Yesaya 48:22 “Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!” firman TUHAN.
TIDAK ADA DAMAI SEJAHTERA
1. Kata “fasik” di atas berasal dari bahasa Ibrani “rasha” yang arti sederhananya adalah melakukan sesuatu yang salah dengan sengaja. Saya rasa pernyataan di atas adalah pernyataan yang cukup keras, namun sangat benar adanya.
2. Semua orang ingin hidup di dalam damai sejahtera. Namun ada kondisi di mana damai sejahtera tidak bisa bertumbuh, salah satunya ketika kita dengan sengaja melakukan perbuatan yang jahat? Ya, damai sejahtera tidak bisa bertumbuh di sana. Yang tumbuh justru ketakutan, kekuatiran, atau kegelisahan.
3. Lalu, di mana damai sejahtera dapat tumbuh? Firman Tuhan katakan dalam Yesaya 32:17, “Di mana ada kebenaran, di situ akan tumbuh damai sejahtera …” Kitab Yesaya katakan di mana ada YESUS (kebenaran), di situ akan tumbuh damai sejahtera.
Tuhan Yesus memberkati.
Renungan: Menikmati Damai Sejahtera
Di mana ada kebenaran, di situ akan tumbuh damai sejahtera
BalasHapus🙏
HapusAmin
HapusTuhan Yesus memberkati Alfren
HapusGbu
HapusDi dalam Yesus kita menemukan Damai Sejahtera.
BalasHapus♥️
HapusTuhan Yesus memberkati
HapusTuhan Yesus memberkati Haley
HapusTuhan Yesus memberkati
HapusDamai sejahtera tidak akan tumbuh jika dengan sengaja melakukan hal jahat, namun di dalam Yesus kita menemukan damai sejahter.
BalasHapus(Nurhaida)
🌼
HapusMantap
HapusTuhan Yesus memberkati Nurhaida
HapusNamun ada kondisi di mana damai sejahtera tidak bisa bertumbuh, salah satunya ketika kita dengan sengaja melakukan perbuatan yang jahat? Ya, damai sejahtera tidak bisa bertumbuh di sana.
BalasHapusAmin
HapusTuhan Yesus memberkati Calysta
HapusYesaya 48:22 “Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!” firman TUHAN.
BalasHapus(Asri lasroha S)
��
HapusTerima kasih
HapusTuhan Yesus memberkati Asri
HapusDi mana ada kebenaran,di situ akan tumbuh damai sejahtera.
BalasHapusMantap
HapusTuhan Yesus memberkati Sry saragi
HapusTuhan Yesus memberkati Sry
HapusTidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik
BalasHapus💗
HapusGbu
HapusTuhan Yesus memberkati Natalya
HapusYesaya 32:17, “Di mana ada kebenaran, di situ akan tumbuh damai sejahtera …”
BalasHapus��
HapusSemua orang ingin hidup di dalam damai sejahtera. Namun ada kondisi di mana damai sejahtera tidak bisa bertumbuh, salah satunya ketika kita dengan sengaja melakukan perbuatan yang jahat? Ya, damai sejahtera tidak bisa bertumbuh di sana. Yang tumbuh justru ketakutan, kekuatiran, atau kegelisahan.
BalasHapus🌼
HapusTuhan Yesus memberkati
HapusSemua orang ingin hidup sejahtera NIKOLAS TAMBA
BalasHapusMantap
HapusDi mana ada kebenaran, di situ akan tumbuh damai sejahtera . Kitab Yesaya katakan di mana ada YESUS (kebenaran), di situ akan tumbuh damai sejahtera.
BalasHapusGbu
HapusDi mana ada kebenaran,di situlah akan tumbuh damai sejahtera dan tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik
BalasHapus(Rio)
💜
HapusSemua orang ingin hidup di dalam damai sejahtera.
BalasHapus🌺
HapusSemua orang ingin hidup di dalam damai sejahtera. Namun ada kondisi di mana damai sejahtera tidak bisa bertumbuh, salah satunya ketika kita dengan sengaja melakukan perbuatan yang jahat
BalasHapus(Aryo Hutasoit)
💝
HapusTuhan Yesus memberkati
HapusTidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!” firman TUHAN(Beta 9c)
BalasHapus💐
HapusGbu
HapusSemua orang ingin hidup di dalam damai sejahtera. Namun ada kondisi di mana damai sejahtera tidak bisa bertumbuh, salah satunya ketika kita dengan sengaja melakukan perbuatan
BalasHapus🙏🏻
HapusSemua orang ingin hidup di dalam damai sejahtera. Namun ada kondisi di mana damai sejahtera tidak bisa bertumbuh, salah satunya ketika kita dengan sengaja melakukan
BalasHapus💖
HapusAmin
HapusYesaya 48:22 “Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!” firman TUHAN. (Tio sari X Mipa 5)
BalasHapus🌼
HapusTuhan Yesus memberkati Tio
Hapusada YESUS (kebenaran), di situ akan tumbuh damai sejahtera.
BalasHapus🌺
HapusAmin
HapusMiracle di berkati Tuhan
HapusYesaya 48:22 “Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!” firman TUHAN.
BalasHapus(Yolanda XI MIPA 3)
��
HapusTerima kasih
HapusGod bless Yolanda
HapusAmmmin
BalasHapusTerima kasih atas FIRMAN TUHAN yg sllu menguatkan.
Tuhan Yesus memberkati
RDK,Pastor & klrg.
🙏🙏🙏
Damai sejahtera membuat kita sadar bahwa kita mengalami Tuhan didalam hati kita. Amin
BalasHapus💟
HapusYesaya 32:17, “Di mana ada kebenaran, di situ akan tumbuh damai sejahtera …” Kitab Yesaya katakan di mana ada YESUS (kebenaran), di situ akan tumbuh damai sejahtera.
BalasHapus[Merci]
💖
HapusThank you Merciful
HapusTak bisa memaksa orang lain hidup dalam kebenaran, maka harus dimulai dari diri sendiri. Artinya saya bertanggungjawab untuk Membawa damai sejahtera di manapun saya berada.
BalasHapus🧡
HapusFirman Tuhan katakan dalam Yesaya 32:17, “Di mana ada kebenaran, di situ akan tumbuh damai sejahtera …” Kitab Yesaya katakan di mana ada YESUS (kebenaran), di situ akan tumbuh damai sejahtera.
BalasHapus💐
HapusTerimakasih Cyntia
HapusDamai sejahtera ada dalam tuhan Yesus
BalasHapus��
HapusNamun ada kondisi dimana damai sejahtera tidak bisa tumbuh....,
BalasHapusPuji Tuhan. Terimakasih utk perenungan firman Tuhannya. Tuhan Yesus memb'kati om. Sehat selalu. 🙏
����
Hapus♥
BalasHapus🥰
BalasHapus💟
BalasHapus����
BalasHapus♥
BalasHapus🌼
BalasHapus💜
BalasHapusAmin, Semua orang ingin hidup di dalam damai sejahtera. Namun ada kondisi di mana damai sejahtera tidak bisa bertumbuh, salah satunya ketika kita dengan sengaja melakukan perbuatan yang jahat. GBU
BalasHapus(Yehuda Suprato XI MIPA 1)
Thanks Ko Yehuda
Hapus
BalasHapusKata “fasik” di atas berasal dari bahasa Ibrani “rasha” yang arti sederhananya adalah melakukan sesuatu yang salah dengan sengaja. Saya rasa pernyataan di atas adalah pernyataan yang cukup keras, namun sangat benar adanya.
Tuhan Yesus memberkati
BalasHapusTerima kasih
BalasHapusGbu
BalasHapusTuhan Yesus memberkati
BalasHapusTuhan Yesus memberkati
BalasHapusMantap
BalasHapusGbu
BalasHapusIstilah Ibrani untuk damai sejahtera ialah _shalom_; kata ini bukan sekadar menunjuk kepada ketiadaan perang dan pertentangan. Makna dasar _shalom_ ialah keserasian, keutuhan, kebaikan, kesejahteraan, dan keberhasilan di segala bidang kehidupan.
BalasHapusDamai sejahtera dapat mengacu kepada ketenangan dalam hubungan internasional, seperti perdamaian antara dua negara yang bertikai (mis. 1Sam 7:14; 1Raj 4:24; 1Taw 19:19).
BalasHapusDamai sejahtera juga dapat mengacu kepada perasaan mapan dalam suatu bangsa, seperti pada masa kemakmuran dan tidak ada perang saudara (2Sam 3:21-23; 1Taw 22:9; Mazm 122:6-7).
BalasHapusDamai sejahtera dapat dialami sebagai keutuhan dan keselarasan dalam hubungan antar manusia, baik dalam rumah tangga (Ams 17:1; 1Kor 7:15) maupun di luar (Rom 12:18; Ibr 12:14; 1Pet 3:11).
BalasHapusDamai sejahtera dapat mengacu kepada perasaan pribadi seseorang bahwa semua lengkap dan sejahtera, bebas dari kekhawatiran dan merasa tenteram dalam jiwanya (Mazm 4:8; 119:165; bd. Ayub 3:26) dan dengan Allah (Bil 6:26; Rom 5:1).
BalasHapusAkhirnya, sekalipun istilah shalom tidak dipergunakan dalam pasal Kej 1:1-2:25, shalom melukiskan dunia ciptaan asli yang berada dalam keselarasan dan keutuhan sempurna. Ketika Allah menciptakan langit dan bumi, Ia menciptakan dunia yang tenteram dan damai. Kesejahteraan menyeluruh ciptaan ini terungkap di dalam pernyataan yang ringkas, "Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik" (Kej 1:31).
BalasHapusGANGGUAN DAMAI SEJAHTERA.
BalasHapusKetika Adam dan Hawa mendengarkan suara ular dan memakan buah terlarang (Kej 3:1-7), ketidaktaatan mereka membawa masuk dosa dan mengacaukan keselarasan semula dari ciptaan.
Pada saat itu, untuk pertama kalinya Adam dan Hawa mengalami rasa bersalah dan malu di hadapan Allah (Kej 3:8) dan kehilangan damai dalam hati.
BalasHapusDosa Adam dan Hawa di Taman Eden merusak hubungan rukun mereka dengan Allah. Sebelum memakan buah itu, mereka memiliki persekutuan intim dengan Allah di taman itu, tetapi setelah itu "bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman" (Kej 3:8). Daripada menantikan saat dapat bercakap-cakap dengan Allah, mereka kini takut mendengar suara-Nya (Kej 3:10).
BalasHapusTambahan pula, hubungan rukun di antara Adam dan Hawa sebagai suami istri terganggu. Ketika Allah membicarakan dosa itu dengan mereka, Adam menyalahkan Hawa (Kej 3:12), lalu Allah menyatakan bahwa perselisihan akan terus berlangsung di antara pria dan wanita (Kej 3:16); demikian dimulailah konflik sosial yang dewasa ini merupakan bagian kesulitan umat manusia, mulai dari percekcokan dan kekerasan di dalam rumah tangga (bd. 1Sam 1:1-8; Ams 15:18; 17:1) hingga sengketa dan perang antar negara.
BalasHapuskhirnya, dosa mengacaukan kerukunan dan persatuan di antara manusia dengan alam. Sebelum Adam berdosa, dengan sukacita ia bekerja di Taman Eden (Kej 2:15) dan dengan bebas berjalan di antara hewan, memberi nama kepadanya (Kej 2:19-20). Kutukan Allah setelah kejatuhan meliputi permusuhan antara Adam dan Hawa terhadap ular (Kej 3:15), dan kenyataan bahwa bekerja akan mengakibatkan peluh dan kelelahan (Kej 3:17-19). Di mana sebelumnya hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya selaras, kini ada pergumulan dan pertentangan sehingga "sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin"
BalasHapusPEMULIHAN DAMAI SEJAHTERA.
BalasHapusSekalipun akibat dari kejatuhan adalah kehancuran kesejahteraan dan kedamaian manusia dan bahkan seluruh alam ciptaan, Allah merencanakan pemulihan shalom; jadi kisah untuk memperoleh kembali damai sejahtera ialah kisah penebusan di dalam Kristus.
Karena Iblis yang memulai penghancuran kedamaian di dunia kita, maka pemulihannya harus mencakup pembinasaan Iblis dan kuasanya. Sebenarnya, banyak janji PL mengenai kedatangan Mesias adalah janji akan datangnya kemenangan dan damai sejahtera. Daud bernubuat bahwa Anak Allah akan memerintah bangsa-bangsa (Mazm 2:8-9; bd. Wahy 2:26-27; Wahy 19:15). Yesaya bernubuat bahwa Mesias akan memerintah sebagai Raja Damai (Yes 9:5-6). Yehezkiel meramalkan bahwa perjanjian baru yang hendak didirikan Allah melalui Mesias akan menjadi perjanjian damai sejahtera (Yeh 34:25; 37:26). Dan Mikha, ketika menubuatkan kelahiran pemimpin yang akan datang di Betlehem menyatakan bahwa "dia menjadi damai sejahtera" (Mi 5:4).
BalasHapusPada waktu kelahiran Yesus, malaikat mengumandangkan bahwa damai sejahtera Allah telah turun ke bumi (Luk 2:14). Yesus datang untuk membinasakan pekerjaan Iblis (1Yoh 3:8) dan merobohkan semua rintangan pertentangan yang merupakan bagian dari kehidupan kita, sehingga mendatangkan damai (Ef 2:12-17). Yesus memberikan damai sejahtera-Nya kepada semua murid-Nya sebagai warisan kekal sebelum Ia disalibkan (Yoh 14:27; 16:33). Oleh kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus melucuti senjata semua kekuatan dan penguasa musuh dan dengan demikian memungkinkan kedamaian (Kol 1:20; 2:14-15; bd. Yes 53:4-5). Karena itu, pada saat kita percaya kepada Yesus Kristus, kita dibenarkan oleh iman dan berdamai dengan Allah (Rom 5:1). Amanat yang diberitakan orang Kristen ialah kabar baik damai sejahtera (Kis 10:36; bd. Yes 52:7).
BalasHapusSekadar mengetahui bahwa Kristus datang sebagai Raja Damai tidaklah menjamin bahwa dengan sendirinya damai sejahtera akan menjadi bagian kehidupan kita; untuk mengalaminya kita harus dipersatukan dengan Kristus dalam iman yang aktif. Langkah pertama ialah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Bila melakukan itu, kita dibenarkan oleh iman (Rom 3:21-28; 4:1-13; Gal 2:16) dan berdamai dengan Allah (Rom 5:1). Bersama dengan iman, kita harus hidup dalam ketaatan kepada perintah-perintah-Nya agar dapat hidup dalam damai (Im 26:3,6). Para nabi PL sering kali menyatakan bahwa bagi orang fasik tidak ada damai (Yes 57:21; 59:8; Yer 6:14; 8:11; Yeh 13:10,16). Untuk mengalami damai sejahtera Allah, Ia memberikan Roh Kudus kepada kita, yang mulai mengerjakan buah-Nya di dalam diri kita -- satu aspeknya ialah damai sejahtera (Gal 5:22; bd. Rom 14:17; Ef 4:3). Dengan pertolongan Roh, kita harus berdoa memohon damai sejahtera (Mazm 122:6-7; Yer 29:7;
BalasHapusFili 4:7), [atau --> Fili 4:7]
BalasHapusmembiarkan damai sejahtera memerintah hati kita (Kol 3:15), mencari dan mengusahakan damai sejahtera (Mazm 34:15; Yer 29:7; 2Tim 2:22; 1Pet 3:11), dan berusaha sedapat-dapatnya untuk hidup berdamai dengan sesama kita (Rom 12:18; 2Kor 13:11; 1Tes 5:13; Ibr 12:14).
BalasHapusLalu, di mana damai sejahtera dapat tumbuh? Firman Tuhan katakan dalam Yesaya 32:17, “Di mana ada kebenaran, di situ akan tumbuh damai sejahtera …” Kitab Yesaya katakan di mana ada YESUS (kebenaran), di situ akan tumbuh damai sejahtera.
“Kedamaian dapat datang kepada individu hanya melalui penyerahan diri tanpa syarat—penyerahan diri kepada-Nya yang adalah Raja Damai, yang memiliki kuasa untuk menganugerahkan kedamaian.”
BalasHapusDalam meramalkan kelahiran Kristus lebih dari 700 tahun sebelum itu terjadi, Nabi Yesaya menggunakan sebutan-sebutan yang mengungkapkan kekaguman yang luar biasa .… Salah satu dari sebutan-sebutan ini yang khususnya menarik di dunia kita saat ini adalah “Raja Damai” (Yesaya 9:6). “Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan,” dinyatakan Yesaya (ayat 7). Betapa ini merupakan harapan yang menggetarkan hati bagi dunia yang sudah bosan dengan perang dan terbebani dosa!4
BalasHapusKedamaian yang dirindukan dunia adalah saat dihentikannya perseteruan; tetapi manusia tidak menyadari bahwa kedamaian adalah keadaan keberadaan yang datang kepada manusia hanya dengan ketentuan dan syarat yang ditetapkan oleh Allah, dan tidak dengan cara lain.
BalasHapusDalam mazmur di Kitab Yesaya terdapat kata-kata ini: “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.” (Yesaya26:3). Kedamaian sempurna yang disebutkan oleh Yesaya ini datang kepada seseorang hanya melalui suatu kepercayaan kepada Allah. Ini tidak dipahami oleh dunia yang tidak percaya.
BalasHapusPada kesempatan terakhir ketika Yesus mengadakan perjamuan malam bersama Dua Belas, Dia membasuh kaki mereka, memecah-memecahkan roti bagi mereka, dan mengedarkan cawan kepada mereka; kemudian, setelah Yudas pergi dari tengah-tengah mereka, Guru berbicara kepada mereka berkepanjangan. Di antaranya, Dia memberi tahu tentang kematian-Nya yang akan segera datang dan tentang pusaka warisan yang Dia tinggalkan bagi mereka masing-masing. Dia tidak mengumpulkan barang, harta benda, tidak pula kekayaan. Catatan tersebut memberi tahu kita bahwa tidak ada harta milik selain pakaian yang Dia kenakan, dan pada keesokan harinya setelah penyaliban ini pun akan dibagi-bagi oleh para serdadu, yang akan mengundi untuk jubah-Nya. Pusaka warisan-Nya diberikan kepada para murid-Nya dalam bentuk kata-kata yang sederhana namun dalam ini: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yohanes 14:27).
BalasHapusDia menggunakan bentuk salam dan doa orang Yahudi: “Damai Sejahtera-Ku Kuberikan Kepadamu” Ucapan salam dan pusaka warisan ini bukan untuk mereka ambil dalam arti biasa, karena Dia berfirman, “… apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.” Bukan harapan kosong, bukan sekadar upacara basa-basi, sebagaimana orang dunia menggunakan kata-kata tersebut sebagai masalah budaya; tetapi sebagai pemrakarsa dan Raja Damai, Dia memberikannya kepada mereka. Dia melimpahkannya kepada mereka dan berfirman, “Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Dalam beberapa jam mereka akan mengalami masalah, tetapi dengan kedamaian-Nya mereka dapat mengatasi rasa takut dan tetap berdiri teguh.
BalasHapusPernyataan-Nya yang terakhir kepada mereka sebelum menutup doa pada malam yang mengesankan itu adalah ini: “… dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yohanes 16:33.).
BalasHapusAmin
BalasHapusHanya ada satu tangan yang membimbing di alam semesta, hanya satu terang yang benar-benar sempurna, satu mercusuar yang tidak pernah gagal bagi dunia. Terang itu adalah Yesus Kristus, terang dan hidup dunia, terang yang oleh seorang nabi Kitab Mormon gambarkan sebagai “terang yang tanpa akhir, yang tidak pernah dapat digelapkan.” (Mosia 16:9).
BalasHapusSewaktu kita mencari pantai keselamatan dan kedamaian, baik kita wanita dan pria secara individu, keluarga, komunitas, ataupun bangsa, Kristus adalah satu-satunya mercusuar yang padanya kita dapat pada akhirnya bersandar. Dia adalah yang mengatakan tentang misi-Nya, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” (Yohanes 14:6)
BalasHapusPertimbangkan, misalnya, petunjuk ini dari Kristus kepada para murid-Nya. Dia berfirman, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Matius 5:44).
BalasHapusPikirkan manfaat apa yang akan diberikan petuah ini saja terhadap lingkungan tempat tinggal Anda dan saya, di komunitas di mana Anda dan anak-anak Anda tinggal, di negara-negara yang membentuk keluarga global kita yang besar. Saya menyadari ajaran ini menimbulkan tantangan yang signifikan, tetapi pastinya ini merupakan tantangan yang lebih ramah daripada tugas-tugas menakutkan yang ditimbulkan bagi kita oleh peperangan dan kemiskinan serta rasa sakit yang terus dihadapi dunia.
BalasHapusDunia tempat kita tinggal, apakah dekat rumah ataupun jauh, membutuhkan Injil Yesus Kristus. Injil menyediakan satu-satunya jalan bagi dunia mengenal kedamaian .… Kita membutuhkan dunia yang lebih damai, tumbuh dari keluarga dan lingkungan serta komunitas yang lebih damai. Untuk memperoleh dan memupuk kedamaian semacam itu, “kita haruslah mengasihi sesama, bahkan musuh-musuh kita seperti juga teman-teman kita”
BalasHapusKita perlu mengulurkan tangan persahabatan. Kita perlu menjadi lebih baik hati, lebih lemah lembut, lebih mengampuni, dan lebih lambat untuk marah.
BalasHapusCara utama Allah bertindak adalah melalui bujukan dan kesabaran serta kepanjangsabaran, bukan melalui pemaksaan dan konfrontasi langsung. Dia bertindak melalui ajakan yang lembut dan melalui bujukan yang manis.
BalasHapusAmin
BalasHapusIstilah “Peace” atau “damai sejahtera” sebenarnya dikenal oleh setiap bahasa dari bangsa manapun didalam dunia ini. Baik itu “Shalom aleikhem” dalam bahasa Ibrani, Assalamu ‘alaikum dalam bahasa Arab, “Rahayu” dalam bahasa Jawa, “Santi” bagi orang Bali, “Sancay” bagi orang Budha. Hal ini membuktikan bahwa secara sosiologis-anthropologis setiap manusia dari bangsa manapun merindukan terjadi didalam dirinya suatu kondisi yang disebut diatas
BalasHapusKonsep mengenai “kedamaian” didalam setiap bangsa maupun didalam setiap ajaran agama adalah berbeda-beda dan bervariasi. Namun minimal memiliki satu kesamaan jika itu berhubungan diri sendiri dan keadaan lingkungannya. Persamaan itu adalah rasa damai itu dihubungkan dengan sifat ketenangan, tidak ada gangguan yang membuat hati menjadi gusar, takut, kuatir.
BalasHapusSuasana Shalom sebenarnya dimulai pada saat penciptaan alam semesta dan isinya. Dalam Kitab Kejadian 1:31 Allah berkata:
BalasHapus“Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Didalam ayat ini dikatakan bahwa Allah melihat segala yang dijadikan itu amat baik/ Hinne Tob/Dimata Allah keadaan ciptaanNya itu bukan sekedar “baik/tob” namun “sangat baik/Hinne Tob” dengan penekanan khusus untuk menunjukkan bahwa karyanya itu baik bukan dalam makna yang biasa-biasa, namun dalam pengertian yang luar biasa. Didalam bahwa Ibrani kata Tob/bAj bermakna suatu kondisi yang termasuk pada suasana Shalom/~Alv. Karena “baik” disini bermakna suatu kondisi yang tenang, makmur, kelimpahan segala sesuatu yang baik, selamat.
BalasHapusPandangan Alkitab ini sekaligus menolak pandangan filsafat-filsafat yang ada bahwa alam beserta isinya bahkan termasuk manusia adalah suatu keadaan yang kotor, yang tidak sempurna ketika diciptakan.[2]
Namun keadaan manusia yang yang ditempatkan Allah pada situasi yang sangat baik itu tidak berlangsung lama. Ketika manusia mulai tertipu oleh kelicikan si ular tua maka situasi “Tob” yang merupakan bagian dari keadaan shalom itu mulai rusak.
Manusia yang diciptakan pertama tanpa mengenal rasa takut kecuali kepada Allah telah mulai mengalami rasa takut yang tidak sehat. Ya… ini adalah ketakutan yang tidak normal dalam pandangan Allah. Ketakutan yang diakibatkan oleh dosa.
BalasHapus“Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut/arey", karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
Alkitab mencatat rasa takut yang dimiliki oleh manusia untuk yang pertama kalinya pada ayat ini. Manusia itu menjadi takut/Yare akibat dosa yang diperbuat. Ketakutan ini menunjukkan tidak adanya peace/shalom didalam diri manusia akibat dosa. Berarti dosa merupakan salah satu penghambat shalom itu menjadi realitas hidup dalam diri manusia
BalasHapusSebelum kejatuhan manusia kedalam dosa, sumber shalom yang dimiliki manusia itu berasal dari hubungan mereka dengan Allah. Sebelum manusia jatuh kedalam dosa hubungan manusia dan Allah terbukti sangat akrab. Rupanya Allah sering mendatangi taman eden untuk berakrab ria dengan manusia ciptaanNya. Dalam Kejadian 3:8 disana ditulis bahwa Allah mendatangi manusia ketika manusia itu jatuh kedalam dosa. Secara tidak langsung dalam ayat ini kita mengetahui bahwa sebelumnya Allah sering berkunjung ke Eden.
BalasHapusAkibat kejatuhan manusia kedalam dosa maka hubungan Allah dan manusia yang sebelumnya damai itu telah rusak. Dosa telah menjadi penghalang “Shalom” itu menjadi nyata dalam hidup manusia yang sangat dikasihinya.
BalasHapusSehingga menurut pandangan Alkitab bagaimana manusia itu mengalami shalom dalam hidupnya maka manusia harus kembali kepada fitrahnya yang mula-mula. Sumber damai itu adalah Allah sendiri, karena Alkitab berkata bahwa Ia adalah The Lord of Peace/ رَبُّ السَّلاَمِ(2tes 3:16).
BalasHapusDamai sejahtera dalam bahasa Ibrani adalah Shalom, Eiriene/didalam bahasa Yunani. Kedua istilah ini memiliki makna yang sangat luas sekali. Makna Shalom atau Eirene adalah : Keharmonisan dengan Allah dan sesama, ketenangan, kemakmuran, keamanan/rasa aman, keutuhan jiwa dan pikiran.
Jika Allah itu adalah sumber Shalom itu sendiri maka satu-satunya cara untuk mengalami shalom itu dengan menjalin hubungan yang baik dengan sang Shalom itu sendiri.
BalasHapus“dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
(2 korintus 5:20 b)
Untuk memiliki shalom yang bersumber dari Allah maka mau atau tidak mau manusia harus berdamai dengan Allah. Pendamaian itu diperoleh melalui persekutuan dengan Kristus. Percaya kepada karya penebusanNya dan hidup dalam hubungan dengan Dia. Yesus mengakui bahwa “damai” juga bisa diberikan oleh dunia yang berasal dari setan
BalasHapusDimana ada kebenaran,disitu akan tumbuh damai sejahtera
BalasHapusDunia ini juga bisa menawarkan apa yang disebut kedamaian. Namun sebagaimana yang Yesus katakan -jika memang kita percaya pada perkataanNya- bahwa damai yang diberikan dunia melalui segala konsep-konsepnya berbeda dengan damai yang diberikan oleh Tuhan sendiri.
BalasHapusDidalam dunia ini ada banyak kelompok yang menawarkan kedamaian menurut cara mereka melalui Yoga, Trancedental Meditation, Reiki, dll. Semua ini “damai” yang ditawarkan dunia kepada manusia. Allah tidak menginginkan anaknya mencari damai sejahtera yang ditawarkan dunia. Kenapa Allah melarang anak-anakNya mencari damai sejahtera yang berasal dari dunia? Disamping dunia yang tidak terlihat ini juga ada dunia yang tidak kasat mata. Didunia yang tidak kasat mata dibagi lagi menjadi dua kawasan yang saling kontradiksi pada segi prinsip maupun kuasa. Kawasan yang pertama adalah Surga, kediaman Allah yang maha tinggi, kawasan yang kedua adalah tempat tinggal setan, roh-roh diudara. Dua kekuatan ini sama-sama bekerja pada alam yang tampak yang dihuni oleh manusia. Tidak ada wilayah abu-abu didunia ini. Jika anda berada dikawasan Allah maka anda tidak bisa sekaligus berada dikawasan setan. “Tidak seorangpun dapat mengabdi kepada dua Tuan”, demikian kata Yesus.
Prinsip damai sejahtera yang diajarkan Allah ada didalam Alkitab. Berarti apa yang disebut damai sejahtera namun tidak mengandung prinsip-prinsip yang terdapat didalam FT maka itu bukan damai sejahtera yang berasal dari Allah. Damai itu dari dunia, sedangkan dunia tanpa Allah berarti tempat bagi kehadiran setan.
BalasHapusAlasan berikutnya kenapa Allah melarang sesorang untuk mencari damai sejahtera dunia adalah semua damai sejahtera yang diajarkan dunia bersumber dari kekuatan manusia sendiri yang menafikkan karya Allah didalamnya. Hal ini menyebabkan manusia rawan jatuh kedalam penipuan-penipuan serta penyesatan yang dilancarkan oleh setan sendiri. Allah tidak ingin manusia terus menerus disesatkan oleh setan.
BalasHapusAllah menginginkan anak-anakNya bergantung sepenuhnya kepadaNya. Bukan karena Allah ingin diakui,atau gila hormat. Semua demi kebaikan kita, karena Dia Pribadi yang mengasihi kita dan tidak pernah memiliki maksud jahat dalam kehidupan kita. Dia tidak pernah ingin menyesatkan kita kedalam kebinasaan. Sedangkan Iblis adalah Pendusta bahkan Bapa segala dusta, kita tidak pernah tahu sejauh mana akal liciknya untuk menjatuhkan kita. Allah tidak ingin manusia jatuh kedalam kelicikan setan
BalasHapusAllah menginginkan umatNya terus menerus hidup dalam damai sejahtera setelah mereka hidup dalam perdamaian dengan Allah. Bahkan damai sejahtera seharusnya menjadi ciri kehidupan kekristenan.
BalasHapusDengan memiliki persekutuan yang erat dengan Allah maka secara otomatis kita akan mengalami damai sejahtera Allah didalam hidup kita. Persekutuan disini bukan sekedar karna kewajiban dan kebiasaan. Juga bukan hanya cukup pada ibadah pada hari minggu. Namun setiap waktu, setiap saat memiliki hati yang terfokus kepada Allah.
BalasHapusTidak cukup hanya dengan beribadah, namun kita juga harus merubah pola pemikiran kita yang gampang terpengaruh dengan keadaan-keadaan jasmani. Pikiran yang mudah dipengaruhi dengan keadaan jasmani akan berdampak kepada perasaan. Perasaan yang dipengaruhi dengan keadaan jasmani yang negatif akan menimbulkan kekuatiran, ketakutan, rasa tidak tenang yang berlebih-lebihan. Pikiran Kristus adalah Firman Allah, menyelaraskan pikiran kita dengan firman Allah. Menempatkan Firman Allah lebih tinggi dari keadaan-keadaan jasmani yang terlihat. Dengan memfokuskan diri kepada Firman Allah maka shalom itu akan ada didalam kehidupan kita.
BalasHapusKitab Amsal berkata untuk kita menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan karena darisanalah terpancar kehidupan. Salah satu prinsip untuk hidup dalam shalom Allah adalah tidak menyimpan sakit hati, dendam dan emosi yang berlebih-lebihan kepada orang lain. Hati yang diliputi oleh kemarahan yang membara, dendam maka tidak akan pernah mengalami shalom. Justru dengan memiliki sikap seperti ini maka kita rentan terhadap serangan-serangan setan.
BalasHapusMengeluh adalah sebuah perbuatan yang sangat tidak disenangi oleh Allah. Karena mengeluh itu menunjukkan ketidakpuasan akan apa yang sudah Allah beri dalam hidup kita. Mengeluh akan membawa kehidupan kita semakin buruk. Kata-kata bisa membawa kepada kehidupan namun juga membawa kepada kematian. Suatu saat apa yang sering kita keluhkan tanpa kita berubah akan menjadi kenyataan dalam hidup kita. Karena itu kita harus mengubah keluhan menjadi kata-kata iman, kata-kata berkat, kata-kata kehidupan dalam hidup kita. Dengan menjaga lidah bibir kita maka kita akan memiliki shalom itu dalam kehidupan kita.
BalasHapusSebagaimana Adam dan Hawa ketika keluar dari jalur firman Allah maka hidupnya mulai dilanda ketakutan yang menandakan tidak adanya damai sejahtera, maka kita juga harus senantiasa hidup dalam kebenaran Allah, hidup selalu dalam pemberesan dengan Allah dengan tidak menunda-nunda meminta ampun atas apa yang telah kita perbuat. Karena hidup dalam kebenaran Allah membawa damai sejahtera dalam kehidupan kita.
BalasHapusAmin
BalasHapusDimana ada kebenaran disitu ada damai sejahtra dan dimana ada Yesus (KEBENARAAN), disitu akan tmbuh damai sejahtra.
(Nama:Dea Anjelina.P.S)
Gbu Dea
HapusTuhan Yesus memberkati Debora
BalasHapusGod bless
BalasHapusTuhan Yesus memberkati Keisya
BalasHapusGod bless Sary
BalasHapusLalu apa yang dikatakan berdamai dengan diri sendiri itu? Berdamai dengan diri sendiri adalah orang yang mampu menjaga tingkat kedamaian dan kesejahteraan di dalam hidupnya tanpa dipengaruhi oleh keadaan apapun, baik di dalam maupun di luar kehidupannya.
BalasHapusThx Reva
BalasHapusThanks Renhad
BalasHapusThank you Ami
BalasHapusAda beberapa prinsip mengalami damai sejahtera. Pertama, di mana ada kekudusan dan kebenaran, di situlah ada damai sejahtera (Yesaya 57:51). Kedua, damai sejahtera hanya ada di dalam diri Tuhan Yesus Kristus (Efesus 2:14). Dan ketiga, damai sejahtera tidak akan pernah terjadi jikalau hal baik dan hal jahat tetap bersatu.
BalasHapusMengapa orang sulit berdamai dengan diri sendiri? Hari ini, mari kita belajar, mengapa orang sulit berdamai dengan diri sendiri. Pertama, karena masih keras kepala. Dalam Kejadian 4:6-7 dijelaskan: “Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
BalasHapusAlasan pertama mengapa kita sulit berdamai dengan diri sendiri adalah karena keras kepala atau tegar tengkuk. Orang yang keras kepala, tidak mau menurut nasihat manusia. Penyebab keras kepala adalah selalu menutupi kekurangannya dan selalu menutupi kesalahannya. Akibatnya adalah orang yang memiliki sikap keras kepala itu sulit diajak berdiskusi, sulit diajak ngomong baik-baik dan sulit memiliki teman atau sahabat.
BalasHapusPadahal, seorang pembawa damai itu adalah orang yang selalu setia kepada Firman Tuhan dan menjadikan Firman itu sebagai landasan hidup walau banyak yang harus dihadapi dalam tantangan. Pembawa damai adalah orang yang berani menghadapi semua persoalan dan kesulitan yang ada tanpa berniat untuk menghindar apalagi lari dari kenyataan yang dihadapi.
BalasHapusPembawa damai adalah mereka yang berani mengambil keputusan dalam situasi sulit apapun agar tidak terjerat dalam lingkaran kesulitan yang berlarut-larut. Saudara, kalau damai itu definisinya seperti itu sementara pembawa damai belum berdamai dengan diri sendiri, mana mungkin akan terjadi kedamaian?
BalasHapusAlasan kedua mengapa orang sulit berdamai dengan dirinya sendiri adalah karena masih hidup dalam kesombongan dan keangkuhan. Dalam Yesaya 2:11 dijelaskan, “Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya Tuhan sajalah yang Maha Tinggi pada hari itu.”
BalasHapusOrang sombong hanya menghargai dirinya sendiri dan secara berlebihan, orang sombong maunya dianggap hebat dari yang lain, orang sombong suka merendahkan orang lain dan tidak mau menghargai orang lain.
BalasHapusPadahal, pembawa damai itu berarti hanya berniat untuk selalu berbuat kebaikan bagi sesamanya. Pembawa damai itu berarti orang yang rela berkorban menahan diri walaupun harus menderita dan yang penting tidak terjadi keributan atau kekacauan. Pembawa damai selalu mengutamakan kepentingan orang lain ketimbang kepentingan diri sendiri. Kalau damai itu definisinya atau artinya begitu sementara yang membawa damai belum mengalami damai pribadi, yaitu masih ada suatu kesombongan, mana mungkin damai itu akan terjadi.
BalasHapusAlasan ketiga mengapa orang sulit berdamai dengan diri sendiri, karena masih hidup dalam kemunafikan. Dalam 1 Yohanes 4:20 dijelaskan, “Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.”
BalasHapusOrang munafik selalu mengatakan yang tidak sesuai dengan apa yang dilakukannya. Orang munafik selalu ingin terlihat baik, sementara dia itu adalah tidak baik. Orang munafik adalah orang yang bermuka dua.
BalasHapusPadahal, pembawa damai itu ibarat pertemuan orang yang saling berjabat tangan atau salaman, hingga ada keinginan untuk merasakan damai. Tidak ada kesombongan, kebohongan, benci, dan gosip di setiap percakapan dalam pertemuan tersebut. Bahkan, percakapan yang terjadi hanya menyenangkan hati tanpa ada unsur ketidakbaikan.
BalasHapusPembawa damai adalah orang yang selalu pro aktif untuk melakukan yang baik, selalu menyelesaikan setiap masalah dan persoalan yang ada. Pembawa damai adalah orang yang tidak pernah kecil hati pada saat orang lain tidak menghargai apa yang ia lakukan, meski dia telah melakukannya dengan penuh pengorbanan dan perjuangan keras. Kalau pengertian damai yang seperti itu sementara pembawa damai masih munafik, apakah akan terjadi damai? Tidak mungkin.
BalasHapusOleh sebab itu, agar dapat berdamai dengan diri sendiri, maka kita harus berhenti hidup dari keras kepala, berhenti hidup dari kesombongan dan keangkuhan, berhenti hidup dari kemunafikan.
BalasHapusKeberadaan orang percaya seharusnya selalu membawa damai bagi semua orang. Sebab, membawa damai berarti mengekspresikan kasih Allah. Bukan sebaliknya, kita justru menjadi batu sandungan dan membuat orang lain kecewa dan sakit hati.
BalasHapusTuhan Yesus memberkati Jessica
BalasHapusBukti bahwa kita sudah menjalankan tugas pendamaian adalah ketika hidup kita sudah menjadi kesaksian bagi banyak orang. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”
BalasHapusAmin
HapusOleh karena itu, libatkan selalu Allah dalam langkah kehidupan kita, maka sebutan anak-anak Allah akan menjadi predikat dalam kehidupan kita. Kalau kita disebut anak-anak Allah, maka kita adalah ahli waris di dalam kerajaan Sorga.
BalasHapusOleh sebab itu, marilah kita terus-menerus mengoreksi diri kita, membereskan hidup kita, senantiasa bertobat secara sungguh-sungguh, tetap memelihara iman kepada Tuhan Yesus dan hubungan kasih dengan sesame, supaya hubungan kita dengan Tuhan semakin akrab, semakin karib sehingga Tuhan sayang kepada kita. Amin.
BalasHapus
BalasHapusAmin
DI MANA KETENANGAN DI SITU ADA DAMAI SEJAHTERA
BalasHapusAminn, didalam yesus kita menemukan damai sejahtera
BalasHapusDamai Sejahtera menyertai kita semua
BalasHapusSemua orang ingin hidup di dalam damai sejahtera. Namun ada kondisi di mana damai sejahtera tidak bisa bertumbuh, salah satunya ketika kita dengan sengaja melakukan perbuatan yang jahat? Ya, damai sejahtera tidak bisa bertumbuh di sana. Yang tumbuh justru ketakutan, kekuatiran, atau kegelisahan
BalasHapusAmen Semua orang ingin hidup di dalam damai sejahtera
BalasHapusDamai Sejahtera selalu ada di hati Kita. Amen...
BalasHapus(Jonathan Sitorus, XI-MIPA-6)
Yesaya 48:22 “Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!” firman TUHAN.
BalasHapus(INDAH PERMATASARI BR HOMBING)
Amin
BalasHapusTuhan Yesus memberkati
BalasHapusAmin, Tuhan Yesus memberkati
BalasHapus
BalasHapusTidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!” firman TUHAN. Amin
Amin tuhan yesus memberkati
BalasHapusDi mana ada kebenaran, di situ akan tumbuh damai sejahtera . Kitab Yesaya katakan di mana ada YESUS (kebenaran), di situ akan tumbuh damai sejahtera.
BalasHapus(Elisa Stefani Sihombing XI IPS 1)
Yesus sumber damai sejahtera, yg akan memberi ketenangan meskipun sedang dalam pergumulan...
BalasHapusKetika ada Yesus disitu akan ada damai sejahtera,ketika kita melakukan perbuatan yang jahat secara sengaja maka disitulah damai sejahtera tidak akan tumbuh dalam kehidupan kita,yang akan tumbuh ialah ketakutan kekuatiran dan kegelisahan. Dimana ada ketenangan,disitu akan tumbuh damai sejahtera yg dari Allah
BalasHapusKitab Yesaya katakan di mana ada YESUS (kebenaran), di situ akan tumbuh damai sejahtera. Amin
BalasHapus- Karina Febhy
Yesaya 48:22 “Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!”
BalasHapusAmin
- Juan Marsel Silitonga
Yesaya 32:17, “Di mana ada kebenaran, di situ akan tumbuh damai sejahtera …” ( Alfredo )
BalasHapusAmin
BalasHapus