STAPIN MAJALENGKA | BIMBINGAN PRA NIKAH - BPN | TINGKAT 3

PENGANTAR

PERNIKAHAN telah menjadi suatu isu yang dilematis bagi banyak orang. Disatu segi "Naluri" manusia untuk berumah tangga sangat besar namun disisi lain kita melihat kenyataan betapa parahnya kehancuran yang melanda pernikahan dari banyak orang. Kita tidak menutup mata akan jerit kepedihan dari para istri yang mendapati bahwa suaminya sudah tidak setia lagi. Sementara anak-anak selalu menjadi korban dari setiap rusaknya hubungan papa dan mama. Mereka menjadi terlantar dan tumbuh liar tanpa kasih sayang kedua orang tua.

Perjalanan pelayanan kami selama inipun telah dikenyangkan dengan kisah-kisah semacam itu yang keluar dari mulut orang orag percaya. Kami menyimpulkan bahwa rumah tangga orang kristen-pun tidak kebal dari goncangan-goncangan tersebut. Itulah sebabnya kami mencoba mempersiapkan buku pegangan ini guna memberikan dasar berumah tangga secara alkitabiah dan bertanggung jawab.

Memang benar saudara akan membaca banyak kebenaran dari firman Tuhan, namun saudara juga akan memperoleh petunjuk praktis yang kami yakin sangat bermanfaat. Semuanya tidak dimaksudkan sebagai "Taurat" baru dalam hidup kita, tetapi justru akan memberikan imbangan yang sehat bagi mereka yang akan mempersiapkan pernikahan mereka. Banyak orang berkata bahwa cinta itu buta, namun dengan bimbingan ini saudara akan dibuat melihat, sekalipun dengan cinta.

Pada akhir dari setiap bahasan, saudara akan diminta mengisi beberapa pertanyaan. Bukan pertanyaan yang idealis sifatnya, namun pertanyaan yang langsung berhubungan dengan kenyataan hidup kita, Disinilah kejujuran saudara sangat diuji, sebab buku pegangan ini akan kehilangan fungsi bimbingannya ditangan orang-orang yang tidak berani berkata jujur dan terbuka.

Tuhan Yesus yang baik akan menggembalakan saudara dalam kasih dan kekudusan ilahi. Puji Tuhan !!


Lihat, inilah yang aku dapatkan: Setelah aku lihat aku hitung satu persatu, apa yang dicari oleh jiwaku tidak kutemukan; untuk mencari satu orang laki-laki diantara seribu laki-laki, aku telah menemukannya. Tetapi untuk mendapatkan seorang wanita diantara sekian banyak itu, aku belum menemukannya. (Pengkhotbah 7:27-28)


I. MENCARI JODOH

Kalau ada orang yang dianggap tahu tentang pahit getirnya dalam mencari jodoh, diantaranya kita bisa berkata bahwa Salomo-lah orangnya. Entah kekacauan semacam apa yang menghinggapinya sehingga alkitab menuliskan, bahwa Raja itu memiliki 700 istri dan 300 gundik. Apakah semuanya itu membuat Salomo puas? Ternyata tidak !

Salomo berkata: Lihat, inilah yang aku dapatkan : Setelah aku lihat aku hitung satu persatu, apa yang dicari oleh jiwaku tidak kutemukan; untuk mencari satu orang laki-laki diantara seribu laki-laki, aku telah menemukannya. Tetapi untuk mendapatkan seorang "wanita" diantara sekian banyak itu, aku belum menemukannya. (Pengkhotbah 7:27-28)

Wanita yang dicarinya adalah seorang istri yang sepadan. Dan yang mencari adalah jiwanya. Dengan kata lain kita belajar bahwa jodoh adalah sesuatu yang dicari oleh jiwa kita. Itu bukan pencarian mata, bukan pula pencarian nafsu libido kita, tetapi adalah pencarian jiwa. Pernikahan akan meramu kedua jiwa menjadi satu. Secara fisik keduanya tetap dua, tetapi secara jiwa mereka adalah satu. Itulah sebabnya pernikahan akan menghasilkan ikatan emosional yang sangat dalam. Oleh karena itu kita harus berhati-hati di dalam menentukan pilihan, kepada siapa kita harus meramu jiwa kita.

Sayangnya banyak orang muda yang terlambat menyadari akan hal tersebut. Berbagai konflik dalam batin mereka telah membutakan mata hati mereka sendiri, sehingga tanpa disadari ada begitu banyak orang muda yang memutuskan untuk menikah bukan berdasarkan apa yang benar, tetapi justru berdasarkan apa yang salah.


Berikut ini beberapa rambu-rambu yang perlu kita perhatikan dengan kejujuran hati.

1. JANGAN MENIKAH DENGAN ORANG YANG TIDAK PERCAYA


Firman Tuhan dengan tegas berkata bahwa gelap dan terang tidak bisa bersatu. Banyak anak Tuhan yang mencoba menjadi "PAHLAWAN". Mereka berkata: "Oo..saya menikah dengan dia yang belum percaya kepada Kristus, supaya saya bisa mempertobatkan atau memenangkan dia." Saudara harus menyadari bahwa hanya Roh Kudus yang bisa membuat seseorang bertobat. Memberikan dirimu sebagai suami atau istrinya tidak akan membuat yang bersangkutan bertobat. Nah, ada juga yang berpikir lebih cerdik.

Saya jumpa dengan dua anak muda yang sudah lama berpacaran, dan mereka ingin menikah. Yang pria bukan Kristen, jadi mereka sadar bahwa kondisi ini akan menghadapi kendala dari gereja. Supaya bisa menikah, yang pria bersedia di baptis. Pikirnya, dengan dibaptis berarti saya jadi orang Kristen. Dengan demikian gereja tidak akan berkeberatan menikahkannya. Pada kasus ini anak Tuhan harus waspada dan berani jujur dengan hatinya sendiri. Tuhan tidak mempermasalahkan Kristen atau bukan Kristen. Yang dipertanyakan adalah apakah kita ini Terang atau Gelap. Dan Terang hanya muncul melalui pertobatan yang murni, bukan sekedar dibaptis dan jadi Kristen.


2. JANGAN MENIKAH DENGAN ORANG YANG BERJANJI AKAN BERUBAH SETELAH MENIKAH.

Inipun adalah dusta yang telah memakan begitu banyak korban. Seorang pemuda yang biasa hidup dalam perjinahan, merengek-rengek kepada pacarnya, bahwa ia pasti akan berubah setelah mereka menikah. Sebabnya adalah sang pacar memergokinya waktu pergi bersama perempuan tuna susila. 100% apa yang dikatakannya adalah dusta. Pada kenyataannya hawa nafsu dan roh perjinahan yang menguasainya tidak akan pernah sembuh dengan beristri. Jika bisa sembuh dengan beristri mengapa banyak suami yang berjinah? Wanita yang lemah jiwanya dan tidak pernah bisa berkata tidak, akan dengan mudah percaya kepada janji-janji semacam itu. Sekali lagi, hanya pertobatan yang murni akan memberikan kelahiran baru sekaligus hidup yang baru.

3. JANGAN MENIKAH KARENA DORONGAN KEBUTUHAN SEXSUAL.

Kalau hal ini merupakan alasan untuk mengapa anda menikah, saudara sedang tertipu. Hubungan sexual hanyalah sebagian kecil dari kehidupan suami-istri. Masih ada begitu banyak aspek lagi dalam kehidupan berumah tangga. Hanya kebutuhan akan satu hal itu tanpa memperhatikan aspek-aspek lain, pasti akan membuat pernikahanmu akan berakhir dengan kekecewaan. Dan seperti yang saya katakan di atas, bahwa orang yang dikuasai oleh hawa nafsu dan roh perjinahan, tidak bisa sembuh hanya dengan mengawinkan yang bersangkutan.

4. JANGAN MENIKAH UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALANMU

Ada banyak anak muda yang hidup ditengah-tengah keluarga yang hancur. Setiap hari hati mereka tersiksa dan hancur melihat apa yang terjadi disekitarnya. Mereka merasa tidak ada orang yang memperdulikan hidup mereka dan tidak ada yang mengasihi mereka. Akibatnya impian mereka adalah, bagaimana saya bisa keluar dari neraka rumah tangga orang tuaku dan memulai hidup baru dengan suami atau istriku. Saya harus berkata terbuka dengan saudara, jika engkau tidak bisa keluar sebagai pemenang dalam kemelut hidupmu saat ini, engkau pun akan mengalami kemelut di tempat yang baru. Yaitu pada keluargamu sendiri. Saya tidak berkata bahwa anda harus mengatasi tuntas masalah rumah tangga orang tuamu. Nami jika pernikahanmu hanya sebagai pelarian terhadap persoalanmu hari ini, engkau tidak akan sanggup menghada persoalan bahkan yang sekecil apapun yang kelak akan muncul dalam rumah tanggamu sendiri. Pernikahan yang hanya sebagai pelarian justru akan menciptakan persoalan baru. Karena biasanya kita akan sembarangan dalam menentukan jodoh kita, dan disisi lain kita memiliki idealisr yang sangat tinggi tentang keluarga karena kita tidak ingin. peristiwa dan persoalan yang dihadapi orang tua kita terulan dalam hidup kita. Jika ternyata kenyataannya tidak seperti yang kita bayangkan, kita dengan mudah menjadi kecewa d: runtuh.


5. JANGAN MENIKAH UNTUK STATUS SOSIAL

Masyarakat seringkali memberikan tekanan yang amat berat kepada anak-anak muda terutama para pemudi. Pernikahan seringkali masih merupakan status sosial. Keluarga yang memiliki anak gadis yang sudah cukup umur namun belum menikah, menilai bahwa hal itu merupakan beban bahkan ai Tidak sedikit dari mereka yang kemudian mencarikan jodoh bagi anaknya. Si anakpun setiap hari harus menjawab pertanyaan dari orang tuanya seputar siapa jodohnya. Akibatnya si anak menjadi gelisah. Dan bahayanya adalah terjadilah pernikahan dengan sembarang orang, hanya supa mendapatkan status sosial yang "baik" dimata orang lain. [ desa-desa, Dimana praktek-praktek semacam ini masih kuat kita menjumpai banyak pernikahan yang hanya berumur beberapa hari saja. Sungguh sangat menyedihkan.


6. JANGAN MENIKAH KARENA HARTA

Jika kita berani jujur, faktor harta ternyata sangat dominan dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini pengaruh orang tua yang didasari pertimbangan materi sampai hari ini masih sangat terasa. Jodoh buat anaknya diupayakan akan didapat dari kalangan berduit. Sepertinya uang menjamin kebahagiannya. Sepintas motif ini sangat memalukan, namun jika didalami lagi, ternyata bukan hanya memalukan, namun juga menjerumuskan. Harta tidak pernah langgeng. Apa yang hari ini ada mungkin esok akan lenyap apa yang dari jauh dilihat berkilat, sering kali ketika didekati adalah karat. Pernikahan karena harta akan memperbudak hidup kita. Dan pastilah cinta yang muncul bukanlah cinta yang murni. Janganlah hidup kita dimulai dengan kepalsuan. Sering kali pula motivasi harta juga datang dari yang bersangkutan. Seorang pemuda atau pemudi yang bertahun-tahun hidup dalam kemiskinan dan kekurangan akan sangat tergoda untuk mencari pasangan dari keluarga yang kaya, guna lepas dari kemiskinannya. Ini pun salah satu bentuk kepalsuan yang harus dibuang.


7. JANGAN MENIKAH KARENA ORANG LAIN KATANYA MENDENGAR SUARA TUHAN

Diantara orang karismatik hal ini banyak terjadi. Seorang pemuda berkata kepada seorang pemudi, Tuhan berkata bahwa engkau adalah istriku sipemudi menjawab, engkau adalah orang kelima yang mengaku begitu. Ada empat orang lagi yang mengaku mendapat suara Tuhan bahwa saya adalah jodoh mereka. Sejak kapan Tuhan menjadi kacau ? Saya percaya bahwa kita bisa mendengar suara Tuhan. Dan Tuhan bisa berbicara demikian. Namun paling tidak kedua belah pihak mendapat peneguhan dan gembala jemaat memberikan konfirmasinya. Itupun tidak boleh membuat kita menutup diri terhadap semua pertimbangan orang lain. Paling tidak sebagai barometer ujian demi tercapai suatu keputusan yang tak tergoyahkan.

Masih banyak aspek yang kita bisa jabarkan. Namun paling tidak ketujuh poin diatas mampu memberikan imbangan yang memadai atas cinta kita yang "buta" itu.

II. SEPADAN

Ayub hamba Allah yang setia itu berkata: "I made a covenant with my eyes, why then should I think upon a maid?" Dengan kata lain ia berkata bahwa ia telah mengadakan perjanjian dengan matanya, sehingga ia tidak perlu lagi berpikir tentang perempuan lain. Pada saat seseorang menjatuhkan pilihannya untuk berumah tangga atau menikah dengan seseorang, detik yang sama ia sebenarnya telah sepakat bahwa matanya tidak akan melirik kepada wanita lain. Dengan arti kata, mata kita harus dibuka sangat lebar sebelum menjatuhkan pilihan akhir. Ingat: barang yang sudah dibeli tidak dapat ditukar atau dikembalikan. Periksalah terlebih dahulu barang yang anda beli sebelum meninggalkan toko kami !! (Demikianlah pesan sponsor) red

Tuhan memberikan pasangan yang SEPADAN bagi kita. Apa yang dimaksudkan dengan sepadan? Tentu diatas segalanya adalah sepadan dalam hal terang dengan terang. serta sepadan dalam roh. Namun tetap mata kita harus kita buka lebar. Kita tidak boleh asal sembarang menentukan pilihan.

Firman Tuhan berkata: "Jikalau engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri, jikalau engkau mencemooh, engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya."(Amsal 9:12)

Ada beberapa pertimbangan yang saya ingin berikan kepada saudara sebagai bahan renungan. Bukan untuk menghilangkan sama sekali campur tangan ilahi, namun paling tidak untuk menguji hati kita sendiri.


                            Kata SEPADAN yang kita ketahui saya yakin menyangkut masalah roh, jiwa dan tubuh. Oleh karena itu coba pertimbangkan beberapa pokok dibawah ini:

1. PERBEDAAN SUKU

Kekristenan tidak memandang latar belakang kesukuan Saudara bebas menikah dengan seseorang dari suku manapun Akan tetapi kita juga tidak menutup mata bahwa perbedaan suku bisa berarti perbedan cara pandang. kebiasan, tata krama, pola berpikir, dan banyak lagi hal Sering kali kita menjumpai fakta bahwa didunia timur, pernikahan tidak hanya bersatunya dua pribadi. Tetapi juga dua keluarga. Saudara menikah dengan pasanganmu berarti saudara harus bisa msuk dalam lingkaran keluarga bersarnya. Saling mengenal secara dekat antar keluarga sebelum pernikahan terjadi akan menolong kedua belah pihak mamiliki pemahaman yang baik.

2. PERBEDAAN STATUS SOSIAL-EKONOMI

Tidak ada larangan di Alkitab terjadinya perkawinan antara dua pribadi yang berbeda latar belakang sosial-ekonominya. Namun perbedaan yang terlalu tajam juga menimbulkan aneka perbedaan yang sedikit. Pada keluarga yang materialistis, menerima menantu yang miskin seringkali dianggap sebagai sebagai beban serta kerugian. Sebaliknya si-menantu yang miskin itu cenderung sensitif, mudah terhina dengan perlakuan dari pihak lain. Realita ini harus dibicarakan secara terbuka.

3. PERBEDAAN TINGKAT PENDIDIKAN

Dalam perkawinan, komunikasi antara suami-istri merupakan faktor penentu kebahagian mereka yang cukup dominan. Jika komunikasi terhambat, lambat laun akan merenggangkan hubungan keduanya. Perbedaan tingkat pendidikan yang terlalu jauh akan bisa menyulitkan komunikasi antara suami dan istri. Suami bisa begitu jengkel karena si istri tidak bisa menjadi partner bicara yang seimbang. Sebaliknya si istri menjadi marah karena suami selalu menganggapnya bodoh. atau sebaliknya.

4. PERBEDAAN USIA

Terutama jika usia si calon istri jauh lebih tua dari sang pria, di masa mendatang akan bisa menjadi persoalan. Seorang suami tidak pernah mau lagi berjalan bersama istrinya karena istrinya jauh kelihatan lebih tua dari padanya. Dan pernah seorang teman lamanya mengira ia sedang berjalan dengan mertuanya. Lucu memang, tapi ini realita.

Di samping beberapa pokok renungan diatas, ada dua hal lagi yang perlu dipersiapkan sebelum memasuki kehidupan rumah tangga : 

        1. Restu dari ke dua belah orang tua.

Firman Tuhan mengajar kita, bahwa kita harus menghormati kedua orang tua kita. Jika kita yakin bahwa Allah memberikan seseorang itu menjadi istri atau suami, maka kitapun harus yakin bahwa Tuhanpun akan membuat kedua orang tua kita merestuinya. Jangan memulai pernikahan kita dengan benih pemberontakan, karena buah kepahitan yang terus-menerus harus kita makan sebagai akibatnya. Tidak ada back street atau jalan belakang bagi orang percaya. Kita anak-anak terang dan segala sesuatu harus dilakukan di dalam terang Tuhan.

          2. Selesaikan dahulu pekerjaanmu di ladang

"Selesaikanlah pekerjaanmu di luar siapkanlah itu diladang; baru kemudian dirikanlah rumahmu. (Amsal 24:27)

Ayat ini artinya mendorong kita untuk mempersiapkan pekerjaan atau nafkah kita secara baik sebelum kita membangun rumah tangga kita. Tuhan menghendaki anak anaknya hidup dalam tanggung jawab yang tinggi. Kehidupan sebuah keluarga adalah kehidupan dengan biaya tinggi. Belum lagi jika anak-anak kita lahir dan mereka membutuhkan perhatian dan dana yang tidak sedikit. Jika kita hidup sungguh sungguh dihadapan, Tuhan, pasti Tuhan akan memberikan kehidupan keluarga yang sehat dan penuh berkat.

"Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu,...." (Kejadian 1:27-28)



III. KEKUDUSAN & KEPERAWANAN

Inilah masalah yang paling serius yang dihadapi oleh gereja pada saat ini. Pelanggaran kekudusan pernikahan sudah menjadi gejala yang merebak kemana-mana. Hubungan sex sebelum pernikahan nampaknya telah banyak dilakukan, juga dikalangan orang-orang muda kristen. Rasanya kemurnian semakin langka di dunia ini. Saya tidak tahu yang saudara sendiri telah perbuat. Tetapi yakinlah bahwa sebelum saya memintakan berkat bagi pernikahan saudara, hal tersebut akan saya pertanyakan terlebih dahulu.

Dan dasar dari semuanya tentu ada dalam Firman Tuhan:

1. SEX SEBELUM PERNIKAHAN ADALAH DOSA PERJINAHAN

Firman Tuhan berkata: "Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan Nya dia; laki-laki perempuan diciptakannya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu....(Kejadian 1:27-28)


Perhatikan urutan yang terjadi, Setelah manusia diciptakan, Allah memberkati mereka terkebih dahulu, baru setelah itu manusia mendapat legalitas untuk menikmai hubungan sexsual mereka, yaitu antara suami-istri, tetapi kenyataan, banyak yang membuat urutan sendiri. Setelah ada anak, baru minta diberkati. Saya ingin menegaskan sekali lagi, bahwa hubungan sex sebelum pernikahan, atau sebelum berkat Tuhan diberikan adalah dosa !!

2. TANDA-TANDA KEPERAWANAN

Didalam Ulangan 22:13-21, Firman Tuhan menyatakan bahwa keperawanan seorang gadis adalah milik dari suaminya. Dan pada saat persetubuhan terjadi, pada diri si gadis akan mengeluarkan tanda-tanda keperawanan, diantaranya darah. Itu adalah hak mutlak dari suaminya. Dia tidak boleh menyerahkan keperawanannya kepada orang lain, kecuali kepada suaminya kelak. Darah yang mengalir itulah bukti kesetiaan, sekaligus ikatan perjanjian yang abadi bagi keduanya. Selama mereka hidup, mereka terikat menjadi satu. Seperti Yesus dan Jemaatnya (Efesus 5:31-32), dimana ikatan kita dengan Dia adalah perjanjian karena Darah-Nya yang mulia. Karena pernikahan adalah bentuk simbol dari hubungan Kristus dan jemaat-Nya, maka tanda-tanda keperawan merupakan sesuatu yang harus dihormati Seorang laki-laki atau perempuan yang tidak menghormati kekudusan dan keperawanannya sendiri, adalah Esau yang memandang rendah hak kesulungannya. Dan Alkitab berkata bahwa Esau memiliki nafsu yang rendah dan cabul (baca: Ibrani 12:16-17)

Kejadian 2:24: "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.'

Yang dimaksudkan bersatu disini adalah hubungan intim atau hubungan sex antara suami dan istri. Kata Yunani yang dipakai adalah Proskollao atau hubungan intim yang sipatnya face to face atau berhadapan muka.

Sedangkan I Korintus 6:16 berkata: "Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan menjadi satu tubuh dengan dia?... cabul,

"Nah,kata mengiatkan disini dari kata Kollao. Dan kata tersebut sebenarnya digunakan untuk menunjukkan pada binatang yang kawin atau berkelamin! Jadi hubungan sex yang dilakukan bukan dengan suami atau istrinya membuat detik itu derajat kita menjadi rendah. Kita tidak melakukan apa yang semestinya manusia lakukan. Tetapi justru melakukan apa yang dilakukan oleh binatang.

3. BATASAN DALAM PACARAN

Seorang pemuda berkata: "Oo.. jadi kami tidak boleh melakukan hubungan sex sebelum nikah. Tetapi bagaimana kalau ciuman, pegang tangan, meraba-raba karena sayang? Masak begitu aja enggak boleh?"



Dengar Firman Tuhan, anak-anak muda: "Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupu suara hati mereka najs. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik." (Titus 1:15-16)

Jika saudara hidup dalam kekudusan dan hawa nafsu rendah serta cabul tidak membelenggu hidupmu, pertanyaan diatas tidak akan muncul dari pikiranmu. Roh Kudus di dalammu sudah cukup kuat bersaksi tentang apa yang kudus dan apa yang najis ! Jangan memulai pernikahan dengan kenajisan.. Karena itu akan mencemari kehidupanmu.

1 Korintus 7:1 menyatakan:
It is not good for a man to touch a woman. Atau adalah baik bagi seorang laki-laki untuk tidak menjamah seorang wanita. Terjemahan lain menyatakan: it is not good for a man to kindle a flame in a woman. Atau: Tidak baik jika seorang laki-laki membangkitkan atau mengobarkan api yang ada di dalam seorang wanita!

Api apa yang dimaksudkan disini? Jelas itu adalah api sexual. Dengan kata lain jika sepasang anak muda “berpacaran”, dan mereka saling mengorbankan api sexual dalam diri mereka, melalui perbuatan apapun, Firman Tuhan berkata itu tidak baik. Kata tidak baik bukan berarti boleh, tetapi kata itu berarti bukan berasal dari Tuhan. Dan semua yang bukan berasal dari Tuhan akan membawa kepada kebinasaan.

Amsal 6:27-28 berkata: "Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya? Atau dapatkah orang berjalan diatas bara, dengan tidak hangus kakinya?"

Semua bentuk hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan suami-istri, yang disertai tindakan mengobarkan api sexual atau tindakan yang merangsang nafsu sex, akan membuat yang bersangkutan hangus karena api tersebut. Itulah sebabnya Paulus menasehati Timotius bagaimana seharusnya ia memperlakukan perempuan-perempuan muda, yaitu dengan diperlakukan sebagai adiknya dengan penuh kemurnian. (baca: 1Timotius 5:2) Sedangkan kepada perempuan Paulus minta supaya berdandan dengan pantas, sopan dan sederhana (Lihat 1 Timotius 2:9). Dandananmu tidak boleh membakar nafsu sex orang lain!


IV. SIAP MENGHADAPI KESUKARAN

Baca: Matius 19:1-11
Pada kisah yang saudara baca, Yesus menyatakan dengan tegas bahwa Tuhan menentang perceraian antara suami-istri. Lalu reaksi dari para murid ternyata begitu mengejutkan. Mereka berkata:" Jika demikian halnya hubungan antara suami dan istri, lebih baik jangan kawin."

Apa yang mereka ungkapkan mengandung pernyataan bahwa kehidupan bersama suami-istri bukanlah merupakan hal yang mudah. Begitu banyak perbedaan yang harus disesuaikan dan ada begitu banyak perbedaan yang seringkali tidak bisa disatukan. Biasanya pada titik tertentu, manusia cenderung menyudahi ikatan pernikahan yang ada. Namun hal itu ditentang keras oleh Tuhan sendiri. Oleh karena itu Yesus pun menjawab mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja." Jadi mintalah kepada Tuhan agar saudara dikaruniai pengertian yang benar akan nilai sebuah pernikahan, serta keindahan sebuah pernikahan sebagaimana yang dilihat oleh Allah

Sebab pada kenyataan, kita akan menjumpai aneka kesukaran di dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang ada. Seringkali aneka kesukaran itu bahkan menjadi gangguan dalam pelayanan kita kepada Tuhan (baca: I Korintus 7:32-35)

Pernikahan membuat seorang suami memiliki kewajiban menyenangkan istrinya demikian pula sebaliknya. Dan seringkali apa yang menyenangkan hati si-istri atau suami justru adalah hal yang sangat tidak disukainya. Alkitab juga menegaskan bahwa istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri tetapi istrinya(1 Korintus 7:4)

Dan bentuk keterikatan seperti itu berlaku seumur hidup, karena Tuhan membenci perceraian (Maleakhi 2:16). Dengan kata lain, pernikahan juga berarti secara sadar kita melepaskan sebagian bahkan sebagian besar dari hak hidup kita kepada orang lain.

Disamping itu, ketika kelak Tuhan mengaruniai kita dengan anak-anak, maka adalah tanggung jawab kita untuk mendidik, merawat dan membesarkan anak-anak tersebut. Baik secara Rohani, maupun secara jiwani serta jasmani. Ketika anak-anak kami mulai sekolah, tiba-tiba kami (khususnya istri saya), menyadari bahwa kami seperti masuk sekolah dasar lagi. Tiap hari istri saya membaca buku tentang pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, PPKN, bahkan Bahasa Daerah. Khusus pada hari jum'at, dia akan sibuk mempersiapkan prakarya untuk keperluan anak-anak. Semuanya membutuhkan kesabaran yang tinggi dan menyita waktu yang tidak sedikit. Tetapi itulah realita pernikahan. Kita harus sadar, pernikahan bukan hanya bicara soal sex, tetapi tanggung jawab yang tinggi serta luhur.

Jika anda berumah tangga sendiri, artinya tinggal di rumah yang berbeda dengan orang tuamu, maka urusan sehari hari soal rumah kitapun menjadi kewajiban yang tidak bisa kita hindari. Listrik, telepon, air, pembantu, cucian, dsb, dsb. menjadi tugas rutin kita. Semua kewajiban ini harus dikerjakan dengan suka cita. Hal itu hanya dapat terjadi jika diantara kalian berdua benar-benar memiliki kasih yang tulus dan mumi. Kasih yang tidak tulus atau palsu, hanya menuntut dan tidak rela memberi. Maka ketika kewajiban datang dalam hidup kita, semuanya bisa menghasilkan ledakan amarah yang luar biasa serta menggoyahkan rumah tangga kita. Anda siap dengan semua tanggung jawab tersebut?


V. PERNIKAHAN DI MATA ALLAH

Selama Abraham berkata bahwa Sara adalah saudarinya, Tuhan berkata kakak dan adik berbeda dengan suami dan istri. Kakak dan Adik tidak akan menghasilkan keturunan. Tetapi suami dan istri akan mendapatkan keturunan. Selama posisi Sara tidak dipulihkan, janji Allahpun terhalang untuk digenapi

Adalah salah besar jika kita menganggap bahwa pernikahan hanyalah suatu ikatan longgar yang bisa dibongkar pasang sekehendak diri kita sendiri. Ikatan pernikahan bagi anak anak-Nya didasari oleh suatu janji suci dihadapan Tuhan dan jemaat-Nya. Dan ikatan pernikahan tidak dilakukan oleh hukum, atau lembaga dunia belaka.

Namun ikatan pernikahan terjadi karena Tuhan yang mengikat keduanya menjadi satu. Dan Alkitab berkata: apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia. Setiap bentuk ketidaksetiaan atau penyele-wengan, akan berarti pelanggaran janji kudus. Dan hal itu akan berakibat yang sangat buruk dalam kehidupan yang bersangkutan. Karena hakekat dari pernikahan yang sebenarnya adalah gambaran dari Kristus dan jemaat-Nya, maka pada ikatam pernikahan tidak bisa ditolerir adanya pengkhianatan. Suami dan Istri harus menempatkan serta memperlakukan pasangannya secara benar, apapun alasannya.

Berikut ini akan saya tunjukkan beberapa contoh dalam Alkitab bagaimana Tuhan menghargai dan melihat suatu pernikahan :

1. Abraham dan Sara

Kita semua tahu bagaimana Alkitab berkata bahwa Sara mandul. Disatu sisi Tuhan berjanji akan memberi Abraham keturunan dari rahim Sara. Namun pada kenyataannya Sara sendiri mandul. Ternyata ada satu proses dimana Abraham harus mengembalikan posisi istrinya ketempat yang sebenarnya. Kejadian 12:10-20 menceritakan bagaimana Abraham mengakui Sara sebagai saudarinya dihadapan Firaun. Oleh karena dusta yang dibuatnya, hampir saja

Firaun menjadikan Sara sebagai istrinya. Akan tetapi pada saat itu, Abraham belum benar-benar bertobat. Dalam Kejadian 20:1-10, peristiwa yang sama terulang kembali Kali ini dengan Abimelekh. Baru pada saat itulah Abraham menceritakan kesalahan yang ia perbuat sejak dari Mesopotamia. Dimana Abraham berbuat demikian karena ingin menyelamatkan nyawanya sendiri. Sekalipun hal itu mengorbankan istrinya (baca: Kejadian 20:11-13). Setelah hal itu diluruskan kembali dan ia berdoa bagi Abimelekh, apa yang terjadi? Pada Kejadian 21:1-2 Alkitab mencatat kelahiran Ishak. Selama Abraham berkata bahwa Sara adalah saudarinya, Tuhan berkata: Kakak dan adik berbeda dengan suami dan istri. Kakak dan adik tidak akan mengasilkan keturunan. Tetapi suami dan istri akan mendapatkan keturunan. Selama posisi Sara tidak dipulihkan, janji Allahpun terhalang untuk digenapi. Apapun alasan saudara, posisi pasangan hidupmu haruslah saudara tempatkan pada tempat yang sebenarnya.

2. Daud dan Batsyeba

Kita semua tahu akan kisah Daud dan Batsyeba. Setelah suami Batsyeba yaitu Uria mati, Daud mengambil Batsyeba menjadi istrinya. Dan II Samuel 12:24 menyatakan bahwa Batsyeba sejak saat itu disebut sebagai istri Daud. Namun dihadapan Tuhan cara yang Daud pakai adalah cara yang keji dan menjijikan. Sekalipun Daud adalah hamba Tuhan yang Tuhan sayangi, tidak berarti bahwa Tuhan secara semena-mena membiarkan perbuatan keji semacam ittu terus berlangsung tanpa memperdulikan hak dari Uria. Ternyata Tuhan tidak pernah mengabaikan dan melupakan Uria. Dimata Tuhan Batsyeba tetap diakui sebagai istri dari Uria. Dan untuk mempertegas akan hal itu, pada saat Matius menulis silsilah Tuhan Yesus Kristus, Firman Tuhan menyatakan bahwa Batsyeba adalah istri dari Uria (baca Matius 1: 1-6). Ikatan pernikahan adalah ikatan yang sakral atau kudus. Kita tidak bisa mempermainkan ikatan itu sekehendak hati kita sendiri. Sekali kita mengikatkan diri dengan seseorang dihadapan Tuhan maka kita harus berpegang teguh pada janji kudus yang kita ucapkan sendiri.

Dengar apa yang Tuhan katakan: “Dan inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi Mezbah Tuhan dengan air mata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena la tidak lagi berpaling kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tanganmu. Dan kamu bertanya : Oleh karena apa? " Oleh sebab Tuhan telah menjadi saksi antara engkau dan istri masa mudamu, yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan istri seperjanjianmu. Bukankah Allah Yang Esa menjadikan mereka daging dan Roh? Dan apakah yang kesatuan itu? Keturunan Ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap istri dari masa mudanya. Sebab aku membenci perceraian, Firman Tuhan, Allah Israel juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, Firman Tuhan semesta alam. Maka jagalah diri dirimu dan janganlah berkhianat" (Maleakhi 2:13-16)

Pengkhianatan terhadap pasangan seperjanjian kita akan membuat doa kita terhalang, dan berkat Tuhanpun terhalang sangat Rasul Petrus menegaskan kembali dengan berkata

"Demikian juga kamu hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan.supaya doamu jangan terhalang. "(I Petrus 3:7)

Warisan yang kita terima dari Tuhan yaitu Kasih Karunia atau Kehidupan Surgawi, tidak bisa kita terima sendiri. Butuh yang namanya teman pewaris. Jika teman pewaris diabaikan dan disingkirkan, maka yang menyingkirkannyapun tidak akan mendapatkan warisan tersebut. Tetapi jika diantara keduanya terjalin Kasih yang setia dan schati, berkat serta warisan-Nya akan diperintahkannya kepada kita (baca, Mazmur 133)


SEBUAH PENGANTAR

Saudara telah melewati tahap bimbingan melalui buku pegangan satu. Saya berharap melalui buku tersebut saudara dicelikan sehingga melihat segala sesuatunya dengan jelas, sekalipun tetap dengan cinta. Kini kita akan segera memasuki tahap berikutnya dari proses bimbingan ini.

Pada buku kedua ini, kita akan bicara tentang segala sesuatu yang Tuhan janjikan di dalam pernikahan orang percaya. Kita akan akan bicara tentang keluarga, berkat materi, bahkan tentang hubungan seksual diantara suami istri.

Bukan hanya itu, kita akan lebih mendalami lagi tentang masalah kepribadian laki-laki dan wanita. Jika saudara telah menyelesaikan buku kedua ini, rasanya bekal dasar yang diberikan oleh gereja cukup memadai. Saudara akan masuk dalam pernikahan dengan pengharapan yang melambung tinggi. Bukan pengharapan yang kosong, namun pengharapan yang pasti

serta teruji. Sekali lagi, saya ingin mengingatkan bahwa buku pegangan ini tidak berdiri sendiri. Buku ini akan didampingi oleh serangkaian lembar pertanyaan demi pertanyaan, yang kita beri nama ujian kejujuran.

Dan melalui kedua jenis materi tersebut team pastoral gereja akan memberi bimbingan bagian perbagian. Ketiga elemen tadi akan ditambahkan dengan pekerjaan Roh Kudus yang kuat, dan pasti akan membuat persiapan pernikahan kita menjadi solid.

Mari kita lanjutkan perjalanan kita bersama dengan Gembala Agung kita yakni Tuhan Yesus Kristus. Amin..

BAB. 1
MENYATUKAN YANG BERBEDA


Survei membuktikan laki-laki rata-rata berbicara sebanyak 10.000 kata setiap hari, sedang wanita berbicara rata-rata 25.000 kata setiap hari.... Pada saat si suami sudah kebiasaan kata-kata si istri masih memiliki 15.000 kata untuk diucapkan....!

Semua kita menyadari bahwa antara pria dan wanita terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup lebar. Seringkali semua perbedaan itu menjadi sedemikian melebar sehingga tak terjembatani lagi. Jika ini terjadi pada suami-istri, pastilah menimbulkan kegoncangan besar dalam rumah tangga mereka. Tidak semua benturan yang terjadi antara suami-istri bisa diselesaikan dengan pertanyaan siapa yang salah dan siapa yang benar. Bahkan sebagian besar perbedaan serta benturan yang terjadi lebih karena pemahaman yang kurang terhadap hidupnya.

Kita harus menyadari bahwa bagaimanapun juga laki-laki berbeda dengan wanita. Bukan hanya organ fisiknya yang berbeda, namun perbedaan itu bahkan menyangkut aspek aspek yang lebih luas. Perbedaan yang ada pasti tidak dimaksudkan untuk dipertentangkan. Melainkan perbedaan itu seharusnya membuat pasangan yang ada makin kuat. Sebab perbedaan yang ada jika disatukan akan saling memperlengkapi dan saling mengisi. Dan untuk bisa sampai kesitu, ada dua hak yang perlu kita perhatikan:

        1. Pemahaman akan keadaan masing-masing secara baik.

        2. Berjalan sesuai dengan aturan Tuhan tentang suami-istri

Pada bab ini kita akan berbicara tentang pemahaman diantara suami-istri secara baik. Dan pada bab berikutnya akan kita bahas mengenai aturan Tuhan tentang suami-istri. Kita akan melihat apa yang menjadi pengharapan masing masing akan pasangan hidupnya. Kita akan menyoroti tentang apa yang suami harapkan dari istrinya. Demikian sebaliknya, kita juga perlu mengerti apa yang istri harap kan dari suaminya. Saudara mungkin akan tertawa karena setuju, atau tertawa karena seperti sedang dituju. Nah, mari kita mulai:

1. BANYAK BICARA ATAU SEDIKIT BICARA

Suami sering mengeluh karena istrinya terlalu banyak bicara, kalau hatinya sedang berbahagia, istri selalu bercerita tentang apa yang membuatnya bahagia. Dan itu selalu diulang dan diulang, apalagi jika sedang marah atau kecewa. Omelan dan gerutuan selalu meluncur dengan tiada henti. Pokoknya banyak suami yang mengeluh dan tidak tahan dengan istri yang cenderung lebih banyak bicara. Sebaliknya si istri sangat mengeluh karena suaminya lebih

suka menghabiskan waktu senggangnya di depan televisi daripada bicara dengan istrinya. Padahal si istri ingin tahu apa yang terjadi di kantor sepanjang hari itu, juga si istri ingin bercerita apa saja yang dialaminya hari itu. Mungkin soal masa lalu, tetapi juga tentang masa depan.

Survei membuktikan: laki-laki rata-rata berbicara sabanyak 10.000 kata setiap hari, sedang wanita berbicara rata-rata 25.000 kata setiap hari. Dan hal itu sudah nampak ketika masih bayi atau kanak-kanak. Pada usia 2 tahun, kemampuan anak perempuan untuk berbicara lebih tinggi anak laki-laki. Ini perbedaan karakter yang harus dipahami oleh masing-masing pihak. Pada saat si suami sudah kehabisan kata-kata, si istri masih memiliki 15.000 kata untuk diucapkan...!

2. TOLONG MENOLONG

Suami cenderung menghendaki supaya si istri tidak terlalu banyak meminta tolong. Sedapat-dapatnya segala urusan rumah-tangga atau anak-anak bisa diselesaikan oleh istri sendiri tanpa mengganggu kesibukan atau kesenangan suami. Sebaliknya istri menginginkan agar suami lebih ringan tangan dalam membantu kesibukannya. Tidak sedikit istri yang mengeluh dengan kata:" Dulu waktu pacaran, dia begitu perhatian, senang menawarkan bantuannya, tetapi sekarang setiap kali saya meminta bantuannya, suami saya selalu uring uringan."

3. EMOSI YANG STABIL

Para suami banyak mengeluh tentang labilnya emosi dari istrinya. Istri atau wanita mudah untuk tersentuh perasaannya. Mudah menangis, mudah terharu, mudah terpikat dan sebagainya. Dipihak lain istri sering mengeluh bahwa suaminya kurang dalam menyatakan perasaannya. Dingin, kurang terbuka, dan cenderung keras. Sering kali suami menilai bahwa karena emosi istri cenderung labil, istrinya dianggap masih kekanak-kanakan dan tidak dewasa, sedangkan istri menilai suaminya tidak ekpresif karena sombong dan acuh tak acuh.

4. FISIK ATAU ROMANTIS

Suami dalam hubungan sexual cenderung menginginkan hubungan fisik sebagai yang utama. Sedangkan wanita atau istri lebih mendambakan hubungan romantis diantara keduanya. Juga dalam hubungan yang lebih luas, seringkali perwujudannya bisa sangat berbeda dari yang diharapkan. Suami merasa sudah cukup dalam memberikan kasihnya jika ia memberikan semua yang dibutuhkan oleh si istri secara materi atau fisik. Sebaliknya si istri membutuhkan sesuatu yang romantis dari suami, yang tidak bisa di ganti dengan uang, materi atau hal fisik lainnya. Kecupan Happy Birthday lebih berarti bagi si istri dari pada hadiah ulang tahun yang diberikan sambil lalu.

5. LOGIKA ATAU SPONTANITAS

Ini juga areal yang sering menimbulkan salah faham. Suami menginginkan agar istrinya lebih logis dalam berbuat sesuatu, sedang si istri cenderung spontan dalam berbuat apapun. Karena lebih banyak menggunakan logika, segala sesuatu biasanya dilakukan dalam tingkat penguasaan diri yang tinggi. Sebaliknya istri yang spontanitasnya tinggi cenderung menyatakan segala sesuatu apa adanya. Laki-laki digambarkan seperti almari besar dengan banyak pintu dan ruangan. Sedangkan istri/wanita digambarkan sebagai almari besar dengan hanya satu pintu dan satu ruangan. Si suami pada saat tertentu adalah mungkin sedang marah, maka yang terbuka adalah pintu emosinya. Tiba-tiba seorang temannya datang berkunjung, dalam waktu sepersekian detik, tiba-tiba wajahnya menjadi cerah dan dia bisa tertawa terbahak bahak dengan sahabatnya itu. Apa yang terjadi? Rupanya si suami menutup pintu emosi/ amarahnya, dan membuka pintu sopan santun, dan kegembiraan. Si suami dengan logikanya berkata: "Ah, temanku datang. Dia tidak ada kaitan dengan masalahku dengan istriku. Jadi kusimpan dulu amarahku, karena itu tidak sopan jika terlihat didepan orang lain. "Apakah si istri sanggup berbuat yang sama? Ternyata tidak! Wajah si istri tetap cemberut dan marah. Hati-hati karena jika salah bicara sedikit, maka pintunya akan terbuka lebar. Dan semua geram, amarah dsb yang ada di dalamnya akan meledak keluar sekalipun di depan orang lain. Kalau itu terjadi, suami berkata: "Istriku tidak logis!" Sedang si istri akan menjerit : "Suamiku Munafik, tidak lagi cinta dengan aku. Kalau dengan orang lain bisa tertawa-tawa, sedang dengan istrinya membentak bentak !"

6. PENAMPILAN

Suami menghendaki supaya istri tidak terlalu lama berdadan. Ia ingin istrinya bergerak lebih cepat. Tidak terlalu banyak mengurus penampilannya. Suami jenuh mendengar si istri selalu mengeluh karena makin bertambah gemuk. Juga selalu berpikir tentang pakaian baru, make up, perhiasan dll. Sebaliknya si istri menginginkan agar suaminya lebih memperdulikan perasaannya. Dan juga perasaannya terhadap penampilannya, termasuk ukuran badannya, make up yang dipakainya sampai ke pakaian baru yang baru dibelinya. Istri menginginkan perhatian dan kesediaan suami untuk mengerti atau memahami. Istri ingin agar suami lebih sabar dalam menunggunya berdandan. Kadangkala, suami melihat apa yang dilakukan istrinya sebagai pemborosan. Sedangkan si istri menilai suaminya mulai kikir.

7. HOBBY ATAU KEGEMARAN YANG BERBEDA

Baik laki-laki maupun wanita masing-masing pada dasarnya memiliki interes atau kegemaran yang berbeda. Apa yang menarik bagi seorang pria, belum tentu menarik bagi wanita, demikian pula sebaliknya. Keterikatan akan sesuatu kegemaran atau hobby, bisa menyita waktu serta perhatian kita, sehingga pasangan kita menjadi terabaikan.Pada titik tertentu hal ini bisa menjadi ledakan dalam kehidupan rumah tangga.

Tujuh point telah kita lihat. Masih banyak perbedaan antara laki-laki dan wanita yang bisa kita lihat. Sekali lagi persoalan nya bukan siapa yang benar dan siapa yang salah. Tetapi lebih banyak terletak pada pemahaman bahwa memang laki-laki dan wanita diciptakan berbeda. Bukan untuk dikompetisikan, melainkan untuk saling melengkapi dan memperkokoh rumah tangga yang ada.

Firman Tuhan berkata:" Tidak baik jika manusia itu seorang diri saja." Artinya jika hanya pandangan satu pihak saja yang dikatakan benar, Tuhan berkata bahwa itu tidak baik. Artinya, jika kita tidak berjalan bersama sebagai suami-istri (sekalipun dengan kekhususan masing-masing), Tuhan berkata bahwa itu tidak baik. Artinya jika suami berkata bahwa semua interest dari istrinya adalah hal yang tidak berarti, dan hanya apa yang ia pikirkan itu yang benar, Tuhan berkata bahwa itu tidak baik. Artinya jika si istri merasa bahwa dirinyalah yang paling berperasaan sedang suami sama sekali tidak memiliki selera hidup, Tuhan berkata bahwa itu tidak baik.

Sebaliknya, jika keduanya bisa saling memahami, dan menahan diri, lebih banyak memberi dari pada menuntut, dan berjalan bersama-sama, maka Tuhan berkata bahwa itulah yang baik. Kiranya para suami bisa mengerti bahwa jika ia berjalan sendiri tanpa si istri, Tuhan berkata itu tidak baik. Sebaliknya demikian pula jika istri berjalan sendiri tanpa suami, karena merasa lebih kuat dsb, Tuhan berkata bahwa itu tidak baik. Saudara berdua menikah bukan untuk kemudian berjalan sendiri-sendiri bukan ?


BAB. 2 MENGASIHI DAN TUNDUK


Sehingga jika terjadi pertengkaran diantara suami istri,maka biasanya suami akan berteriak: "Istri harus tunduk kepada suami!" Lalu si istri biasanya akan berteriak lebih keras: "Tetapi suami harus mengasihi istrinya, membentak-bentak begitu!" bukan

Sekarang kita berbicara tentang subjek yang paling sering dikhotbahkan pada acara peneguhan atau pemberkatan nikah. Begitu seringnya didengungkan sehingga banyak orang begitu hafal dengan bunyi perintah yang ada. Sehingga jika terjadi pertengkaran diantara suami-istri, maka biasanya suami akan berteriak: "Istri harus tunduk kepada suami!". Lalu si istri biasanya akan berteriak lebih keras: " Tetapi suami harus mengasihi istrinya, bukan membentak-bentak begitu!!!" Ini kelihatannya baik karena masing-masing mengutip ayat Firman Tuhan, Namun sayang masing-masing mengutip ayat yang ditujukan pada orang lain, dan bukan ayat yang ditujukan untuk dirinya sendiri. Lebih baik, sebelum mengingatkan ayat yang ditujukan untuk orang lain, masing-masing kiranya mengingatkan dirinya sendiri akan ayat yang ditujukan bagi diri pribadinya. Setuju? Sekalipun demikian, mari kita bahas lagi akan perintah yang begitu terkenal itu. Sebab seperti yang sudah saya katakan di depan, perbedaan antara laki-laki dan perempuan bisa dijadikan kekuatan yang hebat jika masing-masing pihak memiliki pemahaman yang baik akan pasangan hidupnya. Akan tetapi juga mengerti akan aturan dan hukum Tuhan yang mengatur hubungan keduanya.

SUAMI KASIHILAH ISTRIMU SEBAGAIMANA KRISTUS...


Firman Tuhan berkata bahwa suami yang baik adalah:

"Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus jemaat Allah?" (1 Timotius 3:4,5)

Firman Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa suami adalah kepala keluarga. Jadi otoritas diberikan Tuhan. kepadanya untuk mengepalai keluarganya. Keluarga menjadi tanggung-jawab sepenuhnya dari suami. Itulah sebabnya Tuhan tidak marah kepada istri dari Imam Eli, berkenaan dengan perbuatan serta kelakuan anak-anak mereka. Tetapi amarah Tuhan justru turun kepada Imam Eli sendiri sebagai kepala keluarga.

Akan tetapi, sekalipun suami di beri otoritas oleh Tuhan, otoritas itu tidaklah di gunakan sebagai alat untuk menekan dan melegitimasi apapun yang kerjakan serta diinginkannya. Otoritas yang Tuhan berikan selalu harus di jalankan di dalam jalan dan cara kasih. Jika kita mempelajari seluruh isi firman Tuhan, maka hal tersebut akan nampak dengan jelas. Sebagai contoh : Di setiap gereja lokal, Tuhan mengangkat para gembala sebagai pemegang otoritas.

Namun Petrus berkata: "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah mereka yang di percayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu." (1 Petrus 5:2,3).

Saudara bisa melihat, bahwa otoritas memang diberikan, tetapi menjalankannya harus dengan jalan kasih.

Lebih jauh Petrus memberikan nasehat yang sangat indah kepada semua suami.

"Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang. (1 Petrus 3:7).


Perhatikanlah tiga kata kunci yang di tulis oleh rasul Petrus:

1. Hiduplah bijaksana dengan istrimu

Dalam terjemahan lain di pakai kata: "in an understanding way" yaitu di dalam jalan yang berpengertian. Suami di minta untuk mau mengerti istrinya. Perbedaannya dengan dirinya, apa yang di sukainya, dan apa yang harus dihindari supaya tidak menyakiti hatinya.

2. Hormatilah.

Pada saat suami telah mendapatkan penghasilan yang baik serta berhasil dalam karirnya, seringkali suami menganggap enteng istrinya. Dinilainya bahwa istrinya tidak tahu banyak, dan suka campur tangan dengan urusannya. Tetapi firman Tuhan berkata: Hormatilah! Sebab istri adalah teman pewaris kasih karunia yaitu kehidupan. Apa artinya? Seumpama sebuah almari besi yang memiliki dua kunci, dan bawa oleh dua orang yang berbeda. Untuk membuka almari itu serta menikmati isinya, keduanya harus bersama-sama. Mengabaikan yang satu akan berakibat pada gagalnya upaya mendapatkan isi dari almari itu. Keberhasilan suami adalah karena kebersamaan nya dengan istrinya. Itulah sebabnya juga di katakan:

3. "Supaya doamu jangan terhalang"

Hal lain yang perlu di perhatikan adalah: kata Kasihilah di dalam Efesus 5:25, berasal dari kata Agape, yaitu kasih Allah yang tanpa syarat serta Kasih yang memberi atau agresif atau berinisiatif mengulurkan tangan telebih dahulu. Sedangkan kasih yang kemudian di berikan oleh si istri ternyata berbeda. Titus 2:3,4 menyatakan:

"Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang yang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mangajarkan hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya.

"Kata mengasihi disini dipakai kata Phileo, yaitu kasih dimana ada imbal balik atau responsif. Jadi didalam hubungan suami-istri, memang benar bahwa otoritas diberikan kepada suami. Tetapi suami didalam menjalankan otoritasnya harus dengan jalan kasih. Dan kasih yang ada pada suami haruslah kasih yang agresif, kasih yang memberi terlebihi dahulu. Bukan kasih yang menunggu. Jika agape diberikan oleh suami, maka istripun akan bereaksi responsif, sehingga terjalinlah keindahan seperti yang Tuhan inginkan.

Baca: Amsal 28:16, Amsal 11:29

Hai Istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan

Ini bukan perintah yang mudah bukan? Tidak mengherankan jika banyak istri yang merasa bahwa ayat ini merasa tidak adil. Banyak yang kemudian bertanya: "dimana batasannya? Sampai sejauhmana kami harus tunduk?" Kita memang tidak berbicara dengan rinci akan hal ini. Namun jika anda bisa menangkap spirit dari perintah ini, saya percaya semua pertanyaan itu akan terjawab dengan sendirinya.

Ketika manusia jatuh kedalam dosa, ada akibat yang harus mereka alami. Karakter yang begitu indah menjadi rusak. Dan segala sesuatu menjadi tumpang tindih. Diantaranya seperti yang Tuhan katakan kepada Hawa:

namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu. (Kejadian 3:16) ""

Kata berahi disini mengandung arti yang luas. Dan sebenarnya memiliki arti RUN OVER atau mencoba untuk berada diatas atau berkuasa atas suaminya. Namun Tuhan tetap berkata bahwa suami yang tetap akan bekuasa atas istri. Para istri hendaknya menyadari bahwa ada naluri yang mereka miliki untuk bisa berada atas suaminya. Pada saat-saat tertentu, naluri itu muncul dan menganggap bahwa dirinya lebih bisa dari suaminya. Hal itu tidak boleh dibiarkan terjadi. Selemah apapun si suami, tetap dialah pemegang otoritas dalam keluarga. Jika kita melanggarnya, maka akan menyinggung egonya sehingga konflik besar pasti akan terjadi. Suami yang tidak benar-benar dalam Kristus, mungkin dihadapan istrinya tidak berani melawan, namun perlawanannya ada diluar rumah. Mungkin dalam bentuk penyelewengan bahkan perjinahan.

Lalu hal-hal apa yang perlu diperhatikan oleh semua istri? Dengarkan nasehat Rasul Petrus:

"Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada diantara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya, jika mereka melihat, bagaimana salehnya hidup istrinya itu tetapi perhiasamu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa berasal dari Roh yang lemah lembut dan tenteram... mereka tunduk kepada suaminya, sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya." (I Petrus 3:1-6)

Lihat beberapa kata kunci yang penting bagi kita: kelakuan, percakapan (pada terjemahan lain digunakan kata conversation), Roh yang lemah lembut dan tenteram. Ketaatan dan penundukkan kita bukan ketaatan terpaksa. Bukan dengan hati berontak sehingga sering kali tercermin dari perilaku dan percakapan yang kasar yang menyinggung perasaan suami. Perilaku dan percakapan yang lemah lembut

dan tenteram dari istri akan mampu meredakan gemuruh gelombang sebesar apapun yang sedang berkecamuk pada diri si suami. Di sinilah fungsi sebagai penolong akan berjalan dengan sendirinya.

Firman Tuhan berkata:

"seorang istri yang suka bertengkar serupa dengan tiris yang tiada henti hentinya mnitik pada waktu hujan" (Amsal 27:15)

Baca: Amsal 12:4; 15:1; 19:14; 21:9,19; 31:10-31.

Salah satu berkat terbesar yang saya dapatkan dari Tuhan adalah istri saya sendiri. Penundukan diri yang di tunjukannya sangat tulus dan murni. Kami tidak merasa memiliki kehidupan ganda. Artinya hidup kami di gereja sama dengan kehidupan kami di rumah. Hormat yang di tunjukannya kepada saya sebagai gembala sidang di gereja, hormat yang sama ia berikan di rumah. Kami bisa menghabiskan waktu cukup lama untuk sharing firman Tuhan. Secara bergantian kami saling memberkati dengan firman Tuhan yang di bukakan bagi kami. Sungguh sungguh kami memilliki kehidupan yang trasparan dan bukan kehidupan ganda. Terima kasih Tuhan untuk istri yang baik yang Engkau berikan bagi hambaMu.


"Minumlah dari kulahmu sendiri, minumlah dari sumurmu yang membual.Patutkah air matamu meluap keluar seperti batang-batang air ke lapangan-lapangan? Biarlah itu menjadi kepunyaanmu sendiri. Jangan jugaa menjadi kepunyaan orang lain. Di berkatilah kiranyya sendangmu,bersukacitallah dengan istri masa mudamu;rusa yang manis,kijang yang jelita;biarlah buah dadanya selalu memuassskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya.
(Amsal 5:15-19)


BAB. 3
HUBUNGAN SEX SUAMI ISTRI

Ini topik yang mungkin paling banyak mendapat penggemar jika di bicarakan. Bagi orang-orang muda sering kali ini merupakan dunia tersendiri yang penuh misteri dan mengundang keinginan untuk menguak misteri tersebut. Sebagian orang bahkan berkata secara terus terang bahwa motif pernikahannya di antaranya karena tidak tahan dalam mengendalikan nafsu birahinya. Jadi sex dianggap sesuatu yang akan mendominasi kehidupan rumah tangga. Bisakah saudara bayangkan jika sebuah keluarga kehidupannya di dominasi oleh Sex, sex, sex, dan sex. Pagi, siang, sore dan malam, tengah malam, hanya itu-itu saja yang menjadi acaranya. Dan ternyata hanya itulah yang ada dalam benak banyak anak muda. Akibatnya ketika mereka masuk dalam pernikahan yang sebenarnya, ternyata urusan anak, pembantu rumah-tangga, bayar rekening listrik dan telepon, uang untuk kontrak rumah, gaji yang tidak cukup dsb dsb, menggeser seluruh bayangan semu tersebut. Ternyata sex tidak mendominasi kehidupan kita. Karena Tuhan tidak pernah bermaksud menciptakan laki-laki dan perempuan hanya untuk sex!

Namun demikian, kita secara terbuka harus bahwa Tuhan memberikan sex kepada suami-istri sebagai salah satu anugrah-Nya. Suami-istri di beri berkat untuk menikmati kehidupan sex yang sehat dan manis. Itulah yang Tuhan inginkan. Firman Tuhan berkata:

"Minumlah air dari kulahmu sendiri, minumlah dari sumurmu yang membual. Patutkah mata airmu meluap seperti batang batang air ke lapangan-lapangan? Biarlah itu menjadi kepunyaanmu sendiri, jangan juga menjadi kepunyaan orang lain. Di berkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan istri masa mudamu: rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya."
(Amsal 5:15-19)

Berdasarkan ayat-ayat di atas, mari kita melihat secara lebih detail akan kebenaran ini satu per satu.

1. WANITA DI GAMBARKAN SEPERTI SUMUR

Sumur letaknya di bawah. Air yang di dalam sumur tidak bisa memancar sendiri. Perlu di pompa, atau di timba supaya airnya naik ke atas. Bagaimana si suami bisa minum dari air sumurnya? Ternyata tidak bisa seketika langsung tersedia. Istri atau wanita, memiliki perilaku sexual yang berbeda dengan laki-laki atau suami. Bagi wanita, hubungan sexual adalah hubungan secara utuh antara dia dan suaminya. Sebelum si istri bisa memberikan "air"nya yang bisa memuaskan rasa dahaga sang suami, ia membutuhkan rasa kasih sayang, kata-kata yang lembut yang memuji dia, sehingga ia merasa di perlakukan begitu khusus. Ia membu tuhkan kasih dari suaminya. Sampai pada puncaknya, ia akan memberikan sesuatu yang memuaskan suaminya. Jika suami tidak memahami kondisi ini, biasanya akan terjadi salah faham. Si istri dengan terpaksa melayani suaminya tanpa ada ikatan jalinan rasa kasih sayang. Dia akan merasa di perbudak dan hanya sebagai pemuas hawa nafsu saja. Pada saat itulah kehidupan keduanya akan terasa hambar. Di tambah lagi orang timur biasanya tidak mau secara terbuka membicarakan hal-hal semacam itu. Apa yang di derita si istri di pendam bertahun-tahun dengan hati yang pedih. Hubungan sexual suami-istri telah hilang kenikmatannya. Tentu itu sangat berbahaya.

2. SUAMI ATAU LAKI-LAKI SEPERTI MATA AIR

Mata air, seperti kita tahu, memancar dengan sendirinya. Tanpa harus di pompa atau di timba, mata air akan memancarkan airnya. Inilah kenyataan yang ada pada laki-laki. Tiba-tiba keinginan sexualnya timbul, maka segera ia bisa dengan mudah melakukannya. Tetapi melakukan dengan siapa? Tentu dengan istrinya bukan? Sedangkan kita tahu, sumur itu tidak akan mengeluarkan air jika tidak di pompa terlebih dahulu. Di sinilah titik konflik mulai terjadi. Laki-laki cepat menanjak naik, dan secepat itu juga akan melesat turun. Begitu ia selesai minum dari air sumurnya, laki-laki bisa langsung membelakangi si istri dan tidur. Akibatnya komunikasi terputus, khususnya itulah yang di rasakan istrinya. Jika perbedaan ini menjurus pada titik ledak, maka biasanya si istri mulai bereaksi. Yaitu dengan menolak ajakan si suami untuk bersetubuh. Dan hal itupun berbahaya. Sebab penolakan yang terus-menerus akan menyinggung ego atau harga diri dari si suami. Jika itu terjadi, konflik benar-benar terjadi! Oleh karenanya suami istri harus bisa terbuka dan berbicara secara jujur apa yang masing masing dirasakannya.

Survey membuktikan: Berdasarkan penelitian dari UCLA, setiap hari manusia membutuhkan delapan kali meaningful touch atau sentuhan penuh arti / kasih supaya orang bisa bertumbuh jiwanya secara sehat.

Firman Tuhan berkata: "Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap istri, demikian pula istri terhadap suaminya. Istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi istrinya. Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak. (1 Korintus 7:3-5)

3. BERSUKACITALAH DAN MABUK CINTA

Amsal menyatakan bahwa adalah kehendak Allah suami-istri saling menikmati hubungan mereka. Kata bersukacitalah artinya masing-masing saling menikmati dan memuaskan serta mengasihi. Suami mengalami berahi atau mabuk cinta dengan istrinya, demikian pula sebaliknya.

"Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, dari pada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makanan. (Amsal 12:9)

BAB. 4
KELUARGA MUDA DAN KEUANGAN RUMAH TANGGA


.......... Siapa memewahkan pintunya mencari kehancuran." (Amsal 17:19)

Tidak sedikit keluarga muda yang terbelit masalah keuangan dalam rumah tangganya. Selama bertahun-tahun mereka hidup dari apa yang orang tua mereka berikan. Segala sesuatu telah tersedia tanpa bersusah payah mengusahakan nya. Mereka belum pernah mengerti berapa besar biaya rumah-tangga yang sebenarnya. Sampai tibalah pada hari pernikahan. Tiba-tiba semuanya berubah. Yang tadinya sudah siap di atas meja, kini harus di upayakan supaya ada.

Gaji atau penghasilan yang di dapat kini mulai di hitung hitung ulang. Cukupkah atau kurangkah? Sebelum sauda ra memasuki kehidupan baru dalam berumah tangga, ijinkan saya memberi masukan yang penting bagi rumah tanggamu kelak. Paling tidak hal-hal yang akan saya bagikan ini akan menjadi semacam tuntunan untuk masa awal kehidupan kalian berdua. Dan sementara waktu ber jalan, saya yakin bahwa Tuhan akan menambahi hikmat Nya dalam diri saudara sehingga kalian berdua makin mampu mengalir bersama Dia dalam kehidupan ini.

Ada 10 nasehat yang saya ingin berikan sebagai pedoman :

1. SEHATI
                            Ini merupakan kata kunci dalam berkat Tuhan atas rumah tanggamu.

Firman Tuhan berkata :
"Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!....Sebab ke sanatah Tuhan memerintah kan berkat untuk selama-lamanya. 
(Mazmur 133: 1-3)

Ingat akan ilustrasi yang saya berikan? Bahwa suami dan istri seperti dua orang yang memiliki kunci yang berbeda untuk membuka almari besi dengan kunci ganda. Kedua kunci itu harus di pergunakan untuk bisa mengambil apa yang tersimpan di dalam almari itu.

Menyingkirkan yang satu akan menutup jalan bagi kita sendiri untuk menikmati semua janji Allah. Baca lagi: 1 Petrus 3:7

2. TAKUT AKAN TUHAN
Uang merupakan sarana ujian yang baik untuk bisa melihat apakah seseorang bisa di percaya atau tidak. Uang memang bagian dari berkat Tuhan, tetapi uang juga bisa menghancurkan hidup kita. Pergulatan yang terus menerus antara kita dengan uang adalah pergulatan Siapa yang berkuasa? Kita atau uang! Ketika berkat-Nya turun, tetaplah miliki takut akan Tuhan, sekalipun uang / hartamu banyak. Dan salah satu patokan guna menjaga takut akan Tuhan dalam diri kita adalah ketaatan kita akan perpuluhan.

Firman Tuhan berkata:

"Haruslah engkau benar-benar mempersem bahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun ...supaya engkau belajar untuk takut akan Tuhan Allahmu.
(Ulangan 14: 22,23)

3. JANGAN TAKUT JIKA HARUS MEMULAI DARI YANG KECIL

Banyak orang takut akan hari depannya. Di tambah dengan ketamakan dalam hati; sehingga orang cenderung mencari suatu awal yang besar. Namun kenyataannya seringkali Tuhan memberikan suatu awal yang kecil. Dan itu harus dengan setia dan tekun di tumbuhkan. Yang penting bukan seberapa besar atau kecil kita memulai segala sesuatu. Yang lebih penting adalah berkat-Nya yang menyertai kita. Bukankah perumpamaan 5 roti dan 2 ikan telah menyatakan kebenaran itu kepada kita.

Firman Tuhan berkata : "Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri.daripada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makanan." (Amsal 12:9)

Baca juga: (Amsal 10:16, Amsal 15:17)

4. HITUNG ANGGARANMU

"Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau duduk mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: orang itu mulai mendirikannya, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya." (Lukas 14:28,29)

Baca: Amsal 19:2; Amsal 28:19)

5. PENGUASAAN DIRI

Duduk membuat anggaran,atau merencanakan berdasarkan kemampuan keuangan kita, membutuhkan penguasaan diri. Orang yang tidak memiliki penguasaan diri, biasanya tidak berpikir panjang. Yang di kejar adalah keinginanya sendiri Apa akibatnya?

Firman Tuhan berkata:

"Orang yang tak dapat mengendalikan diri, adalah seperti kota yang roboh temboknya" (Amsal 25:28)

Jika tembokmu roboh, maka habislah isi kota itu di jarah orang lain. Jika engkau tidak memiliki penguasaan diri, maka keuanganmu akan terjarah juga untuk hal yang sia-sia. Hari-hari ini,kita seperti sedang di banjiri aneka iklan barang lewat berbagai media. Semuanya memancing nafsu kita untuk membeli dan membeli.Tidak semuanya bermanfaat bagi kita. Sebagian hanya sekedar untuk penampilan dan harga diri.Cobalah belajar jujur dengan diri sendiri, dengan selalu bertanya: mengapa aku ingin membeli ini dan itu? Apakah aku benar-benar membutuhkannya? Ataukah hanya sekedar untuk harga diri? Celakakah jika aku menundanya? Bisakah hal itu di tunda dulu? Bagaimana kah pendapat suami istriku? Setujuhkah dia atau kebe ratankah? Pertanyaan ini paling tidak akan menghalangi saudara terjebak di dalam aneka kredit dan kredit. Baca Amsal 15:16,17 dan Amsal 22:7, Amsal 17:20, Amsal 17:19

6. SESUAI PORSI KITA

Bagian dari penguasaan diri adalah kejujuran untuk meyadari bahwa porsi setiap orang berbeda-beda. Pelajaran berharga kita bisa dapatkan dari Daud. Ketika ia akan menghadapi Goliath, ia mencoba memakai pakaian Raja Saul. Apa akibatnya? Daud bahkan sukar untuk bergerak. Jadi pakailah pakaianmu sendiri. Jangan memakai pakaian orang lain. Seperti halnya orang dengan makanan. Setiap orang memiliki kapasitas atau porsi makan yang berbeda. Mencoba menggunakan ukuran orang lain untuk di ukurkan kepada kita akan membuat kita kelaparan atau sakit perut karena terlalu kenyang. Dua-duanya tidak baik bukan?

Firman Tuhan berkata:
"Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku."
(Amsal 30 :8)

Bagian di sini artinya adalah porsi kita masing-masing. Jika porsi kita banyak, janganlah kuatir karena Tuhan akan memberikan berkatNya sesuai dengan porsi kita. Bukankah 5000 orang yang di jamu Yesus dengan roti dan ikan, "semuanya makan sampai kenyang"? (baca:Matius 14:20)

7. JANGAN INGIN KAYA

Jika saudaramu mampu menerima kebenaran di atas, maka pernyataan ini tidak akan membingungkan saudara.

Firman Tuhan berkata: "Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat apa-apa keluar. Asal makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam jerat dan ke dalam berbagai dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan mencela kakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. rena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai bagai duka. "(1Timotius 6:7-10)

Baca : Amsal 23:4,5 dan Amsal 28:20,22)

8. JANGAN MENJADI PENANGGUNG SESAMAMU

Sengaja saya masukan ulasan ini walaupun tidak ada kaitan langsung dengan keuangan rumah-tangga saudara. Sebab saya telah melihat betapa banyaknya korban yang di timbulkan oleh masalah ini. Seseorang datang kepada saya dan meminta dengan sangat agar saya bersedia mencarikan sejumlah uang untuk usahanya. Dia tahu saya memiliki banyak teman, yang nota bene adalah orang kaya. Jika saya pinjam uang kepada mereka, tentu mereka percaya dan bersedia meminjamkannya kepada saya. Orang yang datang itu sedang dalam kesulitan besar. Bolehkah saya mencarikan uang atau meminjamkan uang kepadanya? Banyak anak Tuhan tanpa berpikir panjang segera mengulurkan tangannya mencoba orang yang sedemikian susahnya itu. Sebagian berupa pertolongan murni, sebagian mengandung unsur business dengan menerima "sedikit" bunga dari pinjaman tersebut. Apa yang kemudian banyak terjadi? Orang yang memakai uang itu tidak bisa mengembalikan hutangnya. Bahkan ada yang kabur. Lalu tinggal kitalah yang gigit jari harus menanggung membayar hutang tersebut. Biasanya pada orang yang justru ingin cepat kaya, hal semacam ini banyak terjadi. Jadi hati-hatilah! Baca:Amsal 22:26,27 amsal 11:15 Amsal 17:18

9. ANAK

Informasi ini perlu saya bagikan, yaitu bahwa keluarga yang memiliki anak, membutuhkan dana atau keuangan yang jauh lebih banyak jika di bandingkan dengan yang tanpa anak. Tentu saya berbicara secara umum. Si kecil membutuhkan pembiayaan yang cukup besar, bahkan sedemikian besar sampai harus saya katakan jangan kaget jika pengeluaran mu tiba-tiba berlipat dua sejak kelahiran si kecil. Memper siapkan segala sesuatu secara bertanggung-jawab akan sangat membantu dalam menyambut kehadiran bayi mungil di rumah kita.

10. KELUARGA LEBIH UTAMA DARI PEKERJAAN

Sebanyak apapun penghasilan yang saudara dapatkan lewat pekerjaanmu, keluarga tetap lebih penting dari pekerjaan itu. Kasih sayang, perhatian, waktu bersama, komunikasi dari hati kehati, cengkerama bersama istri dan anak-anak, tidak bisa di ganti dengan uang. Jika prioritas kita bergeser, keluarga akan menjadi kacau dan goyah. Apa akibatnya? Semua yang kita lakukan menjadi sia-sia belaka. Firman Tuhan berkata:

"Siapa mengacaukan rumah tangganya akan menangkap angin." (Amsal 11 : 29)

    sekali lagi ini bukanlah taurat bau. Namun semuanya pasti akan memberikan dasar yang kokoh bagi kehidupan rumah-tangga kita


Sebaliknya dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri, dan hanya memperhatikan kepentingannya sendiri,
janganlah tiap-tiap orang tetapi kepentingan orang lain juga (Filipi 2:3-4)


BAB. 5
PERTENGKARAN DI ANTARA SUAMI-ISTRI


Banyak peneliti masalah rumah tangga berpendapat bahwa masa krisis hubungan suami istri terjadi sekitar 3 tahun pertama. Jika masa itu terlewati dengan baik, maka besar kemungkinan keluarga yang ada akan dapat bertumbuh dengan kuat. Tentu saja kesimpulan semacam itu tidak mutlak, sebab kita menjumpai tidak sedikit keluarga yang hancur justru pada masa tua mereka. Namun demikian paling tidak kita mengakui bahwa di dalam rumah-tangga terjadi suatu proses penyatuan antara dua jiwa yang berbeda. Antar suami dan istri. Dan itu harus di akui, tidak akan berjalan 100% lancar tanpa benturan. Benturan demi benturan yang terjadi biasanya akan berakibat terjadinya pertengkaran di antara keduanya. Dengan jujur kita mengakui bahwa banyak anak Tuhan yang tidak mampu mencegah terjadinya pertengkaran di antara mereka berdua. Bahkan setelah itu terjadi, ada banyak pula yang tidak mampu menyelesaikanya dengan aik. Akibatnya setiap pertengkaran yang terjadi meninggalkan bekas luka yang terkadang dalam. Sebenarnya tidak ada orang percaya yang suka mengalami pertengkaran dalam hidup keluarganya. Mereka rindu sekali terjalinnya hubungan yang indah di antara keduanya. Mungkinkah itu? Saya katakan sangat mungkin. Sebab Roh yang di berikanNya adalah Roh yang membawa damai sejahtera. Lalu apa yang perlu kita perhatikan? Berikut ini saya akan bagikan 10 point penting di dalam hubungan suami istri khususnya dalam kaitan nya dengan pertengkaran :


1. Indikasi keadaan rohani.

Apapun yang terjadi di dalam keluarga kita, sebenarnya juga dapat di lihat sebagai indikasi kerohanian kita sendiri. Tidak ada orang yang hidup dalam Roh mengalami keributan dan pertengkaran. Selama pertengkaran masih terjadi, itu membuktikan bahwa kedagingan kita terlibat aktip di dalamnya. Bahkan atmosfir keluarga yang keruh seringkali oleh karena dosa yang belum di selesaikan.

Firman Tuhan berkata:

"Ada saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak suka di rugikan?

(1 korintus 6:7)

Ketentraman di dalam keluarga seringkali adalah hal yang sangat mahal untuk di dapatkan oleh sementara keluarga. Tetapi keluarga yang hidup di dalam kebenaran, keluarga itu akan mengalami damai sejahtera.

Alkitab mengatakan :

"Di mana ada kebenaran di situ tumbuh damai sejahtera dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketentraman untuk selama-lamanya. "(Yesaya 32:17)

Amsal menyatakan : Lebih baik sekerat roti yang kering di sertai dengan ketentraman, daripada makanan daging serumah di sertai dengan perbantahan." (Amsal 17: 1)


Tidak ada yang membanggakan kalau keluarga kita di kenal dengan keluarga yang suka bertengkar.

Amsal 20:3 menyatakan : "Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak. "Amin?!

2. Minta maaf dan memaafkan

Rahasia kerukunan rumah tangga adalah jika masing masing kita sedia berjalan di dalam kerendahan hati. Dan jalan kerendahan hati adalah jalan membuat kita memiliki hati yang lembut sehingga mudah untuk bertobat. Jika pertengkaran terjadi, pemenangya adalah pihak yang lebih cepat menyadari kesalahannya dan mengakuinya, meminta maaf atas kesalahannya, dan berinisiatif untuk berdamai.

Firman Tuhan berkata : "Siapa yang menyembunyikan pelang garannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakui dan meninggalkannya akan di sayangi."
(Amsal 28:13)


Dan kedua belah pihak akan menjadi pemenang bersama jika yang di mintai maaf segera memaafkan tanpa persyaratan serta ancaman.

Karena Firman Tuhan berkata :

"Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu di puji karena memaafkan pelanggaran.
(Amsal 19:11)

Ketika masing-masing pihak berlomba lomba menyerahkan haknya, maka pertengkaran tidak akan pernah terjadi, atau paling tidak akan segera berakhir.

Firman Tuhan berkata :

"Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan tetapi kepentingan orang lain juga." 
janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri,
(Filipi 2:3-4)

Lebih lanjut Firman Tuhan menyatakan :

"Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat." (Roma 12:10)


3. Selesaikan sendiri

Orang kristen yang dewasa di dalam Tuhan, akan mampu dengan segera menyelesaikan sendiri persoalan di dalam rumah tangganya. Khususnya jika masing-masing pihak, atau minimal satu di antaranya sedia menyerahkan haknya. Termasuk hak untuk mendapat pengakuan bahwa dalam perkara tersebut ia yang benar. Namun demikian, seandainya di perlukan bimbingan dari pihak ke tiga, kiranya kita berhati-hati di dalam menyampaikan masalah rumah tangga kita. Jangan dengan sembarang orang apalagi kepada orang yang tidak di dalamTuhan. Nasehat yang mereka berikan, sekalipun baik, tetapi tetap berasal dari dunia. Dan bukan berdasarkan hukum Tuhan yang sempurna. Alkitab berkata: Apakah ada seorang di antara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus?...tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saidaranya? Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya?"

(Baca :1 korintus 6:1-6)

Datanglah kepada sesama anak Tuhan yang lebih matang dan dewasa rohaninya, yang hidupnya menunjukan buah-buah kebenaran. Di gereja ini, saudara bisa datang kepada ketua Mezbah keluarga, atau Pelayan Rayon saudara, atau bahkan sampai kepada team pastoral gereja. Kami terbuka untuk memberikan bimbingan yang saudara butuhkan.

4. Jangan pergi dari rumah


Pada sementara orang jika pertengkaran di antar suami istri terjadi, mereka biasanya lari meninggalkan rumah. Saya katakan bahwa hal ittu bukan tindakan yang bertanggung jawab. Jika suami yang pergi dari rumah, maka suami seperti itu adalah suami yang sama sekali tidak memiliki rasa tanggung-jawab terhadap orang orang yang ada di bawah naungannya. Keadaan keluarganya akan makin parah karena setan akan mencabik-cabiknya. Sebab penjaganya telah kabur meninggalkan kawanan dombanya. Sedangkan bagi istri yang gemar lari dari rumah, tindakannya adalah suatu kebodohan. Karena dengan engkau lari dari rumah, engkau keluar dari tudung suamimu sendiri. Saya yakin, kecuali karena ancaman dan perlakuan secara fisik yang membahayakan, pada hakekatnya istri harus tetap tinggal di rumah dan menyelesaikan semua persoalan keluarganya.

Firman Tuhan berkata:

"Seperti burung yang lari dari sarangnya, demikianlah orang yang lari dari kediamannya."
(Amsal 27:8)

Kitab pengkotbah berkata:

"Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar." (Pengkotbah 10:4)


5. Jangan berkata atau berpikir : Cerai !!

Jangan pernah berfikir apalagi berkata cerai ketika pertengkaran terjadi. Sebab dengan berkata atau berfikir demikian engkau sedang memperkatakan dan memikirkan sesuatu yang di benci Tuhan. Dan jikalau saudara memperkatakan dan memikirkan terus apa yang di benci Tuhan, satu kali saudara akan berhadapan dengan Tuhan sendiri. Ingat kalau ada sesuatu yang di katakan di benci Tuhan, maka artinya Dia benar membencinya. 
Baca: Maleakhi 2 : 16


6. Jangan ungkit kesalahan masa lalu atau rahasia masa lalu

Kebiasaan ini sering di buat oleh beberapa orang. Ketika pertengkaran terjadi, ada pihak yang mulai
mengungkit-ungkit kesalahan pasangannya di masa lalu. Padahal hal tersebut sudah di selesaikan. Kalau kebiasaan ini tidak anda hentikan, maka hal tersebut akan membuat pasanganmu hilang kepercayaan terhadap saudara. Setiap kali anda berkata bahwa suatu persoalan sudah di anggap selesai, maka mereka tidak akan percaya. Dan yang ke dua, orang yang terus mengungkit rahasia kesalahan orang lain, khususnya kesalahan masa lalu, adalah orang yang membuka luka lama. Apakah faedahya memiliki teman yang membuka luka dalam hidupnya, dan yang membuka luka itu adalah kita sendiri? Apa keuntungannya untuk kebahagiaamu? Saudara harus bertobat dari kebiasaan buruk ini. Karena ini adalah kebiasaan setan yang kerjanya selalu menuduh orang, namun sekaligus membuktikan bahwa anda sendiri luka batin yang parah dan belum sembuh. punya

Firman Tuhan berkata:

"Belalah perkaramu terhadap sesamamu itu, tetapi janganlah buka rahasia orang yang mendengar engkau akan mencemoohkan engkau, dan umpat terhadap engkau akan tidak hilang."
(Amsal 25:9-10)

42

7. Jangan mempermalukan pasanganmu di depan orang lain

Bertengkar di depan orang lain adalah perbuatan yang bodoh. Juga jika di lakukan di depan anak-anakmu sendiri. Kalau itu di lakukan, sebenarnya saudara sedang menghancurkan nama baikmu sendiri, dan mengancurkan kehidupan pasangan hidupmu. Tidak ada yang membanggakan dengan anda bisa menghina atau merendahkan suami/istrimu di depan orang lain. Saya tidak mengajar saudara untuk bersikap munafik. Tetapi saya mengajar saudara untuk saling menghor mati dan mengasihi. Jika saudara lakukan di depan anak-anakmu sendiri, saudara sedang memberikan pendidikan yang paling mengerikan kepada anak anakmu. Jangan heran jika satu kali mereka akan bertumbuh liar dan berani membentak-bentak orang tuanya di depan orang lain.

Alkitab berkata:

"Istri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukan tulang suaminya."

42

7. Jangan mempermalukan pasanganmu di depan orang lain

Bertengkar di depan orang lain adalah perbuatan yang bodoh. Juga jika di lakukan di depan anak-anakmu sendiri. Kalau itu di lakukan, sebenarnya saudara sedang menghancurkan nama baikmu sendiri, dan mengancurkan kehidupan pasangan hidupmu. Tidak ada yang membanggakan dengan anda bisa menghina atau merendahkan suami/istrimu di depan orang lain. Saya tidak mengajar saudara untuk bersikap munafik. Tetapi saya mengajar saudara untuk saling menghor mati dan mengasihi. Jika saudara lakukan di depan anak-anakmu sendiri, saudara sedang memberikan pendidikan yang paling mengerikan kepada anak anakmu. Jangan heran jika satu kali mereka akan bertumbuh liar dan berani membentak-bentak orang tuanya di depan orang lain.

Alkitab berkata:

"Istri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukan tulang suaminya."

7. Jangan mempermalukan pasanganmu di depan orang lain


Bertengkar di depan orang lain adalah perbuatan yang bodoh. Juga jika di lakukan di depan anak-anakmu sendiri. Kalau itu di lakukan, sebenarnya saudara sedang menghancurkan nama baikmu sendiri, dan mengancurkan kehidupan pasangan hidupmu. Tidak ada yang membanggakan dengan anda bisa menghina atau merendahkan suami/istrimu di depan orang lain. Saya tidak mengajar saudara untuk bersikap munafik. Tetapi saya mengajar saudara untuk saling menghor mati dan mengasihi. Jika saudara lakukan di depan anak-anakmu sendiri, saudara sedang memberikan pendidikan yang paling mengerikan kepada anak anakmu. Jangan heran jika satu kali mereka akan bertumbuh liar dan berani membentak-bentak orang tuanya di depan orang lain.

Alkitab berkata:

"Istri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukan tulang suaminya."
(Amst 12:4)

Menceritakan kejelekan suami/istri sendiri dengan sembarangan orang, hanya sebagai pelampiasan
kekesalan hati akan mempermalukan yang bersangkutan dan membusukan tulangnya.

8. Hati-hati dengan perbuatan dan perkataanmu terhadap dia


Jangan suka mengumpat. Orang yang suka mengumpat adalah orang yang bocor mulut. Semua yang bocor tidak bisa menyimpan berkat dengan baik. Juga jangan pernah mengutuk! Tetapi berkatilah! Semakin saudara umpat dan kutuk, suami/istrimu akan semakin bertambah buruk kelakuannya. Dan saudaralah yang sebenarnya membuat dia makin memburuk keadaannya.

Firman Tuhan berkata :

"Perut orang di kenyangkan oleh hasil mulutnya, ia di kenyangkan oleh hasil bibirnya. Hidup dan mati di kuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. (Amsal 18: 20-21)

Jangan gunakan kekerasan. Saya sering melihat istri-istri yang menangis menceritakan bagaimana suaminya sering memukuli dia. Bagi saya itu hanya tindakan yang pengecut. Bertindak kepada orang yang lebih lemah. Dan sama sekali tidak menunjukan bahwa ia orang kristen. 
Sebaliknya saya juga pernah melihat seorang suami yang sampai berdarah karena di hajar oleh istrinya! Uh...memang sadis sekali, dan hampir-hampir saya tidak percaya. Tetapi benar-benar si istri menghajar suaminya dengan tongkat sapu.

Alkitab berkata :

"Orang yang menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang tidak baik."
(Amsal 16:29)


9. Jangan ikut campur dalam pertengkaran orang lain

Kita orang timur, seringkali harus mengakui bahwa pertalian keluarga dan kekerabatan masih kuat. Waktu dia menikah, tidak berarti kita bisa melepaskan diri dari pertalian itu. Persoalan keluarga besar kita, sering juga harus menjadi persoalan kita juga. Oleh karenanya, kita harus berhati-hati dan dapat menahan serta membatasi diri. Jika terjadi persoalan pada keluarga lain, semaksimal mungkin kita harus membatasi diri sehingga tidak terlibat. Keterlibatan kita hanyalah sebatas yang mereka minta, itupun kita harus tahu diri untuk tidak gegabah. Juga kita suami/istri sendiri punya persoalan dengan keluarganya. Kuasai diri dan batasi diri saudara sehingga tidak terseret di dalam persoalan itu. Pada kasus terakhir, hak saudara sebatas dengan suami/istrimu.

Ingat Firman Tuhan berkata:

"Orang yang ikut campur dalam pertengkaran orang lain adalah seperti orang yang menangkap telinga anjing yang berlalu."
(Amsal 26:17)

10. Doakan saya

Kami berdua punya kebiasaan yang baik yang sampai sekarang di terapkan di dalam keluarga kami. Seringkali baik saya maupun istriku, pulang ke rumah dengan membawa persoalan yang di luar. Baik yang menyang kut masalah pelayanan, jemaat maupun keluarga. Kadang kadang karena hal itu saling bertumpuk, membuat hati mulai menjadi sumpek dan mudah kesal. Sampai pada batas itu kami menyadari bahwa kalau di biarkan, tinggal tunggu waktu untuk meledaknya di rumah. Lalu apa yang biasanya kami buat? Saya atau istri biasanya akan minta supaya di doakan. Lalu kami sekeluarga dengan anak anak juga berdoa. Mereka akan berdoa untuk papa atau mama supaya damai Tuhan kembali. Dan hasilnya? Semua kejengkelan dan kesumpekan seketika lenyap, dan amarahpun tidak akan datang Sederhana bukan? Ya...tetapi butuh keterbukaan. Kadangkala sebelum saya sempat mengungkapkan apa yang saya rasakan, istri saya sudah bisa melihat gejala itu. Dia langsung bertanya dan mendoakan saya. Jadi keluarga kami menjadi aman dari gangguan ledakan amarah yang tidak perlu.

Ketika saya nulis naskah buku ini, kami sedang merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-tigapuluh. Secara jujur saya berkata kepada saudara bahwa hidup pernikahan kami sangat di berkati dan indah sekali. Terlebih setelah Roh Kudus membaharui kami sejak tahun 1992, hampir-hampir tidak pernah terjadi pertengkaran dalam kehidupan kami. Kalaupun ada tidak sampai begitu serius dan dengan cepat terselesaikan. Kesepuluh point di atas hanya bisa berjalan jika hubungan kita dengan Tuhan berlangsung dengan indah. Sebab semuanya itu hanyalah refleksi atau pantulan dari hubungan kita dengan Yesus secara pribadi.

Selamat memasuki hidup baru. Saya, istri dan keluarga kami serta segenap team pastoral GPI Immanuel Bandung mengucapkan :

Selamat menempuh hidup baru. Tuhan Yesus memberkati. Kebahagiaan kalian berdua adalah kebahagiaan kami. Pergumulan kalian adalah pergumulan kami. Puji Tuhan!

Komentar

  1. PERNIKAHAN telah menjadi suatu isu yang dilematis bagi banyak orang. Disatu segi "Naluri" manusia untuk berumah tangga sangat besar namun disisi lain kita melihat kenyataan betapa parahnya kehancuran yang melanda pernikahan dari banyak orang. Kita tidak menutup mata akan jerit kepedihan dari para istri yang mendapati bahwa suaminya sudah tidak setia lagi. Sementara anak-anak selalu menjadi korban dari setiap rusaknya hubungan papa dan mama. Mereka menjadi terlantar dan tumbuh liar tanpa kasih sayang kedua orang tua.

    BalasHapus
  2. Perjalanan pelayanan kami selama inipun telah dikenyangkan dengan kisah-kisah semacam itu yang keluar dari mulut orang orag percaya. Kami menyimpulkan bahwa rumah tangga orang kristen-pun tidak kebal dari goncangan-goncangan tersebut. Itulah sebabnya kami mencoba mempersiapkan buku pegangan ini guna memberikan dasar berumah tangga secara alkitabiah dan bertanggung jawab.

    BalasHapus

Posting Komentar