BERKAT TUHAN - DI DALAM KASIH TIDAK ADA KETAKUTAN | RUMAH DOA KELUARGA - RDK

 

DI DALAM KASIH TIDAK ADA KETAKUTAN

1 Yohanes 4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Sepanjang menjadi orang percaya, kita bukan hanya mempelajari bahwa ada kekuatan yang sangat luar biasa ketika kita percaya, tetapi juga ketika kita ketakutan. Percaya menghasilkan kekuatan yang positif, sedangkan ketakutan negatif.

1. Sama seperti percaya, ketakutan dapat mendorong kita untuk berdoa, memberi, menginjil, mendeklarasikan janji Tuhan, dan melakukan hal-hal lain yang Firman Tuhan perintahkan. Namun, harus saya katakan bahwa ketakutan bukanlah motivasi terbaik untuk melakukan hal-hal di atas.

2. Pernah seseorang berkata kepada saya, โ€œSaya sudah melakukan seperti yang Firman Tuhan perintahkan, tapi mengapa saya belum sembuh juga?โ€ Perlu kita mengerti bahwa yang terpenting bukan melakukannya, melainkan percayanya. Motivasi terbaik melakukan Firman Tuhan adalah karena percaya, bukan karena ketakutan.

3. Saya berikan contoh. Suatu hari saya melayani seseorang yang mengalami sakit sangat parah. Dokter sudah angkat tangan terhadap orang ini dan dia divonis akan meninggal dalam waktu empat sampai enam bulan. Di tengah ketakutannya akan kematian, orang tersebut mulai mendatangi ibadah-ibadah kesembuhan. Ketika hamba Tuhan di ibadah A mengatakan, โ€œMasalah kamu adalah kurang bergaul dengan Firman Tuhan. Mulai besok, harus rajin baca Alkitab,โ€ orang ini melakukannya. Begitu juga ketika, hamba Tuhan lain di ibadah B mengatakan, โ€œKamu harus minum minyak agar sembuh total,โ€ dia pun dengan segera meminum minyak sayur mentah sebanyak dua tiga botol. Selang beberapa bulan, akhirnya dia meninggal dunia.

4. Apa yang sebenarnya terjadi? Perhatikan. Pada dasarnya, ketakutan muncul ketika seseorang tidak menyadari bahwa dirinya dikasihi oleh Tuhan. Bahwa Tuhan hanya merancangkan yang baik bagi dirinya. Ketakutan dapat menipu. Di bagian luar, seolah dia melakukan yang Tuhan perintahkan, tetapi di bagian dalam, dia tidak percaya akan kasih dan kebaikan Tuhan. Ketakutan dapat membuat orang rela melakukan apa saja.

5. Itu sebabnya, Firman Tuhan jelas memberitahu kita bahwa di dalam kasih tidak ada ketakutan, karena kasih yang sempurna, yaitu kasih Bapa kepada kita, melenyapkan ketakutan (1 Yohanes 4:18).

Tuhan Yesus memberkati kita semua. Salam dan doa kami

Renungan: TAKUT AKAN TUHAN

Komentar

  1. 1 Yohanes 4:18 (TB) Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

    (Monica Elshaday Putri)

    BalasHapus
  2. Sama seperti percaya, ketakutan dapat mendorong kita untuk berdoa, memberi, menginjil, mendeklarasikan janji Tuhan, dan melakukan hal-hal lain yang Firman Tuhan perintahkan

    BalasHapus
  3. DI DALAM KASIH TIDAK ADA KETAKUTAN

    1 Yohanes 4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

    Sepanjang menjadi orang percaya, kita bukan hanya mempelajari bahwa ada kekuatan yang sangat luar biasa ketika kita percaya, tetapi juga ketika kita ketakutan. Percaya menghasilkan kekuatan yang positif, sedangkan ketakutan negatif.

    1. Sama seperti percaya, ketakutan dapat mendorong kita untuk berdoa, memberi, menginjil, mendeklarasikan janji Tuhan, dan melakukan hal-hal lain yang Firman Tuhan perintahkan. Namun, harus saya katakan bahwa ketakutan bukanlah motivasi terbaik untuk melakukan hal-hal di atas.

    2. Pernah seseorang berkata kepada saya, โ€œSaya sudah melakukan seperti yang Firman Tuhan perintahkan, tapi mengapa saya belum sembuh juga?โ€ Perlu kita mengerti bahwa yang terpenting bukan melakukannya, melainkan percayanya. Motivasi terbaik melakukan Firman Tuhan adalah karena percaya, bukan karena ketakutan.

    3. Saya berikan contoh. Suatu hari saya melayani seseorang yang mengalami sakit sangat parah. Dokter sudah angkat tangan terhadap orang ini dan dia divonis akan meninggal dalam waktu empat sampai enam bulan. Di tengah ketakutannya akan kematian, orang tersebut mulai mendatangi ibadah-ibadah kesembuhan. Ketika hamba Tuhan di ibadah A mengatakan, โ€œMasalah kamu adalah kurang bergaul dengan Firman Tuhan. Mulai besok, harus rajin baca Alkitab,โ€ orang ini melakukannya. Begitu juga ketika, hamba Tuhan lain di ibadah B mengatakan, โ€œKamu harus minum minyak agar sembuh total,โ€ dia pun dengan segera meminum minyak sayur mentah sebanyak dua tiga botol. Selang beberapa bulan, akhirnya dia meninggal dunia.

    4. Apa yang sebenarnya terjadi? Perhatikan. Pada dasarnya, ketakutan muncul ketika seseorang tidak menyadari bahwa dirinya dikasihi oleh Tuhan. Bahwa Tuhan hanya merancangkan yang baik bagi dirinya. Ketakutan dapat menipu. Di bagian luar, seolah dia melakukan yang Tuhan perintahkan, tetapi di bagian dalam, dia tidak percaya akan kasih dan kebaikan Tuhan. Ketakutan dapat membuat orang rela melakukan apa saja.

    5. Itu sebabnya, Firman Tuhan jelas memberitahu kita bahwa di dalam kasih tidak ada ketakutan, karena kasih yang sempurna, yaitu kasih Bapa kepada kita, melenyapkan ketakutan (1 Yohanes 4:18).

    Tuhan Yesus memberkati kita semua. Salam dan doa kami

    Renungan: TAKUT AKAN TUHAN

    BalasHapus
  4. ๆ„›ใซใฏๆใ‚Œใฏใ‚ใ‚Šใพใ›ใ‚“

    1ใƒจใƒใƒ4:18ๆ„›ใซใฏๆใ‚Œใฏใ‚ใ‚Šใพใ›ใ‚“ใ€‚ๅฎŒๅ…จใชๆ„›ใฏๆใ‚Œใ‚’ๆŠ•ใ’ๅ‡บใ—ใพใ™ใ€‚ๆใ‚Œใฏ็ฝฐใ‚’ๅซใฟใ€ๆใ‚Œใ‚‹่€…ใฏ่ชฐใงใ‚‚ๆ„›ใซใŠใ„ใฆๅฎŒๅ…จใงใฏใชใ„ใ‹ใ‚‰ใงใ™ใ€‚

    ็งใŸใกใŒไฟก่€…ใซใชใ‚‹ใซใคใ‚Œใฆใ€็งใŸใกใฏไฟกใ˜ใ‚‹ใจใใ ใ‘ใงใชใใ€ๆใ‚Œใ‚‹ใจใใซใ‚‚้€”ๆ–นใ‚‚ใชใ„ๅŠ›ใŒใ‚ใ‚‹ใ“ใจใ‚’ๅญฆใณใพใ™ใ€‚ไฟกๅฟตใฏใƒใ‚ธใƒ†ใ‚ฃใƒ–ใชๅŠ›ใ‚’็”Ÿใฟๅ‡บใ—ใพใ™ใŒใ€ๆใ‚Œใฏใƒใ‚ฌใƒ†ใ‚ฃใƒ–ใงใ™ใ€‚

    1.ไฟกใ˜ใ‚‹ใฎใจๅŒใ˜ใ‚ˆใ†ใซใ€ๆใ‚Œใฏ็งใŸใกใ‚’็ฅˆใ‚Šใ€ไธŽใˆใ€ไผ้“ใ—ใ€็ฅžใฎ็ด„ๆŸใ‚’ๅฎฃ่จ€ใ—ใ€ใใ—ใฆ็ฅžใฎ่จ€่‘‰ใŒๅ‘ฝใ˜ใ‚‹ไป–ใฎใ“ใจใ‚’ใ™ใ‚‹ใ‚ˆใ†ใซ้ง†ใ‚Š็ซ‹ใฆใ‚‹ใ“ใจใŒใงใใพใ™ใ€‚ใ—ใ‹ใ—ใ€็งใฏๆใ‚ŒใŒไธŠ่จ˜ใฎใ„ใšใ‚Œใ‹ใ‚’่กŒใ†ใŸใ‚ใฎๆœ€่‰ฏใฎๅ‹•ๆฉŸใงใฏใชใ„ใ“ใจใ‚’่จ€ใ‚ใชใ‘ใ‚Œใฐใชใ‚Šใพใ›ใ‚“ใ€‚

    2.่ชฐใ‹ใŒ็งใซ่จ€ใฃใŸใ€ใ€Œ็งใฏ็ฅžใฎ่จ€่‘‰ใŒ็งใซๅ‘ฝใ˜ใŸใ‚ˆใ†ใซใ—ใŸใŒใ€ใชใœ็งใฏใพใ ็™’ใ•ใ‚Œใฆใ„ใชใ„ใฎใงใ™ใ‹๏ผŸใ€ๆœ€ใ‚‚้‡่ฆใชใ“ใจใฏใใ‚Œใ‚’ใ™ใ‚‹ใ“ใจใงใฏใชใใ€ใใ‚Œใ‚’ไฟกใ˜ใ‚‹ใ“ใจใงใ‚ใ‚‹ใ“ใจใ‚’็†่งฃใ™ใ‚‹ๅฟ…่ฆใŒใ‚ใ‚Šใพใ™ใ€‚็ฅžใฎ่จ€่‘‰ใ‚’ๅฎŸ่กŒใ™ใ‚‹ใŸใ‚ใฎๆœ€่‰ฏใฎๅ‹•ๆฉŸใฏใ€ๆใ‚Œใ‹ใ‚‰ใงใฏใชใใ€ไฟกไปฐใ‹ใ‚‰ใงใ™ใ€‚

    3.ไพ‹ใ‚’ๆŒ™ใ’ใพใ™ใ€‚ใ‚ใ‚‹ๆ—ฅใ€็งใฏ้žๅธธใซ็—…ๆฐ—ใฎไบบใซไป•ใˆใฆใ„ใพใ—ใŸใ€‚ๅŒปๅธซใฏใ“ใฎ็”ทๆ€งใซๆ‰‹ใ‚’ๆŒ™ใ’ใ€ๅฝผใฏ4ใ€œ6ใ‹ๆœˆไปฅๅ†…ใซๆญปไบกใ—ใŸใจใฎๅˆคๆฑบใ‚’ๅ—ใ‘ใพใ—ใŸใ€‚ๆญปใธใฎๆใ‚Œใฎไธญใงใ€ใใฎไบบใฏ็™’ใ—ใฎๅฅ‰ไป•ใซๅ‚ๅŠ ใ—ๅง‹ใ‚ใพใ—ใŸใ€‚็คผๆ‹Aใฎ็ฅžใฎๅƒ•ใŒ่จ€ใฃใŸใจใใ€ใ€Œใ‚ใชใŸใฎๅ•้กŒใฏ็ฅžใฎ่จ€่‘‰ใจใ†ใพใใ‚„ใฃใฆใ„ใชใ„ใ€‚ๆ˜Žๆ—ฅใ‹ใ‚‰ใ€ใ‚ใชใŸใฏ่–ๆ›ธใ‚’่ชญใ‚€ใ“ใจใซ็†ฑๅฟƒใงใชใ‘ใ‚Œใฐใชใ‚Šใพใ›ใ‚“ใ€ใจใ“ใฎไบบใฏใใ‚Œใ‚’ใ—ใพใ—ใŸใ€‚ๅŒๆง˜ใซใ€ๅด‡ๆ‹Bใฎๅˆฅใฎ็ฅžใฎๅƒ•ใŒใ€ŒๅฎŒๅ…จใซๅ›žๅพฉใ™ใ‚‹ใซใฏๆฒนใ‚’้ฃฒใพใชใ‘ใ‚Œใฐใชใ‚‰ใชใ„ใ€ใจ่จ€ใฃใŸใจใใ€ๅฝผใฏใ™ใใซ็”Ÿใฎๆค็‰ฉๆฒนใ‚’2ใ€3ๆœฌ้ฃฒใฟใพใ—ใŸใ€‚ๆ•ฐใƒถๆœˆๅพŒใ€ๅฝผใฏใคใ„ใซไบกใใชใ‚Šใพใ—ใŸใ€‚

    4.ๆœฌๅฝ“ใซไฝ•ใŒ่ตทใ“ใฃใŸใฎใงใ™ใ‹๏ผŸใƒกใƒขใ‚’ๅ–ใ‚‹ใ€‚ๅŸบๆœฌ็š„ใซใ€ๆใ‚ŒใฏไบบใŒ่‡ชๅˆ†ใŒ็ฅžใซๆ„›ใ•ใ‚Œใฆใ„ใ‚‹ใ“ใจใซๆฐ—ใฅใ‹ใชใ„ใจใใซ่ตทใ“ใ‚Šใพใ™ใ€‚ใใฎ็ฅžใฏๅฝผใฎใŸใ‚ใซ่‰ฏใ„่จˆ็”ปใ‚’ๆŒใฃใฆใ„ใ‚‹ใ ใ‘ใงใ™ใ€‚ๆใ‚Œใฏใ ใพใ—ใฆใ„ใ‚‹ๅฏ่ƒฝๆ€งใŒใ‚ใ‚Šใพใ™ใ€‚ๅค–่ฆ‹ใฏ็ฅžๆง˜ใฎๅ‘ฝใ˜ใ‚‰ใ‚ŒใŸใ“ใจใ‚’ใ—ใฆใ„ใ‚‹ใ‚ˆใ†ใงใ—ใŸใŒใ€ๅ†…้ขใฏ็ฅžๆง˜ใฎๆ„›ใจๅ–„ใ‚’ไฟกใ˜ใฆใ„ใพใ›ใ‚“ใงใ—ใŸใ€‚ๆใ‚Œใฏไบบใ€…ใซไฝ•ใงใ‚‚ๅ–œใ‚“ใงใ•ใ›ใ‚‹ใ“ใจใŒใงใใพใ™ใ€‚

    5.ใงใ™ใ‹ใ‚‰ใ€็ฅžใฎ่จ€่‘‰ใฏใ€็งใŸใกใซๅฏพใ™ใ‚‹็ˆถใฎๆ„›ใงใ‚ใ‚‹ๅฎŒๅ…จใชๆ„›ใŒๆใ‚Œใ‚’ๆŠ•ใ’ๅ‡บใ™ใฎใงใ€ๆ„›ใซใฏๆใ‚ŒใŒใชใ„ใ“ใจใ‚’ใฏใฃใใ‚Šใจ็งใŸใกใซๅ‘Šใ’ใฆใ„ใพใ™๏ผˆ1ใƒจใƒใƒ4:18๏ผ‰ใ€‚

    ไธปใ‚คใ‚จใ‚นใฏ็งใŸใกๅ…จๅ“กใ‚’็ฅ็ฆใ—ใพใ™ใ€‚็งใŸใกใฎๆŒจๆ‹ถใจ็ฅˆใ‚Š

    ๅๅฐ„๏ผšๆๆ€–ใฎ็ฅž

    BalasHapus
  5. ะ’ ะ›ะฎะ‘ะ’ะ˜ ะะ•ะข ะกะขะ ะะฅะ

    1 ะ˜ะพะฐะฝะฝะฐ 4:18 ะ’ ะปัŽะฑะฒะธ ะฝะตั‚ ัั‚ั€ะฐั…ะฐ: ัะพะฒะตั€ัˆะตะฝะฝะฐั ะปัŽะฑะพะฒัŒ ะธะทะณะพะฝัะตั‚ ัั‚ั€ะฐั…; ะธะฑะพ ะฒ ัั‚ั€ะฐั…ะต ะตัั‚ัŒ ะฝะฐะบะฐะทะฐะฝะธะต, ะธ ะฑะพัั‰ะธะนัั ะฝะตัะพะฒะตั€ัˆะตะฝะตะฝ ะฒ ะปัŽะฑะฒะธ.

    ะšะพะณะดะฐ ะผั‹ ัั‚ะฐะฝะพะฒะธะผัั ะฒะตั€ัƒัŽั‰ะธะผะธ, ะผั‹ ัƒะทะฝะฐะตะผ, ั‡ั‚ะพ ะตัั‚ัŒ ะพะณั€ะพะผะฝะฐั ัะธะปะฐ ะฝะต ั‚ะพะปัŒะบะพ ะบะพะณะดะฐ ะผั‹ ะฒะตั€ะธะผ, ะฝะพ ะธ ะบะพะณะดะฐ ะผั‹ ะฑะพะธะผัั. ะ’ะตั€ะฐ ะฟั€ะพะธะทะฒะพะดะธั‚ ะฟะพะปะพะถะธั‚ะตะปัŒะฝัƒัŽ ัะธะปัƒ, ั‚ะพะณะดะฐ ะบะฐะบ ัั‚ั€ะฐั… ะพั‚ั€ะธั†ะฐั‚ะตะปัŒะฝัƒัŽ.

    1. ะขะฐะบ ะถะต, ะบะฐะบ ะธ ะฒะตั€ะฐ, ัั‚ั€ะฐั… ะผะพะถะตั‚ ะฟะพะฑัƒะถะดะฐั‚ัŒ ะฝะฐั ะผะพะปะธั‚ัŒัั, ะถะตั€ั‚ะฒะพะฒะฐั‚ัŒ, ะตะฒะฐะฝะณะตะปะธะทะธั€ะพะฒะฐั‚ัŒ, ะฟั€ะพะฒะพะทะณะปะฐัˆะฐั‚ัŒ ะ‘ะพะถัŒะธ ะพะฑะตั‚ะพะฒะฐะฝะธั ะธ ะดะตะปะฐั‚ัŒ ะดั€ัƒะณะธะต ะฒะตั‰ะธ, ะบะพั‚ะพั€ั‹ะต ะฟะพะฒะตะปะตะฒะฐะตั‚ ะ‘ะพะถัŒะต ะกะปะพะฒะพ. ะžะดะฝะฐะบะพ ะดะพะปะถะตะฝ ัะบะฐะทะฐั‚ัŒ, ั‡ั‚ะพ ัั‚ั€ะฐั… โ€” ะฝะต ะปัƒั‡ัˆะฐั ะผะพั‚ะธะฒะฐั†ะธั ะดะปั ะฒั‹ะฟะพะปะฝะตะฝะธั ั‡ะตะณะพ-ะปะธะฑะพ ะธะท ะฒั‹ัˆะตะฟะตั€ะตั‡ะธัะปะตะฝะฝะพะณะพ.

    2. ะžะดะฝะฐะถะดั‹ ะบั‚ะพ-ั‚ะพ ัะบะฐะทะฐะป ะผะฝะต: ยซะฏ ัะดะตะปะฐะป ั‚ะฐะบ, ะบะฐะบ ะฟะพะฒะตะปะตะปะพ ะผะฝะต ะกะปะพะฒะพ ะ‘ะพะถัŒะต, ะฝะพ ะฟะพั‡ะตะผัƒ ั ะตั‰ะต ะฝะต ะธัั†ะตะปะตะฝ?ยป ะัƒะถะฝะพ ะฟะพะฝัั‚ัŒ, ั‡ั‚ะพ ัะฐะผะพะต ะณะปะฐะฒะฝะพะต ะฝะต ัะดะตะปะฐั‚ัŒ, ะฐ ะฟะพะฒะตั€ะธั‚ัŒ ะฒ ัั‚ะพ. ะ›ัƒั‡ัˆะฐั ะผะพั‚ะธะฒะฐั†ะธั ะดะปั ะธัะฟะพะปะฝะตะฝะธั ะกะปะพะฒะฐ ะ‘ะพะถัŒะตะณะพ โ€“ ัั‚ะพ ะฒะตั€ะฐ, ะฐ ะฝะต ัั‚ั€ะฐั….

    3. ะŸั€ะธะฒะตะดัƒ ะฟั€ะธะผะตั€. ะžะดะฝะฐะถะดั‹ ั ัะปัƒะถะธะป ะบะพะผัƒ-ั‚ะพ, ะบั‚ะพ ะฑั‹ะป ะพั‡ะตะฝัŒ ะฑะพะปะตะฝ. ะ’ั€ะฐั‡ะธ ะฟะพะดะฝัะปะธ ั€ัƒะบะธ ะฝะฐ ัั‚ะพะณะพ ั‡ะตะปะพะฒะตะบะฐ, ะธ ะพะฝ ะฑั‹ะป ะฟั€ะธะณะพะฒะพั€ะตะฝ ะบ ัะผะตั€ั‚ะธ ะฒ ั‚ะตั‡ะตะฝะธะต ั‡ะตั‚ั‹ั€ะตั…-ัˆะตัั‚ะธ ะผะตััั†ะตะฒ. ะ’ ั€ะฐะทะณะฐั€ ัั‚ั€ะฐั…ะฐ ัะผะตั€ั‚ะธ ั‡ะตะปะพะฒะตะบ ะฝะฐั‡ะฐะป ะฟะพัะตั‰ะฐั‚ัŒ ัะปัƒะถะฑั‹ ะธัั†ะตะปะตะฝะธั. ะšะพะณะดะฐ ัะปัƒะณะฐ ะ‘ะพะถะธะน ะฝะฐ ะฑะพะณะพัะปัƒะถะตะฝะธะธ ะ ัะบะฐะทะฐะป: ยซะ’ะฐัˆะฐ ะฟั€ะพะฑะปะตะผะฐ ะฒ ั‚ะพะผ, ั‡ั‚ะพ ะฒั‹ ะฝะต ัะพะณะปะฐัะฝั‹ ัะพ ะกะปะพะฒะพะผ ะ‘ะพะถัŒะธะผ. ะก ะทะฐะฒั‚ั€ะฐัˆะฝะตะณะพ ะดะฝั ั‚ั‹ ะดะพะปะถะตะฝ ัƒัะตั€ะดะฝะพ ั‡ะธั‚ะฐั‚ัŒ ะ‘ะธะฑะปะธัŽยป, โ€” ัะดะตะปะฐะป ัั‚ะพ ัั‚ะพั‚ ั‡ะตะปะพะฒะตะบ. ะขะพั‡ะฝะพ ั‚ะฐะบ ะถะต, ะบะพะณะดะฐ ะดั€ัƒะณะพะน ัะปัƒะถะธั‚ะตะปัŒ ะ‘ะพะณะฐ ะฒ ะฟะพะบะปะพะฝะตะฝะธะธ ะ‘ ัะบะฐะทะฐะป: ยซะ’ั‹ ะดะพะปะถะฝั‹ ะฟะธั‚ัŒ ะผะฐัะปะพ, ั‡ั‚ะพะฑั‹ ะฟะพะปะฝะพัั‚ัŒัŽ ะฒั‹ะทะดะพั€ะพะฒะตั‚ัŒยป, ะพะฝ ะฝะตะผะตะดะปะตะฝะฝะพ ะฒั‹ะฟะธะป ะดะฒะต ะธะปะธ ั‚ั€ะธ ะฑัƒั‚ั‹ะปะบะธ ัั‹ั€ะพะณะพ ั€ะฐัั‚ะธั‚ะตะปัŒะฝะพะณะพ ะผะฐัะปะฐ. ะงะตั€ะตะท ะฝะตัะบะพะปัŒะบะพ ะผะตััั†ะตะฒ ะพะฝ ะพะบะพะฝั‡ะฐั‚ะตะปัŒะฝะพ ัƒะผะตั€.

    4. ะงั‚ะพ ะฟั€ะพะธะทะพัˆะปะพ ะฝะฐ ัะฐะผะพะผ ะดะตะปะต? ะžะฑั€ะฐั‚ะธั‚ะต ะฒะฝะธะผะฐะฝะธะต. ะ’ ะพัะฝะพะฒะฝะพะผ ัั‚ั€ะฐั… ะฒะพะทะฝะธะบะฐะตั‚, ะบะพะณะดะฐ ั‡ะตะปะพะฒะตะบ ะฝะต ะพัะพะทะฝะฐะตั‚, ั‡ั‚ะพ ะพะฝ ะปัŽะฑะธะผ ะ‘ะพะณะพะผ. ะงั‚ะพ ัƒ ะ‘ะพะณะฐ ะตัั‚ัŒ ั‚ะพะปัŒะบะพ ั…ะพั€ะพัˆะธะน ะฟะปะฐะฝ ะดะปั ะฝะตะณะพ. ะกั‚ั€ะฐั… ะผะพะถะตั‚ ะฑั‹ั‚ัŒ ะพะฑะผะฐะฝั‡ะธะฒ. ะกะฝะฐั€ัƒะถะธ ะพะฝ ะบะฐะบ ะฑัƒะดั‚ะพ ะดะตะปะฐะป ั‚ะพ, ั‡ั‚ะพ ะ‘ะพะณ ะฟะพะฒะตะปะตะป ะตะผัƒ ะดะตะปะฐั‚ัŒ, ะฝะพ ะฒะฝัƒั‚ั€ะธ ะพะฝ ะฝะต ะฒะตั€ะธะป ะฒ ะ‘ะพะถัŒัŽ ะปัŽะฑะพะฒัŒ ะธ ะฑะปะฐะณะพัั‚ัŒ. ะกั‚ั€ะฐั… ะผะพะถะตั‚ ะทะฐัั‚ะฐะฒะธั‚ัŒ ะปัŽะดะตะน ั…ะพั‚ะตั‚ัŒ ะดะตะปะฐั‚ัŒ ั‡ั‚ะพ ัƒะณะพะดะฝะพ.

    5. ะ’ะพั‚ ะฟะพั‡ะตะผัƒ ะกะปะพะฒะพ ะ‘ะพะถะธะต ััะฝะพ ะณะพะฒะพั€ะธั‚ ะฝะฐะผ, ั‡ั‚ะพ ะฒ ะปัŽะฑะฒะธ ะฝะตั‚ ัั‚ั€ะฐั…ะฐ, ะฟะพั‚ะพะผัƒ ั‡ั‚ะพ ัะพะฒะตั€ัˆะตะฝะฝะฐั ะปัŽะฑะพะฒัŒ, ะบะพั‚ะพั€ะฐั ะตัั‚ัŒ ะปัŽะฑะพะฒัŒ ะžั‚ั†ะฐ ะบ ะฝะฐะผ, ะธะทะณะพะฝัะตั‚ ัั‚ั€ะฐั… (1 ะ˜ะฝ. 4:18).

    ะ“ะพัะฟะพะดัŒ ะ˜ะธััƒั ะฑะปะฐะณะพัะปะพะฒะธ ะฝะฐั ะฒัะตั…. ะะฐัˆะธ ะฟั€ะธะฒะตั‚ัั‚ะฒะธั ะธ ะผะพะปะธั‚ะฒั‹

    ะžั‚ั€ะฐะถะตะฝะธะต: ะกะขะ ะะฅ ะ‘ะžะ“ะ

    BalasHapus
  6. Sama seperti percaya, ketakutan dapat mendorong kita untuk berdoa, memberi, menginjil, mendeklarasikan janji Tuhan, dan melakukan hal-hal lain yang Firman Tuhan perintahkan. Namun, harus saya katakan bahwa ketakutan bukanlah motivasi terbaik untuk melakukan hal-hal di atas

    BalasHapus
  7. Motivasi terbaik melakukan Firman Tuhan adalah karena percaya, bukan karena ketakutan

    BalasHapus
  8. ketakutan muncul ketika seseorang tidak menyadari bahwa dirinya dikasihi oleh Tuhan. Bahwa Tuhan hanya merancangkan yang baik bagi dirinya. Ketakutan dapat menipu. Di bagian luar, seolah dia melakukan yang Tuhan perintahkan, tetapi di bagian dalam, dia tidak percaya akan kasih dan kebaikan Tuhan. Ketakutan dapat membuat orang rela melakukan apa saja.

    BalasHapus
  9. 1 Yohanes 4:18 (TB) Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

    BalasHapus
  10. Di dalam kasih setia Tuhan kita tidak akan pernah ketakutan dan tak pernah kekurangan dalam hal apapun dalam kehidupan kita orang yg slalu mengasihinya ๐Ÿ™๐Ÿ˜‡

    BalasHapus
  11. Saya menyadari bahwa didalam "cinta" tdk ada yg namanya "ketakutan"

    BalasHapus
  12. Kasih Yesus adalah kasih yang Sempurna, dan berbahagialah setiap kita karena kasih yang sempurna itu telah kita terima

    BalasHapus
  13. Amenn.
    Tuhan Yesus menyempurnakan mely dengan kasih. Dan rasa takut tidak ada lagi.
    Tuhan Yesus memberkati ๐Ÿ˜‡

    BalasHapus
  14. Amin... Tuhan Yesus selalu memberikan aku kekuatan, disaat aku kuatir. karena kasihNya begitu besar dalam hidupku...

    BalasHapus
  15. Amen, kasih yg sempurna yaitu kasih bapa kepada kita.

    BalasHapus
  16. Percaya akan kebaikan dan kasihNya Tuhan, sebab itu yang memberikan kekuatan positif untuk kita melangkah didalam Tuhan, Tuhan Yesus Memberkati :)

    BalasHapus

  17. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Salam dan doa kami

    BalasHapus

  18. God's Word clearly tells us that in love there is no fear, because perfect love, which is the Father's love for us, casts out fear.

    BalasHapus

  19. ุชุฎุจุฑู†ุง ูƒู„ู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ุจูˆุถูˆุญ ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠูˆุฌุฏ ุฎูˆู ููŠ ุงู„ู…ุญุจุฉ ุŒ ู„ุฃู† ุงู„ู…ุญุจุฉ ุงู„ูƒุงู…ู„ุฉ ุŒ ุงู„ุชูŠ ู‡ูŠ ู…ุญุจุฉ ุงู„ุขุจ ู„ู†ุง ุŒ ุชุทุฑุฏ ุงู„ุฎูˆู.

    BalasHapus

  20. Gods Woord vertelt ons duidelijk dat er in liefde geen angst is, omdat volmaakte liefde, de liefde van de Vader voor ons, angst uitdrijft.

    BalasHapus

  21. Rida .

    Jgn pernah takut akan hdp ini . Jgn prnh khawatir ttg apapun juga . Allah yg dahsyat yg penuh kasih ada menolong dan memberi kemenangan bagi kita . Kuat lah dan bangkit dgn dengan Kasih Allah yg besar .

    BalasHapus
  22. Amen, Rancangan Tuhan yang terbaik dalam Hidup kita

    BalasHapus
  23. ketakutan muncul ketika seseorang tidak menyadari bahwa dirinya dikasihi oleh Tuhan. Bahwa Tuhan hanya merancangkan yang baik bagi dirinya.

    BalasHapus
  24. Motivasi terbaik melakukan Firman Tuhan adalah karena percaya, bukan karena ketakutan.
    (Nurhaida)

    BalasHapus
  25. 1 Yohanes 4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.(asri)

    BalasHapus
  26. Amin. hanya berdoa kepada Tuhan Yesus ketakutanmu akan hilang

    BalasHapus
  27. Amin...
    Semoga Ketakutan tidak menimpaku...
    Tiada yang Mustahil bagiMu Tuhan.

    BalasHapus
  28. Amen, kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan

    BalasHapus
  29. 1 Yohanes 4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

    (Debora Natalia)

    BalasHapus
  30. Sepanjang menjadi orang percaya, kita bukan hanya mempelajari bahwa ada kekuatan yang sangat luar biasa ketika kita percaya, tetapi juga ketika kita ketakutan. Percaya menghasilkan kekuatan yang positif, sedangkan ketakutan negatif.
    (Aryo Hutasoit)

    BalasHapus
  31. Amen,Motivasi terbaik melakukan Firman Tuhan adalah karena percaya, bukan karena ketakutan.

    BalasHapus
  32. Didalam kasih tidak ada ketakutan, karena kasih Tuhan adalah kasih yg sempurna

    BalasHapus
  33. Amen,di dalam kasih tidak ada ketakutan, karena kasih yang sempurna, yaitu kasih Bapa kepada kita, melenyapkan ketakutan.

    BalasHapus
  34. Itu sebabnya, Firman Tuhan jelas memberitahu kita bahwa di dalam kasih tidak ada ketakutan, karena kasih yang sempurna, yaitu kasih Bapa kepada kita, melenyapkan ketakutan (1 Yohanes 4:18).
    (Elisa Stefani Sihombing XI IPS 1)

    BalasHapus
  35. Amin, Itu sebabnya, Firman Tuhan jelas memberitahu kita bahwa di dalam kasih tidak ada ketakutan, karena kasih yang sempurna, yaitu kasih Bapa kepada kita, melenyapkan ketakutan (1 Yohanes 4:18). GBU

    BalasHapus
  36. 1 Yohanes 4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

    BalasHapus
  37. Amen,jangan kamu takut Aku sertamu itu Tuhan janji kita harus ingatlah ,kita tidak pernah ditinggalkan oleh Tuhan didalam nama Yesus.

    BalasHapus
  38. Motivasi terbaik melakukan Firman Tuhan adalah karena percaya, bukan karena ketakutan.

    BalasHapus
  39. Motivasi terbaik melakukan Firman Tuhan adalah karena percaya, bukan karena ketakutan.
    (Rio)

    BalasHapus
  40. 1 Yohanes 4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih

    BalasHapus
  41. 1 Yohanes 4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih
    (Natalya Stefani L)

    BalasHapus
  42. ketakutan muncul ketika seseorang tidak menyadari bahwa dirinya dikasihi oleh Tuhan. Bahwa Tuhan hanya merancangkan yang baik bagi dirinya. Ketakutan dapat menipu. Amen๐Ÿ™

    BalasHapus
  43. Amin, kasih membuat kita menjadi kuat karena kasih melenyapkan ketakutan(Wahyu x ips1)

    BalasHapus
  44. Sepanjang menjadi orang percaya, kita bukan hanya mempelajari bahwa ada kekuatan yang sangat luar biasa ketika kita percaya, tetapi juga ketika kita ketakutan. Percaya menghasilkan kekuatan yang positif, sedangkan ketakutan negatif.

    BalasHapus
  45. Sepanjang menjadi orang percaya, kita bukan hanya mempelajari bahwa ada kekuatan yang sangat luar biasa ketika kita percaya, tetapi juga ketika kita ketakutan. 

    BalasHapus
  46. Amin, motivasi terbaik melakukan Firman Tuhan adalah karna percaya bukan karena ketakutan karena didalam kasih tidak ada ketakutan, karena kasih yang sempurna yaitu hanya kasih Bapa

    BalasHapus
  47. Sama seperti percaya, ketakutan dapat mendorong kita untuk berdoa, memberi, menginjil, mendeklarasikan janji Tuhan, dan melakukan hal-hal lain yang Firman Tuhan perintahkan.

    BalasHapus
  48. Firman Tuhan jelas memberitahu kita bahwa di dalam kasih tidak ada ketakutan, karena kasih yang sempurna, yaitu kasih Bapa kepada kita, melenyapkan ketakutan (1 Yohanes 4:18).

    BalasHapus
  49. Motivasi terbaik melakukan Firman Tuhan adalah karena percaya, bukan karena ketakutan.
    (Irfan Lumbantoruan)

    BalasHapus
  50. ๆ„›ใซใฏๆใ‚Œใฏใ‚ใ‚Šใพใ›ใ‚“

    1ใƒจใƒใƒ4:18ๆ„›ใซใฏๆใ‚Œใฏใ‚ใ‚Šใพใ›ใ‚“ใ€‚ๅฎŒๅ…จใชๆ„›ใฏๆใ‚Œใ‚’ๆŠ•ใ’ๅ‡บใ—ใพใ™ใ€‚ๆใ‚Œใฏ็ฝฐใ‚’ๅซใฟใ€ๆใ‚Œใ‚‹่€…ใฏ่ชฐใงใ‚‚ๆ„›ใซใŠใ„ใฆๅฎŒๅ…จใงใฏใชใ„ใ‹ใ‚‰ใงใ™ใ€‚

    ็งใŸใกใŒไฟก่€…ใซใชใ‚‹ใซใคใ‚Œใฆใ€็งใŸใกใฏไฟกใ˜ใ‚‹ใจใใ ใ‘ใงใชใใ€ๆใ‚Œใ‚‹ใจใใซใ‚‚้€”ๆ–นใ‚‚ใชใ„ๅŠ›ใŒใ‚ใ‚‹ใ“ใจใ‚’ๅญฆใณใพใ™ใ€‚ไฟกๅฟตใฏใƒใ‚ธใƒ†ใ‚ฃใƒ–ใชๅŠ›ใ‚’็”Ÿใฟๅ‡บใ—ใพใ™ใŒใ€ๆใ‚Œใฏใƒใ‚ฌใƒ†ใ‚ฃใƒ–ใงใ™ใ€‚

    1.ไฟกใ˜ใ‚‹ใฎใจๅŒใ˜ใ‚ˆใ†ใซใ€ๆใ‚Œใฏ็งใŸใกใ‚’็ฅˆใ‚Šใ€ไธŽใˆใ€ไผ้“ใ—ใ€็ฅžใฎ็ด„ๆŸใ‚’ๅฎฃ่จ€ใ—ใ€ใใ—ใฆ็ฅžใฎ่จ€่‘‰ใŒๅ‘ฝใ˜ใ‚‹ไป–ใฎใ“ใจใ‚’ใ™ใ‚‹ใ‚ˆใ†ใซ้ง†ใ‚Š็ซ‹ใฆใ‚‹ใ“ใจใŒใงใใพใ™ใ€‚ใ—ใ‹ใ—ใ€็งใฏๆใ‚ŒใŒไธŠ่จ˜ใฎใ„ใšใ‚Œใ‹ใ‚’่กŒใ†ใŸใ‚ใฎๆœ€่‰ฏใฎๅ‹•ๆฉŸใงใฏใชใ„ใ“ใจใ‚’่จ€ใ‚ใชใ‘ใ‚Œใฐใชใ‚Šใพใ›ใ‚“ใ€‚

    2.่ชฐใ‹ใŒ็งใซ่จ€ใฃใŸใ€ใ€Œ็งใฏ็ฅžใฎ่จ€่‘‰ใŒ็งใซๅ‘ฝใ˜ใŸใ‚ˆใ†ใซใ—ใŸใŒใ€ใชใœ็งใฏใพใ ็™’ใ•ใ‚Œใฆใ„ใชใ„ใฎใงใ™ใ‹๏ผŸใ€ๆœ€ใ‚‚้‡่ฆใชใ“ใจใฏใใ‚Œใ‚’ใ™ใ‚‹ใ“ใจใงใฏใชใใ€ใใ‚Œใ‚’ไฟกใ˜ใ‚‹ใ“ใจใงใ‚ใ‚‹ใ“ใจใ‚’็†่งฃใ™ใ‚‹ๅฟ…่ฆใŒใ‚ใ‚Šใพใ™ใ€‚็ฅžใฎ่จ€่‘‰ใ‚’ๅฎŸ่กŒใ™ใ‚‹ใŸใ‚ใฎๆœ€่‰ฏใฎๅ‹•ๆฉŸใฏใ€ๆใ‚Œใ‹ใ‚‰ใงใฏใชใใ€ไฟกไปฐใ‹ใ‚‰ใงใ™ใ€‚

    3.ไพ‹ใ‚’ๆŒ™ใ’ใพใ™ใ€‚ใ‚ใ‚‹ๆ—ฅใ€็งใฏ้žๅธธใซ็—…ๆฐ—ใฎไบบใซไป•ใˆใฆใ„ใพใ—ใŸใ€‚ๅŒปๅธซใฏใ“ใฎ็”ทๆ€งใซๆ‰‹ใ‚’ๆŒ™ใ’ใ€ๅฝผใฏ4ใ€œ6ใ‹ๆœˆไปฅๅ†…ใซๆญปไบกใ—ใŸใจใฎๅˆคๆฑบใ‚’ๅ—ใ‘ใพใ—ใŸใ€‚ๆญปใธใฎๆใ‚Œใฎไธญใงใ€ใใฎไบบใฏ็™’ใ—ใฎๅฅ‰ไป•ใซๅ‚ๅŠ ใ—ๅง‹ใ‚ใพใ—ใŸใ€‚็คผๆ‹Aใฎ็ฅžใฎๅƒ•ใŒ่จ€ใฃใŸใจใใ€ใ€Œใ‚ใชใŸใฎๅ•้กŒใฏ็ฅžใฎ่จ€่‘‰ใจใ†ใพใใ‚„ใฃใฆใ„ใชใ„ใ€‚ๆ˜Žๆ—ฅใ‹ใ‚‰ใ€ใ‚ใชใŸใฏ่–ๆ›ธใ‚’่ชญใ‚€ใ“ใจใซ็†ฑๅฟƒใงใชใ‘ใ‚Œใฐใชใ‚Šใพใ›ใ‚“ใ€ใจใ“ใฎไบบใฏใใ‚Œใ‚’ใ—ใพใ—ใŸใ€‚ๅŒๆง˜ใซใ€ๅด‡ๆ‹Bใฎๅˆฅใฎ็ฅžใฎๅƒ•ใŒใ€ŒๅฎŒๅ…จใซๅ›žๅพฉใ™ใ‚‹ใซใฏๆฒนใ‚’้ฃฒใพใชใ‘ใ‚Œใฐใชใ‚‰ใชใ„ใ€ใจ่จ€ใฃใŸใจใใ€ๅฝผใฏใ™ใใซ็”Ÿใฎๆค็‰ฉๆฒนใ‚’2ใ€3ๆœฌ้ฃฒใฟใพใ—ใŸใ€‚ๆ•ฐใƒถๆœˆๅพŒใ€ๅฝผใฏใคใ„ใซไบกใใชใ‚Šใพใ—ใŸใ€‚

    4.ๆœฌๅฝ“ใซไฝ•ใŒ่ตทใ“ใฃใŸใฎใงใ™ใ‹๏ผŸใƒกใƒขใ‚’ๅ–ใ‚‹ใ€‚ๅŸบๆœฌ็š„ใซใ€ๆใ‚ŒใฏไบบใŒ่‡ชๅˆ†ใŒ็ฅžใซๆ„›ใ•ใ‚Œใฆใ„ใ‚‹ใ“ใจใซๆฐ—ใฅใ‹ใชใ„ใจใใซ่ตทใ“ใ‚Šใพใ™ใ€‚ใใฎ็ฅžใฏๅฝผใฎใŸใ‚ใซ่‰ฏใ„่จˆ็”ปใ‚’ๆŒใฃใฆใ„ใ‚‹ใ ใ‘ใงใ™ใ€‚ๆใ‚Œใฏใ ใพใ—ใฆใ„ใ‚‹ๅฏ่ƒฝๆ€งใŒใ‚ใ‚Šใพใ™ใ€‚ๅค–่ฆ‹ใฏ็ฅžๆง˜ใฎๅ‘ฝใ˜ใ‚‰ใ‚ŒใŸใ“ใจใ‚’ใ—ใฆใ„ใ‚‹ใ‚ˆใ†ใงใ—ใŸใŒใ€ๅ†…้ขใฏ็ฅžๆง˜ใฎๆ„›ใจๅ–„ใ‚’ไฟกใ˜ใฆใ„ใพใ›ใ‚“ใงใ—ใŸใ€‚ๆใ‚Œใฏไบบใ€…ใซไฝ•ใงใ‚‚ๅ–œใ‚“ใงใ•ใ›ใ‚‹ใ“ใจใŒใงใใพใ™ใ€‚

    5.ใงใ™ใ‹ใ‚‰ใ€็ฅžใฎ่จ€่‘‰ใฏใ€็งใŸใกใซๅฏพใ™ใ‚‹็ˆถใฎๆ„›ใงใ‚ใ‚‹ๅฎŒๅ…จใชๆ„›ใŒๆใ‚Œใ‚’ๆŠ•ใ’ๅ‡บใ™ใฎใงใ€ๆ„›ใซใฏๆใ‚ŒใŒใชใ„ใ“ใจใ‚’ใฏใฃใใ‚Šใจ็งใŸใกใซๅ‘Šใ’ใฆใ„ใพใ™๏ผˆ1ใƒจใƒใƒ4:18๏ผ‰ใ€‚

    ไธปใ‚คใ‚จใ‚นใฏ็งใŸใกๅ…จๅ“กใ‚’็ฅ็ฆใ—ใพใ™ใ€‚็งใŸใกใฎๆŒจๆ‹ถใจ็ฅˆใ‚Š
    (Boy Jones Tamba)

    BalasHapus
  51. Percaya menghasilkan kekuatan positif sedangkan ketakutan negatif
    (Juan marsel)

    BalasHapus
  52. Itu sebabnya, Firman Tuhan jelas memberitahu kita bahwa di dalam kasih tidak ada ketakutan, karena kasih yang sempurna, yaitu kasih Bapa kepada kita, melenyapkan ketakutan (1 Yohanes 4:18).

    BalasHapus
  53. ketakutan dapat mendorong kita untuk berdoa, memberi, menginjil, mendeklarasikan janji Tuhan, dan melakukan hal-hal lain yang Firman Tuhan perintahkan.

    BalasHapus
  54. di dalam kasih tidak ada ketakutan, karena kasih yang sempurna, yaitu kasih Bapa kepada kita, melenyapkan ketakutan.

    BalasHapus
  55. Firman Tuhan jelas memberitahu kita bahwa di dalam kasih tidak ada ketakutan, karena kasih yang sempurna, yaitu kasih Bapa kepada kita, melenyapkan ketakutan (1 Yohanes 4:18).
    (Jainal jeremia sihombing)

    BalasHapus
  56. Sama seperti percaya, ketakutan dapat mendorong kita untuk berdoa, memberi, menginjil, mendeklarasikan janji Tuhan, dan melakukan hal-hal lain yang Firman Tuhan perintahkan. (Alfredo)

    BalasHapus
  57. Percaya menghasilkan kekuatan yang positif, sedangkan ketakutan negatif.

    BalasHapus
  58. sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Amen

    BalasHapus
  59. Kasih Yesus adalah kasih yang Sempurna, dan berbahagialah setiap kita karena kasih yang sempurna itu telah kita terima

    Aditya Pratama Sihombing

    BalasHapus
  60. Firman Tuhan jelas memberitahu kita bahwa di dalam kasih tidak ada ketakutan, karena kasih yang sempurna, yaitu kasih Bapa kepada kita, melenyapkan ketakutan (Monica Elshaday Putri)

    BalasHapus
  61. Pernah seseorang berkata kepada saya, โ€œSaya sudah melakukan seperti yang Firman Tuhan perintahkan, tapi mengapa saya belum sembuh juga?โ€ Perlu kita mengerti bahwa yang terpenting bukan melakukannya, melainkan percayanya

    BalasHapus

Posting Komentar