuhan yang tidak terbatas. Itu artinya Dia
sanggup melakukan yang mustahil di dalam hidup kita. Bersandarlah dan
percayalah pada fakta itu!
4. Saya tidak pandai bicara (Keluaran 4:10-12)
Sebagai manusia, kita sama seperti Musa, cenderung
melihat kepada kekurangan dan kelemahan kita, bukan kepada kebesaran Tuhan yang
menciptakan kita. Akibat salah fokus, Musa meragukan kemampuan dirinya, “Ah,
Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman
kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.” Namun Tuhan
dengan sabar menjawabnya, “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang
membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku,
yakni Tuhan? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar
engkau, apa yang harus kaukatakan.”
5. Utuslah orang lain (Keluaran 4:13-15)
Entah penolakan ini didasari karena perasaan rendah
diri, rendah hati, takut, atau tidak layak, yang jelas membuat Musa tidak ingin
mengemban tugas tersebut. Katanya, “Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang
patut Kauutus.”
Cara Tuhan menjawab hal yang satu ini. Lagi-lagi Tuhan
tidak merespons secara langsung keraguan Musa. Tuhan mengirimkan Harun sebagai
rekan sekerja Musa sebagai jawaban dari keraguan Musa, “Bukankah di situ Harun,
orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah
berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita
dalam hatinya. Maka engkau harus berbicara kepadanya dan menaruh perkataan itu
ke dalam mulutnya; Aku akan menyertai lidahmu dan lidahnya dan mengajarkan
kepada kamu apa yang harus kamu lakukan.”
Terkadang Tuhan tidak membahas panjang lebar keraguan
kita, juga tidak menjawab pertanyaan yang kita ajukan. Bukan karena Dia tidak
mampu melakukannya, melainkan karena Dia tidak ingin kita fokus kepada keraguan
atau pertanyaan kita. Tuhan ingin kita fokus dan percaya kepada apa yang Dia
ucapkan dan janjikan bagi kita
Keluaran 14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas
laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan
angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah
air itu.
Ketika kita menyadari bahwa Tuhan bersama kita, semua yang
mustahil menjadi mungkin. Kita tidak perlu repot memikirkan bagaimana caranya,
bagian kita adalah berpegang kepada Tuhan, dan membiarkan Tuhan membuat kita
terpesona kepada-Nya. Di dalam Tuhan keterbatasan kita menjadi tanpa batas
oleh Tuhan Sang Pembuat Keajaiban itu.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. Salam dan doa kami.
Lagu Rohani: Yesus Kebenaran Sejati
Tuhan adalah Tuhan yang setia terhadap janji-Nya
BalasHapusHidup kita terbatas, tetapi ketika kita memberikan kepada Tuhan, kita dapat melakukan hal-hal yang gagah perkasa
BalasHapusingin kita fokus dan percaya kepada apa yang Dia ucapkan dan janjikan bagi kita
BalasHapusKetika kita hanya memiliki sedikit, berikanlah kepada Tuhan, Dia akan menjadikan besar, bahkan sangat besar
BalasHapusKeluaran 4:1-2 Lalu sahut Musa: “Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?” TUHAN berfirman kepadanya: “Apakah yang di tanganmu itu?” Jawab Musa: “Tongkat.”
BalasHapusAmen Haleluya,segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku didalam nama Yesus Amen.
BalasHapusSelalu mengandal kan Tuhan dalam situasi apapun
BalasHapusTetap fokus kepada Tuhan, maka kita dapat melakukan perbuatan perbuatan yg besar
BalasHapusAmen Puji Tuhan Haleluya 🙏
BalasHapusAmen, Yesus Ajaib kuasanya ada dalam setiap anak anaknya
BalasHapusAmin
BalasHapusTuhan Yesus memberkati kita semua
BalasHapusDi dalam Tuhan keterbatasan kita menjadi tanpa batas oleh Tuhan Sang Pembuat Keajaiban itu.
BalasHapusTerkadang, kita ingin melihat Laut Merah terbelah, tetapi tidak mau percaya ketika Tuhan memerintahkan untuk menangkap ekor ular. Terkadang kita ingin melihat hal-hal supranatural terjadi, tetapi kita menjalani hidup dengan mengandalkan logika dan pengalamannya.
BalasHapusAmin
BalasHapusTuhan ingin kita fokus dan percaya kepada apa yang Dia ucapkan dan janjikan bagi kita
BalasHapus(Juan marsel)
Mungkin di mata manusia kita terbatas adanya, tapi bersama Tuhan kita mampu..🔥🔥
BalasHapusTuhna Yesus memberkati
BalasHapusAminnnnnnnnn
BalasHapusAminnnnnnn
BalasHapusTuhan Yesus memberkati RDK
BalasHapusSelalu diberkati, Terima kasih Rumah Doa Keluarga
BalasHapusTerima kasih banyak, Tuhan Yesus memberkati kita semua, salam dan doa kami Borneo Worship
BalasHapusSatu hal penting mengapa kita perlu mengenal Tuhan. Saat kita semakin mengenal Pribadi Tuhan, apa yang Dia telah lakukan bagi kita di kayu salib, apa yang Dia ucapkan, dan apa yang Dia janjikan, kita akan menemukan identitas diri kita. Salah satu alasan mengapa kita ragu terhadap diri kita, karena kita ragu terhadap siapa yang memegang kehidupan kita. Atau dengan kata lain, jika kita ragu terhadap Tuhan, kita akan ragu terhadap diri kita
BalasHapusTerima kasih
BalasHapus